Tn. A 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil kijang yang dikendarainya melaju
dengan kecepatan tinggi menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Tn. A sebagai sopir terlempar
keluar melewati kaca depan. Pak RT yang kebetulan lewat saat kejadian itu langsung menelepon
Rumah Sakit Umum daerah di Indralaya yang terletak tidak jauh dari tempat kejadian untuk
memina pertolongan. Dr. Anton sebagai dokter jaga UGD saat itu langsung merespon dan pergi
ke tempat kejadian.
Pada saat tiba ditempat kejadian ditemukan sang sopir mengeluh nyeri dada, perut dan betis
kanan. Pada pemeriksaan di tempat kejadian ditemukan:
Pasien mengeluh sesak napas, terlihat bingung, cemas.
Bibir terlihat kebiruan, kenjungtiva anemis, kulit pucat, tangan dan kaki berkeringat dingin.
Terlihat deformitas dibetis kanan
Tanda vital: frekuensi napas 40x/menit, denyut nadi: 122x/menit; lemah, tekanan darah:
84/60 mmHg
GCS: 13 (E=3, V=4, M=6)
Setelah melakukan penanganan awal dr. Anton langsung membawa sopir ke UGD, setelah
penangganan di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH.
Kepala: terdapat luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter 2-4cm, yang lain dalam batas
normal.
Thorax:
Inspeksi: gerakan dinding dada asimetris, kiri tertinggal, frekuensi napas 40x/ menit, tampak
memar di sekitar dada kiri bawah sampai ke samping perut, trakea bergeser kekanan, JVP
distensi
Palpasi: nyeri tekan nyeri dada bawah sampai ke samping perut, krepitasi pada costae 9,10,11
kiri depan.
Perkusi: Kiri hipersonor dan kanan sonor
Auskultasi: bising napas kiri tidak terdengar dan bising napas kanan normal, bunyi jantung
terdengar jelas, cepat dan frekuensi 122x/ menit.
Abdomen
Inspeksi: dinding perut datar, ada jejas di perut kiri atas,
Auskultasi: bising usus melemah
Palpasi: defans muscular (+), nyeri tekan (+)
Perkusi: nyeri ketok (+) dibagian kiri atas
Ekstremitas: Betis kanan
Inspeksi: tampak deformitas, memar, hematom.
Palpasi: nyeri tekan (+), krepitasi (+)
ROM
Pasif: limitasi gerakan
aktifL limitasi gerakan
I. Klarifikasi Istilah
1. Nyeri: nyeri merupakan pengalaman sensoris subjektif dan emosional yang tidak
meyenangkan, yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi
rusak atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
2. UGD: unit klinis inti dalam rumah sakit yang menanggani keadaan pasien di instalasi
gawat darurat, pelayanag IGD akan mempengaruhi kepuasan pasien secara signifikan dan
mempengaruhi citra rumah sakit. Fungsinya adalah untuk menerima pasien, triase,
menstabilkan, dan meyediakan manajemen darurat untuk pasien dengan keadaan kritis,
mendesak.
3. Sesak napas: kondisi dimana dibutuhkan usaha berlebih untuk bernafas dan aktivitas
bernafas.
4. Konjungtiva anemis: konjungtiva (selaput lender yang melapisi bagian dalam kelopak
mata dan permukaan luar bola mata) yang terlihat pucat akibat kadar hb dibawah normal.
5. Bibir kebiruan: tanda sianosis pada bibir yang terjadi akibat rendahnya kadar oksigen
dalam sel darah merah.
6. Deformitas: perubahan bentuk tubuh atau bagian tubuh secara umum.
7. GCS: Glasgow Coma Scale adalah skala neurologi yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran setelah cidera kepala.
II. Identifikasi Masalah
1. Tn. A 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil kijang yang dikendarainya
melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Tn. A sebagai
sopir terlempar keluar melewati kaca depan. (3)
2. Pada saat tiba ditempat kejadian ditemukan sang sopir mengeluh nyeri dada, perut dan
betis kanan. Pada pemeriksaan di tempat kejadian ditemukan: (1)
Pasien mengeluh sesak napas, terlihat bingung, cemas.
Bibir terlihat kebiruan, kenjungtiva anemis, kulit pucat, tangan dan kaki berkeringat
dingin.
Terlihat deformitas dibetis kanan
Tanda vital: frekuensi napas 40x/menit, denyut nadi: 122x/menit; lemah, tekanan
darah: 84/60 mmHg
GCS: 13 (E=3, V=4, M=6)
3. Kepala: terdapat luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter 2-4cm, yang lain dalam
batas normal. (2)
4. Thorax:
Inspeksi: gerakan dinding dada asimetris, kiri tertinggal, frekuensi napas 40x/ menit,
tampak memar di sekitar dada kiri bawah sampai ke samping perut, trakea bergeser
kekanan, JVP distensi
Palpasi: nyeri tekan nyeri dada bawah sampai ke samping perut, krepitasi pada costae
9,10,11 kiri depan.
Perkusi: Kiri hipersonor dan kanan sonor,
Aus: bising napas kiri tidak terdengar dan bising napas kanan normal, bunyi jantung
terdengar jelas, cepat dan frekuensi 122x/ menit.
5. Abdomen
I: dinding perut datar, ada jejas di perut kiri atas,
A: bising usus melemah
Palpasi: defans muscular (+), nyeri tekan (+)
Perkusi: nyeri ketok (+) dibagian kiri atas
6. Ekstremitas :
Betis kanan
Inspeksi: tampak deformitas, memar, hematom.
Palpasi: nyeri tekan (+), krepitasi (+)
ROM
Pasif: limitasi gerakan
Aktif: limitasi gerakan