Anda di halaman 1dari 12

NASKAH DRAMA INDONESIA 2016

“ANDE ANDE LUMUT”


TOKOH-TOKOH :

1. Ande Ande Lumut diperankan oleh Noval Niko Harmanto.


2. Klenting Kuning diperankan oleh Sandra Dwi Lukitasari.
3. Mbok Rondo Dadapan diperankan oleh Sofiya Alif.
4. Klenting Merah diperankan oleh Ulandari Urbaningrum.
5. Klenting Hijau diperankan oleh Adhinda Dinar Lestari.
6. Klenting Biru diperankan oleh Galang Wahyu Pratiwi.
7. Ibu dari klenting diperankan oleh Monica F.F.
8. Ibu Peri (Angsa sakti) diperankan oleh Krisma Cyntia M.
9. Teman/Tetangga diperankan oleh Firda Fortuna Nasich.
10. Teman/Tetangga diperankan oleh Eza Septya.
11. Yuyu kangkang diperankan oleh Moch Bagas Eko.
12. Pegawai kerajaan diperankan oleh Arnando Satria Utama.
13. Pegawai kerajaan diperankan oleh Jonathan Kevin.
14. Narator diperankan oleh Fajarinayah Safira Putri.
Prolog

(Musik jawa hutan)

Alkisah di sebuah Negara yang gemah ripah loh jinawi, yang tentram dan damai. Tiggalah
seorang pangeran yang hiup serba berkecukupan. Pangeran tersebuat adalah putra mahkota yang
akan segera dijadikan penerus tahta berikutnya di kerajaannya. Akan tetapi, pangeran tadi tidak
puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan . Dia ingin mengembara… menyusuri hutan.
Mencari jati diri dan pengalaman hidup. Maka disitulah dimulai awal perjalanan hidup dan
menemukan pendamping hidupnya.

Bagian 1 :

(Musik jawa 1) di hutan.

Tiga orang pemuda, berjalan menyusuri hutan yang lebat. Dia melihat kesekelilingnya,
mungkin ada binatang atau burung yang bisa diburu untuk santap makan malam mereka. Seorang
pemuda tampan, gagah, dan bijaksana terus berjalan menyusuri hutan dengan kedua pengawalnya.
Dan pemuda itu adalah seorang pangeran.

(keterangan: mereka berjalan dengan langkah waspada, perlahan-lahan dan menengok atas bawah
dan melirik kea rah kanan dan kiri untuk mencari binatang buruan).

Ande-Ande Lumut : “Bim.. Bima kamu dimana bim?? Seno?”

Pengawal Bima : “Pangeran.. kamu dimana Pangeran??”

Pengawal Seno : “Kami tak melihat anda pangeran.. anda dimana?”

(Keterangan : Berjalan mundur … kemudian bertabrakan bersama-sama sampai gelimbungan).

Ande – Ande Lumut : “Aduh… kamu itu hati-hati dong”

Pengawal Seno :”Hehe.. maafkan kami pangeran, kami tidak tahu jika dibelakang kami ada
pangeran”

Pengawal Bima :”Betul pangeran..”

(Pangeran menghembuskan nafas dengan kesal dan kasar). Lalu mereka bertiga duduk di sebatang
kayu yang jatuh melintang di tengah hutan.

Ande-Ande Lumut :”Kok tidak ada binatang disini ya? Aku heran”

Pengawal Bima :”Iya pangeran disini sangat sepi.. jangan jangan tempat ini angker hihh”

Pengawal Seno :”Kau itu penakut sekali.. di semua tempat pasti juga ada penunggunya.. sudah kau
jangan berceloteh terus”

Ande-Ande Lumut :”Benar yang dikatakan Seno, tak penting juga kita membahas itu.. Lebih
baik kita lanjutkan perjalanan kita sekarang sebelum matahari terbenam”

Pengawal (2) :”Baikah pangeran”


(Saat mereka hendak berdiri, mereka terkejut melihat sesosok perempuan berkerudung yang berdiri
membelakangi mereka).

Pengawal Bima :”Siapa itu Sen? Jangan-jangan diaaa…..” (ekspresi gemetar ketakutan)

Pengawal Seno :”Sudah jangan bicara yang aneh-aneh..”

Pangeran berjalan mendekati perempuan itu.

Ande-Ande Lumut :”Maaf bu.. boleh saya bertanya?”

(Perempuan itu diam, tidak menjawab dan masih sibuk dnegan kayu bakarnya)>

Ande-Ande Lumut :”Kulanuwun…Bu…”

(Pangeran mendekat pada mbok rondo, dan tiba-tiba mbok rondo berbalik dan kaget melihat
kedtangan pangeran).

Mbok Rondo Dadapan :”Wadalah.. Sopo toh iki? Cah lanang sing ganteng iki..” Sambil
memperhatikan wajah dan pakian pangeran (Dari atas sampai bawah {arah pandang}).

Ande-Ande Lumut :”Saya pengembara bu..maaf ini desa apa?”

Mbok Rondo Dadapan :”Ini desa Dadapan nak.. kamu sedang apa disini?”

Ande-Ande Lumut :”Kami sedang mengembara bu.. tapi kami tersesat di hutan ini”

Mbok Rondo Dadapan :”Wah yawes gini aja. Kamu ikut saja aja, tinggal di rumah saya.. Si mbok
kesepian dirumah, si mbok selama ini hanya sebatang kara. Nanti kamu akan saya jadikan anak
angkat saya. Bagaimana?”

Ande-Ande Lumut :”Wah.. iya Bu saya mau..”

Mbok Rondo Dadapan :”Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kau akan jadi anakku, namamu adalah
ande ande lumut..”

(Pangeran bersama pengawalnya pulang menuju ke rumah mbok rondo).

Bagian 2 :

(Musik Gambang Suling & Suwe ora jamu) Di rumah klenting-klenting.

Di pagi yang cerah Mbok Rondo Klenting berkumpul dengan para putrid-putrinya. Putri-putri
mbok rondo sangat cantik , mereka adalah klenting merah, hijau, dan biru serta salah seorang anak
tirinya yang bernama klenting kuning.

Mbok Rodo sangat mencintai dan menyayangi anak-anaknya terkecuali klenting kuning ,
sebagai anak tirinya dia sangat dibedakan dengan saudara-saudaranya yang lain. Klenting kuning tiap
harinya tak luput dari pekerjaan mengurus rumah. Tapi tak satupun dari saudara-saudaranya
ataupun Mbok Rondo mau membantuya.
Ruangan sebuah rumah sederhana. Tampak rapid an bersih. Meja dan kursi tertata rapi
ditengah ruangan, dipojok kanan terdapat meja kecil. Klenting merah dan klenting biru tampak
sedang bersolek. Klenting kuning masuk dengan baki ditangan. Diatas baki ada minuman dan
makanan kecil.

Klenting merah : “ayo kuning sini.sisir rambutku !”

Klenting kuning :”( sambil menyisir klenting merah ) kakak cantik sekali.

Klenting biru :”(sinis, menirukan kata-kata klenting kuning) kakak cantik sekali..(tidak sabar)
tidak usah menjilat. Ayo, cepat selesaikan pekerjaanmu, setelah itu pegangi cerminku.

Klenting Hijau :”Jangan mengurusi mereka saja, cepat ambilkan aku baju”

Tiba-tiba terdengar panggilan dari dalam

Ibu :”kuning!!! Cepat kemari!!

Klenting kuning terburu- buru mengambil bakinya.klenting merah menggerutu sambil


memakai pensil alis. Klenting biru memakai lipstick. Ibu tiba-tiba muncul dan mengejutkan klenting
kuning. Baki yang dibawanya terjatuh semua terkejut. Pensil alis mencoreng kening klenting merah.
Lipstick menccoreng pipi klenting biru. Dan bedak yang dipegang Klenting hijau jatuh ke lantai.

Ibu :”(marah) dasar, anak malas ! dipanggil tidak segera datang. Malah bikin ribut
saja. Kalau sampai ada barang-barang yang rusak,kuhukum kau tidak makan tiga hari. Cepat masak
untuk kami!”

Klenting kuning :”Baiklah bu” (bejalan pelan dan menunduk).

Bagian 3 ;

Mbok Rondo bersenandung (nyanyi jawa tapi hanya irama saja) di teras sambil menyisir rambut
klenting merah dan yang lainnya kecuali klenting kuning.

(Klenting kuning sedang menyapu teras rumah).

Klenting menengok ke sumber sana. Dari halaman rumah terdengar pembawa berita (pengawal)
memukul bande berkali-kali sambil teriak.

Pembawa berita : “pengumuman, pengumuman ! ada jejeka mencari calon istri!!.”

Kelenting merah + klenting biru+hijau : “ (wajah berbinar,berlari keluar.) apa itu ??

Ibu :”tunggu,nak! Wajah kalian…(berkata sendiri) aduuh! Wajah blepotan


begitu mau ketemu orang.”

Kelenting merah, klenting hijau dan kelenting biru kembali masuk sambil menggandeng seorang
leleki

yang tampak kebingungan.


Pembawa berita : “walah saya mau diapakan ini?”

Kelenting merah, klenting hijau dan klenting biru mendudukkan leleki pembawa berita di kursi dan
menjamunya. Pembawa berita melihat klenting merah dan klenting biru lalu tertawa sambil
memegang perutnya. Klenting biru, klenting hijau dan klenting merah kebingungan. Ibu mengalihkan
perhatian.

Ibu :” hey pemuda jelek!! Cepat ceritakan pengumuman yang kau bawa! Siapa yang
nencari istri? Pasti bukan kau sendiri, kan?

Klenting kuning mengintip, ingin tahu berita itu.

Pembawa berita :” wahh… sabar bu! Saya segera ceritakan kabar yang menggemparkan gadis-
gadis di kadipaten ini. Iya, bukan sya yang cari calon istri. Lha wong , gadis-gadis itu sudah rebutan
saya, kok. Tidak usah pakai pengumuman.

Ibu :” jangan banyak cakap ! ceritakan saja beritanya!

Pembawa acara :“di desa sebrang sana, tepatnya di desa dadapan, ada seorang perjaka gagah
lagi rupawan mencari seorang pendamping hidup. Namanya Ande Ande Lumut. Gadis-gadis yang
ingin menjadi istri nya diminta dating ke rumah mbok rondo dadapan. Nanti si Ande Ande Lumut
akan memilih salah satu dari mereka.”

Klenting merah :” oh kakanda Ande Ande Lumut ! ibu, ijinkan kami ke desa dadapan.”

Klenting biru :”benar, bu. Pasti dia akan memilih salah seorang dari kami.

Klenting Hijau :”Dan orang itu pasti kau hehehe” (terkikik)

Pembawa berita :”(tertawa terpingkal-pingkal) haa,ha,ha,ha ya, yaa…kalau ande-ande lumut


memilih kalian, pasti hidupja penuh tawa, didampingin badut-badut lucu, hahahahaa…”

Pembawa berita berjalan keluar.ibu memarahi anak-anaknya.

Ibu :”kenapa kalian ini jadi bodoh? Memperlihatkan muka seperti itu dihadapan
orang lain!”

Klenting biru :”kenapa,bu? Bukankah kami cantik dan menawan? Iya kan, kak? (menengok
kearah klenting merah dan terkejut) alismu!”

Klenting merah :”(sambil memegangi alis,melihat klenting biru) biru, pipimu!”

Keduanya mengambil cermin dan histeris.

Tak lama kemudian, klenting kuning yang dari tadi hanya mendengar percakapan
saudaranya, mendekati ke mbok rondo.

Klenting kuning :”Mbok kulo badhe matur…”

Mbok Rondo Klenting :”Matur opo..?” (Tanyanya dengan nada sinis).


Klenting Kuning :”Gini mbok.. ehh.. anu..saya juga ingin pergi ke desa dadapan untuk bertemu
kakanda Ande Ande Lumut seperti kakak kakak klenting yang lain..”

Mbok Rondo Klenting :”Oh gitu.. yasudah gapapa sini kamu aku dandani juga.. biar si Ande-Ande
lumut bisa kepincut sama kamu” (Nada menyindir).

Lalu mbok rondo mengusapkan angus dandang (hitam) ke wajah klenting kuning.

Mbk Rondo Klenting :”Nah.. sudah, sekarang kamu cuci dandangitu sampai bersih dan mengkilat
.. Cepat sana! Pergi!”

Bagian 4 :

Klenting kuning mencuci dandang yang sangat kotor dan berkerak di sungai. Wajahnya sedih
dan menangis.

Tiba-tiba tetangga sekaligus teman klenting kuning dating.

Teman (Riri) :”Hei .. kenapa kau bersedih klenting kuning? Apakah ibumu kembali menyiksamu?”

Klenting kuning :”Seperti yang kau lihat saat ini.. Aku tak diperbolehkan ibuku pergi ke desa dadapan
sebelum menyelesaikan tugas ini” (Ucapnya sambil termenung)

Teman (Riri) :”Oh.. kau juga mau menemui perjaka tampan di desa seberang ya..,? kami juga
nanti akan pergi kesana”

Klenting Kuning :”Tapi sepertinya aku tak bisa pergi.. lihatlah! Dandang ini sangat kotor bagaimana
aku bisa membersihkannya hanya dalm waktu setengah jam?”

Teman (Sasi) :”Sudahlah jangan bersedih,aku tau kau orang yang kuat, Kalau begitu kami pergi
dulu ..semoga pekerjaanmu cepat selesai dan sampai jumpa di desa dadapan”

Teman klenting kuning berlari kecil-kecil dengan melambaika tangan meninggalkan klenting kuning.

Klenting kuning :” oh, dewata yang agung. Kapankah kebahagiaan kembali hadir dalam
hidupku? Sudah sekian lama aku lewati. Siska dari kaka dan ibupun sudah kujalani!dengan tabah.
Kini datanglah kesempatan itu. Tapi…(menghela nafas) ingin rasanya kuikuti hatiku. Pergi kedesa
dadapan menemui kanda ande-ande lumut. Dia pasti sudah mencariku kemana-mana. Tapi aku
harus membersihkan dandang ini. Dan aku tidak boleh kembali sampai dandang ini mengilat seperti
baru. Tidak mungkin aku sempat datang kesana. (menghela nafas) adakah jalan keluar…”

Tiba-tiba asap menggumpal memenuhi ruangan. Muncul cahaya memilau disusul

datangnya seekor bangau sakti. Klenting kuning terkejut.

Bangau sakti :” jangan khawatir, klenting kuning. Akan ku Bantu kau membersihkan dandang
itu.”
Klenting kuning :”apakah kau sungguh bisa membuat dandang ini mengilat seperti baru, wahai
bangau yang baik? “

Bangau sakti :”tentu saja”

Bangau membersihkan dandang dengan paruhnya. Dalam sekejap dandang kembali

mengilat seperti baru. Klenting kuning menerima dandang dengan sangat senang.

Klenting kuning :”wah! Terima kasih sekali. Bangau sakti. Aku tak akan bisa membalas jasamu.”

Bangau sakti :”tidak perlu, klenting kuning. Kesabaran dan ketabahanmu membuatmu
berhak mendapatkannya. Kini saatnya sudah tiba. Ikutilah kata hatimu pergilah kedesa dadapan dan
temuilah ande-ande lumut. (mengekuarkan sebatang lidi) terimalah lidi ini. Gunakan dengan bijak
sana disaat engkau membutuhkannya. Kebahagiaan sudah menunggumu.”

Klenting kuning :” terima kasih! Terima kasih, Bangau sakti!

Adegan 5:

Sebuah sungai tempat yuyu kangkang berkuasa. Jalan satu-satunya untuk menuju desa

dadapan. Siapa pun yang lewat harus memberikan imbalan. Lalu muncul klenting merah

dan klenting biru.

Klenting biru :” aduuhh.. bagaimana ini, kak kita tidak bisa melewati sungai ini.”

Klenting hijau :”Iya .. bagaimana ini??”

Klenting merah :”iya. Tidak mungkin aku berenang ke sebrang. Bisa-bisa bedakku luntur dan
badanku basah semua.”

Yuyu kangkang :”wah,wah,wah… sungguh beruntung aku hari ini. Bertemu gadis-gadis cantik
laksana bidadari, berparas elok menarik hati. Hai gadis-gadis cantik! Apakah kalian akan
menyebrang?”

Klenting merah :”benar sekali kami akan pergi ke sebrang. Maukah kau membantu kami?

Yuyu kangkang :”ooo….dengan senang hati akan ku sebrangkan, gadis cantik ini,

tapi…”

klenting hijau :”tapi apa? Berapa biaya yang harus kami bayarkan?”

yuyu kangkang :”wuahhhaaa…. Aku, yuyu kangkang, tidak butuh uang sekarag.”

Klenting merah :”engkau sungguh baik, wahai yuyu kangkang.”

Klenting biru :”Ini pertanda bagus. Tentu kami akan di terima oleh ande ande lumut.”
Klenting merah :”benar adikku mari kita segera menyebrang. Tak sabar rasa hatiku ingin segera
disunnting ande ande lumut. Yuyu kangkang ayo segera sebrangkan kami!.”

Yuyu kangkang :”eit, tunggu dulu! Emang aku tidak butuh uang saat ini, tapi kau memberiku
upah lain,”

Klenting hijau :”upah yang lain? apa itu?”

Yuyu kangkang :”bukan hal yang sulit, aku mau menyebrangkan gadis-gadis cantik sperti kalian
hanya dengan satu syarat. Yaitu kalian harus jadi pengikutku.”

Klenting merah, klenting hijau dan klenting biru sangat terkejut. Mereka berunding, sementara yuyu

kangkang membayangkan upah yang akan dia terima.

Klenting biru :” bagaimana ini, kak? Masa kita jadi pengikut makhluk jelek itu… iuh banget
deh…. Iiihhh.. !!

Klenting merah :” iya, siih. Tapi kalau tidak begitu kita tidak akan bias bertemu degan ande
ande lumut. Bagaimana yah..?? hmm… sudahlah kita bayar saja upahnya toh,ande ande lumut tidak
akan tahu.”

Klenting hijau :”bener juga ya, baiklah yang penting kita bias sampai ke tempat ande ande
lumut

Yuyu kangkang :” bagaimana, gadis cantik?”

Klenting merah :” baiklah kami akan penuhi persyaratanmu.”

Yuyu kangkang :”ehheeehhee… mari, mari! Kita segera berangkat kesebrang.”

Yuyu kangkang menyebrangkan klenting merah dan klenting biru.(sambil keluar

panggung, dari sisi panggung yang lain muncul klenting kuning.)

klenting kuning :”sungai begini lebar dan dalamnya. Bagaimana aku akan kesebrang? Tak ada
rakit atau jembatan yang bisa kugunakan. Apa mungkin aku bisa bertemu ande ande lumut? (yuyu
kangkang masuk dari sisi yang berlawanan.) wahai sang yuyu, apakah kau penjaga sungai ini?”

yuyu kangkang :”betul, aku yuyu kangkang penjaga sungai ini. (berkata pada diri sendiri) wah,
ini sih Cuma gadis jelek,kumal, dan bau.”

Klenting kuning :”maukah kau menolongku menyebrangi sungai ini?”

Yuyu kangkang :”(dengan malas) boleh saja, tapi kau harus membayar 2 keti.”

Klenting kuning :”aduhh, aku tidak punya uang sepeser pun.”

Yuyu kangkang :”(dengan malas) sudah ku kira, hmm…. Kalau begitu, kau boleh kusebrangkan.
Tapi sebagai gantinya kau harus menjai pengikutku.
Klenting kuning :” apa? Upah macam apa itu? Aku tak sudi menjadi pengikutmu!.”

Yuyu kangkang :”ya sudah menyebrang saja sendiri. Toh, ande ande lumut tak mau gadis jelek
dan bau sepertimu. Yang cantik-cantik saja sudah banyak yang ia tolak.”

Klenting kuning :”berarti belum ada gadis yang ia terima.. baiklah kalau kau tidak mau
menyebrangkanku.(berfikir) dagaimana ini? (berfikir kembali, lalu mengeluarkan lidi pemberian
bangau sakti.). duh dewata yang agung, bantulah aku menuju tempat kanda ande ande lumut.
Terimalah ini yuyu kangkang.!”

Klenting kuning memukulkan lidi ke air sungai. Seketika air sungai menyusut hingga

lama sekali kering. Klenting kuning dengan santai menyebrangi sungai.

Yuyu kangkang :”ya ampun gadis sakti. Tolong kembalikan air sungai ini. Aku bisa mati
kekeringan jika tak ada air. Kalau tak ada orang yang menyebrang, aku juga tidak bisa dapat uang.
Kasihanilah aku.”

Klenting kuning :”sudah banyak korban yang menjadi keserakahanmu. Sekarang kau harus
membayar prilakumu itu. Tunggulah hingga senja hari nanti. Air sungai ini akan kembali melimpah
bila engkau berjajni tidak akan serakah dan memanfaatkan orang lain. Kau harus menolong dengan
tulus dan ikhlas tidak menuruti nafsu serakahmu.”

Yuyu kangkang :”baiklah aku berjanji. Akan ku ingat kata-katamu. Terimakasih, gadis sakti.”

Bagian 6 :

Di sebuah desa beranma dadapan, mbok rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah s
Ande-Ande Lumut sedang mengaji di salah satu bilik ruangan di dalam rumah itu. Menunggu belaha
hatinya yang telah dijanjikan tuhan untuknysa.

(Klentin merah, hijau, dan biru berjalan memasuki pekarangan rumah mbok rondo dadapan).

Assalamualaikum…

Mbok Rondo dadapan :”Waalaikumsalam… Siapa itu?”

Klnting merah :”Saya klentig merah..”

Klenting hijau :”Saya kleting hijau..”

Klenting Biru :”dan saya klenting biru..”

Mbok Rodo Dadapan :”Wah.. ada apa gerangan gadis-gadis cantik ini dating kemari?”

Klenting merah :”kami mau menemui Ande-Ande Lumut mbok”

Klenting Hijau :”Iya .. itu benar sekali”

Klenting Biru :”Apakah ande-ande lumutnya ada mbok?”


Mbok Rodo dadapan :”Oh.. Ada ada, sebentar yaa .. si mbok panggilkan

(Mulai bernyanyi)

Mbok Rondo Dadapan :”Putraku si ande-ande lumut… temuruno ono putrid kang unggah-unggahi..
putrine ngger sing ayu rupane … klenting abang iku asmane.. “

Ande-Ande Lumut :”Duh ibu.. kulo mboten purun.. aduh ibu.. kulo mboten medun.. najan ayu
sisane si yuyu kangkang..”

Mbok Rondo dadapan :”Wahh.. ora gelem iki nduk”

Klenting Biru :”Coba kula mbok…”

Mbok Rondo Dadapan :”Putraku si ande-ande lumut… temuruno ono putrid kang unggah-unggahi..
putrine ngger sing ayu rupane … klenting biru iku asmane.. “

Ande-Ande Lumut :”Duh ibu.. kulo mboten purun.. aduh ibu.. kulo mboten medun.. najan ayu
sisane si yuyu kangkang..”

Mbok Rondo dadapan :”Wahh.. ora gelem iki nduk”

Klenting Hijau :”Coba kula mawon mbok..”

Mbok Rondo Dadapan :”Putraku si ande-ande lumut… temuruno ono putrid kang unggah-unggahi..
putrine ngger sing ayu rupane … klenting hijau iku asmane.. “

Ande-Ande Lumut :”Duh ibu.. kulo mboten purun.. aduh ibu.. kulo mboten medun.. najan ayu
sisane si yuyu kangkang..”

Mbok Rondo dadapan :”Wahh.. ora gelem kabeh iki nduk”

(Datanglah klenting kuning kea rah mbok rondo dadapan)

Assalamualaikum

Mbok rondo dadapan :”Waalaikumsalam… sopo iku yo?”

Klenting kuning :”Saya klenting kuning mbok… saya ingin melamar ande-ande lumut”

Mbok rondo dadapan :”Opo? Arep ngelamar anakku????? Kamu gak ssalah?”

Klenting merah :”La iyo… wajahmu jelek, kamu juga bau sekali.. akau saja ditolak, apalagi
kamu”

Mbok Rodo dadapan :”Putraku si ande ande lumut … temuruno ono putri kang unggah-ungguhi..
putrine kang olo rupane…klenting kuning kang dadi asmane”

Ande ande lumut :”aduh ibu…kulo inggih purun.. dalem putro inggih bade medun , najan olo
meniko kang putro.. suwun”

MboK Rondo :”Loh opo tidak salah toh ande ande lumut?”
Ande ande lumut :”Tidak bu.. ini adalah pilihan saya”

Mbok Rondo “Jika tu memang pilhanmu.. ibu akan merestuimu”

Ande ande lumut :”Ibu saya ingin mengatakan sesuatu..”

Mbok rondo :”Apa itu nak? Katakanlah”

Ande ande lumut :”Ibu… sebenarnya saya adalah seorang pangeran yang sedang
mengembara, untuk mencari pengalaman hidup”

Mbok rondo :”AAA.. Aa.. Appaa??? P.. pa.. PANGERAN??” (tergagap).

Klenting-Klenting :”WHAT??? Pangeran..??? ah tidak???”

Klenting-klenting pingsan.

Ande ande lumut :”iya simbok. Dia bukan sisa dari yuyu kangkang.dengarkanlah kalian semua,
jangan melihat orang dari luarnya tapi ketahuilah hati dan jiwanya. Sungguhpun dari luar klenting
kuning tampak buruk rupa, namun kemurnian pekertinya, ketulusan hatinya dan kesucian jiwanya
membuatnya jauh lebih cantik dan bersinar diantara gadis-gadis lain. Ketahuilah bahwa kelenting
kuning sesungguhnya adalah Dwi Galuh Candrakirana, putrid kerajaan Daha. Sebenaranya aku
adalah pangeran Panji Inu Kertapatih dari kerajaan Kediri. Sudah bertahun-tahun aku mencari
tunanganku yang hilang dibawa angina putting beliung ini. Sekarang aku sudah menemukannya. Aku
akan membawanya kembali pulang ke kerajaan Daha. Terimakasih atas kebaikanmu selama ini Mbok
Rondo Dadapan.”.

Orang-orang terkejut lalu menunduk dan menghaturkan sembah.

Anda mungkin juga menyukai