Anda di halaman 1dari 11

MODUL 5

Beberapa Teknik untuk


Menganalisis Rangkaian (Lanjutan)

3-4 Linearitas dan Superposisi


Semua rangkaian yang telah kita analisis sampai sekarang (dan yang akan
kita analisis kelak) adalah rangkaian linear. Pada waktu ini kita harus lebih spesifik
dalam mendefiniskan sebuah rangkaian linear. Setelah melakukan hal ini, maka kita
dapat meninjau akibat linearitas yang terpenting, yakni prinsip superposisi. Ini adalah
prinsip dasar, dan kenyataan bahwa superposisi tidak dapat diterapkan untuk
rangkaian yang tak linear, adalah alasan mengapa sangat sukar menganalisis
tangkaian tak linear.
Mula-mula kita definisikan elemen linear sebagai sebuah elemen pasif yang
mempunyai hubungan arus-tegangan linear. Dengan “hubungan tegangan-arus
linear” kita maksudkan bahwa perkalian dari arus (yang berubah terhadap waktu
melalui elemen) dengan sebuah konstanta K mengakibatkan perkalian tegangan
(yang berubah terhadap waktu) dengan sebuah konstanta K. Pada waktu ini, hanya
satu elemen pasif yang telah didefinisikan, yakni tahanan, dan hubungan arus
tegangan
v(t) = Ri(t)
jelas adalah linear. Kenyataannya, jika v(t) digambarkan sebagai fungsi i(t), hasilnya
adalah sebuah garis lurus. Akan kita lihat bahwa persamaan yang mendefinisikan
tegangan–arus untuk induktansi dan kapasitansi adalah juga hubungan linear,
demikian pula persamaan yang mendefinisikan induktansi bersama.
Kita harus juga mendefinisikan sumber tak bebas linear sebagai sumber
tegangan atau sumber arus tak bebas yang tegangan atau keluarannya adalah
sebanding: dengan pangkat pertama dari variabel arus atau variabel tegangan dalam
rangkaian atau, dengan jumlah kuantitas-kuantitas seperti itu. Yakni, sebuah sumber
tegangan tak bebas, v S = 0,6i1 − 14v 2 , adalah linear, tetapi v S = 0,6i12 dan

v S = 0,6i1v 2 tidak linear.


Sekarang kita dapat mendefinisikan rangkaian linear sebagai rangkaian yang
dibentuk seluruhnya dari sumber-sumber bebas, sumber tak bebas linear, dan
elemen linear. Dari definisi ini, dapat diperlihatkan bahwa “respons adalah sebanding
dengan sumber,” atau perkalian semua arus dan tegangan sumber bebas dengan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 1
sebuah konstanta K menaikkan respons dari semua arus dan tegangan dengan
faktor yang sama K (termasuk konstanta keluaran arus atau tegangan sumber tak
bebas).
Teorema Superposisi biasanya muncul dalam bentuk yang serupa dengan
yang berikut :

Di dalam setiap jaringan penahan linear yang mengandung beberapa


sumber, tegangan atau arus yang melalui setiap tahanan atau sumber
dapat dihitung dengan melakukan penjumlahan aljabar dari semua
tegangan atau arus sendiri-sendiri yang dihasilkan oleh setiap sumber
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua suber tegangan bebas lain
diganti oleh rangkaian-rangkaian pendek dan semua sumber arus
bebas yang lain diganti oleh rangkaian terbuka.

Jadi jika ada N sumber bebas, maka kita lakukan N percobaan. Setiap
sumber bebas adalah aktif hanya dalam satu eksperimen. Sebuah sumber tegangan
yang tak aktif adalah identik dengan sebuah hubungan pendek, dan sebuah sumber
arus bebas yang tak aktif adalah sebuah rangkaian terbuka. Perhatikan bahwa
sumber-sumber tak bebas pada umumnya adalah aktif dalam setiap percobaan.

6Ω

ix

+ iS
υS − 9Ω
=2A
=3V

Gambar 3-6: Rangkaian yang mengandung sebuah sumber arus


bebas dan sebuah sumber tegangan bebas yang mudah dianalisis
dengan prinsip superposisi.

Untuk rangkaian dari Gambar 3-6, kita gunakan superposisi untuk menuliskan
ungkapan bagi arus cabang yang tak diketahui ix. Mula-mula kitabuat sumber arus
sama dengan nol dan didapat bagian ix yang ditimbulkan oleh sumber tegangan
sebesar 0,2 A. Selanjutnya jika kita biarkan sumber tegangan sama dengan nol dan
memakai pembagian arus, maka bagian sisa dari ix terlihat sama dengan 0,8 A. kita
dapat menuliskan jawaban terperinci sebagai

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 2
3 6
i x = ix =0
+ ix v =0
= +2 = 0,2 + 0,8 =1,4
ix s 6+9 6+9

2Ω 1Ω

+
ix

+ υ +
10 V − 3A 2ix

_
Gambar 3-7: Superposisi dapat digunakan menganalisis
rangkaian ini dengan mula-mula menggantikan sumber 3 A
dengan sebuah rangkaian hubung terbuka (Open Circuit). Sumber
tegangan tak bebas selalu aktif (kecuali jika ix = 0)

Sebagai contoh pemakaian prinsip superposisi pada rangkaian yang


mengandung sebuah sumber tak bebas, tinjaulah Gambar 3-7. Kita mencari ix, dan
mula-mula kita buat sumber 3 A menjadi rangkaian terbuka. Persamaan mesh
adalah
− 10 + 2i x' + 1i x' + 2i x' = 0
sehingga
i x' = 2
Selanjutnya, kita hubung-pendekkan sumber 10 V dan kita tuliskan persamaan
simpul
v " v " − 2i x"
+ =3
2 1
dan menghubungkan kuantitas pengontrol sumber tak bebas kepada v "

v" = − 2i "
Kita dapatkan
i x" = − 0,6
dan, jadi,
i x = i x' + i x" = 2 − 0,6 = 1,4

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 3
Biasanya ternyata bahwa hanya sedikit, kalau pun ada, waktu yang dihemat dalam
menganalisis sebuah rangkaian yang mengandung satu atau lebih sumber-sumber
tak bebas dengan menggunakan prinsip superposisi, karena harus selalu ada paling
sedikit dua sumber yang beroperasi; sebuah sumber bebas dan semua sumber yang
tak bebas.
Kita harus terus menerus sadar akan batasan superposisi. Ini hanya dapat dipakai
untuk respons liner, jadi respons nonlinear yang paling umum-daya-tidak memenuhi
superposisi. Misalnya, tinjaulah dua batere 1-V yang seri dengan sebuah tahanan 1-
Ω. Daya yang diberikan kepada tahanan jelaslah 4 W, tetapi jika kita secara salah
menggunakan superposisi mungkin kita akan mengatakan bahwa setiap batere
memberi 1 W sehingga daya total 2 W. Ini tak benar.

Soal Contoh
3-4 Gunakan superposisi untuk mencari ix di dalam masing-masing rangkaian
yang diperlihatkan pada Gambar 3-8.

0,1 Ω 0,3 Ω 10 Ω 40 Ω

ix

+ + + +
0,5 A 80 mV − − 3V 1V − −2 V −
ix

(a) (b)

− +

10 V
120 A 50 Ω 150 Ω 40 A

ix

(c)
Gambar 3-8: Lihat Contoh Soal 3-4.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 4
Jawab

(a) Jika sumber arus 0,5 A bekerja maka sumber tegangan 80 mV diganti
dengan rangkaian hubung singkat (Short Circuit) sehingga rangkaian
3-8a menjadi
0,1 Ω 0,3 Ω

0,5 A

−ix
Gambar 3-9a: Gambar 3-8a
(a) dengan mengganti sumber
tegangan 80 mV dengan rangkaian hubung singkat.

sehingga dengan pembagian arus akan didapat respon arus yang


ditimbulkan oleh sumber arus 0,5 A,
0,3
(i x ) 0,5 A = − ⋅ 0,5
0,3 + 0,1
= −0,375 A
jika sumber tegangan 80 mV bekerja maka sumber arus 0,5 A
dihubung pendek
0,1 Ω 0,3 Ω

+
ix 80 mV −
ix

Gambar 3-9b: Gambar 3-8a(a)


dengan mengganti sumber arus
0,5 A dengan rangkaian hubung terbuka.

dengan analisis rangkaian pada loop tunggal maka didapat respon


arus ix yang disebabkan oleh sumber tegangan 80 mV yaitu

80 ⋅ 10 −3
(i x ) 80 mV = = 0,2 A
0,3 + 0,1
sehingga respon arus totalnya merupakan jumlah respon arus yang
disebabkan oleh sumber arus 0,5 A dan sumber tegangan 80 mV

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 5
(i x ) total = (i x ) 0,5 A + (i x ) 80mV
= −0,375 + 0,2
= −0,175 A
= −175 mA

(b) Jika sumber tegangan 3 V bekerja maka kedua sumber tegangan 1 V


dan −2 V dihubung singkat menjadi

10 Ω 40 Ω

ix

+
3V

(b)
Gambar 3-9c: Gambar 3-8b dimana sumber tegangan 1 V dan
−2V diganti dengan rangkaian hubung singkat.

υ 3
(i x ) 3V = = = 0,3 A
R 10
jika sumber tegangan 1 V bekerja maka sumber tegangan 3 V dan −2
V dihubung singkat

10 Ω 40 Ω

ix

+
1V −

(b)
Gambar 3-9d: Gambar 3-8b dimana sumber tegangan 3 V dan
−2V diganti dengan rangkaian hubung singkat

40 1
(i x )1V = − ⋅
40 + 10 10 ⋅ 40
10 + 40
40 1
= − ⋅ = 0,1 A
50 8

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 6
jika sumber tegangan −2 V bekerja maka kedua sumber tegangan 3 V
dan 1 V diganti dengan rangkaian hubung singkat

10 Ω 40 Ω

ix

+
−2 V −

(b)
Gambar 3-9e: Gambar 3-8b dimana sumber tegangan 3 V dan
1 V diganti dengan hubung singkat.
(i x ) − 2V = 0 A (karena tidak dialiri arus)
sehingga total respon arusnya adalah
(i x ) total = (i x ) 3V + (i x )1V + (i x ) − 2V
= 0,3 − 0,1 + 0
= 0,2 A
= 200 mA
(c) Jika sumber arus 120 A bekerja maka sumber tegangan 10 V
dihubung singkat sedangkan sumber arus 40 A dihubung terbuka

120 A 50 Ω 150 Ω

ix

(c)
Gambar 3-9f: Gambar 3-8c dimana sumber tegangan 10 V
dengan rangkaian hubung singkat dan sumber arus 40 A
dengan rangkaian hubung terbuka.
50
(i x )120 A = − ⋅ 120
50 + 150
= −30 A
jika sumber tegangan 10 V bekerja maka kedua sumber arus 120 A
dan 40 A dihubung terbuka

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 7
− +

10 V
50 Ω 150 Ω

ix

(c)
Gambar 3-9g: Gambar 3-8c dengan mengganti sumber arus
120 A dan 40 A dengan rangkaian hubung terbuka (Open
Circuit).
υ 10
(i x )10V = =
Req 50 + 150
= 0,05 A

jika sumber arus 40 A bekerja maka sumber arus 120 A diganti


dengan rangkaian hubung terbuka sedangkan sumber tegangan 10 V
hubung singkat.

50 Ω 150 Ω 40 A

ix

(c)
Gambar 3-9h: Gambar 3-8c dimana sumber arus 120 A
dihubung terbuka sedangkan sumber tegangan 10 V
dihubung singkat.
150
(i x ) 40 A = ⋅ 40
150 + 50
= 30 A
Sehingga total respon arusnya yaitu
(i x ) total = (i x ) 30 A + (i x )10V + (i x ) 40 A
= −30 + 0,05 + 30
= 0,05 A
= 50 mA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 8
Soal Latihan
4. Rangkaian yang dilukiskan pada Gambar 3-10 berisi sumber tak bebas.
Gunakan teorema superposisi untuk mencari arus i.

−4 V
3Ω
− +

5Ω
+
υx +
2Ω 5υx
_ −
2A
i

Gambar 3-10: Lihat Latihan Soal 4.

3-5 Transformasi Sumber


Sumber tegangan ideal didefinisikan sebagai sebuah alat yang tegangan
terminalnya tidak bergantung pada arus yang melaluinya. Sebuah sumber dc 1-V
menghasilkan sebuah arus sebesar 1 A melalui tahanan 1-Ω dan juga sebuah arus
sebesar 1.000.000 A melalui tahanan 1-µΩ; sumber itu dapat memberikan jumlah
daya yang tak terbatas. Tidak ada alat seperti itu dalam peraktek, dan kita
sependapat bahwa sebuah sumber tegangan fisis yang riil, mungkin dapat
dinyatakan oleh sebuah sumber tegangan ideal hanya selama daya atau arus yang
relatif kecil, ditarik dari sumber tersebut. Misalnya sebuah baterai mobil dapat
diaproksimasikan oleh sebuah sumbertegangan dc ideal jika arusnya dibatasi hanya
beberapa ampere. Akan tetapi, setiap orang yang telah pernah mencoba
menghidupkan mobil dengan lampu depan yang menyalah mungkin sudah
mengamati bahwa cahayanya berkura bila baterai diminta memberikan arus starter
yang besar, 100 A atau lebih, sebagai tambahan kepada arus lampu depan. Dengan
kondisi seperti ini, sebuah tegangan ideal akan merupakan contoh yang sangat
buruk sebuah baterai.
Sumber tegangan ideal harus diubah untuk memperhitungkan penurunan
tegangan terminalnya bila arus besar ditarik dari padanya. Kita misalkan kita
mengamati secara eksperimental sebuah baterai yang mempunyai tegangan
terminal sebesar 12 V bila tidak ada arus yang mengalir melaluinya dan tegangan 11
V bila mengalir arus sebesar 100 A. jadi, contoh yang lebih tepat mungkin adalah
sebuah sumber tegangan ideal 12 V yang seri dengan sebuah tahanan melalui mana

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 9
timbul tegangan 1 V jika dilalui arus 100 A. tahanan tersebut haruslah 0,01 Ω, dan
sumber tegangan ideal dan tahanan seri ini membentuk sebuah sumber tegangan
praktis. Jadi, kita gunakan kombinasi seri dari dua elemen rangkaian yang ideal,
yaitu sebuah sumber tegangan bebas dan sebuah tahanan, untuk membuat model
suatu alat riil.
Teorema daya yang sangat berguna dapat dikembangkan dengan referensi
pada tegangan praktis atau sumber arus. Untuk sumber tegangan praktis, maka
daya yang diberikan pada beban RL adalah
2
VS RL
pL = i L RL =
2

( RS + RL ) 2
Untuk mencari nilai RL yang menyerap daya maksimum dari sumber praktis yang
diberikan, kita diferensiasikan terhadap RL :

dp L ( RS + R L ) 2 VS − VS RL (2)( RS + RL )
2 2

=
dRL ( RS + R L ) 4
Dan menyamakan turunan dengan nol, didapat
2 R L ( R S + R L ) = ( RS + R L ) 2

Atau RS = RL

Karena harga-harga RL = 0 dan RL = ∞, keduanya memberikan minimum (pL = 0),


dan karena kita telah mengembangkan ekivalensi di antara tegangan praktis dan
sumber arus, maka telah membuktikan teorema pemindahan daya maksimum
berikut :

Sebuah sumber tegangan bebas yang seri dengan


sebuah tahanan RS atau sebuah sumber arus
bebas yang pararel dengan sebuah tahanan RS,
memberi daya maksimum kepada tahanan beban
RL bilamana RL = RS.

Soal Latihan
5. Dalam rangkaian pada Gambar 3-11 dibawah ini, berapa besar RL : (a) agar
diserap daya maksimum dari jaringan ini dan berapa pL, maks? (b) agar
didapat tegangan maksimum pada RL dan berapa υL, maks ? (c) agar
diperoleh arus maksimum dan berapa iL, maks ?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 10
20 Ω

10 V 60 Ω 90 Ω 180 Ω RL

Gambar 3-11: Lihat Latihan Soal 5.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK 11

Anda mungkin juga menyukai