Oleh
Ni Wayan Sri Ratmini
1313031046
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
Oleh
Ni Wayan Sri Ratmini
1313031046
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN
MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI
GELAR SARJANA PENDIDIKAN
MENYETUJUI,
Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., Ph.D. Drs. I Ketut Sudiana, M.Kes.
NIP. 19621231 198803 1 015 NIP. 19631023 199103 1 001
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
pada
hari :
tanggal :
Mengetahui,
Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si. Dr. Siti Maryam, M.Kes.
NIP. 19611231 198603 1 013 NIP. 19620221 198601 2 001
Mengesahkan,
Dekan Fakultas MIPA
Universitas Pendidikan Ganesha
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul
adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan
mengutip dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap karya saya ini.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya penulis dapat
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh
kesulitan, kendala dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat meyelesaikannya. Untuk itu, melalui
2. Bapak Drs. I Ketut Sudiana, M.Kes., selaku Dosen pembimbing II yang telah
penelitian.
4. Bapak Drs. I Wayan Padayasa dan Dra. Ni Nengah Masni, M.Pd., selaku
pengambilan data.
6. Siswa-siswi kelas X, XI IPA, dan XII IPA atas kerjasamanya selama proses
pengambilan data.
7. Bapak Drs. I Wayan Muderawan, M.S., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Kimia
8. Ibu Dr. Siti Maryam, M.Kes., selaku Koordinator program Studi Pendidikan
Kimia
9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
10. Bapak Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si., selaku Dekan Fakultas MIPA yang
Fakultas MIPA.
11. Bapak Dr. Nyoman Jampel, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan
pendidikan di Undiksha.
13. Rekan-rekan Alumni Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia yang sudah
Singaraja, 2017
Penulis
Oleh
iii
Ni Wayan Sri Ratmini, NIM. 1313031046
Jurusan Kimia
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN
PRAKATA ..................................................................................................................i
ABSTRAK ………………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................................v
iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... 7
1.5 Batasan Penelitian ............................................................................................... 8
v
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................................55
4.2.1 Topik atau Materi Praktikum yang Dilaksanakan .....................................56
4.2.2 Cara Guru Melaksanakan Pembelajaran Praktikum .................................66
4.2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi Keterlaksanaan Praktikum ..................76
4.3 Pembahasan .........................................................................................................82
4.3.1 Topik atau Materi Praktikum yang Dilaksanakan .....................................82
4.3.2 Cara Guru Melaksanakan Pembelajaran Praktikum .................................85
4.3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Keterlaksanaan Praktikum ..................93
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..............................................................................................................100
5.2 Saran....................................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Uraian Pemetaan Materi Kimia yang Dipraktikumkan Kelas X, XI, dan
XII Semester I dan II Sesuai dengan Silabus Kimia dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
vi
....................................................................................................................
27
Tabel 3.1 Data Penelitian, Metode, Subjek dan Instrumen yang Digunakan
.....................................................................................................................
45
Tabel 4.1 Judul Praktikum yang Direncanakan dan Dilaksanakan Tahun Ajaran
2016/2017 di SMA Laboratorium Undiksha
.....................................................................................................................
61
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
vii
Gambar 2.1 Bagan Model Penelitian yang Digunakan ........................................... 38
Gambar 3.1 Triangulasi Sumber............................................................................... 50
Gambar 3.2 Triangulasi Metode............................................................................... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11. Transkrip Data Hasil Observasi Kelengkapan Sarana dan Prasarana di
Laboratorium Kimia
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
dua hal, yaitu kimia sebagai produk dan proses. Kimia sebagai produk meliputi
dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuan untuk memperoleh dan
bahwa pembelajaran kimia tidak hanya dilakukan dengan pemberian fakta dan
konsep, tetapi keterampilan dan sikap ilmiah peserta didik juga harus
1
2
laboratorium.
Sesuai dengan Permendiknas No 21 Tahun 2016 kegiatan praktikum
merupakan salah satu kegiatan yang penting untuk dilaksanakan yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bidang pengetahuan, sikap dan
melainkan harus memiliki sikap ilmiah dan keterampilan. Sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana pada komponen silabus terdapat
sains. Guru kimia di Israel dalam 15 tahun terakhir telah mulai mengadakan
perubahan terhadap cara mengajar pada pelajaran kimia yang dimulai dari
dan lebih konseptual terhadap pemahaman peserta didik. Hasil penelitian tersebut
didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Laksmi, dkk. (2014) di SMAN 1 Seririt
menunjukkan bahwa pengelolaan alat dan bahan praktikum belum dilakukan dengan
3
terlihat dari jumlah materi yang dipraktikumkan. Pada kelas X dari lima topik
praktikum yang ditegaskan dalam kurikulum yang digunakan, hanya satu topik yang
dipraktikkan, kelas XI dari 14 topik hanya empat yang dipraktikkan, dan kelas XII
dari 10 topik hanya tiga topik yang dipraktikkan. Selain itu, ada beberapa masalah
2012/2013 termasuk kategori cukup dengan persentase 67%. Untuk semua program
kejuruan di kelas X hanya satu judul praktikum yang dilaksanakan, untuk kelas XI
ada lima praktikum dilaksanakan, dan untuk kelas XII ada empat praktikum
dilaksanakan. Pelaksanaan jumlah praktikum yang rendah pada kelas X, XI, dan XII
pada semua program kejuruan disebabkan oleh banyak faktor yaitu: adanya
keterbatasan alat dan bahan kimia sehingga praktikum tidak dapat dilaksanakan,
praktikum di sekolah belum optimal dan belum terlaksana sesuai dengan kompetensi
dasar yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Berdasarkan hal tersebut, perlu
mencakup tiga hal, yaitu (1) topik/materi praktikum yang dilaksanakan dalam
4
pembelajaran kimia; (2) cara guru melaksanakan pembelajaran praktikum; dan (3)
Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah ini mempunyai dua guru kimia yang sudah
tersertifikasi. Kelas X yang terdiri dari 9 kelas mendapat pelajaran kimia sekali
dalam seminggu (2 jam pelajaran). Kelas XI IPA terdiri dari 2 kelas yang masing-
masing kelas mendapat pelajaran kimia dua kali dalam seminggu (4 jam pelajaran).
Begitu pula dengan kelas XII yang mendapat pelajaran kimia dua kali dalam
seminggu (4 jam pelajaran) hanya saja jumlah kelas IPA untuk kelas XII berjumlah 3
kelas.
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja memiliki sebuah laboratorium kimia.
pada saat pelaksanaan PPL-Real dengan cara bertanya dengan salah satu guru kimia,
informasi dari guru kimia dikatakan bahwa memang ada laboratorium yang didesain
menyatakan bahwa siswa setidaknya menghabiskan luas 2,4 m2/siswa. Selain itu
guru juga mengatakan bahwa adanya keterbatasan waktu pembelajaran yang mana
waktu pelaksanaan praktikum dalam jam tatap muka selalu tidak mencukupi serta
jarang dilakukan. Rata-rata dalam satu tahun ajaran, praktikum dilaksanakan rata-
virtual. Hal tersebut didukung oleh informasi dari laboran bahwa pengelolaan
laboratorium kimia sudah cukup baik serta dilengkapi dengan berbagai administrasi
aktivitas praktikum sedikit tersendat karena masalah alat dan bahan yang belum
pembelajaran kimia; (2) cara guru melaksanakan pembelajaran praktikum; dan (3)
aspek kognitif, apektif, dan psikomotor sekaligus. Selain itu, pada komponen silabus
mempunyai tujuan agar siswa memahami pengertian konsep yang dipelajari dengan
terlaksana apabila kegiatan tersebut dilaksanakan oleh siswa secara individu maupun
kelompok di laboratorium.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Subjek yang terlibat
dalam penelitian ini berupa dokumen laboratorium (jurnal kegiatan praktikum), guru
kimia, laboran kimia, dan siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kimia.
sebagai berikut.
1. Apa sajakah topik atau materi praktikum yang dilaksanakan dalam
1.3 Tujuan
Singaraja,
7
praktikum, dan
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
praktikum dalam menunjang pembelajaran kimia, serta sebagai bahan acuan dan
kimia hanya dilakukan pada tahun ajaran 2016/2017 semester genap. Subjek yang
praktikum), guru kimia, laboran kimia, dan siswa kelas X, XI IPA, dan XII IPA.
Penelitian ini dilakukan dengan memokuskan pada tiga permasalahan, yaitu (1)
topik/materi praktikum yang dilaksanakan dalam pembelajaran kimia; (2) cara guru
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Hakikat Ilmu Kimia
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA. Oleh karena itu kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu
kimia, cara memeroleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya
(deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di
SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan
sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,
pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik
ilmu kimia sebagai proses dan produk. Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk
tujuan yang lebih khusus yaitu membekalipeserta didik pengetahuan, pemahaman dan
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran kimia menekankan
9
10
Ilmu kimia adalah ilmu yang abstrak, sehingga ilmu kimia dipelajari dengan
cara penyederhanaan dari kebanyakan objek yang ada di dunia ini dan pembahasannya
tidak hanya sekadar dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal
Berdasarkan hal tersebut percobaan atau praktikum merupakan bagian terpenting dari
2010).
Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting di antara ilmu-ilmu
lain karena ilmu kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena
makro. Di samping itu, ilmu kimia memberikan kontribusi yang penting dan berarti
serta teknologi. Kajian-kajian yang dilakukan dalam ilmu kimia kebanyakan bersifat
hendaknya dipelajari oleh peserta didik melalui demonstrasi atau eksperimen. Dengan
cara tersebut, konsep-konsep kimia akan lebih mudah dipahami karena di samping
penguasaan konsep-konsep ilmu yang diperoleh dari buku-buku teks, peserta didik juga
lebih memahami materi dengan praktik atau melihat secara langsung. Jadi,
pembelajaran ilmu kimia melalui eksperimen akan dapat menjadikan ilmu kimia sesuai
Berdasarkan uraian di atas, ilmu kimia adalah salah satu cabang IPA yang
khusus mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang
menyertai perubahan tersebut. Ilmu kimia memiliki kedudukan yang sangat penting
karena dapat menjelaskan secara mikro terhadap fenomena makro. Pembahasan ilmu
kimia tidak hanya sekadar dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka,
namun banyak konsep-konsep dalam ilmu kimia yang keberadaannya dapat ditunjukkan
Pada hakikatnya belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar adalah suatu proses, usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
lingkungannya (Slameto, 2003). Menurut Winkel (2004) belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
12
sikap. Hasil dari belajar tidak hanya sekedar perubahan tingkah laku namun juga
Hamalik (2008) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari manusia,
bahwa pembelajaran kimia adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan
bahan ajar materi kimia dan dilaksanakan dengan menarik sehingga siswa memperoleh
berbagai pengalaman di bidang kimia sesuai dengan standar isi sehingga timbul
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta nilai sikap dalam diri
memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal berbagai fakta, kemampuan mengenal
laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Belajar kimia
Hal tersebut sejalan dengan tujuan mata pelajaran kimia di SMA dalam
masa, dan kekekalan energy; (3) memahami sifat berbagai larutan asam-basa,
larutan koloid, larutan elektrolit-non elektrolit, termasuk cara pengukurannya dan
kegunaannya; (4) memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia
serta penerapannya dalam fenomena pembentukan energi listrik, korosi logam,
dan pemisahan bahan (elektrolisis); dan (5) memahami struktur molekul dan
reaksi senyawa organic yang meliputi benzene dan turunanya, lemak, karbohidrat,
protein, dan polimer serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak yang
meliputi struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia, stoikiometri, larutan
stoikiometri larutan, kesetimbangan ion dalam larutan dan sistem koloid, sifat koligatif
dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode
14
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan
konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam ben-
tuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil
dilengkapi dengan alat dan bahan kimia untuk pelaksanaan eksperimen (Depdiknas,
2004). Menurut Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2004 tentang Cara Menata
15
keterampilan yang meliputi keterampilan mengenali alat bahan, mengenali cara kerja
kreatif, terbuka, mau bekerja keras, percaya diri, menghargai data, dan taat pada
aturan.
Nomor 24 Tahun 2007 standar minimal laboratorium kimia di SMA yaitu sebagai
berikut.
16
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium
belajar langsung secara nyata kepada siswa sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Proses
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang
17
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
menggunakan alat. Tujuan ini tak kalah pentingnya dengan dua tujuan lain. Penugasan
lainnya. Di samping itu kebiasaan kerja secara cermat, berih, dan sistematis dapat
pendekatan ilmiah
Tujuan kedua menunjukkan kegiatan praktikum yang mengembangkan
kemampuan bekerja seperti seorang scientist. Melalui kegiatan praktikum peserta didik
prinsip, dan teori). Kontribusi ini hanya dapat terwujud jika ada kegiatan praktikum
18
yang bersifat memberikan pengalaman bagi peserta didik untuk mengindera fenomena
alam dengan segenap inderanya. Pengalaman langsung peserta didik dengan fenomena
yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mata pelajaran kimia. Kegiatan ini
tidak dilakukan sesuai dengan tujuan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), tentu beberapa tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai oleh peserta didik dan
sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar secara
psikis dan fisik siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru. Pada tahap
ini guru memusatkan perhatian siswa ke topik pembelajaran dan meningkatkan motivasi
berikut.
a. Menjelaskan singkat isi pelajaran. Pada permulaan pelajaran, siswa ingin segera
mengetahui apa yang akan dipelajari pada pertemuan saat itu. Keingintahuan itu
akan terpenuhi apabila guru menjelaskan secara singkat sehingga siswa mendapat
gambaran tentang pelajaran yang akan dibahas maupun praktikum yang akan
dilaksanakan.
19
b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru. Siswa akan lebih cepat mengetahui atau
mempelajari sesuatu baru apabila sesuatu yang akan dipelajari dikaitkan dengan
sesuatu yang telah diketahui atau dikaitkan dengan sesuatu yang biasa dilakukan
sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dapat berupa penjelasan secara
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari baik itu melalui pembelajaran
yang ingin dicapai, penyampaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran dan indikator. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan
silabus. Sebelum praktikum dilakukan,guru harus memaparkan alat dan bahan yang
akan digunakan saat praktikum. Kegiatan inti dalam pembelajaran berbasis kegiatan
yang dipelajari melalui sumber yang ada baik berupa buku, pengamatan saat
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan praktikum yang
memfasilitasi peserta didik melalui diskusi baik itu antar siswa mauun interaksi
siswa dengan guru untuk memunculkan gagasan baru berupa simpulan hasil
menganalisis data yang diperoleh dari hasil praktikum dengan pengetahuan yang
kesempatan kepada siswa untuk mengatasi masalah yang dialami saat melakukan
hasil praktikum yang diperoleh baik secara lisan maupun tulisan; 2) memberi
yang terjadi pada siswa; 4) memberi umpan balik yang positif dan penguatan
secara lisan, tulisan atau isyarat terhadap keberhasilan siswa dalan melaksanakan
guru dengan tujuan untuk merangkum pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran berupa kegiatan praktikum, di mana tugas ini juga dapat berupa
laporan hasil praktikum. Tes maupun tugas tersebut seharusnya diberikan kepada
siswa disertai penjelasan kemajuan siswa. Hal itu bertujuan agar siswa
dan memungkinkan untuk meningkatkan motivasi siswa menjadi lebih baik lagi.
c. Kegiatan tindak lanjut. Tindak lanjut adalah kegiatan yang dilakukan siswa
setelah mengerjakan tes dan tugas serta telah mendapat umpan balik. Siswa yang
dimiliki, sedangkan siswa yang belum menunjukkan hasil yang maksimal dapat
(Widyastono, 2007).
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Penyampaian
ini sangat penting dilakukan dalam suatu proses pembelajaran agar siswa dapat
kimia di SMA/MA meliputi struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia,
22
organik dan makromolekul, termokimia, laju reaksi dan kesetimbangan, larutan asam
basa, stoikiometrilarutan, kesetimbangan ion dalam larutan dan sistem koloid, sifat
makromolekul. Berikut ini uraian pemetaan kompetensi dasar dan materi pembelajaran
kimia kelas X, XI, dan XII Semester I dan II berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat
Tabel 2.1Uraian Pemetaan Materi Kimia yang Dipraktikumkan Kelas X, XI, dan
XII Semester I dan II sesuai dengan Silabus Kimia dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
STANDAR MATERI
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PRAKTIKUM
Kelas X Semester I
1. Memahami struktur 1.1 Memahami struktur atom -
atom, sifat-sifat berdasarkan teori atom Bohr,
periodik unsur, dan sifat – sifat unsure, massa
ikatan kimia atom relatif, dan sifat periodik
unsur dalam table periodik
serta menyadari
keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi
elektron.
1.2 Membandingkanproses Kepolaran senyawa
pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam
serta hubungannya dengan
sifat fisik senyawa yang
terbentuk.
23
1. Memahami struktur -
atom untuk 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr
meramalkan sifat- dan mekanika kuantum untuk
sifat periodik unsur, menuliskan konfigurasi
struktur molekul, elektron dan diagram orbital
dan sifat sifat serta menentukan letak unsur
senyawa dalam tabel periodik
-
1.2 Menjelaskan teori jumlah
pasangan elektron di sekitar
inti atom dan teori hibridisasi
untuk meramalkan bentuk
molekul
1.3 Menjelaskan interaksi antar -
molekul (gaya antar
molekul) dengan sifatnya
4. Memahami Reaksi Eksoterm dan
perubahan energi 2.1 Mendeskripsikan perubahan Endoterm
dalam reaksi kimia entalpi suatu reaksi, reaksi
dan cara eksoterm, dan reaksi
pengukurannya endoterm
2.2 Menentukan ∆H reaksi Penentuan H reaksi
berdasarkan percoban, hukum
Hess, data perubahan entalpi berdasarkan
pembentukan standar, dan percobaan
data energi ikatan
6. Memahami kinetika 3.1 Mendeskripsikan pengertian -
reaksi, laju reaksi dengan
kesetimbangan melakukan percobaan
kimia, dan faktor- tentang faktor-faktor yang
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
mempengaruhinya, Faktor-faktor yang
serta penerapannya 3.2 Memahami teori tumbukan memengaruhi laju
dalam kehidupan (tabrakan) untuk reaksi
sehari-hari dan menjelaskan faktor-faktor
industri penentu laju dan orde reaksi,
dan terapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Faktor-faktor yang
3.3 Menjelaskan keseimbangan memengaruhi arah
dan faktor-faktor yang pergeseran
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
arah keseimbangan dengan
melakukan percobaan
25
Kelas XI Semester II
7. Memahami sifat- 4.1 Mendeskripsikan teori-teori Menentukan larutan
sifat larutan asam- asam basa dengan bersifat asam dan
basa, metode menentukan sifat larutan basa menggunakan
pengukuran, dan dan menghitung pH larutan indikator
terapannya
Titrasi asam basa
4.2 Menghitung banyaknya
pereaksi dan hasil reaksi
dalam larutan elektrolit dari
hasil titrasi asam basa
1) Menentukan trayek
4.3 Menggunakan kurva pH
perubahan harga pH pada
2) Menentukan kadar
titrasi asam basa untuk
suatu zat dengan
menjelaskan larutan
cara titrasi
penyangga dan hidrolisis
Menganalisis larutan
4.4 Mendeskripsikan sifat penyangga dan bukan
larutan penyangga dan penyangga
peranan larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup
Menentukan ciri-ciri
4.5 Menentukan jenis garam beberapa jenis garam
yang mengalami hidrolisis yang dapat
dalam air dan pH larutan terhidrolisis dalam air
garam tersebut
4.6 Memprediksi terbentuknya Kelarutan dan hasil
endapan dari suatu reaksi kali kelarutan
berdasarkan prinsip kelarutan
dan hasil kali kelarutan
26
6. Memahami -
karakteristik unsur- 3.1 Mengidentifikasi kelimpahan
unsur penting, unsur-unsur utama dan
kegunaan dan transisi di alam dan produk
bahayanya, serta yang mengandung unsur
terdapatnya di alam tersebut
1) Mengidentifikasi
3.2 Mendeskripsikan daya pengoksidasi
kecenderungan sifat fisik dan halogen dan daya
kimia unsur utama dan unsur pereduksi halida
transisi (titik didih, titik leleh,
2) Mengidentifikasi
kekerasan, warna, kelarutan,
reaksi nyala
kereaktifan, dan sifat khusus
senyawa logam
lainnya)
alkali dan alkali
tanah
3) Kereaktifan logam
4) Menyelidiki dan
menghilangkan
kesadahan air
-
3.3 Menjelaskan manfaat,
dampak dan proses
pembuatan unsur-unsur dan
senyawanya dalam kehidupan
sehari-hari
3.4 Mendeskripsikan unsur- -
unsur radioaktif dari segi
sifat-sifat fisik dan sifat-sifat
kimia, kegunaan, dan
bahayanya
-
4.2 Mendeskripsikan struktur,
cara penulisan, tata nama,
sifat, dan kegunaan benzena
dan turunannya
Mengidentifikasi
4.3 Mendeskripsikan struktur, karbohidat dan
tata nama, penggolongan, protein
sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer,
karbohidrat, dan protein)
4.4 Mendeskripsikan struktur, -
tata nama, penggolongan,
sifat, dan kegunaan lemak
Berdasarkan silabus mata pelajaran kimia kelas X, XI, dan XII semester I dan
II, materi kimia untuk kelas X terdiri dari 4 Standar Kompetensi (SK). Masing-masing
selama setahun berjumlah 5 judul praktikum. Materi kimia untuk kelas XI terdiri dari 5
dengan 14 judul praktikum. Materi kimia untuk kelas XII terdiri dari 4 SK yang
judul praktikum.
yang telah disebutkan di Standar Kompetensi Lulusan pada Permendiknas No. 23 Tahun
2006 agar semua kompetensi dasar keterampilan bisa terlaksana sesuai dengan silabus
laboratorium dan kegiatan praktikum, antara lain penelitian yang dilakukan oleh
kategori cukup efektif persentase sebesar 55,71%, dan kendala-kendala yang dihadapi
banyak, kendala terbesar adalah dana, diikuti jarangnya diklat, waktu yang tersedia juga
sangat terbatas dan tidak adanya laboran yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan laboratorium.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sundari (2008)
guru memiliki kategori sangat baik sebesar 87,77 %, tentang administrasi laboratorium
30
guru menyatakan sudah berjalan baik sebesar 75,83%, selanjutnya guru kimia
sebesar 74,91%. Hambatan yang dihadapi guru kimia dalam pelaksanaan praktikum dan
pengelolaan laboratorium adalah kurang lengkapnya jenis perabot terutama pada bak
cuci, lemari alat dan lemari asam, kurang lengkapnya alat/bahan praktikum dan
tujuan atau fokus penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2012) lebih
dan efektivitasnya terhadap capaian kompetensi adaptif di SMK Negeri 2 Negara. Hasil
pada tahun ajaran 2012/2013 termasuk kategori cukup dengan persentase 67%. Untuk
semua program kejuruan di kelas X hanya satu judul praktikum yang dilaksanakan,
untuk kelas XI ada lima praktikum dilaksanakan, dan untuk kelas XII ada empat
31
praktikum dilaksanakan. Pelaksanaan jumlah praktikum yang rendah pada kelas X, XI,
dan XII pada semua program kejuruan disebabkan oleh banyak faktor yaitu: adanya
keterbatasan alat dan bahan kimia sehingga praktikum tidak dapat dilaksanakan, siswa
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Samiasih, dkk.
(2013)adalah sama-sama meneliti tentang topik praktikum yang dilaksanakan dan faktor
intensitas penggunaan laboratorium, use factor alat dan bahan serta efektivitas
penelitian ini hanya fokus pada keterlaksanaan pratikum yang meliputi topik praktikum
bentuk silabus dan RPP; pelaksanaan pembelajaran di lab hanya mencapai 13 dari 37
topik yang tertera dalam KTSP; penilaian hasil belajar di laboratorium meliputi
pengawas sekolah datang setiap tiga kali dalam satu semester. Berdasarkan temuan-
32
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013)
praktikum yang dilaksanakan. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada tujuan atau
fokus penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013) bertujuan untuk
memfokuskan pada penilaian hasil belajar di laboratorium. Selain itu, penelitian yang
pembelajaran praktikum.
yang dilakukan oleh guru meliputi penilaian laporan, kinerja, dan sikap. Pengawasan
yang dilakukan oleh kepala sekolah sekali dalam satu semester secara langsung dan
tidak langsung, sedangkan pengawas sekolah datang tiga kali dalam satu semester untuk
mengawasi dan mengevalusai dokumen administrasi yang dimiliki oleh guru. Faktor
sedang atau cukuf efektif. Faktor penghambat praktikum terbesar adalah kurangnya
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Darsana, dkk.
yaitu terletak pada tujuan atau fokus penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Darsana,
pemanfaatan laboratorium terhadap capaian hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
Laksmi, dkk. (2014) melakukan penelitian tentang pengelolaan alat dan bahan
pengelolaan alat dan bahan praktikum belum dilakukan dengan baik, khususnya pada
proses pemanfaatan, pemeliharaan, dan pemusnahan, yang terlihat dari jumlah materi
yang dipraktikumkan. Pada kelas X dari lima topik praktikum yang ditegaskan dalam
kurikulum yang digunakan,hanya satu topik yang dipraktikkan, kelas XI dari 14 topik
hanya empat yang dipraktikkan, dan kelas XII dari 10 topik hanya tiga topik yang
dipraktikkan (2) masalah yang dihadapi oleh sekolah dalam pengelolaan adalah dana
terbatas, kondisi laboratorium yang digunakan sebagai ruang kelas dan kurang
mendukung kegiatan pemeliharaan alat dan bahan praktikum, serta ketiadaan tempat
pemusnahan, (3) solusi yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi masalah yang
laboratorium dan menunda proses pemusnahan dengan menyimpan barang yang rusak.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Laksmi, dkk.
Sedangkan perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Laksmi, dkk. (2014) lebih
memfokuskan pada pengelolaan alat dan bahan khususnya pada proses pemanfaatan,
keterlaksanaan pratikum yang meliputi topik praktikum yang dilaksanakan, cara guru
keterlaksanaan praktikum.
praktikum kimia di SMA Negeri 1 Seririt. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1)
kompetensi dasar yang terdapat pada silabus kimia dalam KTSP, (2) faktor-faktor yang
laboratorium, dan laboran, (3) solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi
kecil menjadi kelompok besar, dan berdiskusi dengan berbantuan media di kelas.
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar pada silabus kimia dalam KTSP.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Suandewi (2015)
penghambat keterlaksanaan praktikum beserta solusi yang dilakukan oleh guru untuk
dilakukan oleh Suandewi (2015) merupakan jenis penelitian studi kasus sedangkan
36
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Suandewi (2015) tidak mengobservasi langsung bagaimana cara guru
kimia di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja tahun ajaran 2015/2016 sesuai dengan
tuntutan silabus kimia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
praktikum kimia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran, penjelasan
Area dan fokus penelitian yang dilaksanakan digambarkan dalam bentuk model
Pembelajaran Kimia
di kelas di laboratorium
Guru, laboran,
Pelaksanaan Praktikum siswa dan
Silabus Kimia laboratorium
37
Keterangan tanda:
= garis yang memengaruhi
= garis yang saling memengaruhi
Pembelajaran kimia mencakup dua aspek yaitu kimia sebagai proses dan kimia
sebagai produk. Pembelajaran kimia sebagai produk merupakan ilmu kimia yang
sebagai proses merupakan pembelajaran kimia yang melibatkan kerja ilmiah yang bisa
ilmuan bekerja dan menumbuhkan minat dan motivasi dalam belajar kimia. Mengingat
silabus sebagai pedoman yang di dalamnya terdapat indikator yang diharuskan tercapai
38
selama proses pembelajaran. Kondisi guru, peserta didik dan kondisi riil setiap sekolah
tentu memengaruhi pelaksanaan praktikum kimia tersebut. Oleh karena itu, setiap
disesuaikan dengan kondisi sekolah, guru maupun peserta didik dengan tetap mengacu
pada silabus yang sudah ditetapkan. Maka dari itu penelusuran terhadap topik atau
pelaksanaan praktikum kimia perlu dilaksanakan. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat
dijadikan refleksi mengenai pelaksanaan praktikum kimia yang ada di sekolah dan
.
BAB III
METODE PENELITIAN
beralamat di Jalan Jatayu 10 Singaraja pada bulan Januari sampai April 2017.
guru kimia, laboran kimia, dan siswa. Pada penelitian ini dilakukan pencarian
SMA Laboratorium Undiksha Singaraja yang dilihat dari tiga aspek, yaitu
39
40
yang dilaksanakan. Aktivitas yang diteliti dari guru kimia adalah perencanaan
praktikum kimia. Aktivitas yang diteliti dari siswa adalah pembelajaran praktikum
kimia yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, siswa juga merupakan sumber
penyiapan alat dan bahan, cara guru melaksanakan pembelajaran kimia, dan
studi dokumen, observasi, dan wawancara. Teknik studi dokumen yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data terkait inventaris berupa
silabus mata pelajaran kimia kelas X, XI, XII semester I dan II yang digunakan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas X, XI, XII semester I dan II, dan jurnal
suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik studi
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau
harinya (Sukardi, 2003). Teknik studi dokumen yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu data terkait inventaris berupa silabus mata pelajaran kimia kelas X, XI,
XII semester I dan II yang digunakan oleh sekolah, jenis-jenis praktikum yang
XII semester I dan II, dan jurnal praktikum yang berisi judul praktikum yang
Singaraja.
dokumen RPP dan jurnal kegiatan praktikum dilakukan dengan mengisi check-list.
Informasi yang didapatkan dari dokumen RPP dan jurnal praktikum adalah
42
dikumpulkan.
Teknik observasi lebih efektif jika informan yang hendak diambil berupa
kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi
Pada teknik ini peneliti datang bertatap muka secara langsung dengan
responden atau subjek yang diteliti dan menanyakan sesuatu yang telah
jawaban secara luas. Pada penelitian ini, teknik wawancara digunakan untuk
memperkuat data-data yang telah didapatkan oleh peneliti melalui studi dokumen
juga dengan cara triangulasi. Analisis akhir dilakukan dengan teknik interpretatif
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah
(Arikunto, 2014). Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
3.4.1 Check-list
Check-list adalah daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus mata pelajaran kimia kelas X,
XI, XII semester I dan II yang digunakan oleh sekolah, jenis-jenis praktikum yang
XII semester I dan II, dan jurnal praktikum yang berisi judul praktikum yang
teknik wawancara adalah untuk menggali segala hal yang diketahui oleh subjek
secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan
lapangan, analisis selama peneliti masih berada di lapangan, dan analisis setelah
atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian (Sugiyono,
2010). Analisis sebelum di lapangan dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan berupa
wawancara yang dilakukan pada guru kimia, laboran, dan alumni mengenai
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Semakin lama seorang peneliti berada di lapangan
maka jumlah data yang didapatkan akan semakin banyak sehingga dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Data yang telah direduksi akan memberikan
pengumpulan data selanjutnya. Data yang akan direduksi dalam penelitian ini
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antarkategori, diagram alur, dan lain
peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan
untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi data. Pada tahap
verifikasi data, akan ditarik kesimpulan dari temuan yang didapatkan selama
masih di lapangan, tahap selanjutnya yaitu analisis setelah pengumpulan data berakhir.
Setelah semua pengumpulan data berakhir, maka kegiatan yang terakhir yaitu menyusun
laporan.
dan meyakinkan suatu data yang diperoleh. Dalam penelitian kualitatif pengujian
49
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini
digunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pengumpulan data yang
sama dari sumber yang berbeda dan metode yang berbeda, dimaksudkan untuk
dengan teknik yang sama. Melalui teknik ini diperoleh kredibilitas data, yaitu dengan
membandingkan kesesuaian uraian sumber data antara satu dan lainnya. Dengan
demikian sumber yang dikumpulkan akan teruji kebenarannya, bahwa data sejenis yang
triangulasi sumber ini secara lebih jelas digambarkan pada Gambar 3.1.
Guru kimia
Wawancara
mendalam Laboran
Siswa
pengumpulan data yang berbeda. Melalui teknik ini diperoleh validitas data, yaitu
dengan membandingkan data sejenis yang diperoleh antara teknik satu dengan teknik
lainnya. Dengan demikian akan teruji kebenaran dari data tersebut. Dalam penelitian ini
50
data yang dicari menggunakan triangulasi metode adalah topik/materi praktikum yang
cara guru melaksanakan pembelajaran praktikum. Teknik triangulasi metode ini secara
topik/materi Observasi
praktikum yang
dilaksanakan, cara Guru, laboran,
guru Wawancara siswa, dokumen
melaksanakan
Gambar 3.2 Triangulasi Metode
pembelajaran Studi
praktikum Dokumen
Ketika melakukan triangulasi data dengan teknik wawancara maka perlu
dilakukan member check. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti dari pemberi data. Tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila
data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti datanya valid, sehingga
berbagai penafsiran tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan
diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus
merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Jadi tujuan member check adalah agar informasi yang akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan
(Sugiyono, 2014). Member check dilakukan kepada guru, laboran, dan siswa.
51
BAB IV
Pada bab ini diuraikan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dan
sekolah, sarana dan prasarana praktikum beserta fasilitas penunjang (alat bahan
Yayasan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Singaraja, yang
jenjang sekolah Laboratorium lainnya (TK, SD, SMP) dahulu bertempat di Jalan
Singaraja.
52
53
dalam proses belajar mengajar. Setelah pindah ke jalan Jatayu Singaraja, sekolah
menghabiskan luas 2,4 m2/siswa. Jika ditinjau dari jumlah siswa di tiap-tiap kelas,
rata-rata jumlah siswa adalah 28 orang. Jadi, luas laboratorium yang diperlukan
printer, sebuah lemari dan sebuah kipas angin. Meja tersebut digunakan oleh
lab. Terdapat ruang persiapan di sebelah ruang laboran berukuran 1,5 m x 1,5 m
yang di dalamnya terdapat sebuah meja persiapan yang memanjang. Meja kerja
siswa terbuat dari keramik dan permanen sebanyak dua buah. Terdapat juga meja
bahwa untuk kegiatan laboratorium setidaknya memiliki lemari alat dan lemari
seperti LCD, proyektor, dan papan tulis. Terdapat juga bangku siswa yang terbuat
dua buah lemari yang diletakkan di ruang praktikum. Pada bagian depan kedua
lemari ditempeli dengan kertas yang berisi keterangan jenis bahan yang ada dalam
lemari tersebut. Kedua lemari tersebut dalam keadaan terkunci. Salah satu lemari
dibagi menjadi delapan ruang atau tersekat menjadi delapan ruang dari atas ke
bawah. Lemari yang satunya lagi dibagi menjadi tiga ruang atau tersekat menjadi
disimpan pada beberapa tempat penyimpanan yaitu pada lemari kaca dan loker
bawah yang terbuat dari kayu. Kedua lemari tersebut berada di ruang praktikum.
Lemari kaca tersebut dibagi menjadi tiga ruang atau tersekat menjadi tiga ruang
dari atas ke bawah dan diletakkan menempel pada dinding, dan loker bawah
terletak di bagian bawah dinding lab. Alat-alat yang terbuat dari kaca seperti gelas
kimia, erlenmeyer, corong dan lain-lain disimpan pada lemari kaca dan alat-alat
yang terbuat dari kayu dan porselen seperti penjepit kayu dan plat tetes disimpan
disediakan untuk kegiatan praktikum selama ini berasal dari dana BOS. Jika alat
dan bahan praktikum yang ada di laboratorium tidak mencukupi atau habis, maka
laboran akan berkoordinasi dengan guru kimia dan waka sarana prasarana agar
alat dan bahan praktikum bisa dianggarkan untuk tahun ajaran berikutnya.
itu terdapat seorang laboran khusus kimia yang membantu menyiapkan alat dan
Laboran tersebut hanya lulusan SMK namun sudah menjadi laboran sejak tahun
1997 di SMA Laboratorium dan sudah pernah mendapat pelatihan sebagai laboran
sebanyak tiga kali. Salah satu guru kimia mengampu mata pelajaran kimia kelas X
dan XI. Sedangkan untuk kelas XII diampu oleh guru kimia lainnya. Kelas X
terdiri dari sembilan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 248 orang. Kelas XI
IPA terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 72 orang dan kelas XII
IPA terdiri dari tiga kelas dengan jumlah siswa sebanyak 76 orang. Kelas X
mendapat pelajaran kimia sekali dalam seminggu (2 jam pelajaran). Kelas XI dan
XII IPA masing-masing kelas mendapat pelajaran kimia dua kali dalam seminggu
(4 jam pelajaran).
kimia yang direncanakan di kelas X, XI, dan XII semester I dan II, dan jurnal
waktu.
Data permasalahan ketiga mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
dua guru kimia dan seorang laboran. Temuan hasil penelitian tersebut dipaparkan
sebagai berikut.
dokumen berupa silabus mata pelajaran kimia dalam Kurikulum KTSP yang
kimia kelas X, XI, dan XII semester 1 dan 2 yang secara terperinci disajikan pada
Lampiran 01.
pembuatan RPP, LKS, dan penyiapan alat bahan praktikum. Temuan ini didukung
praktikum kimia yang direncanakan sesuai dengan silabus kimia yang digunakan
diketahui bahwa tidak semua jenis-jenis praktikum yang dituntut pada silabus
mata pelajaran kimia kelas X, XI, dan XII direncanakan oleh guru. Pada kelas X
yang direncanakan, dan kelas XII terdapat lima praktikum yang direncanakan.
dengan indikator, dan titrasi asam basa. Jenis-jenis praktikum yang direncanakan
di kelas XII yaitu titik beku larutan, sel elektrolisis, kereaktifan dan reaksi nyala
Tidak semua jenis-jenis praktikum yang dituntut pada silabus mata pelajaran
kimia kelas X, XI, dan XII direncanakan oleh guru. Temuan ini didukung oleh
disiapkan jauh hari sebelum praktikum dilaksanakan. Temuan ini didukung oleh
praktikum. Ibu kasi LKS nya, kan di sana udah tertera alat dan bahan
yang diperlukan sehingga dia bisa menyiapkan.”(GK-2)
Penyiapan alat dan bahan dilakukan oleh laboran dan saling berkoordinasi
dengan masing-masing guru kimia. Proses penyiapan alat dan bahan dilakukan
sehari atau dua hari sebelum kegiatan praktikum kimia dimulai atau kemungkinan
penyiapan alat dan bahan dilakukan beberapa jam sebelum kegiatan praktikum
alat dan bahan praktikum. Contohnya mengecek alat uji elektrolit non elektrolit
dan bahan untuk praktikum menguji asam dan basa dengan indikator. Temuan ini
didukung oleh pernyataan informan perihal penyiapan alat dan bahan yang
Berikut adalah jadwal penggunaan laboratorium kimia kelas X, XI, dan XII yang
secara terperinci disajikan pada lampiran 02. Temuan ini diperkuat dengan hasil
Undiksha meliputi pembuatan RPP , LKS, dan penyiapan alat bahan praktikum.
sesuai dengan silabus yang digunakan, namun tidak semua jenis-jenis praktikum
yang dituntut pada silabus mata pelajaran kimia kelas X, XI, dan XII
dan bahan dilakukan oleh laboran dan saling berkoordinasi dengan masing-
masing guru kimia. Proses penyiapan alat dan bahan dilakukan sehari atau dua
hari sebelum kegiatan praktikum kimia dimulai atau kemungkinan penyiapan alat
dan bahan dilakukan beberapa jam sebelum kegiatan praktikum dimulai. Sebelum
Guru A Guru B
No Judul Praktikum Sesuai KTSP
R P R P
Kelas X Semester I
1. Menyelidiki kepolaran senyawa - - - -
2. Hukum kekekalan massa - - - -
Kelas X Semester II
3. Membedakan larutan elektrolit dan non
√ √ - -
elektrolit
4. Mengamati reaksi redoks - - - -
5. Uji unsur C, H, dan O - - - -
Jumlah 1 1
62
Kelas XI Semester I
1. Reaksi eksoterm dan endoterm √ √ - -
2. Penentuan reaksi berdasarkan percobaan √ √ - -
Keterangan:
R : Rencana P : Pelaksanaan
dilakukan oleh guru-guru kimia. Pada kelas X, dari lima praktikum yang
dilaksanakan yakni, membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit. Pada kelas
XI, dari 14 praktikum yang seharusnya dilaksanakan sesuai tuntutan KTSP hanya
laju reaksi, mengidentifikasi asam dan basa dengan indikator, dan titrasi asam
basa. Pada kelas XII, dari 11 praktikum yang seharusnya dilaksanakan sesuai
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit,
kereaktifan dan reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) dan
praktikum yang sudah dilaksanakan di kelas X, XI, dan XII menunjukkan fakta
yang tidak berbeda. Temuan ini didukung oleh beberapa pernyataan informan
sebagai berikut.
P : “Khusus untuk mata pelajaran kimia, topik praktikum apa saja yang
pernah Adik lakukan?”
J : “Larutan elektrolit dan non elektrolit” (SX-1/ SX-2/ SX-3/ SX-4/ SX-5/
SX6/ SX-7/ SX-8/ SX-9/ SX-10/ SX-11/ SX-12/ SX-13/ SX-14/ SX-
15)
“Waktu semester satu itu ada penentuan delta H reaksi yang makek
kalorimeter, trus faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Semester dua ada asam basa yang diuji pake kertas lakmus, dan
titrasi.”(SXI-1/ SXI-2/ SXI-3/ SXI-4/ SXI-5/ SXI-6/ SXI-7)
“Titik beku larutan, elektrolisis, kereaktifan logam alkali dan alkali
tanah, reaksi nyala, dan pembuatan ester kak.”(SXII-1/ SXII-2/ SXII-
3/ SXII-4/ SXII-5)
informasi yang didapat dinyatakan bahwa tidak semua jenis praktikum yang
dituntut silabus bisa terlaksana. Temuan ini didukung oleh pernyataan informan
sebagai berikut.
P : “Setelah saya rekap hasil studi dokumen yang ada di jurnal kegiatan
praktikum, kenyataannya tidak semua praktikum dilakukan sesuai
dengan tuntutan silabus. Bagaimana bisa terjadi seperti itu?”
J : “Itu penyebabnya, pertama masalah waktu. Waktu kurikulum dengan
waktu riil yang ada itu jauh berbeda. Kemudian yang kedua melihat
alat dan bahan yang ada. Kadang-kadang alat dan bahannya tidak ada
sehingga praktikum tidak bisa jalan.”(GK-1)
65
mendalam yang telah dijabarkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-
Undiksha tidak semua bisa dilaksanakan. Pada kelas X hanya melaksanakan satu
pada semester genap karena jadwal penelitian berlangsung pada semester genap
dan sebagian pembelajaran praktikum sudah terlaksana pada semester ganjil. Oleh
diperkuat dengan wawancara mendalam kepada dua guru kimia dan 27 siswa.
Kelas yang diobservasi sebanyak 13 kelas yang terdiri dari delapan kelas
di kelas X, dua kelas di kelas XI, dan tiga kelas di kelas XII. Pada kelas X,
dilaksanakan dua kali untuk setiap kelas. Pada kelas XII, pelaksanaan observasi
di 10 kelas yaitu delapan kelas di kelas X dan dua kelas di kelas XI. Pada kelas X,
dilaksanakan dua kali untuk setiap kelas. Topik pembelajaran praktikum yang
pembukaan, inti dan penutup. Berikut catatan yang dibuat peneliti selama
dengan guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang mana satu
Siswa). Lembar Kerja Siswa (LKS) diberikan guru sehari sebelum praktikum
dilaksanakan.
meliputi materi yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari. Berikut ini adalah petikan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh
guru.
Guru : “(guru mengambil gelas kimia yang berisi air) Ini gelas kimia yang berisi
air, kemudian ke dalam air akan saya campurkan cuka dapur. (guru
menuangkan cuka dapur ke dalam gelas kimia yang telah berisi air
kemudian mengaduknya). Guru kemudian bertanya, “apa tadi yang saya
campurkan?”
Siswa : “Cuka” (semua siswa serentak menjawab)
Guru : “Dicampurkan dengan apa?”
Siswa : “Air” (semua siswa serentak menjawab)
Guru : “Setelah bercampur, apa nama sistem ini?”
Siswa : “Larutan” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Larutan apa?”
Siswa : “Larutan asam”
Guru : “ Larutan asam apa?”
Siswa : “ Larutan asam cuka”
Guru : “Komponen penyusun larutan ini apa saja?”
Siswa : “Air dan cuka dapur”
Guru : “Dalam konsep larutan secara umum air bernama apa?”
Siswa : “Pelarut” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Kemudian asam cukanya kita beri sebutan apa?”
Siswa : “Zat terlarut” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Ya, jadi komponen larutan apa saja?”
Siswa : “Pelarut dan zat terlarut”
68
Guru : “Ya, secara umum komponen larutan itu ada yang dinamakan pelarut dan
zat terlarut”
Guru : “Kemudian yang kedua kita akan menggolongkan larutan. Mungkin sudah
ada yang mencermati LKS nya, kira-kira yang bagaimana yang dimaksud
penggolongan larutan?”
Siswa : “Elektrolit” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Ya ada yang menyebut elektrolit. Apa lagi?”
Siswa : “Non elektrolit” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Ya, untuk menggolongkan sebuah larutan kita perlu menentukan dasar
tinjauan untuk membedakan larutan itu. Nah, dalam hal ini kita akan
membedakan atau menggolongkan larutan berdasarkan apa?
Siswa: “Berdasarkan sifat daya hantar listrik” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Nah itu dasar yang akan kita pergunakan untuk menggolongkan apakah
larutan itu bersifat elektrolit atau non elektrolit. Nah, selanjutnya kalian
melakukan pengujian, menguji daya hantar listrik larutan.”
Pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk mencermati LKS. Guru
menunjuk setiap kelompok secara bergantian untuk membaca LKS mulai dari
judul, tujuan, alat dan bahan serta langkah kerja. Selanjutnya siswa diarahkan
untuk merangkai alat uji elektrolit kemudian akan dicek oleh guru apakah alatnya
sudah berfungsi atau belum. Skema alat uji elektrolit sudah ditulis di papan tulis
oleh guru. Setelah semua kelompok selesai merangkai alat, selanjutnya siswa
mengarahkan siswa untuk merapikan alat dan bahan seperti semula. Kemudian
masing mengenai hasil percobaan yang mereka dapatkan. Guru mengawasi dan
kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk menulis hasil data pengamatan dalam
diskusi, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan hasil data
diskusi kelas. Guru memandu diskusi kelas. Perwakilan kelompok yang menulis
data hasil percobaan melakukan presentasi. Guru meluruskan hal-hal yang masih
percobaan yang telah dilakukan. Salah satu siswa menulis kesimpulan di papan
hantar listriknya dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit
yang mana larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat
dan elektrolit lemah. Selanjutnya guru memberikan tugas untuk membuat laporan
pada pokok bahasan yang sama.Guru dan siswa mengucapkan salam penutup.
mengidentifikasi asam dan basa dengan indikator dan titrasi asam basa.
Pembelajaran yang dilaksanakan meliputi tiga tahapan, yaitu pembukaan, inti dan
dan guru di dalam kelas. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menuju ke
dengan guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang mana satu
kelompok terdiri dari 6-7 orang. Sebelum pembelajaran praktikum dimulai, guru
70
Siswa). Lembar Kerja Siswa (LKS) diberikan guru sehari sebelum praktikum
meliputi materi yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari. Berikut ini adalah petikan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh
guru.
Guru : “Saya akan mengajak kalian mengingat materi yang sudah lewat yang
mendukung materi yang akan kita pelajari hari ini. (guru mengambil gelas
kimia yang berisi air) saya punya segelas air. Ke dalam air ini saya akan
campurkan cuka dapur. (guru menuangkan cuka dapur ke dalam gelas
kimia yang telah berisi air kemudian mengaduknya). Guru kemudian
bertanya, “apa yang saya campurkan tadi?”
Siswa : “Cuka ” (semua siswa serentak menjawab)
Guru : “Dicampurkan dengan apa?”
Siswa : “Air” (semua siswa serentak menjawab)
Guru : “Nah, setelah dicampur apa yang terbentuk dalam gelas kimia ini?”
Siswa : “Larutan” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Kita akan melihat kembali komponen yang menyusun larutan. Tadi
komponen yang menyusun larutan ini apa saja?”
Siswa : “Air dan cuka”
Guru : “Nah sekarang, air kita katakan apa, dan cuka dapur kita katakan apa?
Waktu kita mencampurkan, mana bagian yang lebih banyak?”
Siswa : “Air” (semua siswa serentak menjawab)
Guru : “Kalau begitu air diistilahkan dengan apa?”
Siswa : “Pelarut”
Guru : “Kemudian asam cukanya diistilahkan dengan apa?”
Siswa : “Zat terlarut”
Guru : “Ya zat terlarut. Jadi apa saja komponen penyusun larutan?”
Siswa : “Pelarut dan zat terlarut”
Guru : “Ya, secara umum komponen larutan itu ada yang dinamakan pelarut dan
zat terlarut”
Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
menampilkan buah jeruk dan botol berisi larutan yang tidak dikenal. Berikut ini
adalah petikan kegiatan pemberian motivasi yang dilakukan oleh guru.
Guru : “Bagaimana cara mengetahui bahwa buah jeruk ini merupakan asam, basa
atau netral?”
Siswa : “dirasain” (beberapa siswa mencicipi buah jeruk)
Guru : “Ya, itu salah satu langkah yang bisa dilakukan” (kemudian guru
mengambil botol berisi larutan yang tidak dikenal) bagaimana caranya
mengetahui bahwasannya larutan ini bersifat asam, basa atau netral?”
71
siswa untuk mencermati LKS beberapa menit. Guru menunjuk salah satu
kelompok untuk membaca langkah kerja yang ada pada LKS. Kemudian guru
mengenalkan nama alat yang digunakan. Sedangkan untuk nama bahannya, siswa
diajak untuk mencermati langsung label yang ada pada bahan. Setelah itu siswa
kelompok, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan tabel hasil
melakukan diskusi kelas. Guru memandu diskusi kelas dan membantu meluruskan
percobaan yang telah dilakukan. Salah satu siswa menulis kesimpulan di papan
72
tulis dalam bentuk skema bahwasannya larutan dibagi menjadi tiga berdasarkan
sifatnya yaitu larutan asam, basa, dan garam. Selanjutnya guru memberikan tugas
untuk mengkaji permasalahan terkait hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
penutup.
diawali dengan mengucapkan salam dari siswa dan guru di dalam kelas.
mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang mana satu kelompok terdiri
ketertiban siswa dan perlengkapan belajar siswa (Lembar Kerja Siswa). Lembar
Kerja Siswa (LKS) diberikan guru sehari sebelum praktikum dilaksanakan. Guru
sudah dipelajari dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Berikut ini
Guru : “Sebelum kalian akan melakukan kegiatan, saya akan mengajak kalian
untuk mengingat kembali komponen apa yang perlu kalian ingat kembali
untuk nanti memperlancar kegiatan. Yang pertama tentang kadar atau
konsentrasi (guru menulis di papan tulis). Siapa yang masih ingat apa arti
dari konsentrasi?”
Siswa : “Kepekatan.” (salah satu siswa menjawab)
Guru : “Ya, kepekatan. Jadi konsentrasi menyatakan ukuran kepekatan larutan.
Nah, satuan konsentrasi yang sudah kalian kenal apa?”
Siswa : “Molaritas, molalitas, normalitas, kadar, fraksi mol.
Guru : “Nah, dalam percobaan yang akan kalian lakukan, satuan konsentrasi yang
akan digunakan apa? Coba cermati LKS nya.”
Siswa : “Molaritas.”
73
Guru : “Ya, molaritas yang akan kita gunakan dalam percobaan kali ini. Siapa
yang masih ingat apa itu molaritas?”
Siswa : “Banyaknya mol dalam satu liter larutan.”
Guru : “Ya benar. Nah, sekarang kalian sudah mengingat kembali tentang
konsentrasi dan satuan konsentrasi. Selanjutnya kalian akan melakukan
kegiatan titrasi.”
Guru : “Ini adalah larutan HCl yang labelnya telah rusak, tidak terbaca. Kita akan
mengetes atau menguji berapa konsentrasi larutan ini. Untuk itu kalian
akan melakukan kegiatan titrasi asam basa. Jadi, apa manfaat atau guna
kita melakukan titrasi?”
Siswa : “Untuk menentukan konsentrasi.”
Guru : “Ya, seperti tadi yang sudah saya sampaikan, seandainya ada larutan yang
labelnya sudah rusak kalian bisa cari kembali berapa konsentrasinya lewat
titrasi.”
beberapa menit. Guru menunjuk setiap kelompok untuk membaca langkah kerja
yang ada pada LKS secara bergantian. Kemudian guru mengenalkan nama alat
dan bahan yang digunakan. Setelah itu siswa merangkai alat titrasi dan melakukan
siswa apabila ada yang belum dimengerti. Setelah melakukan percobaan, siswa
merapikan alat dan bahan seperti semula. Selanjutnya guru mengarahkan siswa
salam penutup.
dilaksanakan di tiga kelas, yaitu kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3 dan
tahapan, yaitu pembukaan, inti dan penutup. Berikut catatan yang dibuat peneliti
guru. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang mana
satu kelompok terdiri dari 4-5 orang. Selanjutnya guru memfokuskan perhatian
guru menyampaikan SK, KD, dan indikator. Guru menyajikan materi tentang ester
pada siswa jenis-jenis gugus fungsi senyawa karbon. Guru memotivasi siswa
hari? Guru memberti latihan kepada siswa untuk menuliskan beberapa stuktur dari
senyawa ester.
Pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan.
kelompok dibimbing oleh guru. Setelah selesai berdiskusi kelompok, salah satu
merapikan alat dan bahan seperti semula. Guru dan siswa menutup pelajaran.
satu kelompok pada kelas X yaitu 4-5 orang, pada kelas XI 6-7 orang, dan pada
kelas XII 4-5 orang. Hal tersebut disesuaikan dengan jumlah siswa di setiap kelas.
Untuk kegiatan praktikum yang sudah dilaksanakan, jumlah kelompok yang ada
yaitu enam kelompok. Temuan ini didukung penuh oleh data hasil wawancara
sebagai berikut.
keterlaksanaan praktikum dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang mendukung dan
praktikum kimia.
kelengkapan alat dan bahan yang mendukung pelaksanaan praktikum kimia dalam
dari laboratorium IPA lainnya di dalamnya terdapat ruangan khusus untuk laboran.
77
Walaupun tidak terdapat ruangan khusus untuk penyimpanan alat dan bahan,
namun alat dan bahan yang menunjang keterlaksanaan praktikum kimia tersusun
rapi di dalam lemari kaca. Ada juga beberapa alat tersimpan dalam loker kayu
laboratorium seperti LCD dan proyektor. Selain itu terdapat seorang laboran
khusus kimia yang membantu menyiapkan alat dan bahan praktikum, namun
laboran tersebut bukan lulusan pendidikan kimia. Laboran tersebut hanya lulusan
SMK namun sudah menjadi laboran sejak tahun 1997 di SMA Laboratorium dan
informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dikatakan bahwa yang mendukung
keterlaksanaan praktikum kimia yaitu; (1) kelengkapan alat dan bahan praktikum;
(2) kesiapan guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum; (3) adanya
kegiatan praktikum. Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan kepada dua
“Waktu, alat dan bahan, guru dan siswa. Kalau laboran, tanpa laboran
saya kira praktikum bisa jalan sepanjang gurunya ada waktu untuk
mempersiapkan alat dan bahan praktikum dan guru selalu
berkoordinasi dengan laboran. Contoh kalau laboran ndak sekolah dan
nanti laboran ada koordinasi dengan guru, saya rasa praktikum bisa
dilaksanakan. Atau ambil aja contoh, dulu sekolah pernah vakum
dalam artian ndak ada laboran sekian bulan, dan praktikum bisa
dilaksanakan.” (Laboran)
disediakan untuk kegiatan praktikum selama ini berasal dari dana BOS. Hal
Jika alat dan bahan praktikum yang ada di laboratorium tidak mencukupi
atau habis, maka laboran akan berkoordinasi dengan guru kimia dan waka sarana
prasarana agar alat dan bahan praktikum bisa dianggarkan untuk tahun ajaran
berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh laboran.
menyiapkan alat dan bahan praktikum adalah laboran khusus kimia namun bukan
waktu untuk menyiapkan alat dan bahan dan ada koordinasi antara guru dan
laboran. Hal tersebut didukung penuh oleh pernyataan informan sebagai berikut.
“Waktu, alat dan bahan, guru dan siswa. Kalau laboran, tanpa laboran saya
kira praktikum bisa jalan sepanjang gurunya ada waktu untuk
mempersiapkan alat dan bahan praktikum dan guru selalu berkoordinasi
dengan laboran. Contoh kalau laboran ndak sekolah dan nanti laboran ada
koordinasi dengan guru, saya rasa praktikum bisa dilaksanakan. Atau
ambil aja contoh, dulu sekolah pernah vakum dalam artian ndak ada
laboran sekian bulan, dan praktikum bisa dilaksanakan.” (Laboran)
yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang
mendukung keterlaksanaan praktikum kimia yaitu; (1) kelengkapan alat dan bahan
praktikum; (2) kesiapan guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum;
(3) adanya laboran; dan (4) waktu pembelajaran yang mencukupi untuk
keterlaksanaan praktikum kimia yaitu; (1) keterbatasan alat dan bahan; (2)
terhadap langkah kerja praktikum; dan (4) ruang laboratorium yang sempit.
Temuan ini didukung penuh oleh data hasil wawancara sebagai berikut.
“Saya kira udah cukup kok. Semua dalam keadaan layak. Kalau
masalah ruangan itu belum standar karena ruangannya terlalu kecil.
Itu laboratorium cocok untuk penelitian bukan untuk pembelajaran
siswa. Kita selaku penerima hibah nggak bisa ngomong apa karena
sudah didesai seperti itu. Mungkin itu karena terbatas areal atau lahan.
Yang jelas ruangan praktikum belum standar.” (Laboran)
contoh misalnya dari segi warna, warna yang timbul ini warna apa, dia
lagi bertanyasehingga saya selalu kembalikan, menurut kamu itu apa.
Seperti kemarin bau, bau apa ini, dia lagi nanya. Sehingga siswa itu
tidak percaya pada dirinya sendiri, bertanya lagi pada gurunya.
Solusinya ya ibu kembalikan kepada siswa, ibu suruh dia baca buku,
ibu bimbing dan tuntun dia, tidak langsung ibu jawab.” (GK-2)
dan seorang laboran, diketahui bahwa solusi yang ditawarkan guru untuk
berbantuan media. Temuan ini didukung penuh oleh data hasil wawancara sebagai
berikut.
“Kalau itu gurunya yang lebih tau. Biasanya sih kalau tidak bisa
praktikum, ya dipake demonstrasi atau pembelajaran dengan media
visual atau audiovisual.” (Laboran)
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini dibahas mengenai hasil yang telah dipaparkan sebelumnya
Undiksha meliputi pembuatan RPP, LKS, dan penyiapan alat bahan praktikum.
sesuai dengan silabus yang digunakan, namun tidak semua jenis-jenis praktikum
yang dituntut pada silabus mata pelajaran kimia kelas X, XI, dan XII
dan bahan dilakukan oleh laboran dan saling berkoordinasi dengan masing-
masing guru kimia. Proses penyiapan alat dan bahan dilakukan sehari atau dua
hari sebelum kegiatan praktikum kimia dimulai atau kemungkinan penyiapan alat
dan bahan dilakukan beberapa jam sebelum kegiatan praktikum dimulai. Sebelum
Undiksha Singaraja sudah dibuat dengan baik. Permendiknas No. 41 Tahun 2007
dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007, dinyatakan bahwa silabus bisa disusun
sudah sesuai dengan teori. Dalam standar proses juga mewajibkan bahwa setiap
guru harus menyusun RPP sendiri. Jadi, kegiatan perencanaan praktikum kimia
yang dilakukan oleh guru kimia dilihat dari Permendiknas No. 41 Tahun 2007
penyusunan silabus dan RPP saja. Penyiapan alat dan bahan juga salah satu tahap
dilakukan oleh guru yang bersangkutan, maka akan membuat guru-guru tersebut
yang tidak sedikit. Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Kertiasa (2006) bahwa
guru perlu dibantu oleh teknisi laboratorium dan/ atau asisten laboratorium. Jika
memerlukan satu orang pembantu dan mungkin juga satu teknisi laboratorium
untuk memimpin petugas-petugas tersebut. Penyiapan alat dan bahan oleh pihak
penyiapan alat dan bahan sebelum praktikum sudah memenuhi standar yang
ditetapkan.
Kegiatan praktikum kimia yang sudah dilaksanakan masih dalam jumlah
berdasarkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan. Pada kelas X hanya
seharusnya dilaksanakan. Pada kelas XII hanya melaksanakan lima praktikum dari
Undiksha, jika dilihat dari jumlah praktikum yang sudah dilaksanakan masih
dalam jumlah terbatas dan tidak memenuhi seluruh kompetensi dasar yang
terdapat pada silabus kimia dalam KTSP. Hal tersebut menandakan bahwa
kimia akan lebih mudah dipahami peserta didik juga lebih memahami materi
konsep ilmu yang diperoleh dari buku-buku teks. Jadi, pembelajaran ilmu kimia
melalui eksperimen akan dapat menjadikan ilmu kimia sesuai dengan fungsinya
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis sehingga
pembelajaran praktikum dalam belajar ilmu kimia tidak bisa diabaikan karena
85
merupakan hal yang sangat prinsip sesuai dengan karakteristik ilmu kimia sebagai
proses.
dan non elektrolit di kelas X dan titrasi asam basa di kelas XI IPA, terlihat bahwa
apersepsi, guru I memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang komponen larutan
satuan konsentrasi yang telah dikenal pada materi titrasi asam basa.
Pada pembelajaran praktikum mengenai identifikasi asam dan basa
pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan materi yang
kepada siswa dengan menampilkan buah jeruk dan botol berisi larutan yang tidak
dan larutan yang tak dikenal tersebut bersifat asam atau basa.
Pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru I tersebut sudah sesuai
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
elektrolit dan titrasi asam basa dilaksanakan dengan tiga tahapan, yaitu tahap
kelompok secara bergantian untuk membaca LKS mulai dari judul, tujuan, alat
dan bahan serta langkah kerja, merangkai alat uji elektrolit dan titrasi, dan
mereka dapatkan dan menulis hasil data pengamatan dalam format laporan
kelompok. Pada tahap ini, guru mengawasi dan membimbing siswa dalam
berdiskusi. Pada kegiatan konfirmasi, guru menunjuk salah satu kelompok untuk
meluruskan hal-hal yang masih keliru dari hasil diskusi kelas. Pada pembelajaran
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dilakukan oleh guru I sudah sesuai
dan basa dengan indikator yang dilaksanakan oleh guru I terdiri atas enam tahapan
diantaranya; (1) pada tahap stimulus, guru I memberikan stimulus kepada siswa
untuk merumuskan masalah dan membuat hipotesis; (3) pada tahap pengumpulan
yang mereka ajukan dengan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang
ada pada LKS praktikum. Guru mengarahkan siswa melakukan percobaan dan
membimbing siswa apabila ada yang belum dimengerti; (4) pada tahap
hasil percobaan yang telah didapat dan menarik kesimpulan; (5) pada tahap
verifikasi data, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan tabel hasil
memfasilitasi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas; (6) pada tahap
percobaan yang telah dilakukan. Salah satu siswa menulis kesimpulan di papan
tulis dalam bentuk skema bahwasannya larutan dibagi menjadi tiga berdasarkan
dimana guru tidak langsung memberikan hasil akhir atau kesimpulan dari materi
menemukan hasil data tersebut. Sehingga proses pembelajaran ini yang akan
diingat oleh siswa sepanjang masa, sehingga hasil yang ia dapat tidak mudah
siswa akan dibimbing untuk mencari dan menemukan sendiri materi atau jawaban
yang sedang dipelajari. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Kadri (2015)
membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit, titrasi asam basa, dan
mengidentifikasi asam dan basa dengan indikator, guru memberikan tugas untuk
dan mengidentifikasi asam dan basa dengan indikator yang dilakukan oleh guru I
tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas sudah sesuai dengan Permendikbud
dalam suatu proses pembelajaran agar siswa dapat mempersiapkan diri untuk
bahwa pada kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
sistematis, komunikatif, percaya diri, antusias dan simpatik. Selain itu, guru juga
diajukan sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Hal tersebut sesuai dengan
Depdiknas Tahun 2008 tentang Penilaian Kinerja Guru, bahwa guru harus
agar tumbuh semangat untuk belajar, melaksanakan diskusi dalam kelas dan
mengajukan pertanyaan.
dilakukan oleh guru II, terlihat bahwa guru II menggunakan pendekatan deduktif
90
pembelajaran yang ada pada RPP. Pada kegiatan pendahuluan, sebelum pemberian
apersepsi dan motivasi guru memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan dan
dan indikator.
permulaan pelajaran, siswa ingin segera mengetahui apa yang akan dipelajari pada
pertemuan saat itu. Keingintahuan itu akan terpenuhi apabila guru menjelaskan
secara singkat sehingga siswa mendapat gambaran tentang pelajaran yang akan
Apa kegunaan ester dalam kehidupan sehari-hari? Guru memberti latihan kepada
siswa untuk menuliskan beberapa stuktur dari senyawa ester. Pemberian apersepsi
dan motivasi yang dilakukan oleh guru II tersebut sudah sesuai dengan tuntutan
tahapan, yaitu tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sesuai dengan KTSP.
Pada kegiatan eksplorasi, guru mengarahkan siswa untuk mencermati LKS, dan
91
bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru menunjuk salah satu kelompok
Guru meluruskan hal-hal yang masih keliru dari hasil diskusi kelas. Pada kegiatan
penutup, siswa mengumpulkan laporan kelompok dan guru menuntun siswa untuk
komunikatif, percaya diri, antusias dan simpatik, namun kurang sistematis. Guru
diajukan sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Selain itu guru II juga
memahami materi. Hal tersebut sesuai dengan Depdiknas Tahun 2008 tentang
siswa saat mengeksplorasi dan mengumpulkan data sehingga diperoleh data yang
siswa dengan cara pemberian LKS agar dapat menuntun siswa untuk menemukan
informasi.
yang mendukung keterlaksanaan praktikum yaitu; (1) kelengkapan alat dan bahan
praktikum; (2) kesiapan guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum;
(3) adanya laboran; dan (4) waktu pembelajaran yang mencukupi untuk
keterlaksanaan praktikum yaitu; (1) keterbatasan alat dan bahan; (2) kurangnya
langkah kerja praktikum; dan (4) ruang laboratorium yang sempit. Temuan ini
hampir sama dengan hasil temuan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Lubis
kegiatan praktikum bukan karena tidak tersedianya alat dan bahan. Namun,
bagaimana mengajar kimia yang baik, guru juga perlu memiliki keterampilan
yang baik dan kemampuan memecahkan masalah seorang guru senantiasa dapat
kekurangan.
Laboran menjadi faktor pendukung terlaksananya kegiatan praktikum.
laboran, praktikum tetap bisa dilaksanakan sepanjang guru memiliki waktu untuk
menyiapkan alat, bahan dan ada koordinasi antara guru dan laboran.
Kendala yang selanjutnya dialami oleh guru kimia adalah waktu untuk
melaksanakan kegiatan praktikum kurang. Waktu yang ada pada kurikulum tidak
sesuai dengan waktu riil yang ada di lapangan. Waktu untuk melaksanakan
praktikum selalu tidak mencukupi jika disesuaikan dengan sumber daya manusia
(kemampuan siswa) yang ada. Hal ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki
objek yang ada di dunia ini dan pembahasannya tidak hanya sekadar dengan
94
pemecahan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) melainkan juga
dalamnya melalui percobaan ataupun eksperimen. Maka dari itu percobaan atau
dikarenakan ilmu kimia adalah ilmu alam yang didasarkan pada penemuan
pembelajaran kimia tidak hanya belajar melalui aspek kognitif saja, melainkan
didik terhadap langkah kerja praktikum. Peserta didik masih berpikir bahwa
dalam proses pembelajaran guru sebagai sumber utama proses belajar. Rasa ingin
tahu siswa terhadap hal-hal baru juga masih kurang sehingga pada saat praktikum
mereka kurang persiapan. Jika sumber daya peserta didik masih rendah, tentu
kimia yang ditunjang oleh alat-alat dan bahan-bahan untuk percobaan. Namun,
peserta didik melakukan aktivitas dengan luas 2,4 m 2. Jika ditinjau dari jumlah
95
siswa di tiap-tiap kelas, rata-rata jumlah siswa adalah 28 orang. Jadi, luas
kerja di tiap-tiap kelompok, meja demonstrasi, meja persiapan, lemari alat, lemari
bahan, lemari asam, bak cuci, dan media pembelajaran seperti papan tulis.
masih terbilang minim. Hal itu ditandai dengan jumlah meja yang tidak memadai,
tidak adanya lemari asam yang digunakan untuk mereaksikan zat asam. Meja
ada. Terlihat jelas bahwa guru lebih mengambil demonstrasi di kelas agar suasana
merupakan salah satu metode yang dianjurkan dalam pembelajaran IPA. Metode
metode demonstrasi yaitu perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati
seperlunya dan tidak tertuju pada hal-hal lain, dapat mengurangi kesalahan-
kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca dalam buku, karena siswa
telah memperoleh gambaran yang lebih besar dari hasil pengamatannya, beberapa
96
masalah yang menimbulkan pertanyaan dalam diri siswa dapat dijawab waktu
jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis
diperbaiki dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dari contoh
belajar siswa pada pengajaran sistem koloid pada siswa SMK karena siswa dapat
melihat secara langsung proses kimia yang menjelaskan konsep sistem koloid.
penyampaian yang memberi kesan pembelajaran lebih lama diingat oleh siswa.
Metode demonstrasi sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
pengajaran materi sistem koloid bila dibandingkan dengan metode ceramah yang
tinggi dibandingkan kelompok kontrol (91%) baik siswa yang berprestasi tinggi
maupun rendah.
Solusi lain yang ditawarkan adalah berdiskusi dengan berbantuan media.
belajar mengajar. Media juga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan
daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat
97
dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,
2014).
Purwono, dkk. (2014) menyatakan bahwa media audio-visual memiliki
beberapa kelebihan atau kegunaan, antara lain; (1) Memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan);
(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: objek yang
terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model; (3)
demonstrasi menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan
tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat terlalu kecil atau
tidak diikuti dengan sebuah aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut
bereksperimen dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga; (3) tidak
semua hal tidak dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang
sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas; dan (4) kadang-
kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas, kemudian didemonstrasikan siswa
melihat sesuatu yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang
media adalah peserta didik tidak mendapat pengalaman langsung sehingga aspek
demonstrasi. Pada praktikum siswa bekerja secara langsung dengan alat dan bahan
98
kimia sedangkan pada demonstrasi sebagian besar siswa hanya sebagai pengamat.
Keterlibatan siswa inilah yang mungkin menjadi penyebab motivasi siswa yang
yang dilakukan oleh Rizkiana (2016) yang menjelaskan bahwa ada perbedaan
sangat penting dilakukan agar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik bisa
dikembangkan
99
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
larutan elektrolit dan non elektrolit; (2) pada kelas XI reaksi eksoterm dan
dan titrasi asam basa; (3) pada kelas XII menentukan penurunan titik beku
dan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit, elektrolisis
dan reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) dan
Jumlah siswa dalam satu kelompok pada kelas X yaitu 4-5 orang, pada kelas
XI 6-7 orang, dan pada kelas XII 4-5 orang. Hal tersebut disesuaikan dengan
100
101
kelengkapan alat dan bahan praktikum; (2) kesiapan guru dan siswa untuk
melaksanakan kegiatan praktikum; (3) adanya laboran; dan (4) waktu pembelajaran
peserta didik terhadap langkah kerja praktikum; dan (4) ruang laboratorium yang
sempit.
5.2 Saran
dilaksanakan sehingga kompetensi dasar yang ada pada silabus dapat terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA