HIPERPIREKSIA
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Demam adalah salah satu gejala yang dapat membedakan apakah seorang itu
sehat atau sakit. Demam adalah kenaikan suhu badan di atas 38 oC. Hiperpireksia
adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1oC atau 106oF (suhu rectal).2
Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5°C yang dapat
terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi pada
pasien dengan perdarahan sistem saraf pusat (Dinarello & Gelfand, 2005).
Hiperpireksia adalah keadaan suhu tubuh di atas 41,10 C. Hiperpereksia sangat
berbahaya pada tubuh karena dapat menyebabkan berbagai perubahan
metabolisme, fisiologi dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat.3 Pada awalnya
anak tampak menjadi gelisah disertai nyeri kepala, pusing, kejang serta akhirnya
tidak sadar. Keadaan koma terjadi bila suhu >430 C dan kematian terjadi dalam
beberapa jam bila suhu 430 C sampai 450 C.14
2. ETIOLOGI
Penyebab dari demam antara lain dimungkinkan oleh :
1. Infeksi
2. Toksemia
3. Keganasan
4. Pemakaian obat.
5. Gangguan pada pusat regulasi suhu tubuh, seperti pada heat stroke,
perdarahan otak, koma, atau gangguan sentral lainnya
Sesuai dengan patogenesis, etiologi demam yang dapat mengakibatkan
hiperpireksia dapat dibagi sebagai berikut:
a. Set point hipotalamus meningkat
1) Pirogen endogen
Infeksi
Keganasan
Alergi
panas karena steroid
penyakit kolagen
2. Kulit kemerahan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia
dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC,
kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu
kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding
perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit
kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999,
Carpenito. 2000).
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui sistem umpan balik yang rumit.
Hipotalamus karena berhubungan dengan talamus akan menerima seluruh impuls
eferen. Saraf eferen hipotalamus terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom.
Karena itu hipotalamus dapat mengatur kegiatan otot, kelenjar keringat, peredaran
darah dan ventilasi paru. Keterangan tentang suhu bagian dalam tubuh diterima
oleh reseptor di hipotalamus dari suhu darah yang memasuki otak. Keterangan
tentang suhu dari bagian luar tubuh diterima reseptor panas di kulit yang diteruskan
melalui sistem aferen ke hipotalamus. Keadaan suhu tubuh ini diolah oleh
thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus untuk
membentuk panas atau untuk mengeluarkan panas.
Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila terdapat
kenaikan suhu tubuh. Hipotalamus anterior akan mengeluarkan impuls eferen
sehingga akan terjadi vasodilatasi di kulit dan keringat akan dikeluarkan,
selanjutnya panas lebih banyak dapat dikeluarkan dari tubuh. Hipotalamus
posterior merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bekerja pada keadaan dimana
terdapat penurunan suhu tubuh. Hipotalamus posterior akan mengeluarkan impuls
eferen sehingga pembentukan panas ditingkatkan dengan meningkatnya
metabolisme dan aktifitas otot rangka dengan menggigil (shivering), serta
pengeluaran panas akan dikurangi dengan cara vasokonstriksi di kulit dan
pengurangan keringat.
5. Pathways
Demam tinggi
hipertermi
Sumber :https://id.scribd.com/doc/146012967/Pathway-demam
6. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayan otak
7. Pemeriksaan penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir,
yang siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu
scanning, masih pdapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/ lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi.
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemia berhubungan dengan penyakit atau trauma
2. Resiko injury berhubungan dengan infeksi mikroorganisme
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif
7. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2007). Chapter 11: Emergencies &
Injuries. Current Pediatric Diagnosis & Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-
Hill Companies; by Appleton & Lange.
Henretig FM. Fever. Dalam: Fleisher GR, Ludwig S, penyunting. Textbook of pediatric
emergency medicine; edisi ke-3. Baltimore: Williams dan Wilkins, 1993
Richard C. Dart, MD, PhD. (2007). Chapter 12: Poisoning. Current Pediatric Diagnosis
& Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-Hill Companies; by Appleton &
Lange.