Anda di halaman 1dari 28

FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

BAB 1 PENGUKURAN
MIND MAPPING

1
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

FISIKA ITU ASYIK (Yohanes Surya, Ph.D.)

2
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

Bab 1 PENGUKURAN
1. DEFINISI PENGUKURAN

 Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan gejala-gejala alam


melalui pengamatan/observasi atau ilmu yang membuktikan kebenaran
dugaan akan keteraturan gejala-gejala alam melalui pengamatan/observasi.

 Mengukur dalam fisika adalah sebuah kegiatan pengamatan/observasi yang


bersifat sistematis dan ilmiah untuk mendapatkan nilai dari sebuah besaran
di alam ini dengan alat ukur tertentu.
 Jadi tujuan utama pengukuran dalam ilmu fisika adalah :

1. Untuk menemukan keteraturan gejala-gejala alam.


Artinya seorang pengukur mengukur suatu gejala alam untuk
mengumpulkan banyak data, kemudian data yang terkumpul itu diolah
untuk mendapatkan keteraturan gejala alam yang belum diketahui.

2. Untuk membuktikan kebenaran dugaan akan gejala-gejala alam.


Artinya seorang pengukur mengukur suatu gejala alam untuk
mengumpulkan banyak data, kemudian data yang terkumpul itu diolah
untuk mendapatkan bukti tentang kebenaran dugaan keteraturan gejala
alam yang sebelumnya telah diperoleh.
 Tujuan Pengukuran di SMA adalah untuk :
1. Mengenal berbagai alat ukur dan dapat menggunakannya dengan
ketelitian yang baik.
2. Mengenal berbagai hukum fisika melalui pengukuran yang dilakukan
dalam eksperimen di laboratorium.

 Definisi Pengukuran adalah membandingkan sebuah besaran tertentu


dengan besaran lain yang memiliki sebuah satuan.
Contoh : Mengukur panjang sebuah pensil dengan sebuah penggaris.

Yang terjadi adalah kita membandingkan besaran panjang dari sebuah pensil
dengan besaran panjang dari sebuah penggaris yang memiliki satuan
centimeter atau milimeter dan dari hasil perbandingan tersebut keluarlah
sebuah nilai panjang pensil yang dinyatakan dalam satuan yang terdapat
pada penggaris tersebut, misalnya panjang pensil tersebut adalah 10,6 cm.
 Menonton Film : POWERS OF TEN & UKURAN BENDA LANGIT

Diskusikan : Kesan apa yang kamu rasakan dari film tersebut berkaitan
dengan imanmu kepada Tuhan? Adakah sikap yang dapat kamu ambil setelah
menonton film tersebut?

3
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

2. ASPEK-ASPEK PENGUKURAN
1. Akurasi

 Tingkat akurasi menyatakan seberapa dekat hasil pengukuran dengan


nilai yang sebenarnya.
 Merupakan jumlah total kesalahan yang muncul dapat muncul dari hasil
pengukuran.
 Tingkat akurasi tinggi belum tentu pengukuran itu presisi.
2. Presisi

 Menyatakan seberapa dekat hasil pengukuran satu sama lain jika


dilakukan berulang kali.
 Merupakan jumlah total kesalahan random dari hasil pengukuran.

 Tingkat presisi yang tinggi belum tentu pengukuran itu akurat.


Perhatikan gambar di bawah ini! Titik yang diberi lingkaran adalah nilai
yang sebenarnya, sementara titik-titik yang lainnya adalah hasil
pengukurannya.

3. Sensitivitas
 Menyatakan kemampuan sebuah alat ukur untuk mendapatkan
perbedaan yang relatif kecil dari hasil pengukuran

 Dinyatakan oleh n.s.t (nilai skala terkecil), semakin kecil n.s.t maka
semakin sensitiv alat ukur tersebut.

4
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

 Untuk mengukur besaran yang nilainya kecil diperlukan alat ukur yang
sensitiv, tetapi untuk besaran yang besar, alat ukur tidak harus sensitiv.
Berikan contohnya !

3. ASPEK-ASPEK ALAT UKUR

 Pertanyaan cepat : Sebutkan 10 buah alat ukur yang ada dirumahmu !


 Perhatikan satu alat ukur yang kamu bawa (penggaris, busur derajat, botol
minuman, dll), apa sajakah hal-hal yang terdapat pada semua alat ukur?

1) Nama alat ukur, misalnya timbangan badan, penggaris sekolah, dll.


2) Besaran yang akan diukur, misalnya busur derajat mengukur besaran
sudut, termometer badan mengukur besaran suhu, dll.

3) Satuan dari hasil pengukuran, misalnya Dot susu memiliki satuan


pengukuran cc (centimeter cubic), timbangan kue memiliki satuan
pengukuran gram, dll. Bisa saja sebuah alat ukur memiliki 2 macam
satuan pengukuran, misalanya penggaris sekolah memakai satuan
pengukuran cm dan mm.
4) Rentang pengukuran, misalnya meteran bangunan memiliki rentang
pengukuran dari 0 sampai 5 meter, termometer badan memiliki rentang
pengukuran dari 250C sampai 450C, dll.
5) Nilai skala terkecil (n.s.t.), yaitu jarak dua buah garis terdekat pada
alat ukur tersebut. Misalnya timbangan badan, memiliki jarak antara dua
garis terdekat sebesar 0,5 kg, sendok obat memiliki jarak dua garis
terdekat 50 ml, dll.

6) Ketidakpastian (atau kesalahan atau ketelitian), yaitu besarnya


kesalahan yang mungkin diperoleh dari sebuah pengukuran. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa: “Tidak mungkin sebuah pengukuran
mendapatkan hasil yang sebenarnya”, maka pasti ada kesalahan dari
sebuah pengukuran. Nilai ketidakpastian ini besarnya dapat ditentukan
oleh pengukur, biasanya ada 3 macam penentuan besarnya kesalahan ini
(disebut ketidakpastian mutlak), yaitu :
a. Besarnya ketidakpastian pengukuran = ½ n.s.t. Nilai ini digunakan
jika menggunakan alat ukur yang dipastikan tidak ada kesalahan pada
titik nolnya (titik nol tidak perlu dikalibrasi atau tidak perlu
mencocokkan pengukuran di titik nol).

b. Besarnya ketidakpastian pengukuran = n.s.t. Nilai ini digunakan jika


menggunakan alat ukur yang harus mengkalibrasi titik nolnya atau
harus mencocokkan pengukuran di titik nol.

c. Besarnya ketidakpastian pengukuran ditentukan oleh pengukur itu


sendiri. Hal ini dilakukan jika faktor-faktor kesalahan lain yang
nilainya lebih besar dari ketidakpastian mutlak.

5
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

7) Skala Nonius/Skala Vernier. Beberapa alat ukur menggunakan skala


tambahan yang disebut skala nonius supaya dapat meningkatkan
sensitivitas alat ukur tersebut dari 10 kali sampai 100 kali lebih presisi
dari sebelumnya (memperkecil nilai ketidakpastian alat ukur atau
memperkecil n.s.t)

Contoh alat ukur yang menggunakan skala nonius adalah jangka sorong,
mikrometer sekrup, neraca O’Hauss, dll.
a. Jangka Sorong

 Skala nonius selalu dari garis ke 0 sampai garis ke 10


 Jumlah garis nonius dari 0 – 10 sangat bervariasi tergantung
tingkat ketelitian jangka sorong itu.

- Jika skala nonius terbagi menjadi 10 garis (panjangnya 0,9 cm),


maka ketelitiannya 0,01 cm

- Jika skala nonius terbagi menjadi 20 garis (panjangnya 3,9 cm,


maka ketelitiannya 0,005 cm

- Jika skala nonius terbagi menjadi 50 garis (panjangnya 4,9 cm),


maka ketelitiannya 0,002 cm

- Jika skala nonius terbagi menjadi 100 garis (panjangnya 4,9


cm) , maka ketelitiannya 0,001 cm, dll.
 Cara membaca skala pada jangka sorong :

1. Lihat angka nol nonius, terletak di berapa cm? (dalam 1


desimal)
2. Lihat garis skala nonius keberapa yang tepat segaris dengan
skala cm? (letakkan nilainya di belakang langkah 1)

6
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

b. Mikrometer Sekrup

 Terdiri dari skala utama yang mendatar (satuan milimeter) dan


skala nonius (yang melingkar.

 Skala nonius terbagi menjadi 50 skala


 Satu putaran penuh skala melingkar akan menempuh jarak 0,5
mm pada skala mendatar, sehingga satu putaran jarak antar garis
adalah 0,5/50 = 0,01 mm (ketelitian mikrometer sekrup)
 Cara membaca skala pada mikrometer sekrup :
1. Lihat skala melingkar berhenti di berapa cm ? (dalam satu
angka belakang koma dengan satuan mm). Angka di belakang
koma hanya ada 2 kemungkinan, yaitu ...,0 mm atau ...,5 mm.
2. Lihat garis ada skala utama menyentuh (atau mendekati)
angka berapa pada skala melingkar. Bagi seratus dan
tambahkan pada langkah 1.

7
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

Tugas : Susunlah Tabel yang disusun dari 7 aspek di atas tentang 10 macam alat
ukur yang ada dirumahmu.

4. KETIDAKPASTIAN DALAM SUATU PENGUKURAN


 Sebaik apapun seorang pengukur dan alat ukur yang dipakainya,
Pengukur itu harus menyadari bahwa: “Tidak mungkin sebuah
pengukuran mendapatkan hasil yang sebenarnya”, atau dengan kata
lain: “Pasti ada kesalahan dari sebuah pengukuran”.
 Kesalahan ini disebut juga ketidakpastian pengukuran.
 Sumber-sumber ketidakpastian dalam suatu pengukuran :

1) Ketidakpastian bersistem
 Adalah kesalahan yang besumber dari alat ukur itu sendiri

 Jika percobaan diulang maka kesalahannya tetap ada dengan


besaran yang tetap
 Kesalahan bersistem dapat diprediksi dan dihilangkan.

 Contoh : Kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan


karena pegas yang sudah lama dipakai (kelelahan alat), kesalahan
paralaks, dll.
2) Ketidakpastian acak

 Adalah kesalahan yang bersumber dari hal-hal yang tidak diduga


terjadi pada lingkungan.

8
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

 Jika percobaan diulang maka kesalahannya bisa tetap ada atau


bisa juga hilang, bisa membesar atau bisa juga mengecil, besaran
kesalahan yang muncul tidak selalu tetap.

 Kesalahan ini tidak bisa dihilangkan, hanya bisa dikurangi


pengaruhnya dengan cara mengulang percobaan sebanyak
mungkin dan mengambil nilai rata-ratanya.
 Contoh : Gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik
PLN, landasan yang bergetar, kebisingan, kelembaban udara yang
berubah-ubah, suhu ruangan yang tidak stabil, dll.
3) Ketidakpastian karena keterbatasan pengukur
 Adalah kesalahan yang bersumber dari pengukur itu sendiri.

 Contoh : keteledoran pengukur sehingga pengukuran kurang teliti


dan kurang cermat, mungkin karena kurang tidur, memiliki
masalah yang membuatnya kurang berkonsentrasi, menganggap
enteng, terburu-buru mengukur, belum menguasai penggunaan
alat ukur dengan baik, dll.

 Cara menghilangkannya adalah dengan meningkatkan penguasaan


pengukur terhadap alat ukur dengan cara mempelajarinya dan
berlatih berulang-ulang. Juga dengan meningkatkan kesadaran
pengukur bahwa apa yang diukur sangat penting sehingga
meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan pengukur

5. ATURAN ANGKA PENTING

 Angka penting adalah angka-angka atau nilai yang berasal dari hasil
pengukuran dengan menggunakan alat ukur, bukan dari hasil
menjumlah/membilang.
 Hasil pegukuran tidak boleh dibulatkan, karena semua angka yang ada
adalah angka yang penting.

 Pembulatan pada angka penting boleh dilakukan setelah hasil


pengukuran itu mengalami proses perhitungan
 Proses perhitungan pada angka penting tidak boleh dilakukan
sembarangan, sekali lagi karena semua angka yang terlibat adalah angka
yang penting
 Aturan-aturan pada angka penting :

1) Semua angka nol yang ada di tengah atau di belakang adalah angka
penting, kecuali angka nol yang ada di depan, contoh :
24.050  terdiri dari 5 angka penting

0,0223  terdiri dari 3 angka penting

9
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

2) Pada bentuk notasi ilmiah, semua angka yang ada di depan notasi
perpangkatan 10 adalah angka penting sedangkan notasi
perpangkatan itu sendiri bukanlah angka penting. Notasi ilmiah tidak
mengenal angka nol yang ada di depan karena angka di depan selalu
berada di antara -10 sampai 10

2,5 x 108  notasi ilmiah, terdiri dari dua angka penting


0,0025 x 103  bukan notasi ilmiah, terdiri dari 2 angka penting

250,00 x 10-3  bukan notasi ilmiah, terdiri dari 5 angka penting


3) Jika ketelitian hasil pengukuran tidak dalam desimal, maka batas
ketelitian ditandai dengan garis di bawah angka terakhir dan angka-
angka setelah garis bernilai nol

257.600  terdiri dari 4 angka penting (ketelitian alat ukur adalah


kelipatan 100)
3.410  penulisan yang salah, setelah garis harusnya angka nol,
seharusnya 3.400 (3 angka penting)
2.000.000  terdiri dari 2 angka penting
120,0 x 10-5  penulisan yang salah, seharusnya 1,2 x 10-3 yang
terdiri dari 2 angka penting
4) Pembulatan pada angka penting dilakukan sbb. :

- Jika angka setelah digit tertentu lebih besar dari 5, maka angka
pada digit tersebut dibulatkan ke atas dan jika angka setelah digit
tertentu lebih kecil dari 5, maka angka pada digit tersebut
dibulatkan ke atas. Contoh : 7,3462 dibulatkan menjadi 7,3 atau
7,35.

- Untuk angka setelah digit tertentu sama dengan 5, maka jika digit
tersebut ganjil dibulatkan ke atas, jika digit itu genap dibulatkan
ke bawah. Contoh : 23,6535 dibulatkan menjadi 23,6 atau 23,654

- Ada juga yang menerapkan aturan bahwa jika angka setelah digit
tertentu sama dengan 5, maka selalu dibulatkan ke atas. Contoh
: 23,6535 dibulatkan menjadi 23,7 atau 23,654

5) Penjumlahan dan pengurangan angka penting harus memiliki hasil


dengan desimal tersedikit atau dengan angka penting tersedikit (jika
bukan dalam bentuk desimal) dari bilangan yang terlibat pada
operasi tersebut. Contoh :
23,456 + 1,23 = 24,666 ditulis menjadi 24,67

120.000 + 25.600 = 145.600 ditulis menjadi 146.000

10
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

6) Perkalian dan pembagian angka penting harus memiliki hasil dengan


angka penting tersedikit dari bilangan-bilangan yang terlibat dalam
operasi tersebut. Contoh :

2,0 x 4,325 = 8,650 ditulis menjadi 8,6


120 x 10 = 1.200 ditulis menjadi 1.000

8,5 : 2 = 4,25 ditulis menjadi 4


7) Perpangkatan dan penarikan akar harus memiliki hasil dengan jumlah
angka penting yang sama seperti yang dioperasikan :

82 = 16 ditulis menjadi 20
8,02 = 16 ditulis tetap 16
3
√27 = 3 ditulis menjadi 3,0
8) Operasi angka penting dengan konstanta harus memiliki hasil dengan
jumlah angka penting yang sama seperti angka penting yang
dioperasikan. Jumlah angka penting pada konstanta disesuaikan
dengan jumlah angka penting yang dioperasikan. Contoh :
π x 2,1 = 3,1 x 2,1 = 6,51 ditulis menjadi 6,5

π x 2,14 = 3,14 x 2,14 = 6,7196 ditulis menjadi 6,72


π x 2,143 = 3,142 x 2,143 = 6,733306 ditulis menjadi 6,733

6. MENULISKAN LAPORAN HASIL PENGUKURAN TUNGGAL


 Setelah seorang pengukur mendapatkan hasil pengukuran, maka
pengukuran itu harus dituliskan sbb. :

(𝑥 ± ∆𝑥) 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Dengan : 𝑥 adalah hasil pengukurannya dan ∆𝑥 adalah ketidakpastian
pengukurannya.

Syarat penulisan : jumlah angka penting 𝑥 & ∆𝑥 harus sama.

 Ketidakpastian pengukurannya bisa dituliskan dengan dua macam cara,


yaitu:
1) Dengan menggunakan ketidakpastian mutlak (bisa bernilai ½ n.s.t,
sama dengan n.s.t atau ditentukan sendiri oleh pengukur)

2) Dengan menggunakan ketidakpastian relatif (nilainya dalam


persentase)
∆𝑥
Ketidakpastian relatif = x 100%
𝑥

11
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

 Contoh :
1) Hasil pengukuran panjang pensil adalah (8,55 + 0,05) cm, artinya :

- Pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur menghasilkan nilai


8,55 cm

- Ketidakpastian mutlak pengukuran itu adalah 0,05 cm

- Kita memiliki tingkat keyakinan 100% bahwa nilai pengukuran


sebenarnya pasti berada diantara 8,50 cm sampai 8,60 cm.
0,05
- Ketidakpastian relatif dari pengukuran tersebut adalah : x 100%
8,55
= 0,58%

- Catatan : Nilai pasti dari panjang pensil yang sebenarnya tidak


pernah diketahui
2) Hasil pengukuran berat 1 buah apel adalah (152,5 + 5%) gr, artinya :

- Pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur menghasilkan nilai


152,5 gr

- Ketidakpastian mutlak pengukuran itu adalah 5%, jadi 5% x 152,5 =


7,625 gr atau 7,6 gr

- Kita memiliki tingkat keyakinan 100% bahwa nilai pengukuran


sebenarnya pasti berada diantara 144,9 gr sampai 160,1 gr.

- Catatan : Nilai pasti dari berat apel yang sebenarnya tidak pernah
diketahui

Pengayaan
1. MENULISKAN LAPORAN HASIL PENGUKURAN BERULANG

 Jika pengukuran yang sama dilakukan berulang kali, maka bisa diperoleh
nilai yang berbeda-beda karena ada kesalahan-kesalahan yang kecil pada
pengukuran.
 Karena terdapat perbedaan nilai, maka nilai yang sebenarnya akan
mendekati nilai dari rata-ratanya dan kesalahan pengukuran adalah
standar deviasinya, yaitu rata-rata simpangan setiap nilai terhadap nilai
rata-ratanya
 Menuliskan hasil pengukuran yang berulang yaitu :

(𝑥̅ ± ∆𝜎) 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛


Dengan : 𝑥̅ adalah rata-rata hasil pengukurannya dan ∆𝜎 standar deviasi
pengukurannya

12
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

𝑁
𝑥𝑖 𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑁
𝑥̅ = ∑ =
𝑁 𝑁
𝑖=1

∑𝑁
𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )
2
∆𝜎 = √
𝑁(𝑁 − 1)

Syarat penulisan : jumlah angka penting 𝑥̅ & ∆𝜎 harus sama, dengan cara
melihat kesalahan relatifnya :
∆𝜎
Kesalahan relatif : 𝑥 100%
𝑋̅

Jika kesalahan relatif ~10%, maka penulisan pengukuran berhak atas 2


angka penting
Jika kesalahan relatif ~1%, maka penulisan pengukuran berhak atas 3
angka penting

Jika kesalahan relatif ~0,1%, maka penulisan pengukuran berhak atas 4


angka penting

2. PERAMBATAN KESALAHAN
 Bagaimanakah kesalahan yang diperoleh jika angka penting diperoleh
melalui proses perhitungan?

 Misalnya seseorang ingin mengukur luas sebuah buku dimana panjang


buku dan lebar buku telah diukur. Berapakah kesalahan dari luas buku
tersebut? Bagaimana cara merambatkan kesalahan dari pengukuran
besaran tunggal sebelumnya ke fungsi yang lebih kompleks?
 Anggap kita menentukan sebuah besaran Z yang merupakan fungsi dari
dari besaran-besaran yang diukur secara langsung, yaitu besaran x dan
besaran y, maka kita bisa menuliskan :

𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦)
Dimana x adalah pengukuran dengan 𝑥 ± ∆𝑥 dan y adalah pengukuran
dengan 𝑦 ± ∆𝑦, maka tentu saja kita bisa menulis z sebagai 𝑧 ± ∆𝑧,
dimana :

𝜕𝑧 2 𝜕𝑧 2

∆𝑧 = ( ) . ∆𝑥 + ( ) . ∆𝑦 2
2
𝜕𝑥 𝜕𝑦

Jika notasi rumus di atas membingungkan (karena merupakan bentuk


penulisan kalkulus yang tidak dipelajari di SMA) maka kita hafalkan saja
rumus-rumus ‘jadi’ untuk fungsi-fungsi berikut ini berikut ini (yang
berasal dari penurunan rumus di atas) :

13
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) ∆𝑧 = 𝑓(∆𝑥, ∆𝑦)


𝑧 =𝑥+𝑦 ∆𝑧 2 = ∆𝑥 2 + ∆𝑦 2
𝑧 =𝑥−𝑦 ∆𝑧 2 = ∆𝑥 2 + ∆𝑦 2
𝑧 = 𝑥. 𝑦 ∆𝑧 2 ∆𝑥 2 ∆𝑦 2
( ) =( ) +( )
𝑧 𝑥 𝑦
𝑥 ∆𝑧 2
∆𝑥 2
∆𝑦 2
𝑧= ( ) =( ) +( )
𝑦 𝑧 𝑥 𝑦
𝑧 = 𝑎𝑥 𝑚 ∆𝑧 ∆𝑥
=𝑚
𝑧 𝑥
𝑧 = 𝑎𝑥 𝑚 𝑦 𝑛 ∆𝑧 2 ∆𝑥 2 ∆𝑦 2
( ) = (𝑚 ) + (𝑛 )
𝑧 𝑥 𝑦

Pertanyaan Konsep
1. Merupakan keuntungan bahwa standar-standar dasar (seperti panjang dan waktu)
mudah diterima (mudah dibandingkan), tidak dapat berubah, tidak dapat rusak, dan
dapat diulang. Mengapa ini merupakan keuntungan-keuntungan dan apakah kriteria-
kriteria ini bisa tidak kompatibel (tidak sesuai) dengan yang lain.
2. Apa manfaat dan kekurangan menggunakan kaki seseorang sebagai standar? Tinjau
baik:
a. Kaki orang tertentu
b. Kaki sembarang orang
3. Ketika menempuh suatu jalan raya di pegunungan, anda mungkin melihat tanda
ketinggian yang terbaca sebagai “914 m ( 3000 kaki)”. Pengkritik terhadap sistem metrik
menyatakan bahwa bilangan demikian menunjukkan sistem metrik lebih rumit.
Bagaimana anda akan mengubah tanda demikian yang lebih konsisten dengan
perpindahan ke sistem metrik?
4. Bagaimana alas an anda akan pernyataan ini: “Sekali anda telah mengambil suatu
standar dalam arti kata ‘standar’ yang sesungguhnya, maka standar itu tidak berubah?

5. Menurut pemikiran anda, apakah definisi suatu besaran fisis tanpa ada cara
pengukurannya memiliki arti?
6. Dapatkah kita mendefinisikan temperatur sebagai besaran turunan, dinyatakan dalam
panjang, massa dan waktu?
7. Mengapa dalam menentukan batang meter sebagai standar, disebutkan juga keadaan
temperaturnya? Dapatkah panjang disebut sebagai besaran dasar jika untuk penentuan
standarnya bergantung kepada besaran lain seperti misalnya temperatur?
8. Jika seorang mengatakan bahwa dalam waktu satu malam setiap dimensi dari semua
obyek mengkerut menjadi tinggal setengahnya dari ukuran semula, sapatkah anda
membuktikan bahwa pernyataan tersebut tidak benar?
9. Dapatkah panjang diukur sepanjang garis lengkung? Jika dapat, bagaimana ?

14
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

10. Bagaimanakah cara mengukur:


a. Ketebalan selembar kertas
b. Ketebalan suatu selaput gelembung sabun,
c. Diameter suatu atom?
11. Mengapa adanya dua standar massa, standar kilogram dan standar atom 𝑐 12 ,
menguntungkan?
12. Bagaimana orang memperoleh hubungan antara massa dari kilogram standard dan
massa dari atom 𝐶 12 ?
13. apakah standar massa kilogram, yang sekarang dapat diperoleh kembali ( 𝑎𝑐𝑐𝑒𝑠𝑎𝑏𝑙𝑒),
tidak dapat berubah (𝑖𝑛𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒), dapat dibuat kembali (𝑟𝑒𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑖𝑏𝑙𝑒), tidak dapat
rusak (𝑖𝑛𝑑𝑒𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡𝑖𝑏𝑙𝑒) ? Cukup sederhanakah untuk digunakan sebagai pembanding ?
Apakah standar atomik lebih baik dalam beberapa hal? Mengapa kita tidak
menggunakan standar atomik seperti halnya untuk penjang dan waktu?
14. Sebutkanlah beberapa peristiwa alam yang terjadi berulang-ulang yang dapat
digunakan sebagai standar waktu!
15. Kriteria apa yang harus dipenuhi oleh suatu jam yang baik?
16. Apa pentingnya diadakan sistem satuan internasional?
17. Apakah bedanya menyatakan hasil pengukuran gaya 6,4 𝑥 102 Newton dengan
6,40 𝑥 102 Newton ?
18. Tinggi sebuah kotak adalah 5,25 cm. Tepatkah jika anda melaporkan tinggi sepuluh
kotak yang ditumpuk sebagai 53 cm? jika tidak, jelaskanlah.
19. Dalam setiap pengukuran selalu mengandung ketidakpastian yang disebabkan oleh
kesalahan dalam pengukuran. Jelaskan yang dimaksud kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan komponen alat, kesalahan paralaks!
20. Kesalahan acak (random) bersumber pada gangguan yang sifatnya acak, sehingga
menghasilkan kesalahan yang bersifat acak pula. Sebutkan beberapa hal, apa yang
menyebabkan kesalahan ini!.

15
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

PRAKTIKUM
MENGENAL ALAT UKUR

I. TUJUAN
1. Mempelajari berbagai jenis alat ukur beserta karakteristik masing-masing
alat ukur.
2. Mengukur dengan alat ukur dan menuliskan hasil pengukurannya dengan
benar.

II. DASAR TEORI


Mengukur di dalam fisika merupakan suatu kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk itu pengenalan terhadap alat ukur yang
dipakai sangat penting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
suatu alat ukur adalah :
1. Besaran yang akan diukur (Kegunaan alat ukur)
2. Satuan pengukuran yang dipakai
3. Kemampuan rentang pengukuran
4. Ketelitian alat ukur (n.s.t)
5. Ketidakpastian mutlak alat ukur
6. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran
Keenam hal tersebut adalah karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan
oleh pengukur ketika sedang mengukur supaya menghasilkan hasil pengukuran
yang benar.
Setelah selesai mengukur, maka pengukur harus menuliskan hasil
pengukurannya, yang ditulis sbb. :
(x + Δx)
Pada perhitungan angka-angka hasil pengukuran, maka selalu melibatkan
aturan pembulatan, aturan angka penting dan perambatan kesalahan.

III. ALAT-ALAT DAN BAHAN


1. Berbagai jenis alat ukur yang berbeda
2. Bahan yang akan diukur

IV. JALAN PERCOBAAN


1. Perhatikanlah setiap alat ukur yang saudara bawa sendiri dengan seksama
dan isilah tabel berikut yang menyatakan karakteristik dari alat ukur
tersebut.

16
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

No Nama Besaran Rentang Satuan n.s.t Ketidakpastian


Alat Ukur yang diukur pengukuran pengukuran mutlak
1
2
3
4

2. Ukurlah sesuatu dengan menggunakan alat ukur tersebut lalu tuliskan hasil
pengukurannya dengan benar.

V. DATA PENGAMATAN
No Nama Alat Ukur Obyek yang diukur Hasil Pengukuran
1
2
3
4

VI. PERTANYAAN
1. Jelaskan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam mengukur
dengan setiap alat ukur yang saudara pakai!
2. Dari pengukuran yang dilakukan oleh masing-masing alat ukur, pengukuran
dengan alat ukur manakah yang memberikan hasil yang paling tepat
(memperoleh nilai yang sebenarnya)? Jelaskan alasannya!
3. Apakah fungsi dari ketidakpastian dalam suatu pengukuran?
4. Jelaskan pengertian dari akurasi, presisi dan sensitivitas dan bagaimana
ketiga istilah tersebut dihubungkan dengan alat ukur yang saudara pakai!

VII. KESIMPULAN (minimal 3 baris)

17
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

PENEMU
TYCHO BRAHE

Tycho Brahe (1546-1601) adalah ahli astronomi


Denmark, pengamat bintang yang paling cermat di
dunia sebelum ditemukannya teleskop.
Pengamatannya begitu teliti hingga dapat merombak
tabel posisi bintang yang disusun para ahli astronomi
sebelumnya. Samapi akhir hidupnya ia berhasil
mendata posisi 777 bintang tetap di langit dan juga
data-data planet yang tampak dengan mata
telanjang (karena belum ada teleskop), yaitu
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Data-
data observasinya digunakan oleh muridnya sendiri,
yaitu Johannes Kepler untuk merumuskan ketiga
hukum Kepler yang sangat terkenal itu.
Brahe lahir di kota knudstrup di Skane Jerman.
Ayahnya adalah bangsawan tinggi, penasihat rajam gubernur kaya raya yang
mendiami Puri Halsingborg dan menguasai jalan laut ke Laut Baltik. Paman Tycho
bernama Jorgen Brahe menculik Tycho hanya beberapa hari setelah lahir karena
Jorgen tidak memilii anak. Akhirnya Tycho dibesarkan oleh pamannya dan tycho
diharapkan menjadi ahli hukum.
Pada umur 14 tahun, Tycho mendengar bahwa
para ahli astronomi meramalkan bahwa pada
tanggal 21 Agustus 1560 akan terjadi gerhana
matahari sebagaian dan ternyata ramalan itu
benar. Hal ini memancing minat Tycho yang
masih muda untuk belajar astronomi meskipun
bertentangan dengan keinginan pamannya. Pada
siang hari ia kuliah dan pada malam hari dengan
sembunyi-sembunyi ia mengamati langit sambil
mempelajari ilmu astronomi. Guru besarnya
mengetahui bakat Tycho dan memberinya sebuah
buku karangan Ptolomeus di tahun 150M tentang
perkembangan ilmu astronomi di masa itu dan
pergerakan planet-planet yang berjudul
Almagest. Pancingan sang guru mengena dan
berhasil mengeluarkan segala potensi Tycho
untuk berkiprah di bidang astronomi.

18
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

Tycho membangun observatorium sendiri yang


disebut Uraniborg di Hven, sebuah pulau di wilayah
Denmark dan selama 20 tahun bekerja, ia mengukur
data-data yang sangat akurat untuk posisi 777 buah
bintang di langit dan posisi planet-planet yang
selalu berpindah-pindah hanya dengan peralatan
yang memanfaatkan mata telanjang saja (karena
belum ada teleskop). Pekerjaan ini membutuhkan
ketelitian dan ketekunan yang tinggi, tetapi
pekerjaannya tidak sia-sia. Johannes Kepler, murid
Tycho bekerja dengan data-data Tycho,
mengolahnya dengan tekun dan menghasilkan 3
hukum Kepler yang mengatur tentang pergerakan
planet-planet dalam mengitari matahari.

Uji Kompetensi ESSAY

1. Berapakah jumlah angka penting pada bilangan-bilangan berikut yang merupakan


hasil pengukuran di bawah ini?

a. 9.785.900 cm e. 0,000025 kPa i. 9,2 x 10-3 J m. 2.400 m/s2


b. 4.000 km f. 0,02500 N j. 0,200 x 10-2 s n. 30.000 kWh
c. 13.309 ng g. 20,9 µg k. 4,006 x 102 m/s o. 340 rad/s
d. 100 mL h. 35,40 L l. 900 x 104 MeV p. 20.000 Nm
2. Ubahlah semua angka penting pada soal no 1 menjadi bentuk notasi ilmiah !

3. Bulatkan nilai-nilai di bawah ini sehingga menjadi 5 angka penting, 4 angka penting
dan 3 angka penting !

a. 62.555.500 cm e. 0,000025 kPa i. 954,265 x 10-3 J m. 3.200 Nm


b. 400.000 km f. 0,02500500 N j. 0,00200000 x 10-2 s n. 80.000 s
2
c. 130 ng g. 20,90000 µg k. 4,055556 x 10 m/s o. 120 m
4
d. 62 mL h. 3,412545 L l. 0,0900058 x 10 MeV p. 10 km
4. Gunakan aturan angka penting untuk menjumlah dan mengurang !

a. 2,75 + 3,785 e. 20,58 – 1,500 i. 200 + 5000


b. 0,075 + 2,5 f. 5,534 – 0,1 j. 149.000 + 25.000
c. 3,0085 + 1,055 g. 200,00 – 8,0 k. 20.000 – 800
d. 0,01 + 1,0 h. 1,200 – 0,0070 l. 80.000 – 1.200

19
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

5. Gunakan aturan angka penting untuk mengalikan dan membagi !

a. 2,0 x 3,3 e. 85.000 x 92 i. 0,005 : 1,0


b. 0,01 x 0,5 f. 750.000 x 2.000 j. 0,0050 : 1,00
c. 3 x 22 g. 10,0 : 2 k. 100 : 4
d. 2,5 x 10 h. 10,0 : 2,0 l. 24.000 : 1.000
6. Gunakan aturan angka penting untuk memangkatkan dan menarik akar !

a. 22 e. 2002 i. 3
√0,027
b. 2,02 f. 2002 j. 3√0,02700
c. 0,53 g. √25 3
k. √8000
d. 0,503 h. √25,0 3
l. √8000
7. Gunakan aturan angka penting untuk mengalikan dan membagi dengan sebuah
konstata !

a. π x 20,3 ; π = 3,1415926535897... e. 0,50 x c ; c = 3.108


b. 12,500 / π f. 30 / c
30 -11
c. G x 1,99.10 ; G = 6,67428.10 g. 25.000 x R ; R = 8,3.109
d. 2000 / G h. 0,050 / R
8. Sebuah botol berisi minyak wangi sebanyak 809,6 ml. Setelah diambil sebanyak 449
ml, hitunglah volume yang tersisa!

9. Sebuah lingkaran diukur diameternya dan diperoleh hasil 12 cm. Hitunglah luas dan
kelilingnya!

10. Hitunglah nilai yang ditunjukkan oleh skala jangka sorong di bawah ini !

20
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

11. Hitunglah nilai yang d itunjukkan oleh skala mikrometer sekrup di bawah ini !

12. Denyut nadi seseorang diukur dalam empat kali pengukuran dan lama setiap
pengukuran adalah 1 menit. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel sbb. :

Lamanya pengukuran Banyaknya denyutan


1 menit pertama 80
1 menit kedua 78
1 menit ketiga 84
1 menit keempat 83
Laporkanlah berapa hasil pengukuran denyut nadi tersebut dalam denyutan per
menit!

13. Hasil pengukuran panjang tali sebanyak 7 kali menghasilkan nilai sbb. : 1,23 m ;
1,25 m ; 1,20 m ; 1,23 m ; 1,24 m ; 1,21 m ; 1,24 m. Laporkan hasil pengukuran
panjang tali tersebut !

14. Dengan menggunakan stopwatch, seorang siswa berhasil mengukur waktu yang
diperlukan sebuah bandul untuk berayun sebanyak 20 kali ayunan. Hasil yang dia
peroleh adalah 21,12 sekon. Jika ketidakpastian pengukuran itu adalah 1 sekon,
tuliskanlah cara melaporkan hasilnya

15. Anggaplah saat anda menimbang badan, jarum timbangan menunjukkan skala 52
kg, dengan ketidakpastian 2%. Berapa ketidakpastian massa tubuh anda?

16. Spidometer yang memiliki ketidakpastian 5% menunjukkan angka 80 km/jam.


Berapakah kelajuan kendaraan yang mungkin?

17. Adi mengukur panjang buku fisika menggunakan mistar, dan diperoleh hasil 25,6
cm. Kemudian Ida juga mengukur buku itu dengan menggunakan mistar yang sama,
dan diperoleh hasil 25,5 cm. Siapakah yang hasil pengukurannya tepat? Jelaskan!

21
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

18. Hasil suatu pengukuran dilaporkan sebagai berikut ini. Jelaskanlah apa artinya!

a. (4,25 + 0,01) mm

b. (2,40 + 0,05) g

c. (30 + 2%) km/jam

d. (152,5 + 0,1%) cm

19. Pagi hari seorang teman datang ingin meminjam perhiasan berlian merah anda yang
sangat indah. Karena khawatir, maka anda timbang berlian merah itu dan hasilnya
6,16 gram, Timbangan yang anda pakai memiliki ketidakpastian 0,05 gram. Setelah
dikembalikan sore harinya, anda timbang lagi berlian merah itu dan hasilnya 6,08
gram. Apakah yang dikembalikan itu berlian merah anda?

20. Ketika anda sedang berbaring di pantai menyaksikan Matahari tenggelam di laut
yang tenang, anda menghidupkan stopwatch tepat saat bagian atas Matahari
menghilang. Anda kemudian berdiri dan mematikan stopwatch tepat saat bagian
atas Matahari kembali menghilang (saat itu jarak mata anda ke tanah 1,6 m). Jika
waktu yang tercatat pada stopwatch anda adalah 10s, tentukanlah jari-jari Bumi.

Uji Kompetensi PG

1. Bilangan 1,200 x 104 memiliki...

a. Dua angka penting, ordenya dua d. Tiga angka penting, ordenya empat

b. Dua angka penting, ordenya tiga e. Empat angka penting, ordenya


empat

c. Tiga angka penting, ordenya tiga

2. Jika sebuah karung yang bersi beras memiliki massa 125 kg, maka delapan karung
berisi beras akan memiliki massa...

a. 1 x 106 gram c. 1,00 x 106 gram e. 1,0000 x 106 gram

b. 1,0 x 106 gram d. 1,000 x 106 gram

22
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

3. Hasil pembagian 6,0 x 10-3 terhadap 4,00 x 10-2 adalah...

a. 6,6666 c. 6,67 e. 6,7

b. 6,66 d. 6,6

4. Panjang kaki-kaki segitiga sama kaki adalah 12,55 cm dan tingginya 3,5 cm. Luas
segitiga adalah...

a. 21 cm2 c. 21,963 cm2 e. 22 cm2

b. 21,96 cm2 d. 21,9625 cm2

5. Angka-angka hasil pengukuran di bawah ini yang terdiri atas tiga angka penting
adalah...

a. 3,405 mm c. 2,055 e. 0,005

b. 3,35 mm d. 1,105

6. Dari dua hasil pengukuran diperoleh 47.350 dan 8.775. Jika keduanya dijumlahkan,
maka hasilnya adalah...

a. 56.125 c. 56.100 e. 60.000

b. 56.130 d. 56.000

7. Hasil perkalian antara 7200 dan 2,0 adalah...

a. 14 c. 1.400 e. 14.000

b. 140 d. 14.000

8. Akar kuadrat dari 0,0144 adalah...

a. 0,12 c. 0,120 e. 0,10

b. 0,14 d. 0,14

9. Pangkat tiga dari 11,3 adalah...

a. 14 c. 1.400 e. 1.405

b. 140 d. 1.400

10. Panjang dan lebar dari bidang 4 persegi panjang adalah 10,25 cm dan 5,0 cm. Luas
bidang dengan memperhatikan angka penting dapat dituliskan:

a. 51,25 cm2 c. 51,2 cm2 e. 51 cm2

b. 51,20 cm2 d. 51,0 cm2

11. Sebuah pita diukur, lebarnya 12,3 mm dan panjangnya 125,5 cm. Maka luas pita
tersebut akan mempunyai angka penting sebanyak ...

a. 6 c. 4 e. 2

b. 5 d. 3

23
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

12. Suatu bidang segi empat memiliki panjang 2,25 cm dan lebar 2,5 cm, Sesuai dengan
aturan angka penting, luas bidang tersebut ...

a. 5,6 cm2 c. 5,620 cm2 e. 6,0 cm2

b. 5,62 cm2 d. 5,625 cm2

13. Sebuah balok memiliki ukuran p, l dan t berturut-turut adalah 21,1 cm, 12,0 cm dan
4,2 cm. Volum balok itu adalah..

a. 1.063,44 cm2 c. 1.063 cm2 e. 11 cm2

b. 1.063,40 cm2 d. 1.100 cm2

14. Hasil pengukuran panjang rusuk sebuah kubus adalah 4,26 cm. Maka volum kubus itu
adalah...

a. 77,30877 cm2 c. 77,31 cm2 e. 77 cm2

b. 77,3088 cm2 d. 77,3 cm2

15. Jika massa suatu benda 5,55 x 10-2 kg dan volumnya 5,0 x 10-6 m3, maka massa
jenisnya adalah ...

a. 11.000 kg m-3 c. 1.110 kg m-3 e. 1,1 x 104 kg m-3

b. 11.100 kg m-3 d. 1,11 x 104 kg m-3

16. Jika volum sebuah bola adalah 1,76 cm3, maka volum 25 bola yang sejenis adalah...

a. 44 cm3 c. 44,00 cm3 e. 0,44 x 103 cm3

b. 44,0 cm3 d. 440 cm3

17. Hasil penimbangan diperoleh empat keping uang logam masing-masing memiliki massa
125 g, 125 g, 128 g dan 124 g. Sesuai dengan aturan angka penting, massa rata-rata
uang logam tersebut adalah...

a. 120 g c. 125 g e. 126,5 g

b. 120,5 g d. 126 g

18. Yang manakah yang merupakan kesalahan pengukuran acak?

a. Kalibrasi alat yang tidak tepat

b. Arus listrik PLN yang naik turun

c. Kesalahan paralaks

d. Pengaturan titik nol yang tidak akurat

e. Keteledoran pengukur karena kelelahan

19. Pernyataan yang benar mengenai kesalahan pengukuran bersistem dan kesalahan
pengukuran acak adalah ...

a. Pengukuran bersistem memiliki sifat yang sementara dan hilang dengan sendirinya

b. Pengukuran acak memiliki sifat yang sementara dan hilang dengan sendirinya

24
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

c. Kesalahan pengukuran bersistem lebih besar daripada kesalahan pengukuran acak

d. Pengukuran acak mudah diprediksi dan dihilangkan

e. Kesalahan pengukuran bersistem memiliki besar yang sama meskipun percobaan


dilakukan berulang kali

20. Pengukuran panjang meja menghasilkan nilai (50,0 + 0,5) cm, maka ketidakpastian
relatifnya sebesar...

a. 0,01% c. 1% e. 100%

b. 0,1% d. 10%

21. Massa kelereng ditimbang adalah 120,0 g dengan ketidakpastian 5%, maka
ketidakpastian mutlaknya sebesar...

a. 0,6 g c. 6,0 g e. 6,000 g

b. 6 g d. 6,00 g

22. Hasil pengukuran jangka sorong pada gambar menunjukkan nilai ...

a. 9,12 cm c. 9,22 cm e. 9,122 cm

b. 9,120 cm d. 9,220 cm

23. Nilai yang ditunjukkan oleh jangka sorong di bawah ini sebesar ...

a. (0,5 + 0,1) cm c. (0,05 + 0,01) cm e. (0,50 + 0,05) cm

b. (0,05 + 0,05) cm d. (0,05 + 0,10) cm

24. Ukuran panjang yang ditunjukkan oleh pengukuran mikrometer sekrup pada gambar
adalah ...

25
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

a. 7,22 cm c. 7,72 cm e. 0,77 mm

b. 7,22 mm d. 7,72 mm

25. Mikrometer sekrup di bawah ini menghasilkan pengukuran sebesar ...

c. (6,15 + 0,01) mm c. (3,15 + 0,01) mm e. (3,65 + 0,10) mm

d. (6,15 + 0,10) mm d. (3,15 + 0,10) mm

APLIKASI FISIKA
Mata-mata paling mungil
Masih ingat film-film fiksi tentang agen rahasia pemerintah yang selalu menempatkan
mata-mata dalam berbagai organisasi yang mereka selidiki? Film-film jenis ini banyak
diproduksi di berbagai negara, tetapi yang paling terkenal adalah James Bond, si agen 007
itu. Film-film James Bond selalu menampilkan berbagai peralatan canggih hasil penelitian-
penelitian rahasia yang ditujukan untuk mendukung keberhasilan misi-misi rahasia yang
berbahaya itu.

Ada satu hal yang selalu ditampilkan dalam film-film semacam ini: seorang mata-mata
selalu dilengkapi dengan alat penyadap suara ataupun kamera-kamera video mungil yang
bisa diselipkan di berbagai tempat tanpa mengundang perhatian sang musuh yang sedang
diintai. Alat-alat mungil ini sangat dibutuhkan supaya sang jagoan bisa terus menelusuri
segala rencana sang musuh sehingga pada akhirnya berhasil mendapatkan bukti-bukti yang
dibutuhkan untuk menangkapnya serta menggagalkan rencana jahatnya. Sang mata-mata
sangat tergantung pada alat-alat elektronik mungil ini karena ia sendiri tidak bisa terus-
menerus mengekor musuhnya. Bisa-bisa penyamarannya terbongkar jika ia terlalu
semangat membayang-bayangi sang musuh ke mana pun ia pergi. Kita selalu melihat
betapa repotnya proses memasang alat-alat penyadap dan kamera-kamera perekam itu di
sarang musuh. Selalu ada resiko tertangkap saat sedang memasang semua peralatan itu di
lokasi yang kritis. Bagaimana cara mempermudah proses ini?

Ada ide yang sangat brilian! Bagaimana kalau kita menggunakan mata-mata lain yang bisa
sekaligus menyadap dan merekam semua yang kita butuhkan? Mata-mata ini bukan
manusia! Manusia terlalu besar sehingga tidak ideal menjadi mata-mata dalam arti yang
sebenarnya. Bagaimana kalau kita ganti manusia dengan serangga yang kecil mungil?
Serangga jadi mata-mata? Ideal sekali! Bagaimana tidak? Serangga kan ukurannya sangat

26
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

mungil sehingga tidak serta-


merta terlihat oleh siapa pun
yang berada di dekatnya. Kita
pun sering tidak menyadari
bahwa di sekitar kita ada seekor
nyamuk yang sedang berkeliaran
dan mengincar kita. Tentu saja
serangga sangat ideal sebagai
mata-mata karena ukurannya
yang sangat kecil itu! Dan bukan
hanya itu, serangga seperti
nyamuk punya kelebihan lain
yang sangat dibutuhkan untuk
menjadi mata- mata yang
handal. Mereka bisa terbang!
Jadi mereka bisa menyelusup ke
sarang musuh dengan sangat
mudah, dan tidak terlihat!
Tetapi tunggu dulu, apa bisa seekor nyamuk diajarkan dan dilatih untuk menjadi mata-
mata? Ah, tentunya kita tidak menggunakan nyamuk asli. Yang kita gunakan sebagai mata-
mata bukan benar-benar nyamuk yang hidup, tetapi alat elektronik yang dirancang supaya
tampak seperti nyamuk dan bisa terbang seperti nyamuk (lihat Gambar). Mata-mata masa
depan ini diberi nama Micromechanical Flying Insect (MFI).

Mata-mata paling mungil ini tersusun dari berbagai peralatan elektronik yang juga sangat
mungil tetapi canggih. Bagian A pada gambar adalah ‘mata’ dari si mata-mata imut ini.
Mata ini bukan seperti mata serangga biasa, tetapi merupakan kamera yang juga
dilengkapi dengan alat sensor optik yang canggih. Jadi, sepasukan MFI bisa merekam dan
menyadap semua yang terjadi di sarang musuh dengan sangat sempurna. Selain kamera
dan alat sensor optik, ada pula serangga elektronik yang dirancang untuk bisa mendeteksi
bau. Canggih kan!

Bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan dari serangga adalah sayapnya (bagian B).
Sayap MFI ini dibuat dari bahan polyimide. Sewaktu merancang sayap ini, para peneliti
menggunakan lalat buah sebagai modelnya. Masing-masing sayap memiliki tiga motor
penggerak yang bisa mengepakkannya. Merancang sayap mungil ini tidak mudah lho! Ini
karena konsep aerodinamika serangga tidak sama dengan aerodinamika hewan udara lain
seperti burung. Aerodinamika burung selama ini sudah banyak dicontek manusia sewaktu
merancang pesawat terbang. Sekarang kita harus memelototi serangga untuk membongkar
rahasia terbang mereka.

Pertama-tama serangga mulai menembus udara dengan sudut yang sangat besar (high
angle of attack). Kalau pesawat biasa (dan juga burung) selalu mulai dengan angle of
attack yang sedang karena kalau sudutnya terlalu besar bisa-bisa mereka terjungkal dan
jatuh. Pada serangga yang mungil, high angle of attack justru sangat berguna karena
menghasilkan semacam vorteks di permukaan sayap. Vorteks yang terbentuk inilah yang
akhirnya mengangkat (memberi gaya angkat atau lift pada sayap) serangga. Sesudah itu
kedua sayap akan berotasi ke arah belakang sehingga menghasilkan backspin (itu lho,

27
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013
FISIKA KELAS X SEMESTER 1 BAB 1 PENGUKURAN

semacam backspin yang digunakan pada permainan tenis) yang selanjutnya akan terus
mengangkat serangga lebih tinggi di udara. Sewaktu sedang meluncur di udara, vorteks-
vorteks yang terbentuk tadi tertinggal di belakangnya. Sewaktu sayapnya berotasi, kedua
sayap mungil itu memecah vorteks di belakangnya tadi dan menyerap energi yang cukup
banyak untuk menahan posisi mereka sehingga dapat tetap melayang di udara. Saat ini
terjadi, energi yang diserap itu bahkan cukup banyak untuk menyangga tubuh serangga
yang mungil ini walaupun serangga berhenti mengepakkan sayapnya. Canggih juga ya!
Tetapi sebenarnya para peneliti kita masih belum berhasil menguak seluruh rahasia
terbangnya si serangga mungil ini. Karena itulah masih banyak penelitian yang dilakukan
untuk membongkar rahasia ini. Tetapi beberapa model awal robot serangga ini sudah
mulai berhasil dikembangkan dan sedang dalam tahap penyempurnaan. Robot serangga
yang meniru hewan kecil yang lincah ini dilengkapi dengan akuator (bagian C) yang akan
mendorong kedua sayap sehingga mulai mengepak. Serangga elektronik mungil ini tidak
menggunakan batere sebagai sumber tenaganya.

Bagian E merupakan panel tenaga surya (solar panel) yang nantinya berfungsi untuk
mengalirkan energi yang dibutuhkan ke aktuator sehingga bisa menggerakkan kedua sayap.
Energi dari matahari ditangkap oleh panel ini, untuk kemudian disimpan dan disalurkan ke
aktuator. Dengan adanya robot serangga yang mungil, tentunya masalah ‘pengintaian’
menjadi lebih mudah. Tetapi ternyata tidak hanya agen-agen rahasia saja lho yang bisa
memanfaatkan serangga canggih ini. Rencananya, robot ini nantinya akan dimanfaatkan
juga dalam misi-misi penyelamatan bencana kecelakaan, misalnya pada bencana gempa
bumi. Bangunan-bangunan yang hancur akibat gempa seringkali menyulitkan tim
penyelamat yang ingin mencari para korban yang tertimpa puing-puing. Dengan adanya
robot mungil yang lincah dan bisa terbang ini, proses penyelamatan para korban bisa
dilakukan lebih cepat karena robot ini bisa menyelinap ke sela-sela reruntuhan untuk
mencari para korban yang tersembunyi. NASA bahkan punya rencana lebih besar lagi untuk
robot-robot serangga yang lincah ini. Mereka berencana untuk memperbesar ukurannya
sehingga bisa digunakan untuk misi-misi ke Mars! Robot-robot yang selama ini dikirim ke
Mars untuk merekam kondisi planet merah ini masih kurang memadai karena tidak bisa
mengumpulkan informasi dari berbagai lokasi yang sulit dijangkau robot-robot besar yang
kaku. Dengan adanya bantuan dari pasukan robot serangga yang bisa terbang, tentunya
misi ini jadi lebih mudah dilaksanakan! Sensor kimia yang canggih dapat digunakan untuk
membongkar rahasia planet merah yang misterius itu sehingga kita pun bisa mengetahui
apakah ada unsur-unsur kimia yang berbahaya bagi manusia. Kita pun akhirnya bisa
mengetahui apakah Planet Mars benar-benar layak untuk dihuni oleh manusia. (Yohanes
Surya)

28
SMAN 2 BANDUNG KURIKULUM 2013

Anda mungkin juga menyukai