Oleh
Dr. David Bahrin, ST., MT
Penggerak mula (prime mover) di industri atau pabrik kimia diantaranya adalah (Susanto, 2016):
1. Turbin uap prinsip Siklus Rankine.
Turbin uap dapat dioperasikan secara flleksibel sesuai variasi kecepatan dan daya. Turbin uap
memerlukan peralatan bantu yang relatif banyak, termasuk sistem pengadaan air umpan boiler.
Tetapi sistem turbin uap dapat memberikan penghematan sumber energi maksimum dalam pabrik
kimia yang juga menggunakan uap untuk pemanas.
2. Turbin gas prinsip Siklus Bryton.
Turbin gas adalah salah satu jenis mesin panas yang mengubah panas menjadi kerja, atas dasar
siklus Bryton. Turbin gas menggunakan udara sebagai fluida kerja, dan panas dimasukkan
kedalam fluida kerja melalui pembakaran bahan bakar secara internal. Turbin gas banyak dipakai
di industri dan PLTU terutama untuk menghasilkan energi listrik.
3. Motor torak prinsip Otto.
Motor torak memiliki banyak bagian yang bergerak (gerak putar dan maju-mundur), sehingga
memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan motor listrik. Motor torak dapat berdiri
sendiri dan tidak terlalu tergantung pada pasokan sumber energi dari luar (kecuali bahan bakar).
Motor torak dapat dioperasikan secara fleksibel sesuai variasi beban dan kecepatan. Dari dua jenis
motor torak, penggunaan motor diesel (compression engine) lebih luas dibandingkan motor otto
(spark ingnition engine).
4. Motor listrik
Motor listrik digunakan hampir pada semua pemakaian, terutama pada penggunaan dengan
kecepatan konstan. Motor listrik tidak bising dan dapat dioperasikan didaerah berbahaya. Motor
listrik mempunyai efisiensi tinggi dan nisbah daya terhadap berat yang baik. Motor listrik sangat
dapat diandalkan, tetapi mempunyai ketergantungan tinggi terhadap listrik.
2
SISTEM PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK BERBASIS BATUBARA MENGGUNAKAN TURBIN
UAP (PLTU-BATUBARA)
Gas cerobong
(CO2, SO2, NOx, N2, O2, fly ash, dsb)
Listrik
Udara
Air sungai 3
SIKLUS RANKINE DASAR (Sumber: Susanto, 2016)
Turbin Kerja
Panas
Boiler keluar (WT)
masuk (qin) 2’
Kerja 2’ 3
masuk (Wp) 4
2 2
1 Panas 1 4 4’
Kondensor keluar (qout)
Entropi (S)
Pompa Diagram T-S
Keterangan Gambar
Siklus Rankine terdiri atas:
a. Kompresi (pemompaan) cairan secara isentropik (entropi tetap) (1-2).
b. Pemasukan panas pada tekanan tetap (2-3):
(1)Pemanasan cairan (kenaikan temperatur/panas sensibel)
(2)Penguapan (temperatur tetap, perubahan fasa/panas laten)
(3)Pemanasan uap (kenaikan temperatur/panas sensibel) jika uap superheated
c. Ekspansi uap adiabatik-isentropik (entropi tetap) (3-4), menghasilkan kerja.
d. Pembuangan panas pada tekanan tetap (4-1):
(1)Pendinginan uap (penurunan temperatur/panas sensibel)
(2)Pengembunan (temperatur tetap, perubahan fasa/panas laten)
(3)Penurunan temperatur kondensat (penurunan temperatur/panas sensibel) 4
SIKLUS RANKINE DASAR (Sumber: Susanto, 2016)
Uap (saturated atau superheated) Efisiensi termal siklus rankine dasar:
Panas masuk siklus/panas masuk di boiler:
3 qin = h3 – h2
Panas keluar siklus/panas dilepas di kondensor:
Turbin Kerja
Panas Boiler qout = h4 – h1; jika h4 dua fasa maka h4 = xl.hl + (1
keluar (WT)
masuk (qin) 2’ -xl).hv; xl = dicari dari S4 = xl.Sl + (1 -xl).Sv; S4 = S3
Kerja Kerja yang dibutuhkan pompa (Wp):
masuk (Wp) 4 Wp = h2 – h1 = Win (kadang diabaikan;Wp << WT)
2 Jika data h2 tidak diperoleh maka dapat
dihitung dari h2 = Wp + h1 ; dengan Wp = V dP
1 Panas Kerja yang dihasilkan turbin (W ):
Kondensor T
keluar (qout) W = h – h = W
T 3 4 out
2 2’ 4 4’
1 4 4’ 1 4 4’ 1
3 atau 3a
3a
Turbin Kerja
Boiler
2’ 4 keluar (WT)
2’ 3 5
5
6
Panas 2
masuk (qin)
1 Panas 2 4
Kondensor
keluar (qout) 6
1
Pompa Kerja
Entropi (S)
masuk (Wp) Diagram T-S
Pemanasan ulang uap keluar turbin (reheating process)
Uap (saturated atau superheated) Temperatur (T)
1
1
Panas Turbin Kerja
masuk (qin) Boiler keluar (WT)
7’
2 7’
3 7
7 Kerja masuk
(Wp) 6 2
6 BFW 5 4 Panas 5
Kondensor
heater keluar (qout) 3
4
Pompa air 1 Pompa
Entropi (S)
umpan boiler kondensor Diagram T-S
Pemanasan awal air umpan boiler (regenerative process) 8
USAHA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TERMAL SIKLUS RANKINE
1. Turbin uap dan boiler adalah bagian penting dalam siklus rankine pembangkit kerja.
2. Boiler mengkonversikan energi kimia bahan bakar (dalam bentuk LHV) menjadi energi termal
uap (panas sensibel dan panas laten).
3. Turbin uap mengkonversikan energi termal uap menjadi energi mekanik.
Pada turbin uap, konversi energi termal uap menjadi energi mekanik melalui beberapa tahap, misalnya:
1) Fluida kerja dilewatkan dalam nosel, sehingga terjadi penurunan tekanan dan kenaikan kecepatan
(perubahan energi tekanan ke energi kinetik)
2) Momentum uap keluar nosel digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin.
Turbin uap terbagi atas;
a) Berdasarkan pola ekspansi uap didalam turbin;
1) Turbin impuls, uap hanya mengalami penurunan tekanan sudu-sudu. Pada prakteknya, penurunan
tekanan uap juga terjadi pada sudu-gerak, akibat gesekan dan turbulensi.
2) Turbin reaksi, jika uap dengan sengaja diekspansikan bertahap ketika lewat sudu-diam.
b) Berdasarkan kondisi uap keluar turbin;
1) Turbin tak kondensasi (back pressure turbine atau non-condensing turbine).
• Uap keluar masih berupa uap-panas (tekanan relatif tinggi),
• Uap keluar turbin akan digunakan untuk pemanasan, misal: pemanasan awal air umpan
boiler/siklus rankine regeneratif/regenerative process), atau dipanaskan ulang (reheating
process), atau untuk pemanas proses (co-generation dan non-straight steam and power
balancing).
2) Turbin kondensasi (condensing turbine).
• Uap keluar turbin adalah uap jenuh atau/dan mengandung sedikit kondensat,
• Jenis ini banyak dipakai dipembangkit listrik komersial, yang tidak memerlukan uap sebagai media
pemanas air umpan boiler, tapi menggunakan flue gas)
3) Turbin ekstraksi, digunakan jika uap dikeluarkan ditengah ekspansi (stage pertama turbin) untuk
dipergunakan untuk pemanasan air umpan boiler. Turbin ekstraksi banyak digunakan dalam
industri kimia. Hal sebaliknya juga mungkin terjadi, yaitu aliran uap tambahan dimasukkan kedalam
stage kedua turbin. Uap tambahan ini berasal dari uap bekas pemanas proses bertemperatur
tinggi. 12
TURBIN SINGLE STAGE DAN RUGI-RUGI TURBIN UAP (Susanto, 2016)
Turbin satu tingkat (single stage) adalah sebuah turbin tersusun dari satu deret nosel-diam dan satu
deret sudu-gerak. Kalau lebih dari satu maka disebut turbin multi stage.
Efisiensi internal turbin satu tingkat dinyatakan sebagai perbandingan perubahan entalpi berikut ini:
h1−h2 h3−h4′ h1−h3
= = ; Berdasarkan Gambar 3: =
h1−h2s h3−h4 h1−h2
dengan ; h1 = entalpi uap masuk, h2 = entalpi uap keluar (nyata), h2,s = entalpi uap keluar (jika ekspansi
isentropik, s2s = s1).
Rugi-rugi didalam turbin satu tingkat terjadi terutama akibat:
1) Nozzle reheat: rugi-rugi panas ketika uap diekspansi dinosel secara adiabatik tak-reversibel dan
mengakibatkan kenaikan temperatur uap (relatif terhadap temperatur jika uap diekspansi
isentropik).
2) Blade reheat: rugi-rugi gesekan aliran uap ketika lewat sudu-gerak.
3) Windage losses: rugi-rugi gesekan ketika uap meninggalkan sudu-gerak (aliran fluida selalu
mengalami rugi-rugi, jika fluida dialirkan lewat saluran dengan perubahan penampang).
Titik 1 = uap masuk turbin
Titik 2 = uap keluar turbin teoritikal (isentropik)
Titki 3 = uap keluar turbin nyata (non-isentropik)
Available work: energi termal uap maksimum
yg mgkn dikonversi menjadi kerja.
Stage work: energi termal uap yang
terkonversi nyata menjadi kerja.
Stage reheat: rugi-rugi energi akibat proses
tak reversible, yang diserap kembali oleh uap
sebagai entalpi (dan ditandai dengan kenaikan
temperatur.
Gambar 3. Rugi-rugi internal turbin single stage 13
TURBIN MULTI STAGE DAN EFISIENSI INTERNAL TURBIN UAP (Susanto, 2016)
Turbin banyak tingkat (multi stage) adalah turbin yang tersusun lebih dari satu deret nosel-diam dan
lebih dari satu deretan sudu-gerak.
Efisiensi internal turbin banyak tingkat disajikan dalam diagram h-S, Gambar 4.
Pada turbin banyak tingkat, penyerapan entalpi akibat proses tak-reversibel akan memberikan kenaikan
available energy, pada tingkat berikutnya.
Efisiensi internal tergantung pada kapasitas turbin, kondisi uap dan beban turbin.
Persamaan: [(h2-h3’) + (h3-h4’) + ……+ (h5-h6’)] (h2-h7); perbandingan ruas kiri terhadap ruas kanan
persamaan disebut faktor pemanasan-diri (reheat factor).
h2−h3 + h2−h3 + h4−h5 + h5−h6 hi−hi+1
= =
h2−h7 h2−h7
Tabel 1. Efisiensi internal turbin
(Perry, 1997 “Chem. Eng. Hanbook, ed.7)
15
TSR (TEORITICAL STEAM RATE) & ACTUAL STEAM RATE (ASR) (Susanto, 2016)
16
TSR (TEORITICAL STEAM RATE) & ACTUAL STEAM RATE (ASR) (Susanto, 2016)
17
GROSS HEAT RATE (GHR) & NET HEAT RATE (NHR) (Susanto, 2016)
18
GROSS HEAT RATE (GHR) & NET HEAT RATE (NHR) (Susanto, 2016)
19
GROSS HEAT RATE (GHR) & NET HEAT RATE (NHR) (Susanto, 2016)
20
SOAL-SOAL TURBIN UAP
21