Anda di halaman 1dari 16

Disusun untuk Memenuhi Tugas TUGAS KELOMPOK

“ ANTISIPATORY GUIDE SELAMA MASA TODLER


USIA 2 TAHUN”

Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Mata Ajar : Ns Erni Suprapti, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Fajar Sulistio (16.030)


2. Hanifah Heppy Findiasari (16.038)
3. Isna Nur Rochmawatun (16.043)
4. Luluk Rahmawati (16.054)
5. Revy Arysa Bagaskari (16.078)
6. Robin Herlex Pattola (16.086)
7. Senita Khomariah (16.089)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO


SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SELAMA MASA TODLER
USIA 2 TAHUN

A. Usia 18 bulan
1. perkembangan fisik
a. Anoreksia fisiologis karena berkurangnya kebutuhan pertumbuhan
b. Fontanela anterior menutup secara fisiologis mampu mengontrol
sfingter
2. Motorik kasar
a. Berlari dengan aneh : sering jatuh
b. Berjalan ke atas tangga dngan satu tangan berpegangan
c. Menarik dan mendorong mainan
d. Lompat di tempat dengan kedua kaki
e. Duduk sendiri di kursi
f. Melempar bola tanpa jatuh
3. Motorik halus
a. Membangun menara dari tiga atau empat kubus
b. Melepas, memegang, dan menggapai sudah berkembang dengan baik
c. Membalik tiga halaman buku sekaligus
d. Dalam menggambar, membuat goresan dengan meniru
e. Memakai sendok tanpa putaran
4. Bahasa
a. Mengatakan 10 kata atau lebih
b. Menunjuk pada benda-benda yang biasa, seperti sepatu atau bola, dan
dua atau tiga bagian tubuh
5. Sosialisasi
a. Peniru hebat (mimikri domestik)
b. Melepas sarung tangan, kaos kaki, dan sepatu, dan membuka resleting
c. Temper tantrum semakin jelas
d. Mulai menyadari tentang kepemilikan (“mainananku”)
e. Dapat mengembangkan ketergantungan pada objek transisi, seperti
“selimut pengaman”
B. Usia 24 bulan
1. Perkembangan fisik
a. Lingkar kepala 49-50 cm
b. Lingkar dada melebihi lingkar kepala
c. Diameter lateral dada melebihi diameter anteroposterior
d. Pertambahan berat badan umumnya 1,8-2,7 kg
e. Pertambahan tinggi badan umumnya 10-12,5 cm
f. Tinggi dewasa sekitar 2 kali tinggi anak usia 2 tahun
g. Bisa mencapai kesiapan untuk memulai kontrol defekasi dan berkemih
di siang hari
h. Pertumbuhan gigi primer 16 gigi
2. Motorik kasar
a. Naik dan turun tangga sendiri dengan dua kaki pada setiap anak tangga
b. Berlari cukup baik, dengan langkah lebar
c. Mengambil benda tanpa jatuh
d. Menendang bola kedepan tanpa mengalami gangguan keseimbangan
3. Motorik halus
a. Membangun menara dari enam atau tujuh kubus
b. Merangkai dua atau lebih kubus menyerupai kereta api
c. Membalik halaman buku selembar-selembar
d. Dalam menggambar, meniru goresan vertikal dan melingkar
e. Memutar tombol pintu: melepas sekrup
4. Sensoris
a. Akomodasi telah berkembang baik
b. Pada diskriminasi geometris, mampu memasukkan balok kotak ke
lubang berbentuk segi empat
5. Bahasa
a. Memiliki perbendaharaan kata sekitar 300 kata
b. Menggunakan dua atau tiga frase kata
c. Memakai kata ganti “saya” “aku” “kamu”
d. Memahami perintah yang mengarahkan
e. Mengatakan nama depannya; menunjuk diri sendiri dengan nama
f. Mengatakan kebutuhan untuk pergi ke toilet, makan, atau minum
g. Berbicra berulang-ulang
6. Sosialisasi
a. Tahap bermain paralel
b. Memiliki rentang perhatian yang cukup panjang
c. Temper tantrum berkurang
d. Menarik orang-orang untuk memperlihatkan sesuatu kepada mereka
e. Kemandirian dari orangtua semakin meningkat
f. Berpakaian sendiri dengan baju sederhana

KOPING TERHADAP KEKHAWATIRAN MENGENAI PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN NORMAL
1. Toilet training
Salah satu tugas mayor masa todler adalah toilet training. Kontrol
volunter sfingter anal dan uretra terkadang dicapai kira-kira setelah anak
berjalan, mungkin atara usia 18 dan 24 bulan. Namun diperlukan faktor
psikofisiologis kompleks untuk kesiapan. Biasanya kesiapan fisiologis dan
psikologis belum lengkap sampai anak usia 18 sampai 24 bulan, pada saat ini,
anak telah menguasai mayoritas ketrampilan motorik kasar yang penting,
mampu berkomunikasi dengan pintar, jarang memiliki onflik dengan
negativisme dan pernyataan diri, dan menyadari kemampuan untuk
mengontrol tubuh dan memuaskan orangtua.
Latihan defekasi biasanya selesai sebelum latihan berkemih karena
latihan defekasi lebih teratur dan lebih mudah diramalkan. Sensasi defekasi
lebih kuat daripada berkemih, dan dapat menarik perhatian anak.
Sejumlah teknik dapat membantu ketika memulai latihan. Salah
satuya adalah pemilihan tempat duduk berlubang untuk eliminasi dan/atau
penggunaan toilet. Tempat duduk berlubang untuk eliminasi yang tidak
ditopang oleh benda lain memungkinkan anak merasa aman. Menjejakkan
kaki dengan kuat ke lantai juga memfasilitasi defekasi.
Sesi latihan harus dibatasi selama 5 sampai 10 menit, orangtua harus
menunggui anak, dan kebiasaan sanitasi harus dilakukan setiap kali selesai
eliminasi. Anak harus di puji karena perilaku kerja samanya dan/atau
evakuasi yang berhasil. Terjadinya eliminasi yang tidak sengaja di tempat
yang tidak semestinya pada siang hari adlah hal biasa, terutama selama
aktivitas intensif. Anak kecil menjadi sangat bersemangat dengan aktivitas
bermain sehingga jika tidak diingatkan, mereka akan berlama-lama menahan
eliminasi sampai terlambat mencapai kamar mandi. Oleh karena itu mereka
harus sering diingatkan dan diantar ke toilet.
2. Persaingan sibling
Kecemburuan anak yang alamiah terhadap anak baru dalam keluarga
dinamakan persaingan sibling. Kedatangan bayi baru merupakan krisis
bahkan bagi beberapa todler yang telah dipersiapkan dengan sangat baik.
Persaingan sibling cenderung paling menonjol pada anak pertama, yang
mengalami kehilangan perhatian tunggal dari orangtua (dethronement).
Persiapan anak-anak untuk kelahiran sibling bersifat sangat individual, tetapi
usia menyatakan beberapa pertimbangan yang penting. Waktu bagi todler
merupakan konsep yang samar. Besok bisa saja kemarin atau minggu depan,
dan sebulan dari sekarang bisa berarti tidak pernah ada. Mempersiapkan anak
terlalu cepat untuk kelahiran dapat mengurangi ketertarikan mereka saat
kejadian berlangsung. Saat yang tepat untuk memulai membicarakan
mengenai bayi baru adalah ketika todler sudah bisa menyadari kehamilan dan
perubahan yang terjadi di rumah sebagai antisipasi kedatangan anggota
keluarga yang baru.
Sebaiknya todler diajak berpartisipasi saat ibu sedang megurus bayi
baru lahirnya seperti mengambilkan popok dan memberikan boneka untuk
ikut serta saat ibu memandikan bayi maka todler bisa memandikan
bonekanya. Ketika bayi baru datang, todler akan mengalami perubahan
pemusatan perhatian yang cukup besar. Biasanya pengunjung atau keluarga
yang datang lebih memperhatikan bayi daripada todler, pada saat itu orangtua
dapat menyadarkan pengunjung akan kebutuhan todler, dengan memberikan
hadiah kepada todler atau melibatkan todler saat perawatan bayi.
3. Tempertantrum
Todler bisa menegaskan kemandirian mereka dengan menolak semua
disiplin secara keras. Mereka berbaring di lantai, menendang kaki mereka,
dan berteriak sekeras-kerasnya. Pendekatan terbaik untuk menghilangkan
perilaku mencari perhatian tersebut adalah dengan mengacuhkannya, selama
perilaku tersebut tidak mencederai anak, seperti membenturkan kepala di
lantai secara kasar. Namun orangtua harus tetapberada di dekatnya ketika
todler sedang marah. Ketika marah telah hilang, anak perlu merasa sedikit
kontrol dan aman. Pada saat itu mainan atau aktivitas kesukaan dapat
menggantikan permintaan yang tidak terpenuhi. Seringkali temper tantrum
dapat dihindari dengan memberikan peringatan dengan tegas pada todler
terhadap suatu permintaan.
4. Negativisme
Salah satu aspek yang sulit dalam mengasuh anak pada kelompok usia
todler adalah respon mereka yang selalu mengatakan tidak. Hal ini bukanlah
suatu sikap keras kepala atau perilaku kurang ajar, melainkan pernyataan
tegas akan kebutuhan mengontrol diri.
Dalam upaya menggunakan kontrol diri, anak suka membuat pilihan.
Apabila dihadapkan dengan pilihan yang tepat, seperti “kamu boleh memilih
roti isi selai stroberri dan jeli atau sup mie ayam untuk makan siang”, mereka
cenderung akan memilih satu pilihan daripada mengatakan “tidak”. Namun
jika responnya negatif, orangtua harus membuat pilihan untuk anaknya.
5. Regresi
Kembalinya pola fungsi seseorang saat ini ke tingkat perilaku sebelumnya
dinamakan regresi. Regresi biasanya terjadi pada saat tidak nyaman atau stres
ketika seseorang berupaya menghemat energi psikis dengan kembali ke pola
perilaku yang telah dilalui dengan sukses pada tahap todler, karena hampir
setiap tambahan stres dapat mengganggu kemampuan mereka untuk
menguasai tugas perkembangan terbaru.
Apabila regresi terjadi, pendekatan terbaik adalah mengacuhhkannya
sementara memuji pola perilaku benar yang sudah ada.regresi adalah cara
anak mengatakan, “aku tidak dapat menghadapi stres pada saat ini dan
menyempurnakan ketrampilan ini dengan baik, tetapi aku akan dapat
menghadapinya jika diberikan kesabaran dan pengertian,” karena alasan ini,
dianjurkan untuk tidak berupaya membuka area pembelajaran baru ketika
krisis tambahan terjadi atau diperkirakan terjadi, seperti memulai toilet
training segera sebelum sibling lahir atau mengupayakan area-area
pembelajaran yang baru selama periode hospitalisasi yang singkat.

MENINGKATKAN KESEHATAN OPTIMAL SELAMA MASA


TODLER
A. Nutrisi
1. Konseling nutrisi
Kebiasaan makan yang ditetapkan pada 2 atau 3 tahun pertama
kehidupan cenderung memiliki efek lama pada tahun – tahun selanjutnya.
Apabila makanan digunakan sebagai hadiah atau tanda persetujuan, anak
bisa memakan makanan secara berlebih karena alasan non-nutritif. Apabila
makan dipaksakan dan saat makan selalu menjadi saat yang tidak
menyenangkan, kenikmatan yang biasa berhubungan dengan makan dapat
tidak berkembang. Saat makan harus menyenangkan dan bukan waktu
untuk disiplin atau perdebatan keluarga. Memanggil anak dari bermain
dalam 15 menit sebelum saat makan memungkinkan mereka mendapat
cukup waktu guna mempersiapkan diri untuk makan sambil mendinginkan
pikiran dan tubunya yang masih aktif. Pemberian porsi besar ukuran
dewasa kepada anak bisa membingungkannya,. Secara umum, apa yang
dimakan jauh lebih penting dari banyaknya makanan yang dikonsumsi.
Sedikit daging dan sayuran memberi nilai makanan yang lebih baik dari
pada konsumsi roti dan kentang dalam jumlah besar.
2. Tidur dan aktivitas
Total tidur hanya berkurang sedikit selama tahun kedua dan rata – rata
sekitar 12 jam per hari. Sebagian besar anak tidur siang satu kali, dan pada
akhir tahun kedua atau ketiga kebanyakan anak meninggalkan kebiasaan
ini. Tingkat aktivitas tinggi, dan jarang terdapat masalah dengan terlalu
sedikitnya latihan fisik, selama tidak dilakukan pembatasan yang tidak
tepat. Dengan meningkatnya anak kecil yang diasuh di luar rumah,
perhatian terhadap jenis aktivitas yang disediakan sangat penting.
Misalnya, anak dengan tingkat aktivitas tinggi dapat memperoleh manfaat
dari lingkungan yang mendorong penerimaan di luar rumah.
Masalah tidur sering terjadi, terutama pergi tidur dan jatuh tertidur, dan
kemungkinan berhubungan dengan ketakutan akan perpisahan. Ritual
waktu tidur (waktu tidur, memakan kudapan, aktivitas diam yang sama)
sangat membantu, dan objek transisi, seperti binatang mainan atau selimut
kesukaan, dapat membantu menghilangkan rasa tidak aman anak pada
waktu tidur
3. Kesehatan gigi
1. Pembersihan plak
Tujuan higiene mulut adalah membersihkan plak, deposit bakteri
lunak yang melekat di gigi dan menyebabkan karies gigi (pembusukan
gigi atau gigi bolong) dan penyakit periodontal (gusi). Salah satu
metode yang paling cocok untuk membersihkan gigi primer adalah
metode mengosok. Ujung bulu sikat diletakkan dengan kuat pada sudut
45o pada gigi dan gusi dan digerakkan ke depan dan belakang dengan
gerakan menggetar (vibrasi). Ujung bulu sikat harus bergerak lembut
tetapi tidak bergerak maju dan mundur dengan sekuat tenaga, yang
dapat merusakan gusi dan enamel. Semua permukaan gigi dibersihkan
dengan cara ini kecuali permukaan lingual (bagian dalam) gigi depan.
Untuk membersihkan permukaan ini, sikat gigi diletakkan vertikal
terhadap gigi dan digerakkan ke atas dan ke bawah. Hanya beberapa
gigi yang dapat digosok sekali gosok, menggunakan enam sampai
delapan gosokan setiap bagian. Pendekatan sistematis dipakai
sedemikian rupa sehingga semua permukaan gigi dibersihkan secara
menyeluruh
Untuk anak kecil cara paling efektif membersihkan gigi adalah
oleh orang tua. Beberapa posisi dapat digunakan sehingga
memungkinkan jangkauan ke dalam mulut dan membantu
menstabilkan kepala agar nyaman.
1. Berdiri dengan punggung anak mengarah ke orang dewasa. (bila
dilakukan di depan cermin kamar mandi, baik anak maupun orang
dewasa dapat melihat apa yang sedang mereka kerjakan di cermin)
2. Duduk di kursi atau tempat tidur dengan kepala anak bersandar di
pangkuan orang dewasa
3. Duduk di lantai atau tempat duduk rendah dengan kepala anak
bersandar di antara kedua paha orang dewasa

PENCEGAHAN CEDERA SELAMA MASA TODLER


Kemampuan perkembangan yang berhubungan dengan risiko cedera ;
1. Berjalan, berlari dan memanjat, mampu membuka pintu dan gerban, dapat
menaiki sepeda roda tiga, dapat melempar bola dan benda lain.
2. Mampu mengeksplorasi jika ditinggal tanpa pengawasan, memiliki rasa
keingintahuan yang besar, tidak berdya di dalam air, tidak waspada
terhadap bahayanya; kedalaman air tidak memiliki makna.
3. mampu mencapai ketinggian dengan memanjat, merentangkan badan, dan
berdiri dengan ujung jari kaki, menarik benda-benda, mengeksplorasi
setiap lubang atau pembukaan, dapat membuka laci dan lemari, tidak
mengetahui sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan panas atau api,
bermain dengan benda-benda mekanis.
4. Mengeksplorasi dengan meletakkan benda kedalam mulut, dapat
membuka laci, lemari, dan banyak wadah, memanjat, tidak dapat
membaca label, tidak mengetahui dosis atau jumlah yang aman.
5. Mampu membuka pintu dan beberapa jendela, naik dan turun tangga,
kedalaman persepsi belum sempurna.
6. Memasukkan benda ke mulut, dapat menelan potongan makanan yang
keras atau tidak dapat dikunyah.
7. Masih kaku dalam berbagai keterampilan, mudah terdistraksi dari berbagai
tugas, tidak mewaspadai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh orang
asing atau oranglain.
Pencegahan cedera
1. Kendaraan bermotor
a. Gunakan restrein mobil yang disahkan oleh federal; bila restrein tidak
tersedia, gunakan sabuk pengaman pengakuan.
b. Awasi anak saat bermain diluar.
c. Jangan membiarkan anak bermain di pinggir jalan atau di belakang
mobil yang sedang parkir.
d. Jangan izinkan anak bermain ditumpukan daun, salju, atau kontainer
karton besar didaerah lalu lintas.
e. Awasi saat mengendarai sepeda roda tiga.
f. Kunci pagar dan pintu juka tidak dapat mengawasi anak secara
langsung.
g. Ajarkanlah anak untuk mematuhi peraturan keamanan pejalan kaki.
h. Menuruti peraturan lalulintas; menyebrang hanya di tempat
penyebrangan dan hanya bila lampu lalulintas menandakan aman (
lampu merah)
i. Mundur selangkah dari tepi jalan sampai saat menyebrang tiba.
j. Lihat ke kiri, kanan, dan kiri lagi, dan periksalah adanya mobil yang
berbelok sebelum menyebrang jalan.
k. Gunakan trotoar, jika tidak ada trotoar, berjalanlah disisi kiri
menghadap lalu lintas.
l. Kenakan pakaian berwarna terang di malam hari dan tempelkan bahan
berfluresen dipakaian.
2. Tenggelam
a. Awasi anak dengan ketat ketika berada di dekat sumber air, termasuk
ember.
b. Jaga pintu kamar mandi dan toilet agar tetap tertutup.
c. Pasang pagar disekeliling kolam renang dan kunci gerbangnya.
d. Ajari berenang dan keamanan dalam air.
3. Luka bakar
a. Putar pegangan teko kebagian bakar kompor.
b. Letakkan peralatan listrik, seperti mesin pembuat kopi dan popcron,
kebagian belakang lemari.
c. Letakkan trali pelindung di depan radiator, perapian, atau elemen
pemanas lainnya.
d. Simpan korek api dan pemantik api, rokok di daerah yang terkunci
atau yang tidak dapat di jangkau; buang dengan hati-hati.
e. Letakkan lilin dan obat nyamuk bakar yang menyala, makanan panas,
dan rokok diluar jangkauan.
f. Jangan biarkan taplak meja tergantung sehingga dapat dijangkau anak.
g. Jangan biarkan kawat listrik dari setrikaan atau peralatan lain
tergantung sehingga dapat di jangkau anak.
h. Tutup soket listrik dengan penutup plastik pengaman.
i. Letakkan kabel listrik secara tersembunyi atau diluar jangkauan.
j. Jangan mengizinkan anak bermain dengan peralatan listrik, kabel, atau
korek api.
k. Tekankan bahaya nyala api yang terbuka, ajari tentang apa artinya
panas.
l. Selalu periksa suhu air mandi; atur suhu pemanas air ke 48,9 C atau
lebih rendah; jangan biarkan anak bermain dengan keran air.
m. Kenakan tabir surya saat anak terpajan sinar matahari.
4. Keracunan
a. Letakkan semua bahan yang berpotensi beracun diluar jangakauan atau
didalam lemari terkunci.
b. Waspada terhadap memakan bahan makanan yang tidak bisa dikunyah,
seperti tanaman.
c. Letakkan kembali obat atau bahan beracun dengan segera; pasang
kembali penutup obat bertakaran secara tepat.
d. Berikan obat sebagai obat, bukan sebagai permen.
e. Jangan menyimpan sejumlah besar bahan beracun secara berlebihan.
f. Segera buang wadah racun yang sudah kosong; jangan pernah
menggunakannya kembali untuk menyimpan bahan makanan atau
racun lain.
g. Ajari anak untuk tidak bermain dalam wadah sampah.
h. Jangan melepas label dari wadah bahan beracun.
i. Selalu simpan sirup ipekak dirumah; hanya digunakan sesuai saran.
j. Cari tahu nomor dan lokasi pusat pengendali racun terdekat (biasanya
terdaftar dibagian buku depan telepon).
5. Jatuh
a. Pasang jaring-jaring pada jendela, paku dengan aman, dan pasang trali
pelindung.
b. Pasang gerbang diatas dan bawah tangga.
c. Jaga pintu agar tetap terkunci atau gunakan penutup atau pelapis
tombol pintu yang tidak dapat dibuka oleh anak. Pada pintu masuk ek
tangga, serambi tinggi atau daerah tinggi lainnya, termasuk tempat
jemuran.
d. Ganti karpet yang sudah robek atau yang sudah tidak aman.
e. Pertahankan trali tempat tidur agar tetap dalam keadaan tinggi dan
kasur berada di tingkat terendah.
f. Pasang karpet dibawah tempat tidur dan di kamar mandi.
g. Jauhkan maianan atau bantalan besar dari tempat tidur atau darai
tempat bermain (anak bisa menggunakannya sebagai “tangga” untuk
dipanjat), kemudian pindahkan ke tempat tidur anak kecil jika anak
ssudah mampu memanjat keluar dari tempat tidur bayi.
h. Hindari penggunaan walker terutama didaerah dekat tangga.
i. Kenakan pakaian yang aman ( sol sepatu yang tidak “lengket” dilantai,
tali sepatu terikat, panjang celana tidak menyentuh lantai.
j. Anak harus tetap dalam restrein jika beada didalam kendaraan; janagn
pernah meninggalkan anak dalam kereta belanja.
k. Awasi tempat bermian; pilih area bermain dengan lantai dilapisi bahan
yang lembut dan aman.
6. Tersedah dan sufokasi
a. Hindari potongan daging yang besar dan bulat, seperti hotdog utuh
(irislah searah panjang menjadi potongan kecil-kecil.
b. Hindari buah yang ada bijinya, ikan berduri, buncis kering, permen
keras, permen karet, kacang, popcron, anggur, marshmallow.
c. Pilih mainan yang besar dan kuat tanpa tepi yang tajam atau tapa
bagian kecil yang bisa dilepas.
d. Buanglah lemari es, oven, dan barang lain yang sudah lama;jika
menyimpan barang-barang lama lepaskan pintunya.
e. Simpan transmiter pintu garasi otomatis di tempat yang tidak dapat
dijangkau.
f. Pilih kotak mainan yang aman atau lemari yang tidak memiliki tutup
berengsel berat.
g. Letakkan tali tirai Venetia diluar jangkauan anak.
h. Lepaskan tali penarik dari pakaian.
7. Kerusakan tubuh
a. Hindari benda tajam atau runcing seperti pisau, gunting, atau tusuk
gigi, terutama jiak berjalan atau berlalari.
b. Jangan membiarkan permen lolipop atau benda serupa berada di dalam
mulut ketika anak berjalan atau berlari.
c. Ajarkan tindakan kewaspadaan keamanan (misalnya membawa pisau
atau gunting dengan ujung yang tajam menjauhi wajah).
d. Simpan semua peralatan berbahaya, peralatan berkebun, dan senjata
api dalam kabinet terkunci.
e. Waspada terhadap bahaya dari binatang yang diawasi dan binatang
peliharaan.
f. Gunakan kaca pengaman dan dekal (tanda pada kaca) pada daeraha
berkaca besar, seperti pintu geser yang terbuat dari kaca.
g. Ajari nama anak, alamat, dan nomor telepon serta meminta bantuan
orang yang benar (kasir, penjaga kemanan, polisi).
h. Jika tersesat; pasang identifikasi pada anak (dijahit dipakaian, bagian
dalam sepatu).
i. Ajari tindakan keamanan terhadap orang asing.
j. Hindari pakaian khas ditempat umum.
k. Jangan pergi bersama orang asing.
l. Ceritakan kepada orangtua jika ada orang yang membuat orang yang
membuat anak merasa tida nyaman dengan cara apapun.
m. Selalu mendengarkan kekhawatiran anak mengenai perilaku orang
lain.
n. Ajari anak untuk mengatakan “tidak” ketika dihadapkan pada situasi
yang tidak nyaman.

PANDUAN SELAMA MASA TODLER USIA 18-24 BULAN

1. Tekankan pentingnya kawan sebaya dalam bermain.


2. Eksplorasi perlunya persiapan menerima sibling yang baru; tekankan
pentingnya mempersiapkan anak untuk pengalaman yang baru.
3. Diskusikan metode disiplin yang sekarang, efektifitasnya, dan perasaan orang
tua mengenai negativisme anak; tekankan bahwa negativisme merupakan
aspek penting dalam perkembangan pertahanan diri dan kemandirian dan
bukan tanda kemajuan.
4. Diskusikan tanda kesiapan untuk toilet training; tekankan pentingnya
menunggu kesiapan fisik dan fisiologis.
5. Diskusikan munculnya rasa takut, seperti kegelapan dan suara keras, serta
kebiasaan, seperti selimut keamanan atau mengisap jempot; tekankan
kenormalan perilaku sementara ini.
6. Persiapkan orang tua mengenai tanda regresi pada saat muncul stres.
7. Kaji kemampuan anak untuk berpisah dengan mudah dari orang tuanya
selama periode singkat dalam lingkungan keluarga.
8. Berikan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan
mereka tentang kelelahan, frustasi, dan kemarahan; waspadai bahwa sering
kali sulit mencintai todler pada saat mereka tidak tidur.
9. Tunjukkan beberapa perubahan yang telah diperkirakan pada tahun
berikutnya, seperti bertambahnya tentang perhatian, berkurangnya
negativisme, dan meningkatnya perhatian untuk memuaskan orang lain.

Memahami merupakan dasar untuk keberhasilan pengasuhan anak.


Perawat, terutama yang berada di pusat kesehatan anak ata unit rawat jalan,
mempunyai posisi yang menguntungkan untuk membantu orangtua dalam
memenuhi tugas dan kebutuhan anak di kelompok usia ini. Pencegahan lebih baik
dari pengobatan. Panduan antisipasi sangat penting jika seseorang berharap untuk
mencegah timbulnya masalah di kemudian hari. Terkadang saran bukan satu-
satunya jawaban. Bantuan yang sebenarnya, seperti ketersediaan untuk
kunjungan rumah atau konsultasi pertelephon, harus merupakan bagian dari
intervensi perawat yang fleksibel. Baik orangtua pernah mengalami dilema di
dalam mengasuh anak pertama dan selanjutnyaatau tidak, mereka tetap mendapat
manfaat dengan berbagai perasaan, frustasi, dan kepuasan. Mereka perlu kawan
dewasa, kebebasan dari tanggungjawab pengasuhan anak, dan pemisahan berkala
dari anak mereka. Bagian dari tanggungjawab perawat adalah memberikan
kesempatan pada orangtua untuk mengekspresikan perasaan mereka dan
memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spiritual mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Wong,L Donna dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan pediatric wong edisi 6.
Jakarta : EGG

Anda mungkin juga menyukai