A. PENDAHULUAN
Pengendalian perbekalan dimaksudkan untuk membantu pengelolaan
perbekalan, agar mempunyai persendian dalam jumlah yang cukup sehingga
menghindari kekosongan obat. Pengendalian persendian yaitu upaya
mempertahankan persediaan pada tingkat tertentu dilakukan dengan
mengendalikan arus yang masuk melalui system pesanan, penyimpanan dan
pengeluaran untuk memastikan persediaan yang efektif dan efisien sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan serta
kehilangan dan pengendalian pesanan.
B. TEMA
Paduan pelayanan farmasi tentang metode untuk menilai, mengendalikan
perbekalan farmasi
C. TUJUAN
1. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan
bahan medis habis pakai yang efektif, efisien dan rasional
2. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan tenaga kefarmasian
3. Mewujudkan sistem informasi manajemen
4. Melakukan pengendalian mutu pelayanan
D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Pokesdes
3. Puskesmas Pembantu
4. Posyandu
5. Pengobatan Lansia
E. BENTUK KEGIATAN
1. Mencatat persendiaan obat dan alkes berdasar catatan satu tahun
sebelumnya;
2. Mencatat berdasar musim yang akan datang;
3. Mencatat berdasarkan kebutuhan masyarakat
F. PENUTUP
Demikian keputusan ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai menilai,
mengendalikan perbekalan farmasi di Puskesmas Rawat Inap Berangas
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
BERANGAS
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 2 : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
RAWAT INAP BERANGAS NOMOR
39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : PENGGUNG JAWAB PELAYANAN
OBAT
NIP : 197517121995031001
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
BERANGAS
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 3 : KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS
RAWAT INAP BERANGAS NOMOR
39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : PENYEDIAAN OBAT YANG
MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
A. PENDAHULUAN
Pada berbagai upaya pelayanan kesehata, obat merupakan salah satu
unsur. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan
intervensi paling besar digunakan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
sangat diperlukan optimalisasi pemanfaatan dan efektifitas penggunaan,
pengendalian ketersediaan dan pendistribusian serta penanganan obat rusak
dan kadaluarsa
B. TEMA
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
C. TUJUAN
1. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan
medis pakai yang efektif, efisien dan rasional
2. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan tenaga kefarmasian
3. Mewujudkan sistem informasi manajeman
4. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Poskesdes
3. Puskesmas Pembantu
4. Posyandu
5. Pengobatan Lansia
E. BENTUK KEGIATAN
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat adalah sebagai berikut:
1. Permintaan rutin yang yang dilalukan setiap bulan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan
2. Permintaan khusus, apabila terjadi kebutuhan obat yang meningkat atau
sebelumnya ada kekosongan obat atau ada kejadian luar biasa (KLB)
3. Puskesmas Dapat melakukan pengadaan obat sendiri dengan
menggunakan dana kapitasi JKN menurut syarat dan ketentuan yang
berlaku
F. PENUTUP
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai
penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat di Puskesmas Rawat Inap
Berangas
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 4 KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : JAM BUKA PELAYANAN
FARMASI
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 5 KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
Expired date adalah waktu yang tertera dalam kemasan yang menunjukkan
batas waktu obat tersebut dikonsumsi, umumnya masa kadaluarsa ditulis 2-3 tahun
sejak obat dikemas. Kadaluarsa ini berhubungan dengan stabilitas obat dan masa
simpan. Obat yang sudah melewati masa kadaluarsa dapat membahayakan dan
mengurangi stabilitas obat tersebut. Hal ini dikarenakan karena obat tidak optimal dan
kecepatan reaksinya menurun sehingga obat yang masuk kedalam tubuh akan
mengendap dan menjadi racul. Obat yang belum kadaluarsa juga dapat menyebabkan
efek buruk jika penyimpanannya salah.
A. TEMA
Penanganan obat rusak atau kadaluarsa
B. TUJUAN
1. Untuk melidungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh sediaan
farmasi yang tidak tepat, tidak memenuhi persyaratan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan
C. SASARAN
1. Puskesmas
2. Polindes / Poskesdes
3. Posyandu
4. Pengobatan Lansia
D. BENTUK KEGIATAN
Penanganan obat rusak dan kadaluarsa adalah sebagai berikut
1. Identifikasi kasus
2. Memisahkan obat kadaluarsa di tempat terpisah
3. Membuat cacatan yang isinya jumlah, nama, no batch obat yang rusak
dan kadaluarsa
4. Melaporkan kedinas kesehatan
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut
Ditetepakan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 6 KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : PETUGAS YANG BERHAK
MENYIMPAN KUNCI LEMARI
NARKOTIKA DAN
PSOKOTROPIKA
Petugas yang berhak menyimpan kunci lemari narkotika dan psikotropika ahalah :
NIP : 197517121995031001
Jabatan :
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 7 KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : PENYIMPANAN OBAT
PENYIMPANAN OBAT
A. PENDAHULUAN
Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan, obat merupan salah satu
unsur penting. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan
obat merupakan intervensi paling besar digunakan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Dalam upaya meningkatkan
ketersediaan obat dan perkebalan kesehatan sangat diperlukan
optimalisasi penyimpanan, agar kualitas obat menjadi tepat sasaran.
B. TEMA
Penyimpanan obat yang baik dan benar
C. TUJUAN
1. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan
bahan medis habis pakai yang efektif, efesien dan rasional
2. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan tenaga kefarmasian
3. Mewujudkan sistem informasi manajemen
4. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Polindes
3. Puskesmas Pembantu
4. Posyandu
5. Pengobatan Lansia
E. BENTUK KEGIATAN
Penyimpanan obat yang menjamin mutu obat adalah sebagai berikut
1. Permintaan rutin yang dilakukan setiap bulan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan
2. Permintaan khusus, apabila terjadi kebutuhan obat yang meningkat
atau sebelumnya ada kekosongan obat atau ada kejadian luar biasa
(KLB)
3. Puskesmas dapat melakukan pengadaan obat sendiri dengan
menggunakan dana kapitasi JKN menurut syarat dan ketentuan yang
berlaku
LAMPIRAN 8 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT
INAP BERANGAS NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG: PENCATATAN, PEMANTAUAN, PELAPORAN
EFEK SAMPING OBAT, DAN KEJADIAN
YANG TIDAK DIHARAPKAN
A. PENDAHULUAN
Sebagai tindak lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas
perlu dilakukan. Monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring
merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi
merupakan proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian itu sendiri.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan
informasi obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan
kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian dipuskesmas
selanjutnya.
Hal – hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan
kefarmasian dipuskesmas, antara lain:
1. Sumber daya manusia (SDM)
2. Pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan, dasar perencanaan,
pengadaan, penerimaan dan distribusi)
3. Pelayanan farmasi klinik (pemeriksaan kelengkapan resep, skrining
resep, penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan
penyerahan obat yang diserati informasinya serta pemantauan
pemakaian obat bagi penderita penyakit tertentu seperti TB, Malaria
dan Diare)
4. Mutu pelayanan(tingkat kepuasaan konsumen) Untuk mengukur
kinerja pelayanan kefarmasian tersebut harus ada indikator yang
digunakan. Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat
keberhasilan
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas antara lain:
1. Tingkat kepuasaan konsumen : dilakukan dengan survey berupa
angket melalui kotak saran atau wawancara langsung
2. Dimensi waktu: lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah
ditetapkan)
3. Prosedur tetap ( Protap) Pelayanan Kefarmasian : untuk menjamin
mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.
B. TEMA
Kegiatan pemantauan, pelaporan efek samping obat, efek kejadian yang tidak
diinginkan.
C. TUJUAN
1. Meningkatkan kompetensi dan kemampuan tenaga kefarmasian
2. Mewujudkan sistem informasi manajemen
E. PENUTUP
Demikian keputusan ini disusun untuk memberikan gambaran tentang
penanganan obat rusak dan kadaluarasa di Puskesmas Rawat Inap Berangas.
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
BERANGAS
MIMBARWATI KABIR
LAMPIRAN 9 :KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG : PENANGGUNG JAWAB TINDAK
LANJUT PELAPORAN KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT DAN KEADAAN
NYARIS CEDERA (KNC)
A. PENDAHULUAN
Keselamatan paasien adalah suatu sistemdimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuaj belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
analisis insiden, meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cidera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari
kesalahan pemberian obat dan keadaan nyaris celaka (KNC).
B. TEMA
Penanganan kesalahan pemberian obat dab KNC agar dapat meningkatkan
mutu pelayanan medis.
C. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dipuskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kesalahan pemberian obat dan KNC di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kesalahan.
D. SASARAN
1. Puskeamas
2. Polindes
3. Posyandu
4. Pengobatan Lansia
LAMPIRAN 11 KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS RAWAT INAP BERANGAS
NOMOR 39.121/SK/8.2/UKP/Brg/ 2016
TENTANG: PENYEDIAAN OBAT
EMERGENSI DI UNITPELAYANAN
Ditetapkan di Berangas
Pada tanggal 04 Mei 2016
MIMBARWATI KABIR