Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HOME VISITE

Tn. N DENGAN MASALAH RISIKO PERILAKU KEKERASAN


DI WISMA NAKULA RSJ GRHASIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :

Alif Ahmad Fahrizal NIM. P07120215003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERPAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HOME VISITE


Tn. N DENGAN MASALAH RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI WISMA NAKULA RSJ GRHASIA

Laporan ini disahkan pada


Hari, tanggal :
Tempat :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Ns. Sutejo, M.Kep., Sp.Kep.J Nur Fauzin, S.Kep


LAPORAN HOME VISITE

Hari, tanggal : Senin, 30 April 2018


Jam : 13.00 – 14.00 WIB
Tempat : rumah Tn. M di Panjatan, Kulon Progo
Oleh : Alif Achmad Fahrizal
Metode : observasi, wawancara, diskusi
Sumber data : Tn. M (ayah Tn. N)

Tujuan home visite :


1. Memvalidasi data
2. Mengobservasi lingkungan rumah
3. Memberi informasi tentang perkembangan pasien
4. Mengkaji masalah keluarga dalam merawat pasien
5. Mengkaji harapan keluarga terhadap pasien
6. Memberikan pendidikan kepada keluarga tentang perilaku kekerasan dan pentingnya
minum obat

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Tn.N
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
Alamat : Panjatan, Kulon Progo
Status perkawinan : Cerai hidup
b. Keluarga
Nama : Tn. M
Umur : tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Panjatan, Kulon Progo
Hubungan : Ayah kandung

2. Lingkungan rumah
Rumah Tn. N berada di daerah Bojong, Panjatan, Kulon Progo. Rumah
Tn. N berada di pedalaman kampung. Rumah Tn. N bersebelahan dengan rumah
orangtuanya. Terdapat kandang sapi di belakang rumah. Lingkungan rumah Tn.N
termasuk bersih.
3. Gambaran kondisi keluarga
Pasien tinggal sendiri di rumahnya setelah berpisah dengan istri tujuh
tahun yang lalu. Tn. N memiliki 1 orang anak dengan usia 13 tahun. Tn. M
mengatakan pada tahun 2011 Tn. N dan istrinya pergi bekerja ke Malaysia Tn. N
memergoki istrinya selingkuh kemudian Tn. N marah dan Tn. N dikembalikan ke
Indonesia. Semenjak kejadian tersebut istri Tn. N tidak pernah ada kabarnya dan
Tn. N mulai berperilaku tidak baik.
Tn. M mengatakan selaku ayah dari Tn. N selalu memperhatikan Tn. N
walaupun Tn. N tinggal sendiri di rumahnya, dan rumah Tn. N hanya terletak di
belakang rumah Tn. M.
4. Harapan keluarga
Tn. M mengatakan ingin anaknya segera sembuh, keluarga berharap Tn. N
stabil terlebih dahulu baru dibawa kembali ke rumah agar tidak mencederai orang
sekitar. Tn. M belum menjenguk Tn. N karena Tn. M sedang tidak enak badan.
Tn. M berharap ada cara agar pasien dapat melupakan masalahnya dengan sang
mantan istri dan sembuh memulai hidup baru.
5. Faktor predisposisi
a. Riwayat kesehatan
Tn. M mengatakan dahulu Tn. N tidak mengalami kejadian seperti
sekarang, Tn. N aktif bekerja seperti orang biasanya, kemudian Tn. N dan
istrinya memutuskan untuk bekerja di Malaysia, hingga akhirnya Tn. N
memergoki istrinya selingkuh dengan orang lain. Tn. N yang emosi kemudian
menghantam laki-laki selingkuhan istrinya, hingga akhirnya Tn. N
dikembalikan ke Indonesia. Setelah kembali ke Indonesia Tn. N mulai
berubah, Tn. N cenderung menjadi orang yang pemarah, suka membanting
barang-barang, merobek kasur, dll.
Tn. M mengatakan sebelum di RSJ Grhasia Tn. N dibawa ke pondok
pesantren, dan diharapkan Tn. N dapat sembuh dengan pendekatan spritual,
namun ternyata tidak ada perkembangan yang sangat signifikan kepada Tn. N.
Kemudian Tn. N dibawa ke RSJ Grhasia untuk diobati secara kejiwaannya.
b. Motivasi belajar
Keluarga tampak antusias dalam kegiatan penyuluhan perawatan pasien
di rumah dan pentingnya minum obat bagi pasien. Keluarga memperhatikan
saat dilakukan penyuluhan. Keluarga tampak antusias ketika berdiskusi
mengenai kondisi pasien.
c. Kesiapan belajar
Keluarga menyambut baik kedatangan mahasiswa saat melaksanakan
home visite. Terdapat kedua orang tua Tn. N. Keluarga mengatakan mau
menerima materi yang dijelaskan. Keluarga sudah mengikutkan pasien untuk
bekerja di sawah dan Tn. N mau bekerja dan bermasyarakat di lingkungannya.
Tn. M mengatakan Tn. M masih kesulitan dalam membujuk Tn. N agar
minum obat.
d. Kemampuan membaca
Orang tua pasien mampu membaca dengan baik.
6. Faktor pemungkin
Keluarga mengatakan bingung menangani pasien, keluarga mengatakan
pasien pernah berkata “kenapa harus minum obat, saya sudah sehat”. Tn. M
mengatakan mencampurkan obat di minuman Tn. N agar Tn. N tidak mengetahui
kalau itu obat.
7. Faktor penguat
Tn. M mengatakan bahwa keluarga saling mendukung dalam perawatan
pasien dan bersedia mendapatkan pendidikan keluarga. Keluarga terbuka kepada
mahasiswa ketika diminta untuk menjelaskan kondisi pasien, permasalahan
perawatan pada pasien.
B. ANALISA DATA
Senin, 30 April 2018
Jam 14.00 WIB
Data Masalah Penyebab
DS : Defisiensi pengetahuan Kurang
- Keluarga sudah mengikutkan pasien tentang penyakit dan terpapar
untuk bekerja di sawah dan Tn. N mau perawatan pasien informasi
bekerja dan bermasyarakat di gangguan jiwa
lingkungannya. Tn. M mengatakan
Tn. M masih kesulitan dalam
membujuk Tn. N agar minum obat.
- Keluarga mengatakan bingung
menangani pasien, keluarga
mengatakan pasien pernah berkata
“kenapa harus minum obat, saya
sudah sehat”. Tn. M mengatakan
mencampurkan obat di minuman Tn.
N agar Tn. N tidak mengetahui kalau
itu obat.

DO :
- Tn. M tampak masih kebingungan
ketika ditanya soal perawatan Tn. N
- Keluarga terbuka kepada mahasiswa
ketika diminta untuk menjelaskan
kondisi pasien, permasalahan
perawatan pada pasien.
- Orang tua pasien mampu membaca
dengan baik.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisiensi pengetahuan tentang penyakit dan perawatan pasien gangguan jiwa
berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Perencanaan keperawatan
Hari, tanggal : Senin, 30 April 2018
Jam : 14.00 - 15.00 WIB
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Defisiensi Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
pengetahuan keperawatan selama 1x tentang penyakit pasien
tentang penyakit pertemuan keluarga 2. Jelaskan pengertian, tanda, gejala,
dan perawatan keluarga mampu penyebab kekambuhan
pasien gangguan meningkatkan 3. Jelaskan cara merawat pasien
jiwa berhubungan pengetahuannya tentang dengan resiko perilaku kekerasan
dengan kurang penyakit dan perawatan 4. Jelaskan pada keluarga pentingnya
terpapar informasi pasien dengan kriteria : minum obat secara rutin bagi
a. Mengetahui tanda dan pasien
gejala kekambuhan 5. Jelaskan pentingnya kontrol secara
b. Mengetahui cara teratur
perawatan pasien resiko 6. Jelaskan pada keluarga mengenai
perlaku kekerasan pentingnya pemberian aktivitas
ketika di rumah bagi pasien ketika di rumah
c. Mengetahui pentingnya 7. Jelaskan pada keluarga agar tidak
minum obat bagi pasien membiarkan pasien menyendiri
selalu diajak berkomunikasi.
8. Jelaskan pada keluarga tentang
pentingnya dukungan dari keluarga
pada penyembuhan pasien di rumah
D. Implementasi
Diagnosa Keperawatan keluarga : Defisiensi pengetahuan tentang penyakit dan
perawatan pasien gangguan jiwa berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Senin, 30 April 2018


Waktu Implementasi Evaluasi
13.15 wib. a. Memberi salam S=
b. Memperkenalkan nama perawat Keluarga mengatakan bingung
dan tujuan interaksi cara merawat Tn.N jika berada
c. Melakukan kontrak waktu di rumah dan sedang kambuh.
d. Menyampaikan akan menjaga Tn. R pasien menceritakan
kerahasiaan pasien bahwa :
e. Melakukan pengkajian awal - Tn.N sudah kelima kalinya
pada keluarga pasien dan dirawat di RSJ Ghrasia
validasi data pasien - Tn.N sulit jika disuruh minum
obat
Alif O = keluarga tampak kooperatif
A = kurang pengetahuan
keluarga
P = Lanjutkan penjelasan
tentang perawatan pasien dengan
resiko perilaku kekerasan.

Alif
13.30 a. Menjelaskan tentang resiko S = ayah pasien mengatakan
perilaku kekerasan tahu tanda-tanda ketika pasien
b. Menjelaskan penyebab marah, masih bingung cara
perilaku kekerasan mencegah marahnya karena
c. Menjelaskan tanda dan salah satu faktornya karena
gejala perilaku kekerasan mantan istrinya. Keluarga
d. Menjelaskan bagaimana mengatakan akan meminta
perawatan pasien oleh bantuan berbagai pihak untuk
keluarga merawat pasien.
O = keluarga tampak paham
Alif tentang penyakit pasien namun
juga khawatir dengan kondisi
pasien
A = pengetahuan keluarga
tentang kondisi pasien
meningkat
P = motivasi keluarga untuk
tetap sabar merawat pasien

Alif
13.45 a. menjelaskan pentingnya minum S = keluarga mengatakan
bagi pasien memahami yang dijelaskan
b. menjelaskan tentang obat : perawat tentang pentingnya
prinsip 6 benar minum obat dan efek obat pada
c. menjelaskan efek terapi pasien, akan bersama sama
pengobatan pasien membujuk pasien minum obat
d. berdiskusi bagaimana obat dapat atau konsultasi dengan pihak
dikonsumsi oleh pasien puskesmas cara pemberian obat.
e. memotivasi keluarga untuk Keluarga mengatakan akan
mengajak pasien Kontrol ke melakukan kontrol ke RSJ
pelayanan kesehatan jiwa dan Grhasia untuk pasien agar
sabar memberikan obat pada membaik keadaannya
pasien O = keluarga tampak memahami
pentingnya minum obat
Alif A = Pengetahuan keluarga
tentang pengaruh obat bagi
keadaan pasien meningkat
P = lakukan follow up
pengobatan keluarga

Alif
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga terkaji bahwa penyebab pasien
mengalami penyakit jiwa karena masalah dengan istrinya dan menyebabkan pasien
kacau, keluarga sudah memberikan aktivitas bagi pasien seperti bertani. Keluarga
tidak tahu bagaimana cara merawat pasien di rumah dan bagaimana memberikan obat.
Berdasarkan pengkajian tersebut ditegakkan diagnosa keperawatan defisiensi
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan pasien gangguan jiwa berhubungan
dengan kurang terpapar informasi. Dilakukan satu kali pertemuan dengan hasil
keluarga lebih mengetahui tentang penyakit pasien, cara perawatan, dan pentingnya
pengobatan bagi pasien. Keluarga mengharapkan pasien dirawat dengan baik dulu di
rumah sakit agar saat kembali ke rumah pasien sudah dalam keadaan sadar atau stabil.

Anda mungkin juga menyukai