Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM RUJUKAN
1. Definisi
Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas
rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan
yang lebih berkompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi ( Syafrudin, 2009).

2. Jenis Rujukan
Terdapat dua jenis isitilah rujukan yaitu, (Pudiastuti,2011) :
a. Rujukan Medik yaitu pelimpahan tanggungjawab secara timbal balik atas satu
kasus yang timbal balik secara vertikal maupun horizontal kepada yang
lebih berwenang dan mampu menanganinya secara rasional.
Jenis rujukan medik :
1) Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium lebih lengkap
2) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosa, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain.
3) Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan
mutu layanan pengobatan setempat.
b. Rujukan Kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau
spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.

3. Tujuan Rujukan
Tujuan rujukan, yaitu (Syafrudin,2009) :
a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya.
b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (Transfer knowledge
and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.
4. Langkah-langkah rujukan
Langkah-langkah rujukan,yaitu (Syafrudin,2009) :
a. Menentukan kegawatdaruratan penderita
1) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu
mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan
2) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus
dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang
boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk
b. Menentukan tempat rujukan.
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan fasilitas terdekat yang termasuk fasilitas
pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan
penderita.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.

5. Kegiatan Rujukan
Kegiatan rujukan yaitu (Syafrudin,2009) :
a. Rujukan dan pelayanan kebidanan
1) Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih
lengkap
2) Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan, dan nifas
3) Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
4) Pengiriman bahan laboratorium
5) Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan
dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang
lengkap.
b. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan.
1) Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan
demonstrasi operasi.
2) Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap
atau rumah sakit pendidikan juga dengan mengundang tenaga medis dalam
kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau instituasi
pendidikan.
c. Rujukan informasi medis
1) Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
2) Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan
kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini
sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan
nasional.

6. Faktor-faktor Penyebab Rujukan


Faktor-faktor penyebab rujukan (JNPK-KR,2007),yaitu :
1) Ketuban pecah dengan mekonium kental
2) Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 Minggu usia
kehamilan)
3) Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)
4) Riwayat seksio sesaria
5) Ikterus
6) Perdarahan pervaginam
7) Anemia berat
8) Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
9) Gawat janin
10) Kehamilan gameli.

7. Keuntungan sistem rujukan


Keuntungan dari sistem rujukan, (Pudiastuti,2011) adalah
a. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien berarti bahwa
pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologis memberi
rasa aman pada pasien dan keluarganya.
b. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus
yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing.
c. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.

8. Persiapan rujukan
Sebelum melakukan persiapan rujukan yang pertama dilihat adalah mengapa bidan
melakukan rujukan. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung
jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya sistem
rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau
bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika
menghadapi penyulit. Yang melatarbelakangi tingginya kematian ibu dan anak
adalah terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Jika bidan lalai
dalam melakukannya akan berakibat fatal bagi keselamatan jiwa ibu dan bayi (
Syafrudin, 2009).
9. Pelaksanaan Rujukan
Pelaksanaan rujukan,yaitu (Pudiastuti,2011):
a. Internal antar petugas di satu rumah
b. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
c. Antara masyarakat dan puskesmas
d. Antara puskesmas dengan puskesmas lainnya
e. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
f. Antara rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dari rumah
sakit

Anda mungkin juga menyukai