Disusun oleh :
ARYA ADI C (16.012)
DEVI CANDRA K (16.020)
KHOIRUN NISA (16.048)
KUKUH RAHARJO (16.049)
NADHEA BUNGA A (16.064)
TRI SURYANI (16.097)
Cara Pencegahan :
1. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkah laku anak.
2. Kualitas asuhan meningkat.
3. Lingkungan aman.
2. Usia 4 tahun
a. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk
aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan.
b. Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan
orang tua.
c. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
d. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti
menempatkan anak pada taman kanak-kanak selama setengah hari.
e. Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu
seksual pada anak.
f. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah laku.
g. Mendiskusikan disiplin.
h. Menyiapkan orang tuauntuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun,
dimana anak mengikuti kata hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan
dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
i. Menyarankan pelajaran berenang.
j. Menjelaskan perasaan - perasaan Oedipus dan reaksi - reaksinya. Anak
laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan
ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang
tuanya.
k. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi
yang menakutkan.
3. Usia 5 tahun
a. Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang
relatif lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya.
b. Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah.
c. Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.
d. Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.
(Nursalam,2008)
5. Imunisasi
Program anak pra-sekolah yaitu :
1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan medic
ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang
dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-masing, guna
mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan permasalahannya secara
keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam prosedur pelayanan di kamar praktek
dan dengan pembinaan kesehatan wilayah setempat. Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut meliputi:
a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi dengan
program-program lain di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi esensial
yang terbanyak dibutuhkan oleh masyarakat dengan mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahanpenyakit gigi.
b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan khusus,
tindakan, pengobatan dan pemulihan masalah kesehatan gigi dan mulut serta
pelayanan asuhansistemik kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkannya partisipasi anggota
masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal
b. Tujuan Khusus.
1. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam kemampuan
pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan mulut dalam mencari
pertolongan sedini mungkin.
2. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan, keluarga dan
komunikasinya.
3. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan.
4. Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut yang diderita.
5. Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan
gigi dan mulut.
6. Mengurangi penderita karena sakit.
7. Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacatan.
8. Memulihkan kesehatan gigi dan mulut.
9. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.
Komposisi PMT
Menurut Departemen Kesehatan RI seperti yang dikutip oleh Judiono (2003)
bahwa prasyarat pemberian makanan tambahan pada anak usia pra sekolah adalah
nilai gizi harus berkisar 200–300 kalori dan protein 5–8 gram, PMT berupa
makanan selingan atau makanan lengkap (porsi) kecil, mempergunakan bahan
makanan setempat dan diperkaya protein nabati/hewani, mempergunakan resep
daerah atau dimodifikasi, serta dipersiapkan, dimasak, dan dikemas dengan baik,
aman memenuhi syarat kebersihan serta kesehatan. Pemberian makanan tambahan
(PMT) diberikan dengan frekuensi minimal 3 kali seminggu selama 100–160 hari.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan guna mewujudkan
manusia Indonesia yang berkualitas
b. Tujuan Khusus:
1. Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan indera penglihatan.
2. Tersedianya sumber dana yang memadai dari pemerintah, swasta
dan masyarakat di bidang kesehatan indera penglihatan.
3. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan indera penglihatan yang
bermutu dan terjangkau sampai ke tingkat kabupaten/kota.
4. Tersedianya sistem informasi dan komunikasi timbal-balik terpadu
dalam upaya kesehatan indera penglihatan.
5. Meningkatnya sumber daya manusia (dokter spesialis mata,
perawat mahir mata, refraksionis optisien, tenaga elektromedik, tenaga ahli
gizi) di bidang kesehatan indera penglihatan dan terdistribusi secara
merata.
6. Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan Pemda Propinsi dan
kabupaten/kota untuk kesehatan indera penglihatan.
7. Meningkatnya kemampuan dan mutu lembaga penyelenggara
pendidikan tenaga kesehatan di bidang kesehatan indera penglihatan.
8. Meningkatnya kepedulian masyarakat akan pentingnya kesehatan
indera penglihatan.
9. Mantapnya manajemen PGPK mulai dari Pusat, Propinsi sampai ke
daerah.
5. Kesehatan Lingkungan
Menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kegiatan antara lain :
a. Melaksanakan inspeksi sanitasi kesekolah dan lingkungan sekitar rumah tentang
air bersih, kamar mandi atau WC, tempat-tempat pengelolaan
makanan/minuman, dan pembuangan sampah.
b. Pengawasan dan pemberian pada kelompok masyarakat mengenai pemakai air,
tempat pengelolaan makanan/minuman.
c. Pembinaan tempat-tempat umum, agar masyarakat sadar bahwa kesehatan
lingkungan itu penting untuk dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Husein. 2012. Keperawatan komunitas. Salemba medika: Jakarta.
Nursalam dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk perawat dan
Bidan.Jakarta: Salemba Medika