Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN ARSITEKTUR

PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH


“KAJIAN POLA TATA RUANG DAN PERLENGKAPAN PADA PERPUSTAKAAN
UMUM DAERAH KOTA TANGERANG”

DISUSUN OLEH:
AMBAR SEPTI PURWANINDA
29310002
3TB02

DOSEN PEMBIMBING:
DIMYATI ST.MT.

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
ABSTRAKSI
Perpustakaan merupakan suatu tempat yang berfungsi menghimpun berbagai hasil
pemikiran, penelitian, serta ungkapan cipta karya manusia yang nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan informasi dan referensi bagi pengunjungnya. Apabila suatu bangsa telah
menjadikan kunjungan ke perpustakaan menjadi suatu aktifitas rutin yang menyenangkan, maka
bangsa tersebut tergolong bangsa yang berilmu tinggi. Dengan kata lain, perpustakaan turut
berperan sebagai pendukung upaya pencerdasan suatu bangsa. Dan untuk mewujudkan budaya
rutinitas kunjungan perpustakaan, keberadaan perpustakaan harus diperhatikan, baik dari segi
ketersediaan koleksi maupun penciptaan suasana yang kondusif dan nyaman bagi
pengunjungnya. Tata ruang pada perpustakaanpun menjadi sangat penting dalam hal ini.
Yang terjadi pada bangsa kita hari ini, budaya mengunjungi perpustakaan tidak lagi akrab
dengan kehidupan kita, khususnya para pemuda yang berkewajiban meneruskan perjuangan
untuk menegakkan cita-cita bangsa. Mereka lebih suka menghabiskan waktu luang mereka
dengan pergi ke pusat perbelanjaan darpiada membuka wawasan mereka dengan membaca di
perpustakaan. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh minimnya koleksi buku dan
perlengkapan perpustakaan serta pola tata ruang yang tidak dapat menghadirkan suasana yang
nyaman untuk didiami lebih lama oleh pengunjungnya.
Pada penelitian ini, penulis berusaha mengkaji lebih dalam mengenai realitas pola tata
ruang serta ketersediaan koleksi dan perlengkapan pada perpustakaan umum daerah, dengan
mengambil sampel Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang. Dengan dilakukannya
penelitian ini, penulis berharap dapat mengetahui bagaimana pola penataan ruang pada
perpustakaan daerah tersebut dan mengetahui bagaimana keadaan ketersediaan koleksi referensi
bacaan, serta perlengkapan di perpustakaan tersebut.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perpustakaan umum daerah merupakan salah satu public space yang disediakan oleh
pemerintah daerah setempat sebagai sarana untuk memelihara budaya membaca serta sebagai
suatu upaya untuk mencerdaskan masyarakatnya. Istilah perpustakaan umum daerah sebenarnya
tidak memiliki perbedaan arti dan fungsi dari perpustakaan itu sendiri. Istilah tersebut hanya
menunjukkan letak dan penanggungjawab perpustakaan ada pada pemerintah daerah, misalnya
perpustakaan daerah kota X atau perpustakaan kabupaten Y.
Pada hakekatnya, perpustakaan berfungsi menghimpun hasil pemikiran, penelitian, serta
ungkapan cipta karya manusia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
pengunjung atau pembaca, sehingga apabila masyarakat dari suatu daerah atau bangsa telah
menjadikan membaca dan mencari informasi ke perpustakaan sebagai suatu aktifitas rutin yang
menyenangkan, maka masyarakat tersebut dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang berilmu
tinggi.
Agar tujuan Perpustakaan sebagai sarana pendukung dan penunjang upaya pencerdasan
masyarakat dapat tercapai, maka keberadaan perpustakaan dalam suatu daerah harus
dipertimbangkan, baik dari segi ketersediaan koleksi, maupun tata ruangnya. Penataan ruang
yang baik akan menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung tersebut sehingga tujuan
perpustakaan sebagai destinasi rekreasi sekaligus tempat memperkaya wawasan dapat tercapai.
Penempatan lokasi perpustakaan umum daerah harus berpedoman pada pola induk masterplan

3
daerah itu sendiri. Dengan kata lain, lokasi perpustakaan harus strategis, atau mudah dicapai dari
berbagai wilayah di kota tersebut. Fasad bangunanpun harus menyatu dengan bentuk dan fasad
bangunan sekitar serta nilai-nilai budaya lokal daerah tersebut. Perencanaan tata ruang
perpustakaan hendaknya didasarkan pada hubungan antar ruang dan dipandang dari segi efisiensi
dan alur kerja, mutu pelayanan, serta pengawasan.
Di Kota Tangerang sendiri, terdapat sebuah perpustakaan umum yang terletak di
tengah kota, tepatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 9 Tangerang. Lokasinya cukup strategis
karena berada di sebuah komplek pendidikan yang didalamnya terdapat beberapa sekolah negeri
maupun swasta dan sebuah universitas swasta, sehingga memudahkan para pelajar yang kerap
dicap haus akan ilmu dapat menebus dahaganya dengan sekedar membaca atau mencari data.
Namun lokasi yang dekat dengan berbagai institusi pendidikanpun tidak menjadikan
masyarakat kota, khususnya para pelajar di daerah tersebut gemar berkunjung ke perpustakaan.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh koleksi buku yang minim atau suasana pepustakaan yang
kurang nyaman bagi masyarakat. Oleh karenanya, saya tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang tata ruang dan perlengkapan pada perpustakaan umum Kota Tangerang yang
kemungkinan menjadi penyebab dari kurangnya minat berkunjung masyarakat ke perpustakaan
umum.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Ruang apa sajakah yang terdapat pada perpustakaan umum Kota Tangerang?
2. Bagaimanakah sistem penataan ruang pada perpustakaan umum Kota Tangerang?
3. Bagaimanakah keadaan koleksi buku, perlengkapan, serta perabotan pada perpustakaan
umum tersebut?
4. Bagaimanakah sistem penerangan dan suhu udara (sistem ventilasi) pada perpustakaan
umum tersebut?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui lebih jelas lagi bagaimana pengaturan tata ruang dan tata letak perabot
pada Perpustakaan Umum Kota Tangerang.
2. Untuk menambah ilmu penngetahuan serta wawasan penulis di bidang perpustakan
sebagai bahan literature penulisan ilmiah yang akan datang.

4
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Bagi objek yang diteliti:
Dapat mengetahui pengaturan tata ruang dan tata letak perabot pada Perpustakaan
Umum Kota Tangerang dengan baik.
2. Bagi peneliti:
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dibidang perpustakaan,
khususnya pengaturan pola tata ruang, kelayakan koleksi, serta perlengkapannya.

1.5. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Ruang lingkup yang akan yang ditinjau di Perpustakaan Umum Kota Tangerang ini
meliputi:
1. Ruangan perpustakaan,
2. Tata ruang,
3. Perabot dan perlengkapan perpustakaan, serta
4. Sistem penerangan dan suhu udara (sistem ventilasi)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN TOPIK


Pengertian perpustakaan umum secara luas adalah tempat atau lokasi yang menghimpun
koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.
Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum
dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk
meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas.
Perpustakaan umum berbeda dengan perpustakaan sekolah, kampus, kantor, pribadi atau
yang lainnya, meski berkonsep serta pengelolaannya relatif sama. Hanya saja perpustakaan non
umum biasanya cenderung untuk lingkungan terbatas dan mempunyai peraturan khusus serta
koleksi terbatas yang disesuaikan dengan lingkungannya.
Perpustakaan umum menyediakan bermacam bahan koleksi bagi semua tingkatan usia
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia, baik untuk laki-laki maupun
perempuan. Oleh karena itu, perpustakaan umum mempunyai nilai strategis untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa karena fungsinya melayani semua lapisan masyarakat sebagai
sarana pembelajaran. (sumber: http://lenterakecil.com/pengertian-perpustakaan-umum/)

6
Pengertian perpustakaan umum menurut Hermawan dan Zen (2006 : 30) adalah:
“Perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang,
status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.”
Sedangkan Pengertian perpustakaan umum menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 ;3)
adalah: “Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain
untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang
diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa
dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari
koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai
tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.”

2.2. FUNGSI DAN TUJUAN PERPUSTAKAAN UMUM


2.2.1. FUNGSI PERPUSTAKAAN UMUM
Fungsi Perpustakaan Umum pada suatu daerah adalah sebagai berikut:
1. Secara fungsional melaksanakan pembinaan langsung pada semua jenis
perpustakaan di daerah masing-masing.
2. Melestarikan khasanah budaya bangsa dan mengkoordinasikan kerjasama antara
berbagai jenis perpustakaan di wilayah yang bersangkutan.
3. Merupakan perpustakaan rujukan dan deposit terbitan daerah masing-masing.
(BPAD Propsu, )
4. Fungsi serta tata kerja Perpustakaan Umum Daerah tersebut diatur dengan
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI.
(Sumber : Profil BPAD Propsu, 2008:5)

2.2.2. TUJUAN PERPUSTAKAAN UMUM


Tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan (Buku Panduan
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum,1992 : 6) sebagai berikut :
Tujuan Umum

7
Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca
dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran
jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya
kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat
secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca, serta
mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi ;
3. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan
bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna ;
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ;
5. Memupuk minat dan bakat masyarakat ;
6. Menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan
mengembangkan kemampuan membaca masyarakat ;
7. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan
bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh
lapisan masyarakat.
Tujuan Operasional
Tujuan Operasional Perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang
terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan
tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

2.3. TATA RUANG PERPUSTAKAAN


2.3.1. PENGERTIAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN
Perencanaan tata ruang hendaknya didasarkan pada hubungan antar ruang dan
dipandang dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, serta pengawasan.
Hubungan antar ruang perpustakaan dapat dilihat pada’matriks hubungan antar ruang
alasannya’. Didalam matriks tersebut ditunjukan ruang apa yang harus didekatkan, boleh

8
diletakkan jauh, dan harus diletakkan jauh terhadap ruang lain. Dalam skema, hubungan
ruang dapat dilihat pada’ Gambar diagram hubungan ruang antar ruang’. Skema tersebut
dapat memberikan gambaran secara jelas urutan dan hubungan ruang tersebut serta sifat
hubungan kerja tiap-tiap ruang.
Sebagian besar luas lantai bangunan perpustakaan dipergunakan sebagai ruang
koleksiyang berisi rak buku dan meja baca. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi
hendaknya perancangan (terutama perancangan modul struktur) didasari cara penataan
rak buku dan meja-kursi baca. Ukuran penataan rak buku disesuaikan dengan kebutuhan
dan sifat penggunannya.

2.3.2. RUANGAN PERPUSTAKAAN


Perpustakaan memiliki tempat yang terdiri dari sejumlah ruangan yang tiap-tiap
ruangan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan (2000:17) ruang perpustakaan merupakan :
“Tempat yang disediakan untuk perpustakaan,harus terpisah dari aktivitas lain. Selain itu
pembagian ruangan harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah
pengguna, jumlah staf dan keamanan tata kerja, sehingga kelancaran kegiatan dalam
perpustakaan tersebut berjalan efektif”.
Agar kelancaran kegiatan dalam perpustakaan dapat berjalan dengan efektif, maka
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruangan perpustakaan
antara lain :
1. Jumlah koleksi dan perkembangan di masa yang akan datang
2. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan
3. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan
4. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan (Perpustakaan
Nasional,1992:5)
Pada dasarnya setiap perpustakaan harus memiliki sejumlah ruangan yang
mempunyai fungsi yang berlainan dengan kata lain suatu perpustakaan harus memiliki
minimum ruang perokok. Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1.Ruang Koleksi

9
Ruang Koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan,luas ruangan ini
tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimilki serta besar kecilnya luas
bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa
ruang, misalnya ruang koleksi masalah, ruang koleksi referensi, ruang audio visual dan
lain-lain.
2.Ruang Baca
Ruang baca adalah ruang dipergunakn untuk membaca bahan pustaka. Luas
ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca, pemakai jasa perpustakaan.

3.Ruang pelayanan
Ruang pelayanan adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta
keterangan pada petugas, menitipkan barang atau tas, mencari informasi dan buku yang
diperlukan melalui katalog.

4. Ruang Kerja Teknis Administrasi


Ruang Kerja Teknis Administrasi adalah ruangan yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sebagi berikut:
1. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut
siap untuk disajikan kepada pemakai perpustakaan.
2. Ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya
3. Ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak

5.Ruang khusus
Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/
pertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk anak-anak dan ruang
lain untuk kantin. (Perpustakaan Nasional, 1992: 5).

2.3.3. PERABOT DAN PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN


Perpustakaan perlu dan harusnya memberikan fasilitas perpustakaan seperti
perabot dan perlengkapan demi kelancaran kegiatan perpustakaan. Penambahan beberapa
jenis perabot dan perlengkapan ditujukan untuk layanan agar pengunjung dan pemakai

10
jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan dengan mudah
dan cepat.
1. Perabot Perpustakaan
Dalam buku perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman ( 1994: 129)
dinyatakan bahwa “Perabot adalah barang yang diperlukan didalam ruang perpustakaan
sebagai penunjang fungsinya”.
Dalam buku Pepustakaan Tinggi : Buku Pedoman (2004:18) dinyatakan bahwa:
“Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan fisik yang diperlukan didalam ruang
perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja
dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain.
Perabot yang telah dipersiapkan untuk setiap ruangan perpustakaan harus ditata
sedemikian rupa sehingga:
1. Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksanaan kerja disetiap
ruangan dan antar ruang.
2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik.
3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun
pelaksanaan kerja.
4. Adapun efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional, 1992:175)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sangat
membutuhkan seorang desainer interior yang diharapkan dapat menata ruang- ruang di
perpustakaan, sehingga tata letak perabot dalam ruangan dapat dimanfaatkan secara
efektif oleh penggunanya.

2. Perlengkapan Perpustakaan
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 141)
dinyatakan bahwa: ” Perlengkapan adalah perangkat atau benda yang digunakan sebagai
daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan seperti Mesin fotokopi, Komputer,
LCD proyektor, VCD player, Pesawat telepon dan faksimili, Pengaman bahan pustaka,
Mesin Potong dan lain-lain”

2.3.4. PENGATURAN SUHU RUANGAN

11
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas juga
diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi:
1. Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angina atau jendela
pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin local. Luas lubang
angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas
ruang yang bersangkutan). Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak
tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari sinar matahari
langsung.
2. Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu
menggunakan AC ( Air Conditioning). Karena temperature dan kelembaban ruang
perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu
seperti koleksi langka, pandang dengan dan computer.
(sumber:
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/karsasih/Tata%20Ruang,%20Perabot%
20Dan%20Perlengkapan.pdf)

2.3.5. SISTEM PENERANGAN


Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah membaca atau
membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
a. menghindari sinar matahari langsung
b. memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang
tepat dengan kebutuhan, misalnya lampu pijar dapat memberikan cahaya
setempat, lampu TL/PL/Fluorescent memberikan cahaya yang merata dan lampu
sorot yang memberikan cahaya yang terfokus pad obyek tertentu.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, (1994:121) ditetapkan
daftar intensitas cahaya untuk tiap-tiap ruangan dalam sebuah perpustakaan adalah
sebagai berikut:
a.Areal baca (majalah dan surat kabar)
b.Meja baca (ruang baca umum)

12
c.Meja baca (ruang baca perujukan)
d.Areal sirkulasi
e.Areal pengolahan
f.Areal akses tertutup
g.Areal koleksi tertutup
h.Areal kerja

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan dua metode,
yaitu:
1. Studi Literatur

Perolehan data melalui buku, majalah, atau internet yang berhubungan dengan masalah yang di
bahas dalam penulisan penelitian ini.
2. Field Research (Studi Lapangan)

Perolehan data dengan cara observasi langsung ke lapangan, dokumentasi objek penelitian, dan
mengadakan wawancara langsung dengan petugas perpustakaan.

13

Anda mungkin juga menyukai