Anda di halaman 1dari 10

MEMPERBESAR KEMAMPUAN KREATIF

Paper Halaqoh

Pengasuh:

Alm.Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, S.H

Oleh:

Faiq Dzihnan

Mahasiswa Semester V

Prodi Teknik Geofisika

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya

Halaqoh Ilmiah

LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG

Januari 2018
A. Pendahuluan
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga paper ini bisa terelesaikan dengan
lancar dan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benderang yakni Ad-diin Al-Islam
Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan
manusia. Pada era globalisasi ini khususnya, manusia sangat ditutut untuk
menjadi pribadi yang kreatif serta inovatif sehingga bisa bersaing dalam
segala aspek kehidupan . Menurut Abidin (2013), pada abad 21 minimal ada
empat kompetensi yang harus dikuasai yakni kemampuan berpikir kreatif,
kemampuan pemahaman yang tinggi, berkomunikasi serta dan kemampuan
berpikir kritis kemampuan berkolaborasi. Kemampuan berpikir kreatif
merupakan salah satu kompetensi yang sangat diperlukan untuk menghadapi
masa persaingan global. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu proses
berpikir yang menghasilkan suatu ide, gagasan yang baru secara luas dan
bermacam-macam. Proses berpikir tersebut melibatkan unsur–unsur
kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), orisinalitas (originality), dan
kerincian (elaboration).
Treffinger (dalam Reni Akbar Hawadi, dkk, 2001:13) mengatakan
bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas. Perkataan
tersebut menujukkan bahwa sikap kreatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap
orang, namun tidak semua orang mampu mengembangkannya. Untuk
bisa mengembangkan sikap kreatif ini diperlukan suatu usaha yang disertai
kesungguhan dan ketekunan. Selain itu diperlukan juga tips, trik dan tutorial
bagaimana mengembangkan sikap kreatif dari orang – orang yang memang
ahli di bidang pengembangan diri.
B. Pembahasan
1. Pengertian Kreatif / Kreativitas
Menurut KBBI, kreatif adalah upaya seseorang untuk memiliki
daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan yang bersifat pemikiran
atas daya cipta, seperti pekerjaan yang menghendaki kecerdasan ataupun
imajinasi.
Menurut Utami Munandar (2009:12) kreativitas adalah hasil
interaksi antara individu dengan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur – unsur
yang sudah ada atau dikenal sebelumnya.
Menurut Kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan
orsinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif.
Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang memiliki
nilai guna baik berupa gagasan ,pemikiran ataupun produk.
Ada 4 tahapan dalam proses kreatif :
a. Tahap Persiapan
Memformulasikan suatu masalah danmembuat usaha awal
untuk memecahkannya.
b. Tahap Inkubasi
Masa di mana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung
untuk memecahkan masalah dan perhatian dialihkan sejenak pada
hal yang lain. Tahap inkubasi dapat membebaskan kita dari pikiran-
pikiran yang melelahkan akibat proses pemecahan masalah.
Menghentikan proses pemecahan masalah dalam beberapa waktu
untuk menyusun kembali pemikiran-pemikiran kita terhadap
masalah yang kita hadapi. Melupakan sebuah masalah yang berat
dalam sementara waktu dapat membantu kita untuk menemukan ide-
ide baru yang lebih sesuai untuk menyelesaikan suatu masalah.
Tahap ini juga dapat membantu kita dalam proses kreatif, karena
dalam tahap ini kita seringkali dapat memecahkan suatu masalah
dengan tanpa kita sadari.
c. Tahap Iluminasi
Pada tahap inkubasi tidak selalu memicu terjadinya iluminasi atau
pencerahan. Pada saat iluminasi terjadi, jalan terang menuju
permasalahan mulai terbuka. Kita akan merasakan sensasi kegembiraan
yang luar biasa, karena pemahaman meningkat, semua ide muncul dan
ide tersebut saling melengkapi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
d. Tahap Verifikasi
Setelah sebuah ide ditemukan, maka ide tersebut harus diuji. Tahap
ini merupakan tahap untuk menguji sebuah produk hasil proses kreatif
untuk membuktikan legimitasinya. Tahap verifikasi umumnya lebih
singkat dari pada tahap-tahap sebelumnya, karena tahap ini hanya
menguji dan meninjau kembali hasil perhitungan seseorang dan juga
untuk melihat apakah penemuannya itu berhasil atau tidak.
Seseorang yang selalu melakukan hal yang sama dari waktu ke
waktu atau pun yang memiliki pemikiran yang sama dari waktu ke
waktu, itu dianggap sebagai orang yang tidak imajinatif dan
membosankan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan orang kreatif,
orang yang kreatif selalu melihat adanya suatu hubungan yang unik dari
beberapa hal yang tampaknya tidak saling berhubungan.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara,proses kreatif dapat
dilakukan melalui 4 tahap: Mengamati – Menirukan – Modifikasi –
Membuat baru (Niteni, Nirokke, Nambahi, Nemokke)
Adapun aspek-aspek yang diukur dalam perilaku berpikir kreatif
dan indikatornya menurut Munandar (2009) adalah sebagaimana tabel
berikut.
No Aspek Berpikir Kreatif Arti
1 Berpikir Lancar a) Menghasilkan banyak gagasan /
jawaban yang relevan
b) Arus pemikiran lancar
2 Berpikir Luwes a) Menghasilkan banyak gagasan yang
(Fleksibel) beragam
b) Mampu mengubah cara atau
pendekatan
c) Arah pemikiran yang berbeda-beda
3 Berpikir Orisinal a) Memberikan jawaban yang tidak
lazim, berbeda dari yang lain, dan
jaang diberikan kebanyakan orang
4 Berpikir Terperinci a) Mengembangkan, menambah,
memperkaya suatu gagasan
b) Memperinci detail-detail
c) Memperluas suatu gagasan

Sementara itu dinyatakan oleh Utami Munandar (1988) bahwa


karakteristik orang kreatif berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Orang yang bebas dalam berpikir


2. Orang yang memiliki daya imajinasi
3. Bersifat ingin tahu
4. Ingin mencari pengalaman baru
5. Mempunyai inisiatif
6. Bebas dalam mengemukakan pendapat
7. Memiliki minat yang luas dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat
8. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang cukup besar.
9. Tidak mau menerima pendapat orang lain begitu saja
10. Tidak pernah bosan, dalam arti jarang putus asa dan akan

2. Cara Memperbesar Kemampuan Kreatif

Setiap orang memiliki pola dan gaya hidup yang mungkin tidak
sama dengan yang lainnya, bahkan dapat dikatakan bahwa pencapaian
segala sesuatu kebutuhan hidup seseorang dapat capai berdasarkan cara
hidup yang diciptakaanya sendiri. Oleh kaena itu, pada dasarnya cara
setiap orang untuk meningkatkan kreativitasnya itu juga berbeda-beda.
Selain itu umur juga mempengaruhi hal-hal seperti apakah yang akan
menambah kreatifitas.
.Csikszentmihalyi (1996) membagi upaya peningkatan kreativitas
berdasarkan fase kehdupan yaitu:
1. Masa Kehidupan awal (anak-anak dan remaja)
a) Idola
Dalam kebanyakan budaya, sejarah yang paling menaruh
perhatian besar dalam kehidupan anak-anak adalah
kepahlawanan seorang tokoh yang digemari. Jika seseorang
diberi penghargaan yang tinggi kepada idolanya, imaginasi
umum yang ingin ditemukan adalah tandatanda kebesaran yang
melekat pada diri orang itu dan segera ditiru hanya untuk
membenarkan dan menjelaskan keberhasilan idola yang ingin
diikuti. Di sinilah pentingnya memberikan wejangan cerita
yang menarik, legenda kehidupan orang di masa lalu, dan
bahkan kisah perjalanan para legendaris dalam menapaki
kehidupan mereka kepada anak-anak dan para remaj yang
sedang mencari identitas diri. Kreativitas mereka akan sangat
dipengaruhi oleh berbagai pengalaman kehidupan para tokoh di
masa lalu sehingga timbul keinginan anak-anak tersebut untuk
mengikutinya.
b) keingintahuan yang besar
Keingintahuan yang begitu besar menimbulkan inspirasi yang
paling dalam bagi anak-anak untuk bertanya dan mencoba
melakukan sesuatu yang ingin diketahui. Semua orang dewasa
yang kreatif adalah mereka yang ketika menjadi anak-anak
terlayani sifat keingintahuan mereka dan dengan kreatif mereka
membangun kebiasaan secara berulang-ulang dan berproses.
Ketika kita bertanya tentang bagaimana kreatifnya sesorang ketika
mereka menjadi anak-anak, kejadian macam apa yang telah
membentuk masa awal pertumbuhan seseorang sehingga menjadi
kreatif, dan ketika kita
melihat tentang apa yang dikenal dengan masa anak-anak dari
seorang yang kreatif unggul, maka akan sulit untuk menentukan
pola yang konsisten.

c) Orang Tua
Pengaruh orang tua juga tentu saja merupakan aspek
mendasar yang membentuk kreativitas anak pada masa awal
kehidupan. Dalam banyak kasus, orang tualah yang sering
menjadi pendorong dalam menstimulasi dan mengarahkan
pemikiran, minat, dan prilaku anak
d) Sekolah
Kreativitas yang telah dibangun melalui pola pembinaan
orang tua akan menghasilkan suatu kemantapan tersendiri jika
mendapat perhatian khusus dari sekolah. Namun jika tidak
pernah mendapat perhatian dari sekolah sebagai sumber
inspirasi, maka individu-individu kreatif amat sangat jarang
ditemukan. Oleh karena itu, sekolah harus dapat mempelajari
sesuatu yang dapat membentuk kreativitas anak. Modern
psikoanalisis percaya bahwa kedewasaan dibentuk oleh
kejadiaan yang dialami pada masa anak-anak laksana sebatang
pohon yang jika rantingnya dibengkokkan maka pohon itu akan
tumbuh menjadi bengkok sampai pohon itu menjadi besar.

2. Masa Perkembangan (Mahasiswa dan Dewasa)


a) Keberanian untuk mencoba
Orang kreatif cenderung belajar keahlian mereka dengan
mengajar diri mereka sendiri yang merupakan elemen kawasan
yang dilakukan dengan trial and error, mencoba dan salah
b) Amanah terhadap kebebasan dan kemandirian.
Pada fase inilah manusia cenderung mendapatkan
kebebasan serta tuntutan untuk mandiri. Kemampuan kita
untuk memanfaatkan kebebasan dan kemandiran ini akan
mempengaruhi kreativitas kita.
c) Pasangan / Partner
Pada masa ini juga, pasangan atau parner memegang
peranan penting dalam masa-masa perkembangan. Bahkan
yang menjadi sampel penelitian kebanyakan mereka yang
mempunyai hubungan pernikahan yang langgeng dan
memuaskan dalam kehidupan. Kebanyakan kreativitas dapat
dibuat atas dasar dorongan dua hal, yakni seks dan musik.
Dukungan moral dari pasangan juga amat sangat penting untuk
tetap membangun dan mempertahankan kreativitas, di mana
kebebasan untuk berkonsentrasi dalam pengembangan minat
dan pekerjaan diberi kerang dan keleluasaan sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang diminati.

3. Umur Kreatif
Dalam penelitian Csikszentmihalyi menunjukkan bahwa kreativitas
mencapai puncuknya pada dekade ketiga dari kehidupan dan kurang
dari sepuluh persen dari kontribusi besar dibuat oleh orang yang
berumur di atas 60 tahun. Namun, pandangan ini berbeda tentang
indikator yang menentukan besarnya kontribusi yang diberikan.
Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa kontribusi bukan hanya
dilihat dari segi kuantitas saja melainkan juga dari segi kualitas dan
kebanyakan pekerjaan yang mengesankan dalam sejarah karir manusia
dilakukan pada tahun-tahun kemudian
C. Kesimpulan

Sifat kreatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun tidak semua
orang mampu mengembangkannya. Cara mengembangkan sifat kreatif
menurut Csikszentmihalyi (1996) dibagi berdasarkan fase hidup. Pada fase
anak-anak dan remaja yaitu dengan memberi idola / panutan yang
baik,memuaskan segala hasrat keingintahuannya, adanya orang tua dan
sekolah yang mendukung. Pada fase dewasa dengan cara selalu
memberanikan diri untuk mencoba, memanfaatkan kebebasan dan
kemandirian dengan penuh tangung jawab, serta memiliki pasangan yang
motivatif dan mendukung. Sedangkan masa setelah itu adalah masa – masa
berbuahnya sifat kreatif yang sudah kita pupuk dari masa – masa sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2013). Pengembangan Model Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran


Membaca Pemahaman Di Sekolah Dasar. Pendidikan, 1(1): 5-6.

Akbar Reni, Hawadi. 2001. Kreativitas Belajar. Jakarta:Grasindo

Anik, Pamilu. 2007. Mengembangkan kreativitas dan kecerdasan anak. Jakarta:


Buku kita.

Csikszentmihalyi, Mihaly. 1996. Creativity: Flow and the psychology of


discovery and invention. New York: Harper Collins

Munandar,Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.


Jakarta:Rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai