Anda di halaman 1dari 8

Apa itu skoliosis?

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang), biasanya membentuk kurva C atau kurva S Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana, Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa, namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan stuktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya, sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang Ketika seseorang dengan tulang belakang normal dilihat dari depan atau belakang, tulang belakang tampak lurus, tapi pada orang dengan scoliosis jika dilihat dari depan atau belakang, maka tulang belakangnya tampak melengkung. Beberapa pakar menyebutkan bahwa lengkungan kesamping yang kurang dari 11 derajat masih dianggap normal.

Apa penyebab skoliosis?

Terdapat beberapa penyebab umum dari skoliosis: o Kongenital (bawaan) biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu, biasanya di jumpai dari lahir o Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan (ganguan otot dan saraf), akibat dari penyakit berikut: : Cerebral palsy Distrofi otot Polio Osteoporosis juvenil o Skoliosis degeneratif. ini mungkin akibat dari runtuhnya tulang traumatis (dari cedera atau sakit), pembedahan, atau osteoporosis. o Idiopatik, artinya penyebab lengkungan tersebut tidak diketahui penyebabnya, namun yang pasti skoliosis idiopatik biasanya diwariskan. Kebanyakan jenis skoliosis yang ditemukan adalah jenis idiopatik (sekitar 80% dari semua kasus skoliosis). skoliosis idiopatik dapat di bedakan menurut umur, antara lain type infantile scoliosis, kurva terjadi sebelum umur 3 tahun, dimana lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dan sebagian besar torakal melengkung kiri

type juvenile scoliosis, terjadi pada umur 4-10 tahun. Berbagai bentuk dapat terjadi namun kurva torakal biasanya kekanan. Skoliosis Juvenil biasanya lebih progresif dari adolesent. Jenis bentuk tipe kurva yang terlihat pada skoliosis juvenil adalah kurva thoracic double thoracic thorakolumbal Lumbal. type Adolescent, terjadi pada umur 10 tahun atau lebih, scoliosis jenis ini paling sering terjadi pada remaja putri. Untuk mendiagnosa sebagaiscoliosis idiopatik, harus mempunyai derajat kurvatura minimal 100 denganrotasional dan deviasi lateraral pada radiologi ( kurang dari 11 derajat dapat dikatakan normal) Faktor hormonal. Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone

Apa saja faktor resiko dan predisposisi terjadinya skoliosis?

Jenis Kelamin. Masalah skoliosis biasanya lebih buruk di kalangan remaja perempuan dibanding lelaki. Alasan mengapa hal ini terjadi masih belum diketahui dengan pasti. Usia atau umur. Tanda dan gejala biasanya mulai selama percepatan pertumbuhan yang terjadi sesaat sebelum masa pubertas. Ini biasanya antara usia 9 dan 15 tahun, namun anak-anak juga dapat mengalami masalah ini pada umur empat hingga delapan tahun Proses pertumbuhan. Dengan bertumbuh dan berkembangnya tubuh penderita maka derajat kelengkungannya juga ikut berkembang dan menjadi semakin besar, Semakin besar derajatnya, semakin besar kemungkinan bertambah parah dan susah untuk ditangani Lokasi. Lengkungan pada bagian tengah atau bawah tulang belakang biasanya jarang bertambah buruk. Masalah skoliosis hanya bertambah buruk jika ini berlaku pada bagian atas tulang belakang, menyebabkan badan belakang penderita menonjol keluar dan kelihatan bongkok. Riwayat keluarga. Scoliosis dapat berjalan dalam keluarga, tetapi kebanyakan anak dengan scoliosis tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya Masalah tulang belakang ketika dilahirkan. Skoliosis pada anak-anak yang dilahirkan dengan penyakit ini, berisiko tinggi menjadi buruk dengan cepat. Oleh karena skoliosis tidak menyebabkan kesakitan, masalah ini jarang diberi perhatian dan rawatan hingga postur badan berubah kelainan saraf dan penyakit infeksi, seperti Poliomielitis, Paraplegia, Cerebral palsy, Friedreichs ataxia dan lainya

Apa itu skoliosis?

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang), biasanya membentuk kurva C atau kurva S Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana, Penyakit ini juga sulit untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa, namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan stuktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya, sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang Ketika seseorang dengan tulang belakang normal dilihat dari depan atau belakang, tulang belakang tampak lurus, tapi pada orang dengan scoliosis jika dilihat dari depan atau belakang, maka tulang belakangnya tampak melengkung. Beberapa pakar menyebutkan bahwa lengkungan kesamping yang kurang dari 11 derajat masih dianggap normal.

Apa penyebab skoliosis?

Terdapat beberapa penyebab umum dari skoliosis: o Kongenital (bawaan) biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu, biasanya di jumpai dari lahir o Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan (ganguan otot dan saraf), akibat dari penyakit berikut: : Cerebral palsy Distrofi otot Polio Osteoporosis juvenil o Skoliosis degeneratif. ini mungkin akibat dari runtuhnya tulang traumatis (dari cedera atau sakit), pembedahan, atau osteoporosis. o Idiopatik, artinya penyebab lengkungan tersebut tidak diketahui penyebabnya, namun yang pasti skoliosis idiopatik biasanya diwariskan. Kebanyakan jenis skoliosis yang ditemukan adalah jenis idiopatik (sekitar 80% dari semua kasus skoliosis). skoliosis idiopatik dapat di bedakan menurut umur, antara lain type infantile scoliosis, kurva terjadi sebelum umur 3 tahun, dimana lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dan sebagian besar torakal melengkung kiri

type juvenile scoliosis, terjadi pada umur 4-10 tahun. Berbagai bentuk dapat terjadi namun kurva torakal biasanya kekanan. Skoliosis Juvenil biasanya lebih progresif dari adolesent. Jenis bentuk tipe kurva yang terlihat pada skoliosis juvenil adalah kurva thoracic double thoracic thorakolumbal Lumbal. type Adolescent, terjadi pada umur 10 tahun atau lebih, scoliosis jenis ini paling sering terjadi pada remaja putri. Untuk mendiagnosa sebagaiscoliosis idiopatik, harus mempunyai derajat kurvatura minimal 100 denganrotasional dan deviasi lateraral pada radiologi ( kurang dari 11 derajat dapat dikatakan normal) Faktor hormonal. Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone

Apa saja faktor resiko dan predisposisi terjadinya skoliosis?

Jenis Kelamin. Masalah skoliosis biasanya lebih buruk di kalangan remaja perempuan dibanding lelaki. Alasan mengapa hal ini terjadi masih belum diketahui dengan pasti. Usia atau umur. Tanda dan gejala biasanya mulai selama percepatan pertumbuhan yang terjadi sesaat sebelum masa pubertas. Ini biasanya antara usia 9 dan 15 tahun, namun anak-anak juga dapat mengalami masalah ini pada umur empat hingga delapan tahun Proses pertumbuhan. Dengan bertumbuh dan berkembangnya tubuh penderita maka derajat kelengkungannya juga ikut berkembang dan menjadi semakin besar, Semakin besar derajatnya, semakin besar kemungkinan bertambah parah dan susah untuk ditangani Lokasi. Lengkungan pada bagian tengah atau bawah tulang belakang biasanya jarang bertambah buruk. Masalah skoliosis hanya bertambah buruk jika ini berlaku pada bagian atas tulang belakang, menyebabkan badan belakang penderita menonjol keluar dan kelihatan bongkok. Riwayat keluarga. Scoliosis dapat berjalan dalam keluarga, tetapi kebanyakan anak dengan scoliosis tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya Masalah tulang belakang ketika dilahirkan. Skoliosis pada anak-anak yang dilahirkan dengan penyakit ini, berisiko tinggi menjadi buruk dengan cepat. Oleh karena skoliosis tidak menyebabkan kesakitan, masalah ini jarang diberi perhatian dan rawatan hingga postur badan berubah kelainan saraf dan penyakit infeksi, seperti Poliomielitis, Paraplegia, Cerebral palsy, Friedreichs ataxia dan lainya

Skoliosis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Scoliosis
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal

Foto X-ray frontal dari perempuan penderita skoliosis berusia 16 tahun. ICD10 = M41.

Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.[1] Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.[1] Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya.[1] Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.[1] Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya.[2] Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.[2]

Dalam perkembangannya, Scoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua kategori diantaranya adalah Scoliosis Struktural dan Non Struktural.

Scoliosis Struktural Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi juga

bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav. Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.

Scoliosis Non Struktural / Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.

Deskripsi Kurva

Arah scoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya. Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya struktural. Umumnya pada scoliosis idiophatic terletak antara T4 s/d T12 Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural maupun non struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya. Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya, biasanya keduanya kurva struktural. Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.

Letak dan Bentuk Kurva


letak kurva bisa di cervical, thoracal, lumbal, atau beberapa area bentuk kurva

Kurva C : umumnya di thoracolumbal, tidak terkompensasi, kemungkinan karena posisi asimetri dalam waktu lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak baik. Kurva S : lebih sering terjadi pada scoliosis idiophatic, di thoracal kanan dan lumbal kiri, ada kurva mayor dan kurva kompensatori, umumnya struktural.

Derajat Scoliosis

Derajat scoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin berat derajat scoliosis makin besar dampaknya pada sistem kardiopulmonal. Teknik Pengukuran Scoliosis

Pengukuran sudut kurva dapat dilakukan dengan metode Cobb atau Risser-Ferguson. Lihat gambar. Pengukuran rotasi vertebra dengan menilai x-raynya dibagi menjadi 4 tingkat. Lihat gambar.

Gambar Pengukuran kurva dan rotasi scoliosis Berkas:Http://www.scoliosis.co.id/images/cobbmethode.png Berkas:Http://www.scoliosis.co.id/images/measurement.png

Klasifikasi dari derajat kurva scoliosis


Scoliosis ringan : kurva kurang dari 20 Scoliosis sedang : kurva 20 40 /50 . Mulai terjadi perubahan struktural vertebra dan costa. Scoliosis berat : lebih dari 40 /50 . Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih besar, sering disertai nyeri, penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 - 70 terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup

Klasifikasi Scoliosis berdasarkan etiologi

Etiologi Scoliosis Struktural :

Idiophatic : sekitar 75-85 %. Onset umumnya adolescent. Lebih banyak pada wanita. Secara teori dikaitkan dengan malformasi tulang selama pertumbuhan, kelemahan otot di satu sisi, postur abnormal , dan distribusi abnormal muscle spindle otot paraspinal. Neuromuscular : 15 20 % , seperti CP, myelomeningocele, neurofibromatosis, Polio, paraplegi traumatik, DMD, dll Osteopathic : congenital (hemivertebra) atau acquired ( rickets, frakture, dll )

Berkas:Http://www.scoliosis.co.id/images/first.png

Etiologi Scoliosis Nonstruktural


Leg length discrepancy : True LLD atau Apparent LLD. Spasme otot punggung Habitual asymmetric posture

Evaluasi Scoliosis

Prosedur Evaluasi

Postural assessment, Evaluasi dilakukan dengan inspeksi anterior, lateral dan posterior penderita. Perhatikan adanya : Level bahu asimetris Skapula yang prominence di sisi convex

Protusi hip di satu sisi Pelvic obliquity Meningkatnya lordotik lumbal Flexibility of the curve, Lakukan evaluasi dengan lateral dan foward bending untuk melihat adanya kelainan struktural. Lihat gambar. Lateral bending ke sisi convex untuk melihat apakah kurva scoliosis bisa terkoreksi. Lateral bending yang asimetris menunjukkan adanya kelainan struktural. Foward bending untuk melihat adanya rotasi vertebra di sisi convex berupa hump. Evaluation of muscle strength a. Otot sisi convex lemah b. Otot perut dan back extensor lemah c. Jika ada pelvic obliquity maka otot hip juga lemah pada sisi convex ( hip yang lebih rendah )

Diagnosa Scoliosis dibuat berdasarkan :


Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap Pemeriksaan tambahan a. X-ray standard scoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending kanan, bending kiri. Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu Bone Age. b. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung capacity

Anda mungkin juga menyukai