Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANGERANG


PUSKESMAS MAUK
Jl. R. Mahmud No. 2 Kelurahan Mauk Timur Kecamatan Mauk
Kabupaten Tangerang – 15530
Telp / Fax. (021) 59330159, Email : puskesmasmauk@yahoo.com

NOTULEN Rapat Pembahasan:


PERTEMUAN - Laporan Kinerja Tahun 2022
- Laporan Kegiatan SMD, MMD
- Sosialisasi Program GERMAS
- Pembahasan RUK 2024
- Pembahasan RPK 2023
- Pembahasan Renstra 2019 -2023
Kamis, 16 Februari 2023 Pukul : 09.00 WIB s.d Selesai
Pimpinan Sekertaris Camat Bpk. Saeful Anwar S.Sos,S.Ip,M.Si
Pertemuan
Peserta 1. Anggota Satuan Radar 211 Tanjung Kait
Pertemuan 2. Kepala KUA Kecamatan Mauk
3. Kepala MUI Kecamatan Mauk
4. Kepala Desa / Lurah Se-Kecamatan Mauk
5. PKK Desa/Kelurahan Se-Kecamatan Mauk
Susunan Acara a. Pembukaan
b. Pembahasan Materi
c. Tanya Jawab
d. Penutup
Pembukaan Sambutan oleh Bpk. Saeful Anwar S.Sos,S.Ip,M.Si
Mengucapkan terimakasih kepada Pihak Puskesmas mauk dan
lintas sektor terkait yang sudah hadir dalam kesempatan ini. Bapak
Saeful Anwar berharap kegiatan Lokakarya Mini Tiga Bulanan ini
dapat terus berjalan dengan baik. Bapak Saeful Anwar
menyampaikan bahwa masalah Kesehatan adalah masalah
bersama, bukan hanya dari Kesehatan saja tetapi tanggung jawab
kita semua. Begitu juga dengan masalah TB Paru adalah masalah
bersama. Maka dari itu, mari kita bersama sama bekerja sama
membangun derajat Kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah
Kecamatan Mauk lebih baik lagi. Bpk. Saeful Anwar mengajak
kepada para kader Kesehatan dan lintas sektor terkait apabila ada
masyarakat yang mengalami gejala TB untuk segera dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas, agar pihak Puskesmas
bisa melakukan pengobatan secara insentif kepada pasien yang
menderita atau terduga Tuberkulosis.
Pembahasan Sambutan dan Pemaparan Materi oleh Kepala Puskesmas Mauk
hari ini (dr. Taufit Wirawan)
Lokakarya dapat menjadi bahan untuk melakukan tindak lanjut
masyarakat sehat sejahtera di wilayah mauk. Tidak hanya petugas
tenaga kesehatan tetapi tokoh masyarakat juga bertanggung jawab
untuk ikut bergerak/ membangun dimana tidak hanya bangunan
fisik tetapi kesehatan lingkungan juga penting.
Dokter Taufit menyampaikan capaian kinerja Puskesmas Mauk
tahun 2022 ;
PETA WILAYAH KECAMATAN MAUK

Struktur Organisasi UPT Puskesmas Mauk terdiri atas :


a. Kepala UPT Puskesmas;
b. Tata Usaha;
1. Penanggung Jawab Data dan Informasi
2. Penanggung Jawab Kepegawaian
3. Penanggung Jawab Sarana Prasarana dan Rumah
tangga
c. Penanggung Jawab Keuangan Penanggung jawab UKM
ESENSIAL DAN PERKESMAS
1. Koordinator Promkes
2. Koordinator Kesling
3. Koordinator KIA, KB UKM
4. Koordinator GIZI UKM
5. Koordinator P2PL UKM
d. Penanggung Jawab UKM Pengembangan
1. Koordinator Kesehatan Jiwa
2. Koordinator Kesehatan GiGI UKM
3. Koordinator Kesehatan Tradisional Komplementer
4. Koordinator Kesehatan Olah Raga
5. Koordinator Kesehatan Indera
6. Koordinator Kesehatan Kerja
e. Penanggung Jawab UKP Kefarmasian dan Laboratarium
1. Koordinator BPU
2. Koordinator Gigi dan Mulut
3. Koordinator KIA UKP

Grafik Capaian Kinerja Puskesmas Mauk Tahun 2022

Nilai Kinerja program 95.24


PKM MAUk 95.24

84.87
UKP 2022
100.23
2021

82.74
UKM Pengembangan
95.78

100.86
UKM Esensial
89.71

0 20 40 60 80 100 120

Dari grafik diatas terlihat capaian kinerja Puskesmas Mauk


meningkat bila dibandingkan pada tahun 2021, akan terus
ditingkatkan baik absolut maupun kualitas dari laporan kinerja itu
sendiri.
GRAFIK CAPAIAN KINERJA UKM ESENSIAL PUSKESMAS
MAUK TAHUN 2022 (JANUARI sd DESEMBER)

Upaya kesehatan ibu, anak, UKS, Lansia, KB


200

Upaya pencegahan & pengendalian peny tdk menular Upaya promosi kesehatan
100
100
127.84 100 100.56
100

100 Target
85.60
0 116.95
cakupan
100
114.28 100

Upaya pencegahan & pengendalian peny menular 99.28 Kesehatan Lingkungan

Upaya prerbaikan gizi keluarga

Dari grafik diatas dapat kita lihat cakupan kegiatan UKM Esensial
dari bulan januari sampai dengan bulan Desember 2022 secara
keseluruhan sudah baik, namun demikian masih ada yang masih
perlu menjadi perhatian belum semua indikator baik, masih
terdapat beberapa indikator yang belum optimal,akan terus
diupayakan agar kedepan bisa lebih baik hal yang akan dilakukaan
antara lain mengoptimalkan kerjasama sama lintas program,
kegiatan intervensi lanjut permasalahan pis-pk dan
meningoptimalkan edukasi dan skrining oleh kordinator program
disemua desa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
GRAFIK MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS MAUK TAHUN
2022

PROSENTAASE PENDERITA STUNTING (0-2 TAHN) DO 10K1-K4 PERSALINAN NASKES


PENURUNANAN ANGKA CACAT TK II PDR KUSTA 10 1010 PENANGANAN KOMPLIKASI RESTI
10 10
PENGGUNAAN INJEKSI PD MYALGIA 10 10 510 10 BGM
10 10 10
10 10 7 7 Target
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PD DIARE 10 0 10 DO DPT CAMPAK
10 Cakupan
10
10 10 10
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PD ISPA 10 10 10 10 KEPATUHAN STANDART ANC
10 10
MKJP DG KEGAGALAN 10KEPATUHAN TB PARU
MKJP DG KOMPLIKASI
RATIO TAMBAL CABUT KEPUASAN PASIEN
SURVEI

Dari grafik diatas terlihat ada 2 indikator yg masih perlu menjadi


perhatian yaitu: Balita Wasting,Prosentase penderita stunting usia
0 s.d 5 tahun yang, akan diupayakan agar kedepan dapat lebih
baik lagi.
1. Cakupan Upaya Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lansia & KB
Cakupan upaya kesehatan ibu masih ada indikator yang masih
perlu menjadi perhatian adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Cakupan Upaya Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lansia & KB
Cakupan yang masih
perlu menjadi perhatian

Cakupan
NO. Indikator
Tahun 2022
Target
( januari s/d
Desember)

Cakupan pelayanan dan 100 %


1. atau rujukan ibu hamil jumlah 69,57%
resiko tinggi/komplikasi resti
Dari tabel diatas program kesehatan ibu yang belum mencapai
target adalah cakupan pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko
tinggi/komplikasi masih 69,57 % terus dilakukan upaya untuk
meningkatkan capaian dengan cara pendampingan bersama kader
MKIA ( jemput bola) serta terus dilakukan motivasi dan edukasi.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Cakupan Upaya Kesehatan lingkungan tahun 2022 ( Januari s/d
Desember2022 ) yang masih perlu menjadi perhatian adalah
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Cakupan Upaya Kesehatan Lingkungan

Cakupan yang masih


perlu menjadi perhatian

NO. Indikator Cakupan Tahun

Target 2022 ( Januari


s/d Desember)

Data by name by
100 %
adress KK yang masih
x
Buang air besar 88,72%
Sarana
sembarangan/ BABs
TPM
( Open Defication )

Dari tabel datas indikator dari upaya kesehatan lingkungan yang


masih perlu menjadi perhatian yaitu Data by name by adress KK
yang masih Buang air besar sembarangan/ BABs ( Open
Defication ) dikarenakan belum optimal nya pembinaan dari
petugas, akan meningkatkan kerjasama lintas program sehingga
bisa diintegrasikan dengan kegiatan luar gedung lainnya, serta
akan memperbaiki perncatatan dan pelaporan agar lebih akurat.
3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
dan Tidak Menular
Cakupan Upaya Pencegahan dan pemberantasan
penyakitmenular tahun 2022 yang masih perlu menjadi perhatian
adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Cakupan Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyaki
Menular
Cakupan yang masih
perlu menjadi perhatian
Cakupan
NO
Indikator Tahun
.
Target 2022 (Januari
s/d Desember
)
90% x
Pemeriksaan kontak
1. JML 28,89 %
serumah penderita kusta
sasaran

Dari tabel diatas ada tiga indikator dari bidang P2P yang masih
belum mencapai target yaitu Pemeriksaan kontak serumah
penderita karena belum optimalnya pencatatan dan pelaporan,
koordinasi lintas program belum berjalan, akan dilakukan
sosialisasi kepada lintas program agar dari unit pelayanan dalam
dan luar gedung (BPU, BPG, KIA, Pustu, Pusling dll) dapat
menjaring dan melaporkan atau menganjurkan pasien dengan
suspek Kusta dapat kontak ke petugas terkait.

Kesimpulan dari pembahasan Kinerja yang di paparkan tadi

Hasil penilaiankinerja Puskesmas Mauk tahun 2022 ( januari s/d


Desember)dengan nilairata rata adalah 90,04% dalam kategori
kinerja baik.

Pembahasan RUK dan RPK & Renstra disampaikan oleh ibu Sri
Rosnaeni ;

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 menyebutkan tugas


Puskesmas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan di
Puskesmas dapat terlaksana secara optimal dengan manajemen
yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output
Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungj awaban. Seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan
yang urut yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasilguna
dan berdayaguna. Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan
sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada
tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya. Langkah pertama dalam mekanisme
Perencanaan Puskesmas adalah dengan menyusun RUK yang
meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan
pengembangan. Penyusunan RUK Puskesmas harus
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara
global, Nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data
dan informasi yang tersedia di Puskesmas. RUK harus dilengkapi
pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK
tersebut disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H),
berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya
(H-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun
berjalan (H). RUK yang Disusun adalah

 Program Promosi kesehatan


 Program Kesling
 Program Kesehatan Ibu
 Program Kesehatan Anak
 Program Gizi
 Program DBD
 Program Ispa Diare
 Program IMS dan HIV/ AIDS
 Program Kusta
 Program Imunisasi
 Program PTM
 Program Kesehatan Lansia
 Program Kesehatan Peduli Remaja
 Program Pencegahan dan Pengendalian Filariasis
dan Zoonosis
 Program Usaha Kesehatan Sekolah
 Program Kesehatan Jiwa
 Program Kesehatan Kerja
 Program Kesehatan Indra
 Perencanaan BLUD & APBD
RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap
mempertimbangkan masukan dari masyarakat.
Penyesuaian ini dilakukan, oleh karena RPK/RBA yang
disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-1),
alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang
diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan
anggaran (selain DAU) dan lain-lainnya. Penyusunan
RPK/RBA dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan,
dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
RPK yang disusun adalah

 Program Promosi kesehatan


 Program Kesling
 Program Kesehatan Ibu
 Program Kesehatan Anak
 Program Gizi
 Program DBD
 Program Ispa Diare
 Program IMS dan HIV/ AIDS
 Program Kusta
 Program Imunisasi
 Program PTM
 Program Kesehatan Lansia
 Program Kesehatan Peduli Remaja
 Program Pencegahan dan Pengendalian Filariasis
dan Zoonosis
 Program Usaha Kesehatan Sekolah
 Program Kesehatan Jiwa
 Program Kesehatan Kerja
 Program Kesehatan Indra
 Perencanaan BLUD & APBD
Rencana Lima Tahunan (RENLITA) atau yang biasa disebut
dengan Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan suatu proses
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu, Maksud penyusunan Renstra Puskesmas Mauk adalah
menyediakan dokumen perencanaan kesehatan lima tahunan
berpedoman pada dokumen Renstra Dinas Kesehatan dan
RPJMD Kabupaten Tangerang periode 2019-2023 Melalui
penyusunan Renstra Puskesmas Mauk periode 2019-2023
diharapkan dapat tersedianya suatu dokumen perencanaan
strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi
perumusan masalah daerah, tersedianya perencanaan indikatif
yang memuat arah kebijakan dan strategi, program pembangunan
kesehatan strategis sesuai dengan target-target yang harus
dicapai daerah di bidang kesehatan, serta menjadi acuan dan
pegangan Puskesmas Mauk dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan kesehatan.

Penyampaian Materi Germas

a. Penyampaian materi pertama di sampaikan oleh dr. leonardo


tentang gizi seimbang, konsep gizi seimbang sendiri adalah
susunan yang sesuai dengan kebutuhan yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Dengan memperhatikan keanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, PHBS, dan memantau BB secara teratur dalam
mempertahankan BB normaluntuk mencegah masalah gizi

b. Materi ke dua disampaikan oleh Lina Sri marlinawati, SKM


selaku penanggung jawab Promosi Kesehatan Puskesmas
Mauk. Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berprilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Kerjasama multi sektor dan para
pemangku kepentingan antara sektor kesehatan dengan sektor
lain, seperti sektor pendidikan, pemangku kepentingan di pusat
dan daerah, masyarakat sipil yaitu akademisi dan LSM, serta
dunia usaha.
Tujuan germas adalah masyarakat berprilaku sehat yang akan
berdampak pada; kesehatan terjaga, lingkungan bersih,
produktif, biaya berobat berkuran, dengan demikian bisa
mewujudkan germas:

 Peningkatan aktivitas Fisik


 Peningkatan perilaku hidup sehat
 Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan
gizi
 Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
 Peningkatan kualitas lingkungan
 Peningkatan edukasi hidup sehat

Pembahasan SMD dan MMD


SMD Desa Gunung Sari

Dari hasil survei masyarakat di desa gunung sari pada indikator


Kesehatan lansia didapatkan 93,3% masyarakat memilih tidak
tahu tentang posbindu, dan 92,8% masyarakat tidak mengetahui
posbindu lansia dilakukan sebulan sekali di lingkungannya. Pada
indikator Kesehatan ibu dan anak 81,8% responden menjawab
tidak memberikan Asi ekslusif pada bayi, 80,4% responden
menjawab tidak apabila ada pemasangan IUD dan inplant. Pada
Program Kesehatan Lingkungan masih banyak yang tidak
membuang tinja bayi & balita ke jamban (83.6%). Selain itu
masih banyak masyarakat yang belum memilah sampah antara
sampah basah & sampah kering( sampah organik & sampah
anorganik) sebanyak 89,5%, serta 77,7% sampah tidak
diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari.
MMD Desa Gunung Sari

 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6


bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 14%, yang tidak ber
Kb 41.12%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 26 7%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 40.5%
Pembahasan SMD Desa Mauk Barat

SMD Mauk Barat

Dari hasil survei masih banyak masyarakat desa mauk barat


yang belum mengetahi tentang jenis kegiatan (39,5%)
responden yang menjawab Tidak.
Kemudian pada program Keluarga Berencana (KB) untuk
kegiatan safari KB (pemasangan IUD dan implant gratis)
masyarakat cenderung menjawab YA (84.4%) melakukan KB
pada kegiatan tersebut (masyarakat sudah banyka yang
mengikuti program pemasangan IUD dan Implant). Pada
Program Kesehatan Lingkungan masih banyak yang tidak
membuang tinja bayi & balita ke jamban (83.6%). Selain itu
masih banyak masyarakat yang belum memilah sampah antara
sampah basah & sampah kering( sampah organik & sampah
anorganik) sebanyak 67,2%, serta 42,0% sampah tidak
diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari.
MMD Mauk Barat

 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6


bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 18%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 56.3%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 49.5%

Pembahasan SMD Mauk Timur

Hasil SMD

Dari hasil survei masyarakat di kelurahan mauk timur pada


indikator Kesehatan lansia didapatkan 90,4% masyarakat
memilih tidak tahu tentang posbindu, dan 89,7% masyarakat
tidak mengetahui posbindu lansia dilakukan sebulan sekali di
lingkungannya. Pada indikator program gizi didapatkan 81,6%
tidak tahu tentang sadar gizi dan sekitar 78,8% ibu hamil tidak
mendapatkan tablet tambah darah.

Di indikator program kusta 95,2% masyarakat tidak perlu adanya


kunjungan rumah oleh petugas Kesehatan bila ada penderita
kusta di lingkungannya. Untuk indikator Kesehatan lingkungan
didapatkan 93,9% masyarakat tidak memiliki tempat sampah
tertutup dan kedap air dan 94,6% masyarakat masih belum bisa
memilah/memisahkan antara sampah organik dan sampah
anorganik (sampah basah dan sampah kering ), untuk indikator
pelayanan Kesehatan tradisional masyarakat kelurahan mauk
timur sudah tidak menggunakan pengobatan tradisional (97,3%),
dan (2,7%) masyarakat yang masih menggunakan pengobatan
tradisoinal. Untuk indikator Kesehatan jiwa sekitar 96,6%
masyarakat memilih tidak perlu pendamping minum obat (PMO)
bagi penderita gangguan jiwa

Hasil MMD

 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6


bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 44% Masih ada
kendala dalam pemberian ASI Ekslusif (0-6 Bulan)
sebesar 65%.
 Masih ada Responden yang tidak mengetahui
imunisasi ulang usia 18 bulan dan 23 Bulan= 42,5%,
tidak ber KB 31.30%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobatai di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 26.0%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 67%

Hasil SMD dan MMD desa Sasak

Hasil SMD

Masih ada masyarakat Desa Sasak memiliki masalah dalam


akses kegiatan program, diantaranya banyak yang belum
mengetahui tentang Jenis Jadwal (hari,jam,tempat) kegiatan
Puskesmas (49.5%) dan belum mengetahui tentang Jenis kegiata
n di Puskesmas (13.7%).

Kemudian pada program Keluarga Berencana (KB) untuk


kegiatan safari KB (pemasangan IUD dan implant gratis)
masyarakat cenderung menjawab YA (84.4%) melakukan KB
pada kegiatan tersebut (masyarakat sudah banyka yang
mengikuti program pemasangan IUD dan Implant). Pada
Program Kesehatan Lingkungan masih banyak yang tidak
membuang tinja bayi & balita ke jamban (83.6%). Selain itu masih
banyak masyarakat yang belum memilah sampah antara sampah
basah & sampah kering( sampah organik & sampah anorganik)
sebanyak 67,2%, serta 42,0% sampah tidak diangkut oleh
petugas kebersihan setiap hari

Hasil MMD

 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui


tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 26.3%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 67.5%

Hasil MMD Desa Tegal Kunir Lor


 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6
bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 14.5%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 44.4% dan tidak
mempunyai tempat pembuangan sampah 26%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 72.0%

Hasil MMD Desa Tegal Kunir Kidul


 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6
bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 16%, yang tidak ber
KB 45.12%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 54.20%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 55.01%

Hasil MMD Desa Tanjung Anom


 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6
bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 16 %, dan tidak ber
KB = 45.12%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 54.20%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 55.01%

Hasil MMD Desa Marga Mulya

 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui


tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 45.0%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 50.7%

Hasil MMD Desa Ketapang

 Gizi : Masih ada Keluarga yang memiliki Bayi 0-6


bulan tidak (ASI EKSLUSIF) = 13%
 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 34.3%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 49.50%

Hasil MMD Desa kedung Dalem

 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui


tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 16.1%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 67.1%

Hasil MMD Desa Jati Waringin


 Masih ada Masyarakat yang belum mengetahui
tentang penyakit P2P (TB, Kusta, Filiariasis, DBD,
HIV/IMS) dan bisa diobati di Puskesmas.
 Masyarakat belum memilki akses sanitasi yang baik
(tersedia jamban dan septi tank) = 20.3%%
 Perilaku merokok di dalam keluarga = 51.5%

Tanya Jawab

Pertanyaan :

 Bagaimana dengan ibu hamil yang masih


mempercayai bahwa bayi baru lahir itu harus
diberikan madu?
 Apakah benar, ibu hamil itu tidak boleh makan cumi
karena mitosnya akan membuat ari-ari (plasenta)
nempel?
Jawaban :

 Ini adalah salah satu PR kita semua, untuk terus


memberikan edukasi dan keyakinan bahwa bayi baru
lahir itu cukup kita berikan ASI bukan yang lain.
Karena sebaik-baiknya asupan bagi bayi adalah
hanya ASI yang diberikan secara ekslusif.

 Mitos mungkin memang ada benarnya namun, harus


diketahui juga alasan dibalik semuanya apakah
sesuai dengan fakta ataukah hanya sekedar mitos
tak berdasar saja. Sedangkan cumi sendiri memiliki
manfaat antara lain ; Mengoptimalkan Pertumbuhan
Kerangka Bayi, Mengandung Banyak Vitamin,
Membentuk Sel Darah Merah, Mengoptimalkan Sel
Darah Putih, dan masih banyak manfaat lainnya.

Penutup Kepala Puskesmas Mengucapkan terimakasih kepada seluruh


peserta pertemuan Lokakarya Mini Triwulan pertama pada hari ini,
semoga yang telah disampaikan tadi bisa menjadi bekal untuk
lebih meningkatkan derajat kesehatan Mayarakat wilayah
Kecamatan Mauk. Dan dr. Taufit memberikan motivasi kepada
petugas puskesmas dan lintas sektor terkait untuk sama-sama
mensukseskan penurunan stunting.

Notulis

Riri Nurdianti

EGIATAN LOKAKARYA MINI TIGA BULANAN PERTAMA


PUSKESMAS MAUK
KAMIS, 16 FEBRUARI 2023

Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPKo)

dr. Taufit Wirawan


NIP. 197809012008011002

Anda mungkin juga menyukai