Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN

HIPERTENSI
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 1- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

1. Pengertian Penanganan Hipertensi adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Kondisi ini sering tanpa gejala. Peningkatan tekanan darah yang


tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi, seperti stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus Hipertensi di UPTD Puskesmas Selo.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang Pelayanan
Klinis.
4. Referensi PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1.Petugas melakukan anamnesis.
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala.

Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung


berdebar- debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa
sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala,
mudah lelah dan impotensi.

2.Petugas melakukan pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan fisik :

Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan darah


meningkat.

3.Petugas menegakkan Diagnosis.


PENANGANAN
HIPERTENSI
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 2- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

Diagnosis Klinis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

4.Petugas memberikan terapi.


Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan
untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.

a. Hipertensi tanpa compelling indication

1. Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-


50 mg/hari, furosemid 2x20-80 mg/hari), atau
pemberian penghambat ACE (captopril 2x25-100
mg/hari), amlodipin 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.

2. Hipertensi stage-2.
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
PENANGANAN
HIPERTENSI
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 3- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat,


4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi diatas.
Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali
sehari atau maksimum 2 kali sehari.
b. Hipertensi dengan compelling indication (lihat tabel)
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis
atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah
tercapai (kondisi untuk merujuk ke Spesialis).

5.Petugas melakukan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan sekunder


bila penderita belum menunjukkan perbaikan dalam 1 bulan
pengobatan.
6.Petugas memberikan edukasi dan konseling
Menjelaskan hipertensi dan permasalahannya.
Menjelaskan perawatan penderita hipertensi dengan pengendalian
tekanan darah melalui pengaturan diet, aktifitas jasmani, dan
kepatuhan berobat
7.Petugas meuliskan ke dalam status rekam medis semua hasil
pemeriksaan dan terapi.
8.Petugas menulis kedalam buku register
6.Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Pustu
4. PKD..
PENANGANAN
HIPERTENSI
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 4- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

6. -

7. RekamanHistorisPerubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.MulaiDiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai