PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerontik berasal dari kata : Gerontologi + Geriatrik. Gerontologi adalah
cabang ilmu yang membahas atau menangani proses penuaan dan masalah yang
timbul pada orang yang telah berusia lanjut. Geriatric berkaitan dengan penyakit atau
kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Jadi, Keperawatan Gerontik
merupakan Suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik
keperawatan yang berbentuk bio, psiko, social, spiritual, dan cultural yang ditujukan
pada klien usia lanjut, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia
(Mubarak dkk.., 2009).
Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun
2002 menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus Amerika Serikat
memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di
seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan
Taeuber,1993). Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah
populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hamper mencapai 600 juta
orang dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050, saat itu lansia akan
melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun). Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat
Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2050-2010 jumlah lansia akan sama
dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah
penduduk.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah yang
berbunyi sebagai berikut:
a. Bagaimanakah trend dan issue pada lansia?
b. Bagaimanakah dasar hukum pelayanan lansia?
C. Tujuan penulisan
1
a. Untuk mengetahui trend dan issue pada lansia
b. Untuk mengetahui dasar hokum pelayanan lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
4
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistic.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
5
3) Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4) Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung
dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik
berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya
yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi
sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang
menyebaban ketidaknyaman lansia.
5) Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah
sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya
perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek
samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya
perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil
cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena
lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati
sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang
dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
6
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
f. Kesehatan mental
7
8. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
9. Ketentuan peralihan
Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :
1. UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care)
2. UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia
3. UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right)
4. UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community Option Program)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Gerontik berasal dari kata : Gerontologi + Geriatrik. Gerontologi adalah
cabang ilmu yang membahas atau menangani proses penuaan dan masalah yang
timbul pada orang yang telah berusia lanjut. Geriatric berkaitan dengan penyakit atau
kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Jadi, Keperawatan Gerontik
merupakan Suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik
keperawatan yang berbentuk bio, psiko, social, spiritual, dan cultural yang ditujukan
pada klien usia lanjut, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia
(Mubarak dkk.., 2009).
8
B. Saran
a. Bagi mahasiswa
Agar lebih mengetahui pentingnya keperawatan lansia
b. Bagi masyarakat
Agar lebih mengetahui tentang lansia
9
DAFTAR PUSTAKA
Juniati, Sahar. 2001. Keperawatan Gerontik, Koordinator Keperawatan Komunitas.
Fakultas Ilmu Keperawatan UI: Jakarta
Maryam, R Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya.. Jakatra: Salemba
medika
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.. Jakarta: Sagung
Seto
Stuart dan Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 1.. Jakarta: EGC
10
11