OBSTETRI GINEKOLOGI
1
LATAR BELAKANG
ANTIBIOTIK ANTIBIOTIK
ANTIBIOTIK
2
PROBLEM
3
LATAR BELAKANG
4
PPAB
• Kumpulan pernyataan sistimatis yg dirancang bagi klinisi utk mengambil
keputusan yg tepat bagi perawatan pasien pada situasi klinik yg spesifik:
AB utk kasus penyakit infeksi
(Field MJ, Institute of Medicine, National Academy Press, Wash. DC. 1990)
5
KEBIJAKAN ANTIBIOTIK
(PERMENKES 8/2015 HAL 13-15)
Kebijakan Umum
a. Penanganan kasus infeksi multidisiplin.
b. AB terapi meliputi :
– Empiris kasus infeksi/ diduga infeksi yg belum diketahui
bakteri causa & pola kepekaannya.
– Definitif kasus infeksi yg sudah diketahui jenis bakteri
penyebab & pola kepekaannya.
c. AB profilaksis bedah pre, durante & paling lama 24 jam
pascaoperasi pd operasi bersih & bersih terkontaminasi sesuai
ketentuan yang berlaku.
d. Operasi terkontaminasi & kotor tidak perlu AB profilaksis, tetapi
diberikan AB terapi empirik
6
KEBIJAKAN ANTIBIOTIK
(PERMENKES 8/2015 HAL 13-15)
• Pernyataan kebijakan umum dari RS terkait penggunaan AB
• Pernyataan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba di RS
Misalnya :
Penggunaan AB diatur, diawasi & dikendalikan oleh Direktur RS melalui
Tim/Komisi PPRA
Setiap KSM memiliki Pedoman Seleksi Pemberian AB utk membantu
membedakan kasus-kasus yg membutuhkan & tdk membutuhkan AB
sesuai Pilot Project
Setiap KSM memiliki Pedoman Penggunaan AB (PPAB) untuk memandu
agar pasien yg membutuhkan AB diberikan AB dgn bijak
Setiap pemberian AB empirik harus didahului pengambilan spesimen
kultur dgn specimen handling yg benar
AB profilaksis bedah diberikan sesaat sebelum operasi, dpt diulang
sampai maksimal 24 jam pasca operasi
7
KEBIJAKAN ANTIBIOTIK (ANTIBIOTIC POLICY)
• Restriksi AB :
Lini 1 : Jenis …… Boleh diresepkan dokter umum, PPDS, Sp1, Sp2
Lini 2 : Jenis …… Boleh diresepkan Sp1, Sp2
Lini 3 : Jenis …… Boleh diresepkan dgn persetujuan Sp2 Infeksi/ Tim PRA
• Laboratorium Mikrobiologi Klinik berkewajiban :
Mengirimkan preliminary report dalam 24 jam
Mengirimkan final report dalam 3-5 hari (kultur darah, LCS, cairan steril)
dan 2-3 hari (urin, feses, pus)
Melakukan konsultasi klinik & memastikan turnaround time
• AB generasi mutakhir (meropenem, ceftazidim, cefepim, vankomisin,
linezolid) digunakan hanya utk isolat MDRO dgn preautorisasi Tim PRA
• Instalasi Farmasi RSUP menerapkan automatic stop order pada keadaan-
keadaan tertentu
8
KEBIJAKAN ANTIBIOTIK
(PERMENKES 8/2015 HAL 13-15)
2. Kebijakan Khusus
a. Pengobatan awal
1) Pasien yang secara klinis diduga/diidentifikasi mengalami infeksi bakteri
diberi AB empirik selama 48-72 jam
2) Pemberian AB lanjutan harus didukung data hasil pemeriksaan
laboratorium dan mikrobiologi
3) Sebelum pemberian AB dilakukan pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan mikrobiologi
b. AB empirik ditetapkan berdasarkan pola mikroba dan kepekaan ABsetempat
c. Farmasi RS dapat melakukan automatic stop order pada keadaan tertentu
d. RS memiliki panduan utk membedakan pasien yg ada/ tidak ada indikasi AB
9
PROTOKOL?
10
MENGAPA PPAB DIPERLUKAN
11
KELEMAHAN PADA PPAB
12
HAMBATAN POTENSIAL
PADA PENYUSUNAN PPAB
• Tim Penyusun
– Memiliki waktu yg terbatas, kesibukan
– Sumber data terbatas
– Motivasi & Kemampuan utk bekerjasama
• PPAB tdk disusun secara representatif kepatuhan rendah
• PPAB tdk disusun berdasarkan bukti yg jelas sub optimal /
tdk effektif
• PPAB yg bertentangan dgn PPAB institusi lain menyulitkan
para pengguna
• Kemungkinan tdk tepat pd kondisi pasien tertentu
13
SUSUNAN PPAB
(KEMENKES 2015)
15
SUSUNAN PPAB
(KEMENKES 2015)
16
ALGORITME DEMAM ( DEP ANAK RSDK TH 2008 )
Kultur darah ( sebelum
Laboratorium rutin : pemberian Antibiotik )
Demam -Darah Rutin
-Urin Rutin Kultur urin jika
mengarah ke ISK
Didapatkan : salah satu Kultur tinja jika
1.SIRS ( +) mengarah bakterial mengarah ke infeksi GI
2.Umur < 3 bulan bakterial
3. Fokus infeksi bakteri (+)
4.Sakit berat / Toxic appearance Negatif ( - ) Antibiotik ( - )
Implementasi
Internal Review
- Reliabilitas Hasil Evaluasi
- Kepatuhan
- Morbiditas Mortalitas
Up date/ Revisi 18
PEDOMAN PENGENDALIAN PEDOMAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIBIOTIK RESISTENSI ANTIBIOTIK
Edisi I Edisi I
2009 2009
19
PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
SUB BAGIAN : INFEKSI & PENYAKIT TROPIS
20
PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
SUB BAGIAN : INFEKSI OSTETRI
21
KLASIFIKASI OPERASI
22
OPERASI BERSIH:
• Tdk perlu AB
• Perlu AB profilaksis
- Kerusakan jaringan yg luas
- Waktu operasi lama
- Faktor-faktor penderita
- Usia lanjut - DM
- Keganasan - CRF
- Kortikosteroid - Sitostatika
23
Operasi Bersih Kontaminasi:
- Perlu AB profilaksi
Operasi Kontaminasi:
- AB profilaksis
Operasi Kotor:
- AB Terapeutik
24
AB DALAM PEMBEDAHAN
• AB profilaksis:
- prabedah
- intra bedah
• AB terapeutik:
- pra bedah
- pasca bedah
25
ANTIMIKROBA UNTUK PROFILAKSIS
26
PEMILIHAN AB:
- Tepat indikasi
- Tepat dosis
- Tepat saat pemberian
- Tepat cara pemberian
- Tepat penderita
27
AB PROFILAKSIS
28
PRINSIP
29
PRINSIP
30
PROFILAKSIS NON PEMBEDAHAN
31
PROFILAKSIS PEMBEDAHAN
OBSTETRI
32
33
TERIMA KASIH
34