Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen dan Prinsip Primary Health


Caredalam Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Keluarga
Berencana di Puskesmass II Denpasar Barat

Anggota Kelompok

I Gusti Agung Istri Cahyani 1520025015


Ni Putu Suprianti 1520025016
Kadek Eni Dwiari 1520025017
Desak Nilam Yugiutami 1520025018
A.A. Ratih Surya Prameswari 1520025019
Ni Luh Gede Santika Ari Dewi 1520025020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
GAMBARAN UMUM PUSKESMASS II DENPASAR BARAT
Puskesmass yang kami kunjungi adalah Puskesmas II Denpasar Barat
yang bertempat di Jalan Gunung Soputan Gang Puskesmass No.3. puskesmass ini
merupakan Puskesmass Rawat Jalan. Puskesmass ini berdiri pada 31 Oktober
1984. Luas wilayah kerja Puskesmass Denpasar barat yaitukurang lebih 13,44
km2. Puskesmass II DenpasarBarat mewilayahi 5 Desa dan 1 Kelurahan yang
meliputi 58 banjar yaitu :
- Desa Pemecutan Klod sebanayak 15 banjar
- Desa Dauh Puri Kauh sebanyak 7 banjar
- Kelurahan Dauh Puri sebanyak 3 banjar, 5 lingkungan
- Desa Dauh Puri Kelod sebanyak 11 banjar
- Desa Padang Sambian Kelod sebanyak 12 banjar
- Desa Dauh Puri Kangin sebanyak 5 banjar
Dengan rata-rata jarak tempuh ke Puskesmass sekitar 3 km dan rata-rata
waktu tempuh 15 menit.
Kecamatan Denpasar Barat merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk terbesar dari seluruh penduduk Kota Denpasar. Sex ratio atau
perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan di Denpasar Barat adalah 107 :
19 yang artinya penduduk laki-laki 1,04% lebih banyak dari penduduk
perempuan.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimilki Puskesmass II Denpasar Barat yaitu 45 tenaga
kesehatan yang sudah diangkat menjadi pegawai Negeri Sipil, 38 tenaga
outsourcing yang mendukung penyelenggaraan berbagai kegiatan puskesmass.

Keuangan
Sumber pendanaan dari Puskesmass II Denpasar Barat yaitu berasal dari Dana
Operasional Puskesmass, JKN- Kapitasi- Non Kapitasi, BOK, dan JKBM. Dana
kapitasi JKN dialokasikan untuk pengadaan saran kesehatan, pengadaan obat, alat
kerja, dan dialokasikan untuk jasa pelayanan petugas kesehatan.
Data UKM Esensial
Upaya kesehatan essensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmass untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal bidan kesehatan.
- Pelayanan Promosi Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan Lingkungan
- Pelayanan Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
- Pelayanan Gizi
- Pelayanan Pencegahan dan PengendalianPenyakit

Data UKM Pengembangan


Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan bersifat ekstensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmass.
- Upaya Kesehatan Sekolah
- Upaya Kesehatan Jiwa
- Kesehatan Gigi Masyarakat
- Kesehatan Tradisional dan Konplementer
- Kesehatan Olah Raga
- Kesehatan Kerja
- Kesehatan Indera
- Upaya Kesehatan Usila
MANAJEMEN PUSKESMASS SECARA GARIS BESAR DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN KELUARGA
BERENCANA DI PUSKESMASS II DENPASAR BARAT
A. PERENCANAAN (P1) KESEHATAN IBU dan KELUARGA
BERENCANA
Perencanaan merupakan langkah awal dan dapat memberikan pandangan
menyeluruh mengenai tugas, fungsi dan peranan serta menjadi tuntunan dalam
proses pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Tahapan-tahapan dalam
perencanaan yaitu terdapat perumusan masalah, penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) yang dibuat setahun sebelumnya serta penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang dibuat pada tahun yang bersangkutan. RPK
pada program KIA-KB Puskesmass II Denpasar Barat dibuat setiap bulan sesuai
dengan penetapan RPK tahunan.
1. Perumusan Masalah
1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah kesehatan yang terdapat
pada program KIA-KB dengan pencapaian yang masih berada di bawah
target pencapaian. Identifikasi masalah dibuat dengan membuat tabel kegiatan
program, target, pencapaian dan masalahnya. Berdasarkan data dari program
KIA-KB adapun beberapa masalah pada tahun 2016 yaitu, sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah Kesehatan Ibu

Pencapaian (%)

Pmct DP Dauh Dauhpuri Pdg Dapri Puskesmass


No. Kegiatan Target
Klod Kauh Puri Klod Samb Kangin
(%) Masalah
Klod
1 KI 100 100 100,19 100 100 100,88 100 100,13 Sudah
mencapai
target
2. KIV 98 98,13 98,13 98,09 98,05 98,24 98,29 98,14 Sudah
mencapai
target
3. Deteksi 40 48,13 59,82 39,36 31,86 57,97 39,66 46,09 3 Desa
Resti oleh belum
nakes mencapai
target
4. Deteksi 60 61,88 72,96 60,64 45,13 62,32 60,34 60,23 1 Desa
Resti oleh belum
Masyarakat mecapai
target
5. Ibu 100 100,13 100,20 100 100 100 100 100,07 Sudah
Bersalin di mencapai
nakes target
6. Kunjungan 100 100,13 100,20 100 100 100 100 100,07 Sudah
nifas I (KF mencapai
I) target
7. Kunjungan 98 99,48 98,83 100,22 100,37 98,47 101,44 99,72 Sudah
nifas III mencapai
(KF III) target
8. Penanganan 80 98,75 95,33 61,70 44,25 102,90 72,41 80,03 3 desa
Komplikasi belum
Obstetri mencapai
target
9. Pencegahan 90 81 Masih
Penularan dibawah
HIV/AIDS target (-
dari Ibu ke 9%)
Anak
(PPIA)
ditawarkan
tes HIV
10. Pencegahan 95 85 Masih
Penularan dibawah
HIV/AIDS target (-
dari ibu ke 5%)
anak
(PPIA)
yang mau
dites HIV

b. Identifikasi Masalah Keluarga Berencana


No. Kegiatan Targe Pencapaian (%) Masalah
t (%)
Pmct DP Dauh Dauhpuri Pdg Dapuri Puskesmass
Klod Kauh Puri Klod Samb Kangin
Klod
1. Peserta 80 90,82 77,77 79,52 86,90 57,45 78,58 74,12 4 Desa
KB Aktif belum
mencapai
target
2. Peserta 70 56,69 55,77 43,69 62,75 54,01 65,98 55,29 Semua
KB Aktif desa masih
MKJP dibawah
target

1.2 Skala Prioritas Masalah


Penetapan prioritas masalah pada program KIA-KB tahun 2016
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgensi yaitu
seberapa mendesak masalah tersebut, diakaitkan dengan waktu dna seberapa
mendesak masalah tersebut harus diselesaikan. Keseriusan atau seriousness
yaitu seberapa serius masalah tersebut harus diselesaikan dikaitkan dnegan
akibat yang timbul bila masalah tersebut ditunda dalam penyelesaiannya.
Sedangkan berkembanganya masalah atau growth yaitu seberapa
kemungkinan masalah tersebut menjadi berkembang dan kemungkinan akan
semakin memburuk bila masalah dibiarkan. Dengan menggunakan skore 1-5
skala linkert, masing-masing anggota dapat menilai besar kecilnya kriteria
tersebut. Berikut tabel USG dari program KIA-KB :

a. Skala Prioritas Kesehatan Ibu

No. Masalah Kriteria Jumlah Rangking


U S G (U+S+G)
1. Pencegahan Penularan 5 5 5 15 I
HIV/AIDS dari Ibu ke
Anak (PPIA) ditawarkan tes
HIV
2. Pencegahan Penularan 4 5 5 14 II
HIV/AIDS dari Ibu ke
Anak (PPIA) yang mau
dites HIV

Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa, permasalahan pada pencegahan


penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak (PPIA) ditawarkan tes HIV dan pencegahan
penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak (PPIA) yang mau dites HIV merupakan prioritas
masalah yang penting untuk ditangani karena terdapat pada urutan pertama dengan poin
masing-masing 15 dan 14 poin.

b. Skala Prioritas Keluarga Berencana

No. Masalah Kriteria Jumlah Rangkin


U S G (U+S+G) g
1. Rata-rata Puskesmass belum 5 5 5 15 I
menacapai target KB aktif
(80%) 4 desa belum mencapai
target (dapri kauh, dauhpuri,
dapri kelod, dapri kangin) dan
2 desa sudah mencapai target
2. Rata-rata Puskesmass belum 4 4 4 12 II
mencapai target KB aktif
MKJP (70%). Semua desa
masih dibawah target

Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa, permasalahan pada rata-rata


Puskesmass belum mencapai target KB aktif dan rata-rata Puskesmass belum mencapai
target KB aktif MKJP merupakan prioritas masalah yang penting untuk ditangani
karena terdapat pada urutan pertama dengan poin masing-masing 15 dan 12 poin.

1.3 Akar Permasalahan

Untuk mengetahui penyebab akar permasalahan, program KIA-KB


menggunakan metode tulang ikan untuk merumuskannya.

a. Akar Permasalahan Kesehatan Ibu

Berikut gambar dari tulang ikan akar permasalahan pencegahan penularan


HIV/AIDS dari ibu ke anak (PPIA) ditawarkan tes HIV.
Gambar tulang ikan akar permasalahan pencegahan penularan HIV/AIDS
dari ibu ke anak (PPIA) yang bersedia dites HIV.

Berdasarkan gambar tulang ikan diatas, dimana akar permasalahan dapat


disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu :
1. Manusia : nakes jejering Puskesmass belum semua mendukung PPIA,
pengetahuan dari masyarakat, sasaran banyak, pengetahuan dan
keterampilan petugas tentang PPIA yang masih kurang
2. Metode : dipengaruhi oleh sistem rujukan yang kurang, sosialisasi
kurang dan kurangnya kerjasama dengan jejaring puskesmass tentang
PPIA
3. Saranan : dipengaruhi oleh format PPIA masih sulit didapat dan reagen
sementara cukup.
4. Dana : biaya dalam memperbanyak formulir PPIA kurang
5. Lingkungan : mobilitas tinggi, wilayah terlalau luas, dan perilaku
masyarakat yang belum bisa menerima tentang HIV (stigma).
b. Akar Permasalah Keluarga Berencana
Berikut adalah gambar tulang ikan akar permasalahan dari rata-rata
Puskesmass belum mencapai target KB aktif (80%) :

Berdasarkan gambar tulang ikan diatas, dimana akar penyebab masalah


dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu :
1. Manusia : jumlah sasaran banyak, kesadaran masyarakat, mobilitas
penduduk yang tinggi dan petugas penyuluh KB kurang maksnimal
2. Metode : kurangnya pengetahuan tentang metode konseling KB,
kunjungan rumah PUS yang resti dan koordinasi lintas sektor masih
kurang
3. Sarana : alat, obat kontrasepsi sudah mencukupi dan format KB sudah
mencukupi
4. Dana : dana untuk melakukan pendataan PUS gakin dari BOK dan
wilayah terlalu luas
5. Lingkungan : mobilitas tinggi, wilayah terlalu luas dan perilaku
masyarakat yang belum terbuka terhadap KB

Berikut adalah gambar tulang ikan akar permasalahn dari rata-rata


Puskesmass belum mencapai target KB aktif MKJP (70%) :
Berdasarkan gambar tulang ikan diatas, dimana akar penyebab masalah
dapat disebablan oleh beberapa kemungkinan yaitu :
1. Manusia : petugas penyuluh KB kurang maksimal, jumlah sasaran
banyak, kesadaran masyarakat kurang, hasil survey kurang akurat dan
keterampilan petugas kurang
2. Metode : kurangnya pengetahuan tentang metode konseling, sosialisasi
kurang dan kunjungan rumah PUS yang resti
3. Sarana : alat, obat kontrasepsi sudah mencukupi dan format KB sudah
mencukupi
4. Dana : dana untuk melakukan pendataan PUS gakin dari BOK
5. Lingkungan : mobilitas tinggi, wilayah terlalu luas dan perilaku
masyarakat yang belum terbuka terhadap KB

1.4 Cara Pemecahan Masalah

Pada tahap ini, ditentukan penyebab masalah, alternatif pemecahan


masalah dan pemecahan masalah terpilih yang dianggap mampu
menanggulangi masalah tersebut. Berikut tabel pemecahan masalah program
KIA-KB Puskesmass II Denpasar Barat tahun 2016 :
a. Kesehatan Ibu

No. Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah Terpilih


Masalah Masalah Masalah
1. Pencegahan 1. Belum semua 1. Sosialisasi PPIA kepada 1. Sosialisasi PPIA kepada
Penularan jejaring semua jejaring yang ada semua jejaring yang ada
HIV/AIDS Puskesmass diwilayah kerja Puskesmass diwilayah kerja Puskesmass
dari Ibu ke mendukung II Denpasar Barat yang II Denpasar Barat yang
Anak PPIA belum mendukung PPIA belum mendukung PPIA
(PPIA) 2. Mobilitas (Praktek SPOG) melalui (Praktek SPOG) melalui
ditawarkan penduudk yang pertemuan Kemitraan Bidan pertemuan Kemitraan Bidan
tes HIV cukup tinggi 2. Penyegaran tentang PPIA 2. Penyegaran tentang PPIA
3. Daerah binaan pada saat pertemuan pada saat pertemuan
yang luas (5 Kemitraan Bidan Kemitraan Bidan
desa, 1 3. Menjalin kerjasama dalam 3. Menjalin kerjasama dalam
kelurahan) penatalaksanaan PPIA penatalaksanaan PPIA
dengan jejaring dan dengan jejaring dan jaringan
jaringan Puskesmass II Puskesmass II Denpasar
Denpasar Barat Barat
4. Sistem Pencatatan dari 4. Sistem Pencatatan dari
pelaporan secara pelaporan secara
berkelanjutan berkelanjutan
2. Pencegahan 1. Belum semua 1. Sosialisasi PPIA kepada 1. Sosialisasi PPIA kepada
Penularan jejaring semua jejaring yang ada semua jejaring yang ada
HIV/AIDS Puskesmass diwilayah kerja Puskesmass diwilayah kerja Puskesmass
dari Ibu ke mendukung II Denpasar Barat yang II Denpasar Barat yang
Anak PPIA belum mendukung PPIA belum mendukung PPIA
(PPIA) 2. Mobilitas (Praktek SPOG) melalui (Praktek SPOG) melalui
yang mau penduduk yang pertemuan Kemitraan Bidan pertemuan Kemitraan Bidan
dites HIV cukup tinggi 2. Penyegaran tentang PPIA 2. Penyegaran tentang PPIA
3. Daerah binaan pada saat pertemuan pada saat pertemuan
yang luas (5 Kemitraan Bidan Kemitraan Bidan
desa, 1 3. Menjalin kerjasama dalam 3. Menjalin kerjasama dalam
kelurahan) penatalaksanaan PPIA penatalaksanaan PPIA
dengan jejaring dan dengan jejaring dan jaringan
jaringan Puskesmass II Puskesmass II Denpasar
Denpasar Barat Barat
4. Sistem Pencatatan dari 4. Sistem Pencatatan dari
pelaporan secara pelaporan secara
berkelanjutan berkelanjutan
5. Sosialisasi tentang PPIA 5. Sosialisasi tentang PPIA
kepada masyarakat kepada masyarakat

b. Keluarga Berencana
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah
1 Rata-rata Puskesmass belum 1. Mobilitas 1.Mengusulkan 1. Mengusulkan
menacapai target KB aktif penduduk yang kepada Dinas kepada Dinas
(80%) 4 desa belum sangat tinggi Kesehatan pada Kesehatan pada
mencapai target (dapri kauh, 2. Target yang saat rapat rutin saat rapat rutin
dauhpuri, dapri kelod, dapri terlalu tinggi KB, untuk KB, untuk
kangin) dan 2 desa sudah 3. Masih kurangnya menurunkan menurunkan
mencapai target pengetahuan target KB aktif target KB aktif
masyarakat menjadi 70% menjadi 70%
tentang KB pasca 2.Melakukan 2.Melakukan
salin konseling dan konseling dan
4. Sistem Pencacatan sosialisasi sosialisasi
dan pelaporan tentang KB tentang KB
jejaring ke Pasca Salin Pasca Salin
Puskesmass masih 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan
belum maksimal sistem sistem
pencatatan dan pencatatan dan
pelaporan pelaporan
jejaring jejaring
Puskesmass Puskesmass
melalui melalui
Kemitraan Bidan Kemitraan
Bidan
2. Rata-rata Puskesmass belum 1. Mobilitas 1. Mengusulkan 1. Mengusulkan
mencapai target KB aktif penduudk yang kepada Dinas kepada Dinas
MKJP (70%). Semua desa sangat tinggi Kesehatan pada Kesehatan pada
masih dibawah target 2. Target yang saat rapat rutin saat rapat rutin
terlalu tinggi KB untuk KB untuk
3. Masih kurangnya menurunkan menurunkan
pengetahuan target KB target KB
masyarakat MKJP menjadi MKJP menjadi
tentang MKJP 55% 55%
2. Melakukan 2. Melakukan
konseling dna konseling dan
sosialisasi sosialisasi
tentang KB tentang KB
MKJP MKJP
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pada Puskesmas II Denpasar
Barat dalam penyusunannya sudah sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, melihat dari program yang dilaksanakan khususnya program
upaya KIA dan KB yang kami analisis. Sudah banyak kegiatan yang
diusulkan dimana dalam kegiatan Kesehatan Ibu diusulkan kurang lebih 19
kegiatan, dalam Keluarga Berencana (KB) diusulkan kurang lebih 10
kegiatan dan dalam Kesehatan Anak diusulkan kegiatan kurang lebih 4
kegiatan di tahun 2018 dan kegiatan tersebut sudah dilampirkan dalam
pembukuan profil puskesmas secara terstruktur dimana kegiatan usulan ini
dirancang dalam bentuk matriks. Kegiatan di Puskesmas II Denpasar Barat
yang kami kunjungi memiliki Rencana Usulan kegiatan (RUK) meliputi
Upaya Kesehatan, apa saja kegiatan yang dilaksanakan, apa tujuan dari
kegiatan yang dilaksanakan, siapa saja sasaran dan target dalam kegiatan
yang dilaksanakan, siapa yang bertanggungjawab dalam masing-masing
kegiatan yang dilaksanakan, apa saja kebutuhan sumber daya yang diperlukan
(dilihat dari sudut man, material, methoda, mechine) , siapa saja mitra kerja
yang diajak, kapan waktu pelaksanaan kegiatannya, berapa kebutuhan
anggarannya, apa saja indikator kinerja yang dicapai, dan dari mana saja
sumber pembiayaannya. Selanjutnya RUK Pengembangan yang nantinya
akan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Pada Puskesmass II
Denpasar Barat, kami mendapatkan Rancangan Usulan Kegiatan pada
program KIA dan KB yang kami lampirkan.

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK


Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada Puskesmas II Denpasar Barat
yang kami kunjungi di tahun ini sudah lebih baik lagi dari tahun sebelumnya
dilihat dari beberapa lampiran rencana kegiatan yang sudah dibuat oleh pihak
Puskesmas khususnya di bagian program upaya KIA dan KB yang kami
kunjungi. Dilihat dari rencana pelaksanaan kegiatan yang dibuat, dalam
alokasi kegiatannya sudah jelas serta dari segi penganggaran biaya juga
transparan dan lebih efektif lagi. Selain itu target dari kegiatan yang di
tentukan juga sebagian besar sudah dapat dicapai . Perbandingan antara
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK) juga tidak jauh berbeda dilihat dari penyusunan RUK yang memiliki
kurang lebih 19 kegiatan masih sama dengan penyusunan RPK pada program
Kesehatan Ibu, pada program Keluarga Bencana dari RUK juga masih sama
dengan RPK memiliki kurang lebih 10 kegiatan, dan dalam program
Kesehatan Anak, RPK tahun 2017 saat ini memiliki kegiatan kurang lebih 10
kegiatan. Kami mendapatkan Rancangan Pelaksanaan Kegiatan pada program
KIA dan KB yang kami lampirkan.

B. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN(P2) KESEHATAN IBU dan


KELUARGA BERENCANA
Dalam fungsi penggerakan dan pelaksanaan di program KIA-KB
Puskesmass II Denpasar Barat terdapat kegiatan lokakarya mini. Lokakarya
mini mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan fungsi puskesmass
melalui penggalangan kerjasama tim baik lintas program maupun lintas
sektor serta terlaksananya kegiatan sesuai dengan perencanaan. Lokakarya
mini juga mempunyai tujuan khusus yakni tergalangnya kerja sama tim,
terpantaunya hasil kegiatan sesuai dengan perencanaan, teridentifikasinya
masalah dan hambatan dalam kegiatan, teridentifikasinya penyebab masalah
serta diupayakannya pemecahan masalah, dan tersusunnya rencana kerja
untuk periode selanjutnya.
Lokakarya mini ada yang dilaksanakan setiap bulan dan juga setiap
triwulan. Pada lokakarya mini bulanan dilakukan pembahasan mengenai
pencapaian dan hambatan-hambatan dari pelaksana program yang bertugas
sekaligus menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan, sehingga
dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik dan sesuai dnegan tujuan
yang hendak dicapai. Sedangkan pada lokakarya mini triwulan dibahas
mengenai rekapan dari lokakarya mini bulanan yang telah dilaksanakan
secara lintas sektor.Selain Lokakarya mini, dalam pelaksanaan dan
penggerakan program KIA-KB di Puskesmass II Denpasar Barat
melaksankan beberapa hal. Diantaranya untuk program KB melaksanakan
atau melakukan kunjungan rumah PUS yang belum mrngikuti KB,
melaksanakan konseling kespro dengan cara penyuluhan dan dalam
penyampaiannya berkordinasi dengan bagian promkes puskesmass.
Sedangakan untuk KIA sendiri dalam pelaksanaannya meliputi bimbingan
kepada kader dalam pengisian dan melengkapi KMS, sosialisasi dan
pelaksanaan pelatihan ANC terpadu kepada jejaring dan jaringan Puskesmass,
melaksanaan kemitraan bidan dengan sosialisasi mengenai Jampersal kepada
para bidan yang ada di pustu pada wilayah kerja Puskesmass II Denpasar
Barat dan mengenai pengisian buku KIA.

C. PENGAWASAN, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN (P3)


KESEHATAN IBU dan KELUARGA BERENCANA
P3 merupakan tahap memantau perkembangan pencapaian,
melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan dan menilai pencapaian kegiatan
pada pertengahan dan akhir tahun. Pengawasan puskesmass dibedakan
menjadi dua, yaitu pengawas internal dan pengawas eksternal. Pengwas
internal dilakukan oleh Kepala Puskesmass, tim audit internal,
penanggungjawab dan pelaksana program. Pengawasan eksternal dilakukan
oleh institusi dari luar Puskesmass, misalnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Kota, institusi lain dan masyarakat. Aspek yang diawasi yaitu aspek
administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program danteknis pelayanan.
Pengawasan, Penilaian dan Pengendalian, kegiatan ini dilakukan
melalui laporan tahunan puskesmass dalam upaya menilai kinerja puskesmass
secara keseluruhan. Sedangkan untuk kegiatan penilaian dilakukan setiap
akhir tahun kegiatan dengan membandingkan hasil kegiatan terhadap rencana
dan standar pelayanan. Begitu pula dengan evaluasi dalam hal pengendalian
sangat penting dilakukan sehingga dapat disusun rencana kerja tahun
berikutnya berdasarkan pencapaian, masalah dan hambatan yang ditemukan
dalam melakukan pelayanan kesehatan.Tidak hanya dilaksanakan akhir tahun
monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan secara bulanan dan triwulan.
Evaluasi secara bulanan membahas mengenai kegiatan program yang telah
dijalankan selama satu bulan sesuai dengan RKP bulanan, mengevaluasi
setiap kegiatan yang telah tercapai serta monitoring dan evaluasi kesesuaian
dilakukan untuk mengevaluasi apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai
dengan waktu dan sasaran sehingga dapat memperbaikinya pada kegiatan
bulan berikutnya. Evaluasi secara triwulan merupakan rapat terintegrasi dan
merupakan hasil dari rekapan akumulatif rapat bulanan, sedangkan hasil
evaluasi tahunan akan dicantumkan pada profil puskesmass.

CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN IBU DAN


KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMASS II DENPASAR BARAT
TAHUN 2016

INDIKATOR TARGET (%) CAPAIAN (%)


a. Kesehatan Ibu
K1 100 100,13
K4 98 98,14
Bumil Resti oleh Nakes 40 46,09
Bumil Resti oleh Masyarakat 60 60,23
Penanganan Komplikasi Obstetri 80 80,03
Bulin Nakes 100 100,07
Kunjungan Neonatal 100 101,03
Kunjungan Neonatal Lengkap 95 100,09
Penanganan Komplikasi Neonatus 80 45,89
Ibu Menyusui 100 100,07
Ibu Nifas 100 100,07
Kunjungan Nifas 3 (KF3) 98 99,72
b. Keluarga Berencana
KB Aktif di Puskesmass 80 76,39
Akseptor Aktif MKJP di Puskesmass 70 55,29
Akseptor MKJP dengan komplikasi 100 0
Akseptor MKET mengalami kegagalan 100 100
Dari tabel capaian indikator program Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
diatas dapat disimpulkan bahwa program Kesehatan Ibu di Puskesmass II
Denpasar Barat sudah berjalan dengan efektif yang dilihat dari capaian sebagaian
besar indikator program yang sudah melebihi target yang ditetapkan. Namun ada
beberapa indikator program yang belum mencapai target seperti pada indikator
program kesehatan ibu, penanganan komplikasi neonatus masih dibawah target 80
% yang ditetapkan yang dimana capaiannya baru 45,89 %. Namun program KB di
Puskesmass II Denpasar Barat belum dapat dikatakan efektif karena dilihat dari
capaian indikator program KB masih dibawah target yang ditetapkan.

PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN


PROGRAM KESEHATAN IBU DAN KELUARGA BERENCANA
(a) Perencanaan (Planing)
Adapun perencanan merupakan sebuah langkah awal yang dilakukan
oleh puskesmass untuk melakukan penetapan program.Penyusunan perencanaan
di Puskesmass II Denpasar Barat diawali dengan persiapan staf puskesmass pada
masing-masing poli oleh Kepala Puskesmass.Puskesmass II Denpasar Barat telah
membagi poli Pada poli Kesehatan Ibu dan Anak serta KB menjadi Kesehatan Ibu
dan KB, Kesehatan Anak, Kesehatan Lansia dan Imunisasi.Hal tersebut dengan
tujuan untuk mengoptimalkan kinerja dari masing-masing bidang agar lebih
terintegrasi.Setelah staf terbentuk, selanjutnya staf masing-masing bidang tersebut
menyusun perencanaan. Berikut merupakan langka-langah penyusunan
perencanaan yang dilakukan oleh Puskesmass II Denpasar Barat:
 Pengidentifikasian masalah
Pengidentifikasian masalah oleh Puskesmass II Denpasar Barat dilakukan
dengan cara membuat daftar permasalahan berdasarkan pada capaian program
pada tahun sebelumnya. Adapun kriteria capaian yang digunakan adalah kriteria
target capaian, capaian desa serta capaian puskesmass.
 Penentuan prioritas masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah, perencanaan kemudian
dilanjutkan dengan melakukan penentuan prioritas permasalahan. Penentuan
prioritas masalah dilakukan dengan cara menilai tingkat keseriusan permasalahan
berdasarkan capaian pada tahun 2016 serta analisis matrik USG. Analisis USG
merupakan penilaian permasalahan berdasarkan pada kriteria Tingkat
Kemendesakan masalah atau Urgency (U), Tingkat keseriusan masalah
Seriousness (S) dan Tingkat perkembangan masalah atau Growth (G).
 Pencarian akar permasalahan
Setelah melakukan penentuan prioritas masalah, maka perlu dilakukan
pencarian akar permasalahan tersebut.Dalam pencarian akar permasalahan
Puskesmass II Denpasar Barat menggunakan metode analisis matrik ishikawa atau
Fishbone.Kriteria yang digunakan dalam matrik Fishbone adalah Sumber daya
Manusia, metode yang digunakan, sarana yang dimiliki, Dana yang dibutuhkan
serta kondisi lingkungan masyarakat yang memperngaruhi.
 Penentuan Pemecahan permasalahan
Setelah mengetahui akar permasalahan setiap prioritas permasalahan,
maka selanjutnya dilakukan penentuan pemecahan masalah.Pada tahapan ini,
Puskesmass II Denpasar Barat membuat matriks yang berisikan prioritas
permasalahan, penyebab permasalahan, alternatif pemecahan permasasalahan dan
pemecahan permasalahan yang terpilih.
 Penyusunan RUK
Penyusunan Rencana Usulan Kerja (RUK) disusun dalam bentuk matriks
dengan memperhatikan kebijakan yang disesuaikan dengan masalah yang ada di
wilayah kerja Puskesmass II Denpasar Barat. Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) meliputi: Upaya kesehatan, kegiatan fisik, tujuan, sasaran, target
sasaran, penanggungjawab, kebutuhan sumberdaya, kerjasama mitra, waktu
pelaksanaan kebutuhan anggaran, indikator kerja dan sumber pembiayaan.
 Penyusunan RPK
Salah satu tujuan dari perencanaan tingkat puskesmass adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmass yang meliputi upaya kesehatan
setelah diterimanya alokasi dana dari berbagai sumber untuk memantapkan
pergerakan pelaksanaan kegiatan. RPK disusun dengan menggunakan matrik yang
berisi upaya kesehatan, kegiatan, tujuan, sasaran, target sasaran,
penanggungjawab program, jumlah pelaksanaan kegiatan dalam setahun, jadwal
kegiatan, rincian pelaksanaan, lokasi perencanaan serta anggaran dana yang telah
disetujui.

(b) Pembagian kerja atau penugasan (Organizing)


Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya dilakukan tahapan
pembagian tugas kepada staff untuk melaksanakan program.Program-program
yang dilakukan oleh Puskesmass II Denpasar Barat bersifat terintegrasi sehingga
pembagian penugasan yang dilakukan pada staff masing-masing program sesuai
dengan bidang yang dipegang atau poli.Dari segi SDM dalam menjalani program,
Puskesmass II Denpasar Barat masih mengalami permasalahan berupa masih
kurangnya ketersediaan SDM. Meskipun begitu, hal tersebut dapat diatasi oleh
pemegang program dengan cara melakukan rolling staff serta melakukan
kerjasama lintas sektoral.

(c) Aktuasi (Aktuating)


Dalam melaksanakan program, program yang dilaksanakan tidak hanya
berlokasi di puskesmass namun juga di luar dari puskesmass. Adapun program
Puskesmass II Denpasar Barat yang berlokasi di luar puskesmass adalah
penyuluhan, pembinaan tingkat desa, jemput bola, posyandu dan lain-lain. Untuk
kelancaran pelaksanaan program-program, Puskesmass II Denpasar Barat
melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan dan motivasi
terhadap staff puskesmass.Adapun upaya peninkatan mutu dan motivasi tersebut
berupa pelatihan, magang serta penyegaran staff.

(d) Pengawasan dan Evaluasi (Controling)


Pengawasan dan evaluasi merupakan tahapan penting untuk mengetahui
kesalahan baik dalam atau setelah pelaksanaan program serta untuk meningkatkan
koordinasi.Adapun kriteria yang dievaluasi adalah capaian program, kualitas
program, serta tingkat kinerja puskesmass dalam pelaksanaan
program.Pengawasan dan Evaluasi yang dilakukan oleh Puskemas II Denpasar
Barat adalah berupa Lokakaryamini yang dilakukan sebulan sekali, tiga bulan
sekali serta tahunan.Lokakaryamini sebulan sekali merupakan rapat evaluasi yang
dilakukan untuk membahas masing-masing program oleh suatu poli puskesmass
atau bidang. Lokakarya tiga bulan sekali merupakan rapat evaluasi yang dilakukan
untuk membahas program dan rekapitulasi akumulatif puskesmass bersama
dengan semua poli terkait, sehingga lokakaryamini ini bersifat lebih terintegrasi
daripada lokaryamini sebulan sekali. Sedangkan lokaryamini tahunan merupakan
rapat yang dilakukan bersama dengan semua bagian bidang puskesmass untuk
membahas pencapaian program puskesmass tahunan. Adapun keluaran dari
lokakaryamini tahunan meliputi profil puskesmass (gambaran puskesmass, tujuan,
permasalahan, pemecahan masalah, RUK dan RPK) dan Planning Of Action
(POA)

PENERAPAN PRINSIP PRIMARY HEALTH CARE DALAM


PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN KELUARGA
BERENCANA
1. Partisipasi
Deklarasi Alma Ata 1978 yang merupakan kesebaakan bersama antara 140
negara dan meruoakan hasil konferensi Internasional dari Primary Health Care
yang didukung oleh World Health Organization (WHO), dimana salah satu
prinsip dari Primary Health Care tersebut adalah peran serta masyarakat.
Partisipasi masyaraka merupakah serangkaian proses dimana individu dan
keluarga bertanggung jawab atau keadaan kesehatannya dan orang dilingkungan
sekitarnya. Semua bentuk kegiatan dari puskesmass khususnya program KIA-KB
akan menjadi sesuatu yang baik serta bermanfaat adalah ketika turut
mengikutsertakan masyarakat, baik dari segi perencanaan hingga nantinya
melakukan monitoring serta evaluasi.
Salah satu dari contoh adanya partisipasi dari masyarakat adalah musyawarah
masyarakat desaserta survey mawas diri (SMD) dengan bersama-sama untuk
mengidentifikasi permasalah kesehatan yang ada dimasyarakat sehingga mampu
memprioritaskan masalah yang kemudian akan melakukan penggalian potensi
yang dimiliki guna memberi solusi. Pada pelaksanaannya partisipasi masyarakat
terhadap program KIA-KB adalah banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
pelayanan KIA dan KB sehingga cakupan dari program ini semakin banyak.
2. Integrasi
Pelaksanaan program KIA-KB tidak berjalan sendiri namun terintegrasi dengan
lintas program kesehatan lainnya. Integrasi merupakan penyelenggataan dari
berbagai lintas program kesehatan, koordinasi serta komunikasi dengan layanan
kesehatan lainnya. Puskesmass II Denpasar Barat pada program KIA-KB
terintergrasi dengan lintas program utamanya yang ada di puskesmass seperti
laboratorium, poliklinik IMS, VCT, Poli umum serta poli KIA ataupun dengan
berbagai organisasi layanan kesehatan publik ataupun privat seperti pustu,
posyandu atau klinik umum, prakter dokter mandiri.

3. Lintas Sektor
Program KIA-KB merupakan program yang tentunya membutuhkan
dukungan atau kerjasama dari berbagai macam pihak baik dibidang kesehatan
ataupun lintas sektoral. Puskesmass II Denbar da;am melaksanakan programnya
harus bekerjasama dengan PKK dari setiap banjar,kader, kelian banjar, kepala
lingkungan, kepala desa atau kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama serta
kecamatan berserta jajaran instansi diluar bidang kesehatan yang mampu
memnduukng jalannya program KIA-KB.
Pada program KIA dan KB ini juga memiliki Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) sebagai pemantauan kegiatan KIA secara teknis dan non teknis serta media
komunikasi kepada sector lain yang terkait. Pemantauannya dilakukan secara
teknis meliputi indicator akses, cakupan ibu hamil, persalinan oleh tenaga
kesehatan, penjaringan resti, neonatal.Pemantauan Nonteknis dengan indicator
pemerataan pelayanan KIA serta indikator efektivitas pelayanan KIA. Lintas
sector menjadi sangat penting dalam akreditasi puskesmass seperti yang sudah
diatur pada Permenkes No. 75 Pasal 39 Tahun 2004.

4. Keadilan (Equity)
Equity yang merupakan sebuah keadilan dimana jika dihubungkan
dengan pelayanan kesehatan berarti bahwa setiap orang harus dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar yang standar disetiap tempat dan waktu.Puskesmass
juga harus memperhatikan terkait keadilan ini dengan aspek terjangkaunya
pelayanan kesehatan di puskesmass yang dapat diakses oleh seluruh bagian
masyarakat. Jika ditinjau dari pembayaran pasien, Pasien yang memiliki JKN
maupun tidak, akan tetap dilayani sebagaimana mestinya, hanya saja yang
berbeda adalah ketika pasien menggunakan JKN maka pasien tidak membayar
tunai sedangkan jika pasien menggunakan umum maka pasien harus membayar
atas jasa pelayanan kesehatan yang diberikan. Daerah asalpun juga menjadi
pertimbangan, bahwa orang darimanapun asalnya akan tetap dilayani, didalam
ataupun diluar kota Denpasar seperti Mengwi, Karangasem dan lain-lain.
LAMPIRAN

1. Contoh Lampiran Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


2. Contoh Lampiran Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Anda mungkin juga menyukai