Anda di halaman 1dari 21

Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

POLA PENGALIRAN

1. PENGERTIAN
Pola pengaliran adalah rangkaian bentuk aliran-aliran sungai pada
daerah lemah tempat erosi mengambil bagian secara aktif serta
daerah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul
(A.D. Howard, 1967).
Pola pengaliran adalah bentuk sungai dan jaringannya hasil
dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta
litologi (Morisawa, 1985).
Pola pengaliran adalah sistem sungai yang berkembang pada zona
dimana jenis batuan dan struktur mudah tererosi dan mencirikan
suatu daerah serta merupakan refleksi dari struktur batuan (S.A.
Nelson, 2015).
Pola pengaliran adalah suatu sistem jaringan sungai dimana bentuk
atau pola berkembang dalam merespon topografi dan struktur
geologi bawah permukaannya pada batuan dasar yang kurang
resisten terhadap erosi (Djauhari Noor, 2012).
Dari beberapa pengertian para ahli mengenai pola pengaliran, dapat
saya simpulkan bahwa pola pengaliran adalah bentuk aliran sungai pada
daerah tertentu dimana faktor yang mempengaruhinya adalah topografi,
struktur geologi, serta tingkat resistensi batuan.
2. POLA PENGALIRAN DASAR
2.1. Dendritik

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 1
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola pengaliran dendritik memiliki karakteristik perlapisan batuan


sedimen relatif datar atau paket batuan kristalin yang tidak
seragam dan memiliki ketahanan terhadap pelapukan. Secara
regional daerah aliran memiliki kemiringan landai, jenis pola
pengaliran membentuk percabangan menyebar seperti pohon
rindang (Van Zuidam, 1985).
Pola pengaliran dendritik memiliki pola seperti pohon yang
menyebar dengan cabang anak sungai tidak beratur pada tiap
sudutnya. Biasanya terjadi pada strata yang horizontal dan
tingkat resisten seragam, bisa pada sedimen belum konsolidasi
atau batuan beku homogen yang belum dikontrol oleh struktur
(R.J. Huggett, 2007).
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang
sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola
aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang
homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya.
Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang
tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur
sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 2
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

(seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang)


(Djauhari Noor, 2012).
Pola pengaliran dendritik adalah pola yang paling umum pada
permukaan dimana batuan dasarnya memiliki tingkat resistansi
sama terhadap erosi (S.A. Nelson, 2015).
Bentuk menyerupai cabang-cabang pohon, Mencerminkan
resistensi batuan atau homogenitas tanah yang seragam,
Lapisan horisontal atau miring landai, kontrol struktur kurang
berkembang (Howard, 1967).
Dari beberapa karakteristik pola pengaliran dendritik menurut
para ahli, dapat saya simpulkan bahwa pola pengaliran dendritik
memiliki ciri bentuk menyerupai pohon bercabang dimana
mencirikan batuan dengan resistensi batuan seragam dan topografi
datar.
2.2. Paralel


Pada umumnya menunjukkan daerah
yang berlereng sedang sampai agak curam dan dapat
ditemukan pula pada daerah bentuklahan perbukitan yang
memanjang. Sering terjadi pola peralihan antara pola dendritik
dengan pola paralel atau tralis. Bentuklahan perbukitan yang
memanjang dengan pola pengaliran paralel mencerminkan
perbukitan tersebut dipengaruhi oleh perlipatan (Van Zuidam,
1985).

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 3
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola pengaliran paralel menunjukkan keruangan yang teratur


dengan cabang sungai membentuk sudut lancip terhadap
sungai utama. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat resistensi
batuan seragam dan memiliki kelerengan curam. Selain itu
juga bisa dikontrol oleh struktur sesar yang berdekatan,
monoklin, atau isoklin (R.J. Huggett, 2007).
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang
terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan
morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran
sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng
dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola
aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan
kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel
kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang
memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan
kemiringan yang curam (Djauhari Noor, 2012).
Terbentuk dari aliran cabang-cabang sungai yang sejajar atau
paralel pada bentangalam yang memanjang. Mencerminkan
kelerengan yang cukup besar dan hampir seragam (Howard,
1967).
Dari keempat karakteristik pola pengaliran paralel menurut
ahli, dapat disimpulkan bahwa pola pengaliran paralel dikontrol oleh
kemiringan lereng yang curam dan struktur seperti lipatan.
2.3. Trellis

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 4
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola pengaliran trellis


memiliki ciri-ciri
litologi berupa batuan
sedimen yang
memiliki kemiringan
perlapisan (dip) atau terlipat, batuan vulkanik atau batuan
metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang
jelas. Jenis pola pengaliran biasanya berhadapan pada sisi
sepanjang aliran subsekuen (Van Zuidam, 1985).
Pola pengaliran trelis biasanya berasosiasi dengan lereng yang
curam dan landai atau pada lapisan yang terlipat, cabang
sungai berupa paralel dengan cabang pendek dan mengalir
menuju sungai utama dengan sudut tegak lurus (R.J. Hugget,
2007).
Pola pengaliran trelis terjadi ketika batuan yang terlipat telah
tererosi menjadi dataran (S.A. Nelson, 2015).
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang
menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan
anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir
lurus disepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal
dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama
dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus
sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah
pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol
oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin.
Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola
sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 5
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah se arah


dengan sumbu lipatan. (Djauhari Noor, 2012).
Terbentuk dari cabang-cabang sungai kecil yang berukuran
sama, dengan aliran tegak lurus sepanjang sungai induk
subsekuen yang paralel. Terdapat pada daerah lipatan, patahan
yang paralel, daerah blok punggungan pantai hasil
pengangkatan dasar laut, daerah vulkanik atau metasedimen
derajat rendah dengan pelapukan yang berbeda-beda (Howard,
1967).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pola
pengaliran trelis adalah pola pengaliran yang dikontrol oleh struktur
lipatan (antiklin dan sinklin) dimana sungai utama searah dengan
sumbu lipatan.
2.4. Rectangular

Karakteristik dari
rectangular adalah kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut
kemiringan, tidak memiliki perulangan lapisan batuan dan
sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus
(Van Zuidam, 1985).
Pola pengaliran rectangular menampilkan jaringan sungai
tegak lurus dengan sungai utama, dan lebih tidak teratur
daripada trellis. Pola pengaliran ini dikontrol oleh kekar dan
sesar (R.J. Hugget, 2007).

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 6
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola pengaliran rectangular berkembang pada kelurusan zona


lemah seperti kekar dan sesar (S.A. Nelson, 2015).
Aliran cabang sungai tegak lurus terhadap sungai induk Aliran
memotong daerah secara tidak menerus, Mencerminkan
kekar/sesar yang saling tegak lurus, tidak serumit pola trellis
(Howard, 1967).
Dari ciri-ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa pola pengaliran
rectangular dikontrol oleh struktur kekar dan sesar.
2.5. Radial


P
o la

ini terjadi pada daerah


vulkanik, kerucut (kubah) intrusi dan sisa - sisa erosi. Pola
pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut sebagai pola
pengaliran multi radial. Catatan : pola pengaliran radial
memiliki dua sistem yaitu sistem sentrifugal (menyebar ke luar
dari titik pusat), berarti bahwa daerah tersebut berbentuk kubah
atau kerucut, sedangkan sistem sentripetal (menyebar kearah
titik pusat) memiliki arti bahwa daerah tersebut berbentuk
cekungan (Van Zuidam, 1985).
Pola pengaliran radial memiliki ciri mengalir ke luar (segala
arah) dari titik pusat suatu tinggian. Hal ini ditemukan pada
topografi berupa kubah, gunung berapi, dan objek lain yang
terisolasi. Ada 2 jenis yaitu sentrifugal (mengalir keluar) dan
sentripetal (mengalir kedalam cekungan) (R.J. Huggett, 2007).
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 7
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Bentuk aliran seolah memancar dari satu titik pusat berasosiasi


dengan tubuh gunungapi atau kubah berstadia muda, dalam
konsep Davis, pola radial ini adalah menyebar dari satu titik
pusat (sentrifugal), sedangkan kalsifikasi lain menyatakan pola
radial mencakup dua sistem pola pengaliran yaitu ; sentrifugal
dan sentripetal (Howard, 1967).
Pola pengaliran radial merupakan pola pengaliran yang
berkambang pada suatu daerah yang memiliki topografi tinggi
menuju rendah di sekitarnya (S.A. Nelson, 2015).
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu,
seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial
juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran
sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola
radial dan annular (Djauhari Noor, 2012).
Dari beberapa ciri pola pengaliran radial menurut para ahli,
dapat disimpulkan bahwa karakteristik pola pengaliran radial memiliki
arah aliran menyebar ke segala arah dari suatu topografi tinggi menuju
rendah dan biasanya pada gunung berapi.
2.6. Annular

Struktur kubah / kerucut, cekungan dan kemungkinan retas


(stocks) (Van Zuidam, 1985).
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 8
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke
arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya
dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith (Djauhari
Noor, 2012).
Pola pengaliran annular adalah pola dengan aliran utama
membentuk pola membundar dan berkembang pada sedimen
keras dan halus pada satu tubuh topografi kubah. (R.J. Hugget,
2007).
Cabang sungai mengalir tegak lurus sungai utama yang
melingkar, pada struktur kubah, cekungan, atau pada intrusi
stock yang tererosi, sungai dikontrol pola sesar atau kekar pada
bedrock. (Howard, 1967).
Dari keempat pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pola
pengaliran annular merupakan pola pengaliran dengan sungai utama
melingkar dan dikontrol oleh struktur kekar/sesar dengan cabang
sungai tegak lurus sungai utama, batuan heterogen.
2.7. Multi Basinal

Merupakan pola
pengaliran dengan endapan berupa gumuk hasil longsoran
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 9
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

dengan perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar,


merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan
gamping dan lelehan salju (permafrost) (Van Zuidam, 1985).
Terjadi pada daerah endapan antar bukit, batuan dasar yang
tererosi, ditandai adanya cekungan-cekungan yang kering atau
terisi air yang saling terpisah, aliran yang terputus dan arah
aliran yang berbeda-beda, pada daerah aktif gerakan tanah,
vulkanik, dan pelarutan batugamping. (Howard, 1967).
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan karakteristik
dari pola pengaliran multi basinal terjadi pada daerah dengan gerakan
tanah aktif, daerah vulkanik, dan daerah pelarutan batugamping.
2.8. Contorted

Terbentuk dari aliran cabang-cabang sungai yang relatif tegak


lurus terhadap sungai induk subsekuen yang melengkung,
dibedakan dari recurved trellis dengan ciri daerahnya yang tidak
teratur, dikontrol struktur sesar, lipatan menunjam, atau pada
daerah labil (Howard, 1967).

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 10
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

3. POLA PENGALIRAN UBAHAN

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 11
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pola Pengaliran Ubahan menurut Howard (1967)

Adapun pola pengaliran ubahan menurut Howard (1967) :


1. Subdedritik : Modifikasi dari pola dendritik, karena pengaruh dari
topografi dan struktur, topografi sudah miring, struktur geologi sudah berperan
tetapi kecil.
2. Pinnate : Tekstur rapat pada daerah yang sudah tererosi lanjut tidak
ada kontrol struktur pada daerah landai dengan litologi bertekstur halus
(batulanau, batulempung dll).
3. Anastomatik : Jaringan saluran saling mengikat, terdapat didaerah
dataran banjir, delta dan rawa, pasang surut.
4. Distributary : Bentuknya menyerupai kipas, terdapat pada kipas aluvial
dan delta.
Ubahan pola pengaliran paralel menurut Howard (1967) :
1. Subparalel : Kemiringan lereng sedang atau dikontrol oleh bentuklahan
subparalel, dikontrol oleh lereng, litologi dan struktur,
c. Lapisan batuan relatif seragam resistensinya.
2. Coliniar : Kelurusan sungai atau aliran yang selang-seling antara
muncul dan tidak, memanjang diantara punggungan bukit pasir pada gurun pasir
landai dan loess.
Ubahan pola pengaliran trellis
1. Directional trellis : Anak sungai lebih panjang dari sungai utama, dijumpai
pada daerah homoklin, dengan kemiringan landai.
2. Fault trellis : Kelurusan sungai-sungai besar adalah sebagai kelurusan
sesar, menunjukkan graben dan hors secara bergantian.
3. Joint trellis : Kontrol strukturnya adalah kekar, ditandai oleh aliran
sungai yang pendek-pendek, lurus dan sejajar.
Penggabungan dari beberapa pola dasar dan perkembangan pola baru
1. Complex : Ada lebih dari satu pola dasar yang bergabung dalam satu
daerah, kontrol struktur, topografi dan litologi sangat dominan, terdapat didaerah
"Melange".
2. Compound : Terdiri dari dua pola kontemporer, kombinasi pola radial
dan anular yang merupakan sifat kubah.
3. Palimpsest : Sungai tua atau pola tua yang sudah ditinggalkan dan
membentuk pola baru, merupakan daerah pengangkatan baru.
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 12
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Pol Pengaliran Ubahan menurut Van Zuidam (1985).

SUB DENDRITIK Umumnya struktural

PINNATE Tekstur batuan halus dan mudah tererosi

ANASTOMATIK Dataran banjir, delta atau rawa

MENGANYAM
Kipas aluvium dan delta
(DIKHOTOMIK)

Lereng memanjang atau dikontrol oleh


SUB PARALEL
bentuklahan perbukitan memanjang.

Kelurusan bentuklahan bermaterial halus dan


KOLINIER
beting pasir.

SUB TRALLIS Bentuklahan memanjang dan sejajar

DIREKSIONAL TRALLIS Homoklin landai seperti beting gisik

TRALLIS BERBELOK Perlipatan memanjang.

Percabangan menyatu atau berpencar , sesar


TRALLIS SESAR
paralel

ANGULATE Kekar dan / atau sesar pada daerah miring

KARST Batugamping

BENTUKLAHAN ASAL

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 13
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Macam-macam bentuklahan

1. Bentuklahan asal Vulkanik

Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar


satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api.
Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava,
kawah, dan kaldera. (Verstappen, 1983).

Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan bentangalam


produk aktivitas gunung api. Contoh : morfologi gunungapi, kaki
gunungapi, kawah gunungapi, kaldera gunungapi, jenjang
gunungapi, gunungapi parasit, sumbat lava, maar, sisa gunungapi.
(Djauhari Noor, 2010).

Bentuklahan asal proses volkanik (V), adalah bentuklahan hasil


dari tektonik lempeng yang dapat berskala lokal maupun regional
(R.J. Hugget, 2007).

Dari pendapat ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa Bentuklahan


asal vulkanik merupakan bentuk lahan yang terbentuk karena
aktivitas gunung api berskala lokal maupun regional.

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 14
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

2. Bentuklahan asal Struktural

Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok


besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat
struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan,
perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk
bentuklahan asal struktural. (Verstappen, 1983).
Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan bentuklahan
yang murni dari proses tektonik dimana dalam perkembangannya
dapat melalui proses eksogen seperti erosi. (R.J. Hugget, 2007).
Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan bentangalam
yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya tektonik seperti
lipatan atau patahan. Contohnya : morfologi gawir, bukit tertekan,
sag basin, perbukitan antiklin, dll. (Djauhari Noor, 2010).
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Bentuklahan
asal structural merupakan bentuklahan yang terbentuk karena
tenaga endogen yang menyebabkan struktur seperti lipatan dan
patahan.
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 15
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 16
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

3. Bentuklahan asal Fluvial


Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir,
rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-
contoh satuan bentuklahan ini. (Verstappen, 1983).
Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan bentangalam yang
dihasilkan oleh aktivitas fluviatil. Contohnya : gosong sungai,
kipas alluvial, danau tapal kuda, dll. (Djauhari Noor, 2010).
Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan bentuklahan dimana
disebabkan oleh aktivitas air yang mengalir pada permukaan, baik
pada daerah kering maupun basah. (R.J. Hugget, 2007).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
bentuklahan asal fluvial merupakan bentuklahan yang terbentuk
akbiat aktivitas aliran sungai.

4. Bentuklahan asal Pelarutan/Karst


Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok
besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan
pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan
dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa
karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
(Verstappen, 1983).
Bentuklahan asal proses pelarutan (S), merupakan bentangalam
hasil dari proses erosi pada batugamping. (Djauhari Noor, 2010).

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 17
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Bentuklahan asal proses karst (S), merupakan bentuklahan hasil


dari proses pelarutan batuan yang mudah larut seperti dolomit dan
batugamping (R.J. Hugget, 2007).
Dari pendapat ahli diatas bentuklahan asal Pelarutan merupakan
bentuklahan yang terbentuk akbiat batugamping yang mengalami
pelarutan.

5. Bentuklahan asal Denudasional


Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok
besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi
seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara
lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.
(Verstappen, 1983).
Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan
bentuklahan yang disebabkan oleh proses pelapukan dan
erosional pada batuan yang tersingkap (R.J. Hugget, 2007).
Dari pendapat ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa
bentuklahan asal denudasional ini merupakan bentuklahan yang
terbentuk akibat adanya pelapukan dan erosi.

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 18
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

6. Bentuklahan asal Eolian


Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar
satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh
satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan,
parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal. (Verstappen,
1983).
Bentuklahan asal proses angin (E), merupakan bentangalam
yang terbentuk oleh proses erosi yang didominasi oleh angin.
Contohnya sand dunes, loess, scree, arroyos, pediment, dan
inselberg. (Djauhari Noor, 2010).
Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan bentuklahan yang
dibentuk oleh agen erosi pada geomorfologi berupa angin. (R.J.
Hugget, 2007).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


bentuklahan asal proses angin ini merupakan bentuklahan yang
terbentuk akibat energy angin.

7. Bentuklahan asal Marin


Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar
satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga
gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan
ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan
beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat
dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan
yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine.
Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady
Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 19
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh


satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini
antara lain delta dan estuari.(Verstappen, 1983)
Bentuklahan asal proses aktivitas pesisir (M), merupakan
bentangalam yang terjadi sebagai akibat aktivitas gelombang air
laut. Contoh : tanjung, teluk, barrier, spit, dll. (Djauhari Noor,
2010)
Bentuklahan asal proses pesisir (M), merupakan bentuklahan hasil
dari gelombang air laut yang dipengaruhi oleh kecepatan angin.
(R.J. Hugget, 2007).

Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa


bentuklahan asal marin ini terbentuk akibat adanya energy
gelombang dan pasang surut air laut.

8. Bentuklahan asal Glasial


Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh
satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan
morine. (Verstappen, 1983).

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 20
Laboratorium Geologi Citra Penginderaan Jauh 2017

Bentuklahan asal glasial (G), merupakan bentuklahan yang


dipengaruhi oleh proses glasiasi pada suatu tempat yang tertutup
oleh air yang membeku. (R.J. Hugget, 2007).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


bentuklahan asal glacial ini terbentuk oleh adanya proses gerakan
es dimana bentuk-bentuknya dihasilkan oleh luncuran es tersebut.

9. Bentuklahan asal organik (O)


Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme
(flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove
dan terumbu karang. (Verstappen, 1983)
10. Bentuklahan asal antropogenik (A)
Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar
satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk,
kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan
hasil proses antropogenik.

Nama : Muhammad Husein Mubarak Hady


Ni,m : 111.150.091
Plug : 08 Page 21

Anda mungkin juga menyukai