Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Automatic Source Change Switch (ACOS) merupakan alat yang berfungsi untuk mempermudah pennggantian daya
dari sumber utama daya listik kapal ke sumber alternatif lain secara otomatis saat terjadi kerusakan sumber utama
daya listik tersebut ataupun sebaliknya saat sumber utama daya listrik kapal sudah berfungsi dengan baik. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja ACOS, mengetahui diagram rangkaain ACOS, dapat
mengukur dan menganalisa ACOS pada setiap kondisi, serta dapat mengukur waktu yang dibutuhkan dalam
pergantian daya tiap bagian. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ACOS, Indikator Main generator,
Beban DC, Beban AC, Power supply, Motor Asinkron 3 fasa, Regulator, Rectrifier, Generator, Batterai, Multitester,
dan kabel. Adapun hasil praktikum yang didapat berupa; Automatic Change Over Switch (ACOS) merupakan alat
yang berfungsi untuk mempermudah pemindahan daya secara otomatis antara main generator dan emergency
generator saat terjadi keadaan darurat; Phase Failure Relay berfungsi untuk mendeteksi adanya perbedaan tegangan
fasa pada salah satu tegangan fasa di main generator; Voltage Failure Relay berfungsi untuk mendeteksi adanya
kelebihan atau kekurangan nilai tegangan terhadap set point; PLC berfungsi sebagai otak atau pengontrol kendali
tindakan yang akan diambil setelah mendapatkan masukan dari Main Generator Phase Failure dan Emergency 3
Phase Voltage Relay; Pada praktikum ini terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan ACOS bekerja, yaitu saat
Main Generator trouble, terjadi beda phase pada Main Generator, dan terdapat perubahan nilai tegangan pada
Emergency Generator; Pada kondisi running, kondisi A dan C normal sedangkan kondisi B main generator tidak
terhubung namun emergency generator terhubung; Ditinjau dari waktu transisinya, transisi dari baterai pasca main
supply hidup kembali adalah yang tercepat dibandingkan dengan penggunaan baterai pasca main supply putus dan
penggunaan emergency generator pasca main supply hidup kembali. Kesimpulan dari praktikum ini adalah
penggunaan ACOS pada bidang marine sangat diperlukan sebagai alat pengatur perpindahan daya secara otomatis
saat keadaan darurat dengan contoh aplikasinya berupa sistem pengaman genset. Yang mana terdiri dari dua macam
pengaman, yaitu pengaman alarm yang bertujuan untuk menandakan pada operator bahwa ada sesuatu yang tidak
normal dalam pengoperasian mesin, serta pengaman trip yang akan memberhentikan pengoperasian mesin ketika
terjadi sesuatu yang tidak normal dalam pengoperasiannya.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat sebuah kapal sedang berlayar, untuk mencegah dari terjadinya kecelakaan maka keseluruhan sistem
pada kapal haruslah bekerja secara optimal. Pada khususnya sistem navigasi maupun lampu darurat sebagai
penanda keberadaan kapal apabila terjadi kegagalan sistem kelistrikan kapal berupa matinya main source.
Dengan tuntutan beban yang terus aktif meskipun pada keadaan sumber daya listrik utama yang padam,
diperlukan sumber daya alternatif lainnya yang biasanya berupa emergency generator. Dahulu pengoperasian
emergency generator masih mengandalkan operator yang memiliki down time serta ketersediaannya yang
terbatas. Oleh karenanya, Automatic Change Over Switch (ACOS) merupakan solusi untuk mengatasi
permasalahan down time dan keterbatasan dari ketersediaan operator. ACOS bekerja dengan dengan
menggunakan sensor yang mendeteksi terjadinya kegagalan transfer daya dari main source ke beban, sehingga
pensuplaian daya akan dialihkan ke baterai sebagai sumber tegangan sementara untuk menyuplai daya beban
selama sumber alternatif lain berupa emergency generator belum aktif. Kemudian setelah emergency generator
siap, maka terjadi pemindahan pensuplaian daya menjadi emergency generator yang selanjutnya akan
mensuplai daya beban hingga main source berfungsi kembali. Tahapan yang sama juga akan berlaku saat
pemindahan pensuplaian daya dari emergency generator ke main sour, yang mana baterai akan kembali
berfungsi sebagai sumber tegangan sementara selama jeda pemindahan tersebut. Oleh karena pengaruhnya
pada kapal, maka perlu dilakukan praktikum ACOS dalam mata kuliah Listrik Perkapalan agar mahasiswa
dapat mengetahui cara kerja ACOS.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui cara kerja ACOS.
2. Mengetahui diagram rangkaian ACOS.
3. Dapat mengukur dan menganalisa ACOS pada setiap kondisi.
4. Dapat mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pergantian daya tiap bagian.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara kerja ACOS?
2. Bagaimana diagram rangkaian ACOS?
3. Bagaimana cara mengukur serta menganalisa ACOS pada setiap kondisi?
4. Bagaimana cara mengukur waktu yang dibutuhkan dalam pergantian daya tiap bagian?
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Dan Prinsip Kerja ACOS


Automatic Change Over Switch (ACOS) adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pengaturan
perpindahan daya secara otomatis dari main source ke emergency generator ataupun sebaliknya pada saat
keadaan darurat dan saat main source sudah dapat berfungsi seperti semula.
ACOS berprinsip kerja dengan menggunakan Automatic Transver Switch (ATS) melalui sensor dan sistem
Automatic Main Failure (AMF). Dimana pada umumnya ATS akan disandingkan dengan baterai berkapasitas
besar sebagai penopang daya sementara pada jeda perpindahan daya dari main source ke emergency generator
ataupun sebaliknya. Saat sensor mendeteksi tidak adanya sumber tegangan pada main source, maka secara
otomatis penggunaan sumber dayanya akan berpindah dari main source ke baterai sebagai backup tegangan
sementara selama emergency generator belum berjalan. Setelah emergency generator telah siap penggunaan
dayanya akan berpindah dari bateri ke emergency generator untuk seterusnya hingga main source kembali
berfungsi. Sistematika tahapan yang sama juga akan berlaku saat pemindahan daya dari emergency generator
kembali ke main source ketika main source telah aktif kembali. Jika sistem ini dijadikan satu kesatuan maka
akan menjadi Uninterupt Power Supply (UPS). Pada saat keadaan normal dimana beban akan disuplai oleh
main source, baterai akan mengisi dayanya melalui media charger yang terdiri dari rangkaian AC to DC
Converter. AC to DC Coverter ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC yang bertujuan untuk
mengisi daya pada baterai dengan arus DC. Kemudian saat sensor mendeteksi terjadinya kegagalan transfer
daya dari PLN (Main source) ke beban atau Main Failure, maka baterai akan berhenti mengisi dayanya dan
menjadi sumber tegangan sementara bagi daya beban. Namun sebelum menyuplai beban, arus yang keluar dari
baterai akan dikonversi terlebih dahulu melalui rangkaian inverter untuk mengubah arus DC dari baterai
menjadi arus AC untuk masuk ke beban. Pensuplaian daya beban oleh baterai hanya bersifat sementara karena
kapatitas baterai yang cenderung terbatas. Untuk beberapa saat kemudian pensuplaian daya beban oleh baterai
akan digantikan oleh emergency generator yang selanjutnya menopang pensuplaian daya beban menggantikan
main source. Setelah main source kembali aktif, maka emergency generator akan diistirahatkan dan betray
akan kembali mengisi dayanya.

Gambar 2.1 Rangkaian ACOS

(Sumber: Dokumentasi Pribadi Kelompok 3)


2.2 Pengertian Dan Kegunaan Bagian ACOS
2.2.1. Pengertian Dan Kegunaan Main Generator Phase Failure
Generator Phase Failure merupakan alat yang memonitoring keseimbangan tegangan phase pada
main generator maupun pada emergency gerator, namun pemantauan alat ini lebih ditujukan pada main
generator. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi kebakaran yang terjadi karena kesalahan phase
(Phase Failure), yang mana mencegah motor 3 phase atau peralatan operasional lainnya dari starting
pada kondisi 1 phase.

Gambar 2.2.1.1 Phase Failure

(Sumber: http://www.conrad.com/ce/en/product/507155/MKC-phase-failure-relay-ENTES-MKC-06-Phase-failure-relay)

Alat ini berprinsip kerja dengan mendeteksi ketidakseimbangan tegangan phase yang umumnya
terjadi beberapa waktu setelah keadaan normal, yang mana salah satu phase dari sumber 3 phase
menjadi tidak seimbang (Nilainya lebih tinggi atau lebih rendah dari dua phase lainnya). Kemudian
sensor pada main generator phase failure yang membaca ketidakseimbangan tengangan phase tersebut
akan memberikan hasil pembacannya ke PLC untuk selanjutnya memutuskan tindakan yang akan
diambil.

2.2.2. Pengertian Dan Kegunaan Emergency 3 Phase Voltage Relay


Voltage Relay merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi kelebihna ataupun kekurangan
tegangan baik pada main generator maupun emergency, tetapi lebih ditujukan untuk pembacaan di
emergency generator. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan antara tegangan beban dengan tegangan
emergency generator yang semula diam hingga mencapai putaran konstannya. Prinsip kerjanya adalaha
dengan menggunakan sensor untuk mendeteksi apabila terjadi kekurangan ataupun kelebihan tegangan
pada emergency generator yang selanjutnya masukan ini akan dikirimkan ke PLC untuk kemudian
memutuskan tindakan yang akan diambil.

Gambar 2.2.1.2 3 Phase Voltage Relay

(Sumber: http://www.sme.in/protonpower/Three-Phas-%20Voltage-Monitoring-Relay%20-%20VMR-3P.html)
Adapun beberapa kondisi yang dideteksi oleh voltage relay, antara lain:

a.) Undervoltage
Undervoltage merupakan kondisi dimana tegangan sumber dari emergency generator lebih rendah
dari tegangan beban, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan-peralatan yang tersuplai
nantinya.
b.) Overvoltage
Overvoltage merupakan kondisi dimana tegangan sumber dari emergency generator lebih tinggi
dari tegangan beban, hal ini dapat menyebabkan panas yang berlebih pada peralatan yang tersuplai
hingga kebakaran.
c.) Differential
Different merupakan kondisi dimana tidak terjadi kesalahan pada pembacaan sensor voltage relay,
atau setidaknya masih dalam batas selisih tegangan yang telah diprogramkan dalam PLC.

2.2.3. Pengertian Dan Kegunaan PLC


Programmable Logic Controller (PLC) adalah computer elektronik yang memiliki fungsi kendali
untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Alat ini dirancang untuk menggantikan
rangkaian relay equensial dalam suatu sistem kontrol. PLC dapat dikontrol, dikendalikan, dan
dioperasikan oleh operator yang tidak memiliki pengetahuan dibidang pengoperasian computer secara
khusus. PLS sendiri memiliki bahasa pemprograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila
program yang telah dibuat menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan.

Gambar 2.2.1.3 Programmeble Logic Controller (PLC)

(Sumber: https://www.edgefx.in/industrial-applications-of-programmable-logic-controller/)

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program
yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada tergantung dari keadaan pada suatu waktu
tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. Dimana nilai 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi, sedangkan nilai 0 menunjukkan sebaliknya.
PLS ini juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki banyak output.
Penggunaan PLC dalam prakteknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara umum dan secara
khusus. Penggunaan PLC secara umum adalah sebagai berikut:
a.) Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b.) Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan,
tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses
yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk
kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian
yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing,
membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai