Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


KSM BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM dr. G.L TOBING
2017-2020
PT. TEMBAKAU DELI MEDICA
RSU dr. G.L TOBING

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


1. Pengertian (Definisi) Semua trauma yang disebabkan oleh benda tumpul pada
abdomen.
2. Anamnesis 1. Riwayat trauma.
2. Mekanisme trauma dan saat kejadian
3. Pemeriksaan Fisik Seperti pada kriteria diagnosis.
4. Kriteria Diagnosis 1. Mekanisme trauma.
2. Kecelakaan lalu lintas.
3. Jatuh dari ketinggian.
4. Kecelakaan kerja.
5. Cedera olahraga.
6. Tindakan kekerasan atau penganiayaan.
7. Cedera akibat hiburan atau wisata.
8. Tanda klinis :
- Sistem pernafasan dan hemodinamik.
- Stabil ; tidak stabil.
9. Inspeksi :
- Dinding abdomen bias tampak normal.
- Jejas pada dinding abdomen.
- Abdomen tampak distensi.
- Jejas dapat berupa ; ekskoriasi, hematoma, memar kulit,
laserasi.
10. Auskultasi :
- Auskultasi region toraks (kiri).
- Suara nafas menurun, bisa terdengar bising usus.
- Auskultasi region abdomen.
- Bising usus bisa normal, menurun atau hilang.
11. Palpasi :
- Nyeri tekan di kuadran tertentu atau di seluruh regio
abdomen, defans muscular, nyeri tekan lepas.
12. Perkusi :
- Perkusi region toraks bagian bawah bisa normal atau redup
atau timpani.
13. Pekak hati bisa positif atau negatif.
14. Nyeri ketok dinding abdomen.
Tes undulasi atau shifting dullness bisa positif, bisa negatif.
16. Colok dubur.
17. Bisa ditemukan kelainan – kelainan :
- Prostat yang melayang.
- Laserasi pada dinding anorektum.
- Teraba fragmentasi tulang panggul.
- Nyeri pada perabaan dinding anorektum.
- Pada sarung tangan bisa ditemukan tetesan atau noda darah,
berarti positif ada cedera pada saluran cerna.

5. Diagnosis Banding -
6. Pemeriksaan Pilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi :
Penunjang - Foto toraks posisi AP.
- Foto toraks dg pemasangan NGT.
- Foto polos abdomen.
- Foto pelvis.
- USG.

7. Terapi 1. Tindakan resusitasi ABCD sesuai konsep ATLS kalau kondisi


pernafasan dan hemodinmik penderita tidak stabil.
2. Terapi konservatif :
 Dilakukan bila tidak ada indikasi laparatomi segera, atau
hasil pemeriksaan penunjang tdk mengungkapkan adanya
cedera organ intra abdomen yang nyata.
 Terapi Konservatif dengan cara observasi dapat dilakukan
sampai 2 x 24 jam.
3. Terapi operatif : Laparatomi eksplorasi dengan insisi mediana.
4. Indikasi laparatomi eksplorasi :
 Tanda perdarahan intra peritoneal, yaitu adanya syok
hipovolemi dengan distensi abdomen yang progresif.
 Tanda peritonitis generalisata.
 Pneumoperitoneum pada foto toraks.
 Pada foto toraks tampak gambaran hernia diafragmatika
(ruptur diafragma).
8. Edukasi (Hospital 1. Diagnosis dan rencana tindakan.
Health Promotion) 2. Komplikasi dan resiko.
3. Lama rawat dan pemulihan

9. Prognosis Baik dalam stadium dini

10. Kepustakaan Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia : Standar


Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia,
2003

Tanjung Morawa, Agustus 2017


Ketua Komite Medik KSM Bedah

dr. Surya Muchtar Sp.Pd dr. Syah Enggut Sp.B

Kepala RSU dr. G.L Tobing,

dr. Novi Fitriani

Anda mungkin juga menyukai