Anda di halaman 1dari 13

Pola Pengaliran Sungai

Disusun Oleh :
Alfi Rizky Mubarok Lubis
111.170.130
Geomorfologi Kelas C
1. Dendritik

Gambar 1 Ro Charlton, 2007

Gambar 2 Djauhari Noor, 2012

Gambar 3 Arthur David Howard, 1967

Gambar 4 Benyamin Sapiie dkk, 2011


2. Radial

Gambar 5 Ro Charlton, 2007

Gambar 6 Djauhari Noor, 2012

Gambar 7 Arthur David Howard, 1967

Gambar 8 Benyamin Sapiie dkk, 2011


3. Rectangular

Gambar 9 Ro Charlton, 2007

Gambar 10 Djauhari Noor, 2012

Gambar 11 Arthur David Howard, 1967

Gambar 12 Benyamin Sapiie dkk, 2011


4. Trellis

Gambar 13 Ro Charlton, 2007

Gambar 14 Djauhari Noor, 2012

Gambar 15 Arthur David Howard, 1967

Gambar 16 Benyamin Sapiie dkk, 2011


5. Parallel

Gambar 17 Ro Charlton, 2007

Gambar 18 Arthur David Howard, 1967

Gambar 19 Benyamin Sapiie dkk, 2011


6. Annular

Gambar 20 Arthur David Howard, 1967

Gambar 21 Benyamin Sapiie dkk, 2011

7. Contorted

Gambar 22 Arthur David Howard, 1967


8. Multi-basinal

Gambar 23 Arthur David Howard, 1967


9. Centripetal

Gambar 24 Benyamin Sapiie, 2011

10. Pola Aliran Ubahan ( Arthur David Howart, 1967)


Kesimpulan :
1. Dendritik : Bentuk aliran sungai seperti syaraf/dendrit, dari sungai utama bercabang dan
cabangnya juga bercabang. Interpretasi geologinya adalah sedikit dipengaruhi faktor struktur
geologi karena bentuknya masih alami, umumnya pada batuan massif dan kelerengan landai.

 Ro Charlton, 2007 : Memiliki pola yang acak, bertempat pada daerah yang tidak
dipengaruhi gaya geologi yang kuat.
 Djauhari Noor, 2012 : Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang
sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik
dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai
yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan
membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten
(seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai
didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini
dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada
proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih
mudah di-erosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang
mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang
rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan
membentuk tekstur kasar.
 Arthur David Howard, 1967 : Bentuk umum seperti daun, berkembang pada batuan
dengan kekerasan relatif sama, perlapisan batuan sedimen relatif datar serta tahan
akan pelapukan, kemiringan landai, kurang dipengaruhi struktur geologi.
 Benyamin Sapiie dkk, 2011 : Aliran yang tidak beraturan (seperti pohon) kesegala
arah. Umumnya pada batuan massif dan pada lapisan mendatar. Dalam hal demikian
perbedaan daya tahan batuan sedikit.
2. Radial : Bentuk aliran sungai yang menyebar dari satu pusat (puncak gunung). Pola ini
banyak dijumpai pada gunungapi di Indonesia. Interpretasi geologinya adalah dapat
ditemukan pada bentang alam dome dan gunung api dengan kelerengan curam.

 Ro Charlton, 2007 : Terbentuk dari hasil erosi simetrikal disekitar dome dan gunung
api.
 Djauhari Noor, 2012 : Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi
atau bukit intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam
kubah (domes) dan laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran sungainya
kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
 Arthur David Howard, 1967 : Bentuk menyebar dari satu pusat, biasanya terjadi pada
kubah intrusi, kerucut vulkanik dan bukit yang berbentuk kerucut serta sisa-sisa erosi.
Memiliki dua sistem, sentrifugal dengan arah penyebaran keluar dari pusat (berbentuk
kubah) dan sentripetal dengan arah penyebaran menuju pusat (cekungan).
 Benyamin Sapiie, 2011 : Aliran-aliran yang menyebar radier seperti jari-jari sepeda,
dari topografi seperti kubah atau kerucut gunung api.
3. Rectangular : Dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang membentuk sudut hampir tegak
lurus. Interpretasi geologinya adalah umumnya pada daerah berbatuan kristalin dengan sistem
kekar dimana kekar-kekar tersebut diisi air dan terbentuklah pola pengairan rectangular.
 Ro Charlton, 2007 : Terbentuk oleh gaya struktur pada sudut yang tepat. Mungkin
dapat juga ditemukan pada perselingan lapisan keras dan lunak.
 Djauhari Noor, 2012 : Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang
resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang
mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang
resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui
kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus
mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya
terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan
terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang
sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang
dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar
(patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola
dari struktur kekar dan patahan.
 Arthur David Howard, 1967 : Induk sungai dengan anak sungai memperlihatkan arah
lengkungan menganan, pengontrol struktur atau sesar yang memiliki sudut
kemiringan, tidak memiliki perulangan perlapisan batuan dan sering memperlihatkan
pola pengaliran yang tidak menerus.
 Benyamin Sapiie, 2011 : Sistem aliran yang ditandai oleh belokan-belokan yang tegak
lurus. Biasanya akibat dari adanya kekar-kekar atau rekahan pada batuan massif atau
foliasi pada batuan malihan.
4. Trellis : Dibentuk oleh sungai-sungai paralel-subparalel dengan cabang-cabang yang
pendek, mengalir ke sungai utama dengan sudut tegak lurus. Interpretasi geologinya adalah
pola ini dipengaruhi struktur lipatan dan intrusi terkekarkan. Biasanya pada batuan sedimen,
vulkanik, serta batuan metasedimen berderajad rendah.

 Ro Charlton, 2007 : Pola trellis juga berasosiasi dengan dip regional, namun gaya
structural juga mempunyai peranan penting.
 Djauhari Noor, 2012 : Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang
menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran
trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus disepanjang lembah dengan cabang-
cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan
cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar.
Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan
dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis
dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan
lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah se arah
dengan sumbu lipatan.
 Arthur David Howard, 1967 : Bentuk memanjang sepanjang arah jurus perlapisan
batuan sedimen, induk sungainya seringkali membentuk lengkungan menganan
memotong kepanjangan dari alur jalur punggungannya. Biasanya dikontrol oleh
struktur lipatan. Batuan sedimen dengan kemiringan atau terlipat, batuan vulkanik
serta batuan metasedimen berderajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas.
Jenis pola pengalirannya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen.
 Benyamin Sapiie, dkk, 2011 : Pola rectangular dimana sungai utamanya sejajar dan
sangat panjang. Pola ini biasanya di daerah dimana ujung-ujung lipatan batuan
sedimen tersingkap di permukaan.
5. Parallel : Pola sungai utamanya yang sejajar, sedangkan anak sungainya dendritic.
Interpretasi geologinya adalah pola dikendalikan oleh lereng dan umumnya terdapat pada
sayap lipatan.

 Ro Charlton, 2007 : Terbentuk ditempat yang memiliki dip regional yang kuat.
 Arthur David Howard, 1967 : Bentuk umum cenderung sejajar, berlereng sedang-agak
curam, dipengaruhi struktur geologi, terdapat pada perbukitan memanjang
dipengaruhi perlipatan, merupakan transisi pola dendritik dan trelis.
 Benyamin Sapiie dkk, 2011 : Aliran yang terbentuk pada permukaan lereng batuan
yang homogen
6. Annular : Bentuknya hampir melingkar. Interpretasi geologinya adalah umumnya
berkembang pada struktur kubah, lapisan heterogen, dan tererosi lanjut. Sungai-sungai kecil
dikontrol oleh kekar.

 Arthur David Howard, 1967 : Bentuk seperti cincin yang disusun oleh anak-anak
sungai, sedangkan induk sungai memotong anak sungai hampir tegak lurus.
Mencirikan kubah dewasa yang sudah terpotong atau terkikis dimana disusun
perselingan batuan keras dan lunak. Juga berupa cekungan dan kemungkinan stocks.
 Benyamin Sapiie dkk, 2011 : Aliran yang hampir melingkar atau alur konsentris
sepanjang jalur batuan lemah yang melingkari kubah atau cekungan yang terbelah-
belah dimana erosi memunculkan urutan batuan dengan berbagai ketahanan terhadap
erosi.
7. Contorted : Aliran sungai utama membalik dengan pola yg kurang teratur, punggungan
dan lembah tidak menerus dibanding recurved trellis. Interpretasi geologinya adalah
umumnya pada daerah yang dikontrol struktur geologi, labil, tektonik aktif, dan batuan
metamorf.

 Arthur David Howard, 1967 : Terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike,
vein yang menunjukkan daerah yang relatif keras batuannya, Anak sungai yang lebih
panjang ke arah lengkungan subsekuen, umumnya menunjukkan kemiringan lapisan
batuan metamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.
8. Multi-basinal : Aliran sungai tidak memanjang dan disekitar cekungannya adalah dataran
kering. Interpretasi geologinya adalah diterapkan untuk semua bentuk depresi, baik pada
batuan yang mudah larut (batugamping) maupun akibat erosi dan pengendapan secara glasial
dan aeolian.

 Arthur David Howard, 1967 : Endapan permukaan berupa gumuk hasil longsoran
dengan perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan
tanah, vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salju atau permafrost.
9. Centripetal : Aliran sungai yang menuju suatu cekungan. Interpretasi geologinya adalah
berhubungan dengan kaldera.

 Benyamin Sapiie dkk, 2011 : Aliran-aliran yang menuju satu pusat depresi, seperti
kawah vulkanik atau kaldera, struktur cekungan, kubah terpatahkan atau dolina di
daerah gamping.
10. Aliran Ubahan
1. Subdedritik : Modifikasi dari pola dendritik, karena pengaruh dari topografi dan
struktur, topografi sudah miring, struktur geologi sudah berperan tetapi kecil.
2. Pinnate : Tekstur rapat pada daerah yang sudah tererosi lanjut tidak ada kontrol
struktur pada daerah landai dengan litologi bertekstur halus (batulanau, batulempung dll).
3. Anastomatik : Jaringan saluran saling mengikat, terdapat didaerah dataran banjir,
delta dan rawa, pasang surut.
4. Distributary : Bentuknya menyerupai kipas, terdapat pada kipas aluvial dan delta.
Ubahan pola pengaliran paralel menurut Howard (1967) :
1. Subparalel : Kemiringan lereng sedang atau dikontrol oleh bentuklahan
subparalel, dikontrol oleh lereng, litologi dan struktur,
2. Coliniar : Kelurusan sungai atau aliran yang selang-seling antara muncul dan
tidak, memanjang diantara punggungan bukit pasir pada gurun pasir landai dan loess.
Ubahan pola pengaliran trellis
1. Directional trellis : Anak sungai lebih panjang dari sungai utama, dijumpai pada daerah
homoklin, dengan kemiringan landai.
2. Fault trellis : Kelurusan sungai-sungai besar adalah sebagai kelurusan sesar,
menunjukkan graben dan hors secara bergantian.
3. Joint trellis : Kontrol strukturnya adalah kekar, ditandai oleh aliran sungai yang
pendek-pendek, lurus dan sejajar.
Penggabungan dari beberapa pola dasar dan perkembangan pola baru
1. Complex : Ada lebih dari satu pola dasar yang bergabung dalam satu daerah,
kontrol struktur, topografi dan litologi sangat dominan, terdapat didaerah "Melange".
2. Compound : Terdiri dari dua pola kontemporer, kombinasi pola radial dan anular
yang merupakan sifat kubah.
3. Palimpsest : Sungai tua atau pola tua yang sudah ditinggalkan dan membentuk
pola baru, merupakan daerah pengangkatan baru.
Daftar Pustaka

Charlton, Ro. 2008. Fundamentals of Fluvial Geomorphology. Oxon : Routledge


Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University Press
Howard, Arthur David. 1967. DRAINAGE ANALYSIS IN GEOLOGIC
INTERPRETATION A SUMMATION. Stanford : THE AMERICAN ASSOCIATION OF
PETROLEUM GEOLOGISTS BULLETIN
Sapiie, Benyamin dkk. 2011. Geologi Fisik. Bandung : Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai