Makalah Transmisi Manual 5 Kecepatan
Makalah Transmisi Manual 5 Kecepatan
Disusun Oleh :
Kelompok Satu
1. Imam Romli (0121603004)
2. Herkulanus Kevinnosta (0121503001)
3. Fajar Setiawan (0121603007)
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan YME, yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Transmisi Manual dengan judul “Transmisi Manual 5 Kecepatan”.
Penulisan makalah ini ditunjukan untuk memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai pemindah tenaga pada suatu kendaraan bermotor. Dengan
penyusunan makalah ini diharapkan para mahasiswa dapat menganalisa prinsip
kerja sistem transmisi pada kendaraan bermotor. Kami menyadari bahwa laporan
ini belum sempurna baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tulisan ini.
Akhir kata kami berharap tulisan ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis
juga.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
poros penggerak dan menambahakan gardan untuk penggerak roda belakang
meningkatkan kinerja transmisi manual.
Pada 1928 Cadillac mengenalkan transmisi manual, sesungguhnya disini lah
transmisi manual pertama tercipta. Sementara pada 1904 dikembangkannya
transmisi automatic oleh saudara laki – laki Sturtevant di Boston di Amerika
dengan 2 percepatan.
Dan terus dilakukannya perkembangan – perkembangan dari tahun 1934
oleh Reo Self-Shifter, pada 1937 Oldsmobile mulai mengembangkan tranmisi
semi automatic 4 percepatan yang disebut “Automatic Safety Transmission”.
Seiring terus dilakukanya perkembangan, terbentuklah transmisi full
automatic pertama oleh Oldmobile pada tahun 1948 pada akhirnya pada 1990 an
transmisi otomatis terus berkembang seiring berkembangnya zaman, hal itu
membuat transmisi otomatis lebih nyaman, rasa perpindahan gear ratio automatic
sedikit berkurang.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
momen pada poros ouput transmisi. Transmisi terletak diantara kopling dan
poros propeller (pada mobil tipe FR) atau antara kopling dan
gardan/differential (pada mobil tipe FF dan RR).
Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
4
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat perbedaan antara keduanya.
Gambar pertama seseorang mendorong mobil ditanjakan secara langsung,
sementara gambar kedua menggunakan tongkat pengungkit. Melihat kondisi
tersebut, diantara keduanya maka yang lebih ringan adalah orang yang
menggunakan pengungkit, sebab pada posisi pertama gaya dorong secara
langsung, sementara posisi kedua menggunakan transfer momen melalui tongkat.
Semakin panjang lengan, maka tenaga yang dikeluarkan untuk mendorong
kendaraan akan semakin ringan.
No Komponen Fungsi
1 Transmission input saft Sebuah poros dioperasikan dengan
Poros input transmisi kopling yang memutar gigi di dalam
gear box
2 Transmission gear Untuk mengubah output gaya torsi yang
Gigi transmisi meninggalkan transmisi
3 Synchroniser Komponen yang memungkinkan
Gigi penyesuai pemindahan gigi pada saat mesin
bekerja/hidup
4 Shift fork Batang untuk memindah gigi atau
Garpu pemindah synchroniser pada porosnya sehingga
memungkinkan gigi untuk dipasang/
dipindah
5 Shift lingkage Batang/tuas yang menghubungkan tuas
Tuas penghubung persneling dengan shift fork.
6 Gear shift lever Tuas yang memungkinkan sopir
Tuas pemindah presnelling memindah gigi transmisi.
7 Transmission case Sebagai dudukan bearing transmisi dan
Bak transmisi poros-poros serta sebagai wadah oli/
minyak transmisi
8 Output shaft Poros yang mentransfer torsi dari trans-
5
Poros output misi ke gigi terakhir
9 Bearing Mengurangi gesekan antara permukaan
Bantalan/laker benda yang berputar di dalam sistem
transmisi
10 Extension housing Melingkupi poros output transmisi dan
Pemanjangan bak menahan seal oli belakang. Juga
menyokong poros output.
- Roda gigi jenis Spur – bentuk giginya lurus sejajar dengan poros, dipergunakan
untuk roda gigi geser atau yang bisa digeser (Sliding mesh).
- Roda gigi jenis Helical – bentuk giginya miring terhadap poros, dipergunakan
untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan synchro-
mesh).
6
- Roda gigi jenis Double Helical – bentuk giginya ganda miring terhadap poros,
dipergunakan untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa digeser (Constant mesh
dan synchro-mesh).
- Roda gigi jenis Epicyclic – bentuk giginya lurus atau miring terhadap poros,
dipergunakan untuk roda gigi yang tidak tetap kedudukan titik porosnya
(Constant mesh).
Cara Kerja :
Posisi Neutral, setiap transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros
input tidak dipindahkan ke poros output. Posisi ini digunakan saat berhenti atau
yang lainnya dimana sedang tidak memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi
7
kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi pada poros output (C & D) digeser
agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros input (A & B).
Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakan kendaraan pertama kali. Kondisi
ini memerlukan momen yang besar gerakan pelan, maka roda gigi pemutar
(Driver) harus yang lebih kecil (A) memutar roda gigi yang lebih besar (D).
Sehingga roda gigi pada poros output yang dihubungkan deengan roda gigi
yang sebelah kiri, sementara yang sebelah kanan tidak berhubungan. Seperti
terlihat pada gambar berikut ini.
Posisi gigi 2, pada posisi ini tentunya kendaraan sudah bergerak sehingga
momennya tidak begitu besar dibandingkan dengan saat posisi gigi 1.
komposisi roda gigi pada posisi gigi kedua ini roda gigi D digeser sampai tidak
berhubungan dengan roda gigi A, dan roda gigi C digeser kekiri agar
berhubungan dengan roda gigi B. Dengan demikian, putaran poros input
dipindahkan melalui roda gigi B & C ke poros output.
8
Gambar 2.5 Transmisi dengan posisi roda gigi tetap
Cara Kerja
Posisi Neutral, Kopling geser dapat digeser ke kanan atau ke kiri. Bila kopling
ada di tengah, maka berarti transmisi pada posisi neutral. Pada posisi ini
meskipun roda gigi C & D terus berputar bersama roda gigi A & B, namun
tidak ada pemindahan putaran ke poros output. Hal ini karena baik roda gigi C
maupun roda gigi D terpasang bebas terhadap poros output.
Posisi gigi 1, kopling geser digeser ke kiri hingga berhubungan dengan roda
gigi D. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar
roda gigi D dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya
poros output terbawa putaran melalui kopling geser.
Posisi gigi 2, kopling digeser ke kanan hingga berhubungan dengan roda gigi
C. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi B memutar roda
gigi C dan membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros
output terbawa putaran melalui kopling geser.
9
2.3.3 Cara Kerja Transmisi Syncromesh
Posisi Gigi 1
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 1 maka shift
fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear tingkat 1. Saat transmisi pada posisi 1 maka putaran
pada output transmisi akan lambat tetapi untuk momen yang dihasilkan pada
output transmisinya sangat besar.
10
Gambar 2.7 Posisi Gigi 1
Posisi Gigi 2
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 2 maka
shift fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear tingkat 2. Saat transmisi pada posisi 2 maka putaran
pada output transmisi akan lebih cepat dibandingkan dengan posisi 1 tetapi
untuk momen yang dihasilkan pada output transmisinya lebih kecil dibanding
transmisi pada posisi 1.
11
Posisi gigi 3
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 3 maka shift
fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear tingkat 3. Saat transmisi pada posisi 3 maka putaran
pada output transmisi akan lebih cepat dibandingkan dengan posisi 2 tetapi
untuk momen yang dihasilkan pada output transmisinya lebih kecil
dibandingkan dengan transmisi pada posisi 2.
Posisi 4
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 4 maka shift
fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear tingkat 4. Saat transmisi pada posisi 4 maka putaran
pada output transmisi akan lebih cepat dibandingkan dengan posisi 3 tetapi
untuk momen yang dihasilkan pada output transmisinya lebih kecil dibanding
transmisi pada posisi 3.
12
Gambar 2.10 Posisi Gigi 4
Posisi 5
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi 5 maka shift
fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear tingkat 5. Saat transmisi pada posisi 5 maka putaran
pada output transmisi akan sangat cepat dibandingkan dengan posisi transmisi
lainnya tetapi untuk momen yang dihasilkan pada output transmisinya akan
sangat kecil dibanding transmisi pada posisi lainnya.
13
Posisi R (mundur)
Pada saat pengemudi menempatkan tuas transmisi pada posisi R maka shift
fork akan menggeser synchromesh sehingga unit synchromesh akan
berhubungan dengan gear mundur. Antara gear mundur dan gear counter
mundur dipasangkan idler gear sehingga putaran dari poros output akan
berlawanan arah dengan putaran dari poros input transmisi
14
Sistem pemindah gigi handle langsung konstruksinya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Bila tuas pemindah didorong penuh ke kiri oleh pengemudi, maka lengan selector
akan berada pada tuas garpu gigi 1 dan 2. pada posisi ini bila pengemudi
mendorong ke depan , berarti lengan selector menarik tuas garpu gigi 1 dan 2 dan
membawa synchronmesh masuk ke posisi gigi 1. Sebaliknya bila menarik tuas
pemindah ke belakang berarti mendorong tuas garpu gigi 1 dan 2 dan membawa
synchronmesh masuk ke posisi gigi 2.
Bila tuas pemindah dilepas oleh pengemudi, maka tuas pemindah akan berada di
tengah dan lengan selector akan berada pada tuas garpu gigi 3 dan 4. pada posisi
ini bila pengemudi mendorong ke depan, berarti lengen selector menarik tuas
garpu gigi 3 & 4 dan membawa synchronmesh masuk ke posisi gigi 3. Sebaliknya
bila menarik tuas pemindah ke belakang berarti mendorong tuas garpu gigi 3 & 4
dan membawa synchronmesh masuk ke posisi gigi 4.
Bila tuas pemindah ditarik penuh ke kanan oleh pengemudi, maka lengan selector
akan berada pada tuas garpu mundur, pada posisi ini bila pengemudi menarik tuas
pemindah ke belakang berarti mendorong tuas garpu mundur dan membawa roda
gigi masuk ke posisi gigi mundur.
Sistem pemindah gigi handle pada kemudi konstruksinya dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
15
Gambar 2.14 Sistem pemindah gigi pada kemudi
Pada prinsipnya pemindahan gigi di dalam transmisi sama dengan yang telah
dijelaskan di atas. Sistem ini digunakan agar samping pengemudi ruangannya
dapat dipergunakan untuk tempat duduk. Contoh pada kendaraan adalah
dipergunakan pada mobil Mitsubishi L300.
Sementara untuk sistem menggunakan kabel baya elastis, seperti terlihat pada
gambar berikut ini digunakan pada kendaraan sedan dengan front wheel drive
(FWD) dan mesin melintang. Sistem ini lebih fleksibel dan mampu untuk
menjangkau posisi transmisi yang sulit yang tidak memungkinkan digunakan
kedua sistem sebelumnya.
16
Perawatan dan pemeliharaan transmisi manual.
Pemeliharaan dan perawatan transmisi manual, tidak terlalu rumit namun
memerlukan ketelitian.
Pertama, memeriksa kebebasan gerak tuas pemindah. Kebebasan yang berlebihan
disebabkan oleh keausan baut-baut penyambung, kerusakan bushing sambungan,
atau penyetelannya. Secara visual/pengamatan langsung permasalahan tersebut
dapat dilakukan.
Kedua, memeriksa pelumasan transmisi. Pelumasan pada transmisi sangat
penting, mengingat transmisi terdiri dari banyak komponen yang saling
bersentuhan satu dengan yang lainnya. Pelumasan diperlukan untuk menghindari
terjadinya keausan sebagai akibat kontak langsung antar logam komponen
transmisi. Transmisi pada umunya menggunakan minyak pelumas dengan
viskositas SAE 80 atau SAE 90, namun demikian dalam menggunakan minyak
pelumas untuk transmisi perlu melihat manual masing-masing produk kendaraan.
Karena dimungkinkan terdapat perbedaannya. Setiap 1500 km perlu dikontrol
mengenai jumlahnya.
Ketiga, pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan. Pemeriksaan ini terkait
dengan kinerja transmisi, yaitu apakah transmisi dapat melakukan fungsinya
dengan baik. Untuk melakukan pemeriksaan ini, berarti kendaraan harus
dijalankan atau sering disebut dengan tes jalan.
17
Gejala-gejala Penyebab Perawatan Perbaikan
18
2.5 Pengukuran dan Pemeriksaan Komponen Transmisi
Gambar 2.18 Mengukur diameter luar dari permukaan jurnal poros output
19
Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam.
Diameter minimum 36,98 (1,4559 in).
2. Periksa celah oli roda gigi menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara
roda gigi dan luncuran dalam, dengan bantalan rol jarum
- Celah standar : 0,009 ·— 0,064 mm (0,0004 —— 0,0025 in)
- Celah maksimum : 0,064 mm (0,0025 in)
Bila celah oli melampaui maksimum, gantilah roda gigi, luncuran dalam atau
bantalan rol jarum.
Gambar 2.21 Memeriksa celah oli antara roda gigi dan luncuran dalam
20
3. Periksa celah oli roda gigi 2 dan 3, menggunakan dial gauge, ukur celah oli
antara roda gigi dan poros dengan bantaI rol jarum terpasang.
- celah standar ; 0,06 - 0,11 mm (0,00211 — 0,0043 in)
- celah maksimum ; 0,11 mm (0,0043 in) ·
Bla celah oli melampaui nilai maksimum, gantilah roda gigi atau poros
output.
Gambar 2.22 Memeriksa celah oli antara roda gigi dan poros output
21
Gambar 2.24 Mengukur celah antara ring syncromesh dengan ujung alur gear
5. Ukur celah antara garpu pemlndah dan hub sleeve, menggunakan feeler gauge,
ukur celah antara hub sleeve dan garpu pemindah. Celah maksimum 1,00 mm
(0,039 in). Bila celah melampaui nilai batas, ganti garpu pemindah atau hub
sleeve.
Gambar 2.25 Mengukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve
22
Menggunakan hydraulic press, lepas bantalan.
Menggunakan hydraulic press dan SST, pasang bantalan yang baru SST
09506 — 30012.
Pilih snap ring untuk mendapatkan celah aksial minimum dan pasangan
pada poros.
23
Pasang penahan oli dan snap ring pada penahan bantalan.
Menggunakan tang snap ring dan SST, kembangkan snap
ring bantalan dan tekan bantalan yang baru masuk. SST
09506 - 30012 dan 09710 - 30020. `
Ukur ketebalan aksial antara snap ring dengan penahan bantalan. Celah
standar 0 — 0,1 mm (0 -— 0,004 in)
Bila perlu, pilih Snap ring untuk mendapatkam kebebasan aksial yang
benar dan pasangkan pada penahan bantalan.
24
9. Bila perlu, ganti perapat oli roda gigi gerak speedometer.
Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09201 — 60011.
Kedalaman perapat oli 20 mm
Menggunakan SST, lepas perapat keluar. SST 09308 - 00010 atau 09308 -
10010 dengan poros output térpasang
Panaskan ujung extension housing pada temperatur 80 drajat - 100°C
(176° — 212° F) di dalam pemanas oli)
Menggunakan SST, lepas bushing dan pasang bushing yang baru. SST
09307- 30010.
Mengguuakan SST, pasang perapat yang baru. SST 09307-30010. 1; E1 V
25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat
transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar
melainkan juga pada tingkat kenyamanan dalam berkendara. Salah satunya adalah
perubahan pada sistem transmisi. Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh
momen yang sesuai. Transmisi manual adalah sistem transmisi yang memerlukan
pengemudi untuk menekan atau menarik tuas seperti pada sepeda motor atau
menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara
manual.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.teknik-otomotif.com/2016/11/cara-kerja-transmisi-manual-5-
kecepatan.html
https://www.otomotif.web.id/pemeriksaan-komponen-transmisi-a79.html
http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-manual-pada-mobil.html