Anda di halaman 1dari 17

1.

Pola Pengaliran

Menurut Arthur Davis Howard (1967), analisa pola pengaliran adalah alat
yang sangat penting sebagai dasar penafsiran geologi foto terutama didaerah
berelief rendah. Pada foto udara berskala besar memungkinkan untuk mengamati
cabangcabang sungai kecil dan permukaan erosi yang halus, karena sangat mudah
teramati oleh foto udara. Pada foto udara skala kecil akan memberikan gambaran
umum pola pengaliran.
Pola pengaliran pada hakekatnya menggambarkan daerah yang lunak,
tempat erosi mengambil bagian yang aktif, dan merupakan daerah rendah sehingga
air permukaan dapat terkumpul dan mengalir. Adakalanya resistensi batuan relatif
sama, sehingga tidak ada tempat mengalir yang tertentu dan erosi mejadi luas. Hal
ini mencerminkan bahwa pola pengaliran dikendalikan oleh resistensi batuan,
struktur geologi dan proses yang berlangsung di daerah tersebut. Pembahasan pola
pengaliran meliputi pola dasar, pola ubahan, penyimpangan aliran, bentuk lembah
dan sungai berdasarkan tempat mengalirnya.
Teknik penginderaan jauh dapat digunakan untuk menyadap data fisiografik
melalui pendekatan kenampakan fisik permukaan, karena pada dasarnya teknik
penginderaan jauh menggambarkan obyek-obyek fisik yang tampak langsung di
permukaan bumi (Sutanto, 1985). Obyek-obyek dipermukaan bumi dibedakan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu tanah atau batuan, air atau sungai dan vegetasi.
Menafsirkan pola pengaliran dengan menggunakan citra berperan dan
membantu mengungkapkan adanya:
1. Perbedaan dan sebaran jenis batuan, struktur geologi.
2. Variasi kelerengan, bentuk lahan dan proses geomorfologi yang mengendalikan
daerah tersebut.

A. Pola Pengaliran Dasar (basic pattern)


Pola dasar memiliki ciri yang bersifat umum dan sering berasal dari
perkembangan pola dasar yang lain. Kebanyakan dikontrol oleh struktur regional
(Zernitz, 1932) dan dapat dikelompokan menjadi 8 pola utama, yaitu pola
pengaliran dendritik, parallel, trelis, rectangular, radial, concorted, annular,
multibasinal dan pola ubahannya (Gambar 1 menurut Howard, 1967).
Pembagian oleh Howard ini telah banyak mendasari buku-buku geologi
yang membahas mengenai pola pengaliran. Pada gambar 2, mengenai pola dasar
dan pola ubahan (Von Bandat, 1962) serta penyimpangan aliran dan kendali
geologinya (Inaba, 1989).

Pola Pengaliran Dendritik


bentuk menerupai cabang pohon
Mencerminkan kekerasan batuan
(homogenitas batuan) atau soil yang
seragam
Lapisan sedimen horizontal atau
miring landai
Kontrol struktur kurang tampak.

Rangkaian bentuk aliran sungainya mirip dengan ranting pohon dimana


anak sungai yang bentuknya tidak teratur atau melengkung akhirnya menyatu pada
sungai utama pada sudut yang tajam dan searah dengan alirannya.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Sedikit dipengaruhi atau dikendalikan oleh kelerengan, struktur geologi dan
perbedaan jenis batuan.
2. Terjadi pada material kedap air dan teksturnya relatif halus, terutama pada
batuan lempung dan serpih.
3. Berkembang pada daerah dengan variasi sudut lereng kecil, lereng yang landai
dan berelief rendah, seperti daratan sampai daratan bergelombang lemah atau
perbukitan bergelombang lemah.
4. Berkembang pada daerah yang sedikit atau lemah kontrol strukturnya, seperti
pada daerah yang lapisannya horiozontal, miring landai atau terlipat lemah.
5. Dapat berkembang pada batuan metamorf, batuan beku dan batuan sedimen
asalkan daya tahan terhadap erosinya seragam atau soil yang seragam.
Ubahan dari pola pengaliran dendritik adalah sub-dendritik, pinnate,
anastomotik, distributary (dichomotic).

Pola Pengaliran Parallel


Terbentuk dari aliran cabang sungai
yang sejajar atau pada bentang alam
yang memanjang.
Mencerminkan kemiringan lereng yang
cukup besar dan hamir seragam.

Rangkaian bentuk alirannya memperlihatkan penjajaran sungai-sungai


besar, sedangakan anak-anak sungainya dapat didekati dengan pola pengaliran
dendritik. Berkembang pada daerah dengan kelerengan yang besar, sehingga air
bergerak cukup cepat sepanjang batuan yang berbeda resistensinya, dan sudut yang
dibentuk antara anak sungai dan sungai utama umumnya hampir sama. Pola ini
merupakan peralihan pola dendritik dengan trellis.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Sungai utama yang sejajar, umumnya dikontrol oleh adanya sesar atau
rekahan.
2. Berkembang pada batuan bertekstur halussedang, seperti batulempung,
serpih, batupasir sangat halus sampai halus.
3. Dapat pula berkembang pada batuan dengan resistensi yang berbeda-beda,
seperti pada sayap antiklin.
4. Juga pada daerah berlereng terjal, seperti lereng pegunungan.
Ubahan dari pola pengaliran parallel adalah pola pangaliran sub-parallel dan
colinear.
Pola Pengaliran Trellis
Terbentuk dari cabang-cabang sungai
kecil yang berukuran sama dengan aliran
tegak lurus sepanjang sungai induk
subsekwen yang paralel
Terdapat pada daerah lipatan, patahan
yang paralel, daerah blok punggungan
pantai hasil pengangkatan dasar laut,
daerah vulkanik atau metasedimen
derajat rendah dengan pelapukan yang
berbeda-beda.

Rangkaian alirannya dibentuk oleh sungai-sungai parallel sampai sub


parallel dengan cabang sungai yang pendek-pendek yang mengalir kedalam sungai
utama dengan sudut tegak lurus. Sungai-sungai utamanya umumnya subsekuen
sedang cabang-cabanya obsekuen dan resekuen.

Makna geologinya mencerminkan:

1. Resistensi batuannya tidak sama.


2. Umumnya pada batuan sedimen yang terlipat, misalnya pada sayap antiklin
atau sinklin atau pada batuan yang mengalami pensesaran menjadi blok-blok
yang sejajar.
3. Pola sejajar pada pola ini lebih menunjukan struktur batuan daripada jenis
batuannya itu sendiri dengan sungai utama mengikuti arah jurus
perlapisannya.
Ubahan dari pola trellis adalah sub-trellis, directional trellis, recurved trellis,
fault trellis dan joint trellis.
Pola Pengaliran Rectangular
Aliran cabang sungai tegak lurus
sungai induk
Mencerminkan kekar atau sesar yang
saling tegak lurus
Aliran memotong daerah secara tidak
kontinu.

Rangkaian aliran dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang berkelok,


berliku dan menyambung membentuk sudut hampir tegak lurus. Bedanya dengan
pola trellis, sudut yang dibentuk jarang tepat 90, juga antara satu sungai dengan
sungai yang lainnya jarang dapat ditarik suatu garis lurus.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Berkembang pada daerah sistem kekar dan sesar yang saling berpotongan.
2. Arah anak sungai dan sungai utama dikendalikan oleh kekar atau sesar, baik
yang membentuk sudut tegak atau miring.
3. Umumnya pada daerah berbatuan beku, mungkin pula pada batuan malihan
atau batuan sedimen keras yang sistem kekarnya berkembang baik.
4. Ubahan dari pola rectangular adalah pola pengaliran angulate.

Pola Pengaliran Radial


Bentuk aliran seolah memancar dari
satu titik pusat, berasosiasi dengan tubuh
gunung api.
Dalam konsep Davies, pla ini
menyebar dari satu titik pusat
(sentrifugal) sedangkan klasifikasi lain
menyatakan pola ini mencakup 2 sistem
pola pengaliran, yaitu sentrifugal dan
sentripental.
Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir dan menyebar dari satu
pusat ketinggian dengan arah memencar dan banyak dijumpai pada gunungapi di
Indonesia.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Umumnya berkembang pada kerucut gunungapi, kubah (Dome) atau bukut
kerucut yang terisolasi.
2. Material disekitar pusat sebaran dapat terdiri dari tufa bertekstur halus dan
kasar, terutama pada daerah gunugapi atau terdiri dari batuan sedimen
berlapis.
Ubahan dari pola pengaliran radial adalah pola pengaliran centripetal.

Pola Pengaliran Annular


cabang sungai mengalir tegak lurus
sungai induk sebsekwen melingkar
Pada struktur kubah dan cekungan,
diatrema dan kemungkinan pada intrusi stock
yg tererosi.
Sungai dikontrol sesar atau kekar
pada bedrock.

Cabang sungai mengalir tegak lurus sungai induk subsekuen yang


melingkar, Pada struktur kubah dan cekungan, diatrema dan kemungkinan pada
intrusi stock yang tererosi, Sungai dikontrol pola sesar atau kekar pada "bedrock".
Pola Pengaliran Multibasinal
Pada daerah endapan antar bukit, batuan
dasar yang tererosi
Ditandai cekungan-cekungan yang
kering atau terisi air yang saling
terpisah, aliran yang terputus dan arah
aliran yang berbeda-beda.
Pada daerah aktif gerakan tanah dan
vulkanik, batugamping yang mengalami
pelarutan.
Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir menuju kecekungan,
biasanya menghabis pada cekungan tersebut dan selanjutnya mengalir dengan
sistem drainase bawah tanah dan banyak dijumpai pada daerah daerah karbonat di
Indonesia.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Umumnya berkembang pada daerah yang mempunyai jenis batuan karbonat
(batugamping, dolomit, dll), aktif gerakan tanah dan vulkanik
2. Terbentuknya pola pengaliran ini mencerminkan terjadinya proses pelarutan
yang intensif dan dipengaruhi oleh iklim, komposisi litologi dan ketebalan
batuan.
3. Pada daerah endapan antar bukit, ditandai dengan adanya cekungan-
cekungan kering atau terisi air yang saling terpisah, aliran yang terputus dan
arah aliran yang berbeda-beda.
4. Difinisi diatas berlaku untuk semua depresi yang belum diketahui bentuk
polanya

Pola Pengaliran Contorted


Adanya lipatan yang menunjam
Kontrol struktur daerah tersebut labil
Dibentuk dari aliran cabang-cabang
sungai yang relatif tegak lurus terhadap
sungai induk subsekwen yang
melengkung.

Rangkaian bentuk sungai-sungai yang mengalir terdiri dari aliran cabang


sungai yang mengalir relatif tegak lurus terhadap sungai induk subsekuen yang
melengkung, dibedakan dari recurved trellis dengan ciri daerahnya yang tidak
teratur, kontrol struktur sesar atau daerah tersebut labil.
Makna geologinya mencerminkan:
1. Adanya kontrol sesar, atau daerah tersebut labil
2. Adanya lipatan menunjam
Gambar 2.1 Pola Dasar (A.D. Howard, 1967)
Gambar 2. Macam-macam Pola Dasar (Von Bandat, 1962)

B. Pola Pengaliran Ubahan

Colinear
Dicirikan oleh kelurusan sungai atau aliran yang selang seling antara
muncul dan tenggelam. Pola ini umumnya dijumpai pada daerah kelurusan loess
dan pematang pasir.
Subtrellis
Dibedakan dengan pola trellis hanya pada derajat kelurusan dan
kemenerusan yang dominan, perbedaan antara subtrellis dan subparallel biasanya
berdasarkan pertimbangan belaka.
Directional Trellis
Anak sungai yang menuju ke sungai utama lebih panjang pada satu sisi
dibanding satu sisi yang lain. Umumnya dijumpai pada daerah homoklin yang turun
pelan- pelan, tetapi juga dilereng landai pada pematang pantai yang parallel.
Recurved Trellis
Membentuk kurva yang melengkung disekitar ujung-ujung lipatan yang
menunjam, perbandingan panjang anak sungainya memungkinkan perbedaan
antara sinklin dan antiklin. Arah aliran sungai yang lebih panjang biasanya
menunjukan arah penurunan. Polanya lebih teratur dan sistematis, biasanya pada
daerah yang luas dibanding pola contorted didaerah metemorfis.
Fault Trellis
Menunjukan graben dan horst yang bergantian, pola ini lebih jarang
jaraknya dibandingkan dengan pola trellis pada lapisan miring atau terlipat dengan
kecenderungan kearah pengaliran dendritik diantara sesar-sesar.
Joint Trellis
Diakibatkan oleh kekar yang ditandai oleh alirannya yang pendek-pendek,
lurus- lurus dan sejajar.

Angulate

Pola menyudut ini ditandai oleh macam-macam kelokan yang bersudut


tajam dan anak sungai yang berkelit - kelit seperti kawat berduri (Zernitz, 1932, p
517). Cabang-cabang kecil sejajar dikendalikan oleh kekar yang banyak dijumpai
pada batuan berbutir seperti batupasir dengan kedudukan hampir horizontal.
Centripetal
Pola ini merupakan ubahan dari pola pengaliran radial dengan arah aliran
menuju pusat depresi yang tertutup atau hampir tertutup (Davis, 1889). Biasanya
berhubungan dengan kawah, kaldera dan macam-macam depresi yang beragam.
Dibeberapa daerah seperti Pan belt di Afrika Selatan terdapat komplek pola
pengaliran centripetal, pola disini dapat disebut multi-centripetal.
Complex
Diusulkan oleh Zernitz, 1932. Dijumpai pada daerah kendali strukturnya
yang berbeda-beda pada daerah yang berdekatan atau suatu kumpulan dari pola
yang tidak sama tetapi letaknya berdekatan karena disebabkan oleh struktur
geologi, topografi, dan litologi.
Compound
Istilah ini dipakai oleh D.W. Johnson, 1931. Untuk aliran yang terdiri dari
dua pola yang kontemporer atau lebih didaerah yang sama seperti misalnya
kombinasi pola-pola radial dan annular yang merupakan sifat kebanyakan dari
kubah.
Palimpsest
Howard, 1962. Memberikan nama untuk aliran atau sungai tua yang sudah
ditinggalkan dan membentuk dasar bagi pola yang sekarang. Cotohnya adalah
dataran pantai barat Taiwan, sungai Misouri, sungai Ohio dengan lembah-lembah
pra glasial yang ditinggalkan.

Gambar 3. Pola Ubahan (A.D. Howard, 1962)


Gambar 4 Macam macam Pola Ubahan (Von Bandat, 1962) serta
penyimpangan aliran dan kendali geologinya (Inaba, 1989)
C. Penyimpangan Pola Aliran Sungai
Penyimpangan aliran sungai adalah penyimpangan bersifat lokal dari
keseluruhan pola yang tidak sesuai dengan kondisi topografi dan kendali struktur
geologi regional. Berbagai penyimpangan pola pengaliran sungai telah menjadi
bahan diskusi yang menarik, karena akan menjadi sangat penting terutama pada
daerah datar. Analisa penyimpangan pola pengaliran dapat memberikan petunjuk
adanya gejala struktur geologi, litologi dan proses geomorfologi yang pernah
berlangsung. Howard, 1966. Telah melokalisir berbagai penyimpangan aliran
sungai seperti terlihat pada gambar 2.5.
Gambar 5. Macam macam penyimpangan aliran (A.D. Howard, 1966)
(A). Dendritik ith radial annular enclave; (B). Dendritik trellis in-fluence; (C).
Rectilinearity; (D). Local Meandering; (E). Compressed meanders; (F). Local
braided; (G). Pinched Valleys; (H). Annomalous Flare in Valey; (I). Annomalous
pond, Alluvial Filland wars; (J). Annomalous curves and turns; (K). Flying
Leeves and (L). Varlation in leeve idth.
Rectilinearity
Adalah bagian sungai yang lurus dan panjang, tetapi secara umum
menyimpang dari pola umum daerah tersebut, hal ini ditafsirkan adanya rekahan
atau tanggul yang mudah tererosi.
Meander Yang Muncul Tiba-Tiba Dan Bersifat Lokal
De Blieux telah menguraikan penyimpangan sungai secara menarik
diladang minyak Lafitte, Jeferson Paris, kira-kira 15 mil selatan New Orleans.
Gangguan adanya meander yang tiba-tiba ini dapat dihubungkan dengan reduksi
naik yang disebabkan oleh munculnya kubah sepanjang sungai.
Meander Yang Tertekan
De Blieux dan Sheperd (1951) menguraikan adanya meander yang tertekan
dan terpotong, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan setempat, yaitu adanya kubah.
Bentuk Teranyam Dan Lokal
Terdapat didaerah New Orleans yang juga disebabkan adanya kubah garam
scully. Bentuk teranyam biasanya menunjukan ketidakmampuan sungai membawa
beban kasar, hal ini bisa disebabkan oleh:
1. Beban kasar lokal atau berkurangnya arus sungai
2. Berkurangnya jumlah air oleh adanya aliran bawah permukaan setempat
3. Atau adanya faktor geologi atau hidrologi lainnya.
Penyempitan Atau Perluasan Lembah Sungai
Penyimpangan atau perluasan lembah yang secara tiba-tiba. Hal ini bisa
disebabkan oleh adanya pengangkatan sedikit yang disebabkan oleh adanya struktur
lokal.
Penyimpangan Danau, Rawa Atau Endapan Alluvial
Adanya kolam, danau, rawa atau endapan alluvial disepanjang sungai
menunjukan bahwa pembentukannya disebabkan oleh turun atau naiknya daerah
setempat kearah hilir atau faktor gerakan tanah.

Lebar Tanggul Alam yang Menyimpang

Tanggul alam yang melebar menurut De Blieux disebabkan oleh faktor


selain pengendapan seperti amblesan, percabangan atau perhubungan sungai.
Tetapi juga bisa disebabkan aleh adanya struktur terbenam seperti kubah.
Tanggul yang Terpisah
Dibanyak bagian delta Missisipi, lembah sungai yang terlama telah turun
dibawah permukaan rawa dan hanya sedikit saja yang bertahan muncul
dipermukaan. Gejala ini timbul bisa ditafsirkan adanya kubah.
Pelengkungan dan Kelokan Sungai Yang Berirama
Umumnya dijumpai pada daerah datar, misalnya adanya kubah, sesar aktif,
batuan yang resisten atau membentur jurus perlapisan.

D. Tekstur Pengaliran
Tekstur pengaliran pada foto udara termasuk parameter yang mudah diamati
dan perlu, karena terstur pengaliran dikendalikan oleh:
1. Iklim, vegetasi, dan besar butir akibat pelapukan
2. Kemampuan peresapan
3. Topografi dan kelerengan
4. Tingkat erosi
Berdasar bermacam pengendali tekstur di atas, dapat disimpulkan bahwa
ukuran butir memegang peranan yang penting.
Istilah tekstur pengaliran dipakai dalam arti yang relatif untuk menunjukan
jarak antar sungai orde 1, yaitu halus, sedang, kasar, sedang. Oleh karena itu,
pemakaian istilah tekstur tanpa keterangan tidak dapat dibenarkan, tidak hanya
karena istilahnya menjadi bermacam-macam bagi orang yang berbeda
pemahamanya juga karena skalanya yang berbeda-beda.
Pembagian tekstur menurut way (1920) berdasarkan pada skala 1:20.000, yaitu:
1. Tekstur halus
a. Apabila jarak antar anak sungai orde 1 lebih kecil dari 0,25 inci
b. Memperlihatkan sebaran aliran yang banyak dengan jaringan yang rapat
karena meliputi sungai-sungai kecil yang banyak sekali.
c. Cirinya disusun oleh batuan berukuran butir halus seperti batulempung,
serpih, batulanau, tuff, atau pada material kedap air.

2. Tekstur kasar
a. Apabila jarak antar anak sungai orde 1 lebih besar dari 2 inci
b. Memperlihatkan pola sebaran aliran yang kecil yang lebih panjang dengan
jaringan yang lebih renggang, lembah-lembah sungai terpisah lebih lebar.
c. Cirinya disusun oleh material yang lolos air seperti pasir, krikil, dan batuan
lapuk yang butir-butirnya berukuran kasar.

3. Tekstur sedang
a. Apa bila jarak antar anak sungai orde 1 antara 0,25-2 inci
b. Cirinya berada diantara ciri-ciri tekstur pengaliran yang kasar dan halus.

E. Bentuk Lembah
Bentuk lembah berhubungan dengan resistensi batuan, resistensi batuan
dipengaruhi oleh ukuran butir, komposisi, dan proses yang mengendalikannya.
Bentuk lembah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bentuk lembah sempit seperti huruf V dengan dinding terjal, umumnya
disusun oleh batuan berbutir kasar, seperti breksi, batupasir kasar.
2. Bentuk lembah agak sempit membentuk huruf V landai sampai U agak
terjal dengan dinding agak landai-terjal, umumnya disusun oleh batuan
berbutir sedang, sepertu batupasir sangat halus sampai sedang.
3. Bentuk lembah melandai membebtuk huruf U landai dengan dinding
landai, umumnya disusun oleh batuan berbutir halus, seperti batulempung.

F. Tempat Mengalirnya
Jenis sungai berdasarkan tempat mengalirnya dapat dibagi menjadi:
1. Alluvial stream, yaitu sungai mengalir diatas endapan alluvial.
2. Bedrock stream, yaitu sungai yang mengalir diatas batuan dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Howard, A.D . 1967. Drainage Analysis in Geologic Interpretation: A
Summation, The American Associaton of Petroleum Geologist Bulletin, Stanford,
California.

Anda mungkin juga menyukai