Anda di halaman 1dari 12

 Macam-Macam Bentuk Kepala

1. Plagiocephaly adalah adanya bagian datar di kepala yang menyebabkan bentuk kepala
terlihat tidak simetris. Plagiocephaly terjadi akibat beberapa faktor. Kemungkinan
pertama adalah faktor kandungan, misalnya dari rahim yang sempit saat bayi di dalam
kandungan, kehamilan kembar, atau kurangnya cairan ketuban. Jenis yang paling umum
dan terjadi ketika kepala gepeng di satu sisi, sehingga menyebabkannya terlihat asimetris
dan terdistorsi. Contohnya, telinga dapat sejajar dan jika dilihat dari atas kepala, tampak
seperti jajar genjang.
2. Brachycephaly adalah ketika bagian belakang kepala menjadi rata, menyebabkan kepala
melebar. Terkadang bagian depan tengkorak akan menonjol keluar. Sindrom ini dapat
terjadi saat bayi masih di dalam rahim. Ini juga lebih sering terjadi pada bayi yang lahir
prematur.
3. Dolichocephaly adalah struktur tulang kepala mereka men- jadi rusak dan roman mereka
yang panjang dengan kepala gembur penuh air karena kekurangan kalsium.
4. Mesocephal adalah tengkorak (kepala) yang sedang panjangnya, yaitu jika index
cephalicusnya 76 sampai 80,9.
5. Hydrocephalus adalahpenyakit menumpuknya suatu cairan di dalam otak.
6. Microcephaly (Microcephalus) adalah kondisi neurologis yang jarang terjadi di mana
kepala bayi secara signifikan lebih kecil dari kepala anak-anak lain akibat kekurangan zat
kapur saat pembentukan tulang pada bayi.
7. Anencephaly adalahkecacatan kelahiran di mana bayi dilahirkan tanpa bahagian otak dan
tengkorak. Anencephaly terjadi di awal perkembangan bayi yang belum lahir. Ini terjadi
ketika bagian atas dari tabung saraf gagal menutup. Mengapa hal ini terjadi tidak
diketahui. Kemungkinan penyebab termasuk racun lingkungan dan rendahnya asupan
asam folat oleh ibu selama kehamilan.
 Macam-Macam Bentuk Dada

1. Barrel Chest (Dada Barel)


Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil hiperinflasi paru.
Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/menyempit. Pada
keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel
chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya di temukan di pria

2. Funnel Chest (Dada Corong)

Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang
menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti ini
rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehingga murmur
(suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
rikets atau sindrom marfan.
3. Pigeon Chest (Dada Merpati)
Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar"
pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter
anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan,
atau kifoskoliosis berat.

4. Khyposcoliosis

Keadaan ini ditandai dengan elevasi skapula dan spina berbentuk huruf 'S' sesuai
namanya yang terdiri dari kifosis (tulang belakang ke arah depan) dan skoliosis (ke arah
samping). Kifoskoliosis yang berat dapat mengurangi kapasitas paru dan meningkatkan kerja
pernapasan. Bentuk dada ini dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari polio(- mielitis) atau
sebagai manifestasi dari sindrom marfan.
 Kelainan Tulang Belakang

1. Skoliosis

DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat
terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).Sekitar 4% dari
seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya
ditemukan pada anak perempuan.
PENYEBAB
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:

1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan


tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:

– Cerebral palsy
– Distrofi otot
– Polio
– Osteoporosis juvenil
Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.
GEJALA
Gejalanya berupa:
– tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
– bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
– nyeri punggung
– kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
– skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan
gangguan pernafasan.
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada
punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi
dari bahu kiri.Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

DIAGNOSA

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga
pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

- Rontgen tulang belakang


- Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang)
- MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).

PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta
stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20?, biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan.

Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30?, karena
itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu
memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dari Milwaukee & Boston
efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari
sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika
kelengkungan mencapai 40?atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.

Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang.Tulang


dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang
pulih (kurang dari 20 tahun).
Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang
belakang.Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang
dengan arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.

2. Kifosis

DEFINISI
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya
bonggol di punggung (kifosis).

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma,
gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut
penyakit Scheuermann.
PENYEBAB
Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja
dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.

GEJALA
Gejalanya berupa:
– nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan
– kelelahan
– nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang
– punggung tampak melengkung
– lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan


punggung yang abnormal).Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui
adanya kelemahan atau perubahan sensasi).

Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang.

PENGOBATAN

Kasus yang ringan dan non-progresif bisa diatasi dengan menurunkan berat badan (sehingga
ketegangan pada punggung berkurang) dan menghindari aktivitas berat.

Jika kasusnya lebih berat, kadang digunakan brace (penyangga) tulang belakang atau penderita
tidur dengan alas tidur yang kaku/keras.

Jika keadaan semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki
kelainan pada tulang belakang.
3. Lordosis

Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada
tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah .

Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang.Gejala lordosis yang paling
sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain yang
menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan
neuromuskuler.

Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang
air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang.Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan
lanjut oleh dokter.

Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang
belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang. Untuk
membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

 Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta
sudutnya.
 Magnetic resonance imaging (MRI)
 Computed tomography scan (CT Scan)
 Pemeriksaan darah

Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan
mencegah deformitas (kelainan bentuk).Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab
lordosis.Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh
kelainan sikap tubuh.Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan
gangguan paha tersebut.

 Pembagian Regio Abdomen


1. Dalam bentuk kuadran
Dalam bentuk kuadran merupakan bentuk garis besar dan sederhana. Penentuan kuadran ini
dengan menarik garis (horizontal dan vertikal) melalui umbilikus. Dengan cara ini dinding
abdomen terbagi atas 4 daerah yang sering disebut :

1. Kuadran kanan atas


2. Kuadran kiri atas
3. Kuadran kanan bawah
4. Kuadran kiri bawah

Kuadran Kanan Atas Kuadran Kiri Atas


Hati, kantung empedu, paru, esofagus Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung
Kuadran Kanan Bawah Kuadran Kiri Bawah
Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil,
kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus usus besar
3. Dalam bentuk region

1. Hipokondriak kanan 2. Epigastrik 3. Hipokondriak kiri

 Lobus kanan hati  Aorta  Lambung


 Kandung empedu  Ujung pilorik  Limpa
 Sebagian duodenum lambung  Ekor pancreas
 Fleksura hepalik  Pankreas  Fleksura splenik pada
pada kolon  Sebagian hati kolon
 Seperdua atas ginjal  Seperdua atas ginjal
kanan kiri
 Kelenjar suprarenal  Kelenjar suprarenal

4. Lumbal kanan 5. Umbilikal 6. Lumbal kiri

 Kolonasenden  Omentum  Kolon desenden


 Seperdua bawah  Masenter  Seperdua bawah ginjal
ginjal kanan  Bagian bawah kiri
 Sebagian duodenum duodenum  Sebagian yeyenum dan
dan yeyenum.  Sebagian yeyenum ileum
dan ileum

7. Ilium kanan 8. Hipogastrum 9. Ilium kiri


 Sekum  Ileum  Kolon sigmoid
 Apendiks  Kandung kemih  Ureter kiri
 Ujung bawah ilium  Uterus  Saluran sperma kiri
 Ureter kanan  Ovarium kiri
 Saluran sperma
kanan
 Ovarium kanan

gambar 4. Regio Abdominalis

Anda mungkin juga menyukai