BAB I
TINJAUAN TEORI
1
2
24 Bulan √ √ √ √ √
30 Bulan √ √ √ √
36 Bulan √ √ √ √ √ √ √ √
42 Bulan √ √ √ √ √ √
48 Bulan √ √ √ √ √ √ √
54 Bulan √ √ √ √ √ √
60 Bulan √ √ √ √ √ √ √
66 Bulan √ √ √ √ √ √
72 Bulan √ √ √ √ √ √ √
Sumber : Kemenkes RI.2012.Pedoman Pelaksanaan SDIDTK.
Keterangan:
Tanda * Deteksi dilakukan atas indikasi.
a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status
gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
b) Pengukuran Berat Badan (BB)
Menggunakan timbangan injak
(1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak
mudah bergerak.
(2) Lihat posisi jarum atau angka, harus menunjuk ke angka 0.
(3) Anak sebaiknya mamakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan
tidak memegang sesuatu.
(4) Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
(5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
(6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan.
(7) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke
kanan dan ke kiri.
4
(8) Puji anak setiap kali dapat mencocokkkan posisi kartu “E”
yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
(9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan
cara yang sama.
(10) Tulis baris. “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada
kertas yang telah disediakan:
Mata kanan : ............... Mata kiri : ........................
(11) Interpretasi:
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan
melihat sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua
mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E”,
artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu “E” yang
dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang
ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami
gangguan daya lihat.
(12) Intervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat,
minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila
pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat
sampai baris yang sama, atu tidak dapaat melihat baris
yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke RS dengan
menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri,
atau keduanya).
b. Deteksi Penyimpangan Mental Emosional
Adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui,
maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
12
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu:
1) Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak Prasekolah
(Kuesioner Masalah Mental Emosional / KMME bagi anak umur
36 bulan sampai 72 bulan.)
a) Tujuannya adalah untuk mendeteksi secar dini adanya
penyiimpangan masalah mental prasekolah.
b) Alat yang digunakan adalah KMME yang terdiri dari 12
pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan.
c) Cara melakukan:
(1) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas, dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME
kepada orangtua / pengasuh anak
(2) Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
d) Interpretasi
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional
e) Intervensi
(1) Bila Jawaban YA hanya 1
(a) Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan
Buku Pedoman Pola Asuh Yang Mendukung
Perkembangan Anak.
(b) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada
perubahan rujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak.
(2) Bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih:
Rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/
tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi
mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan
13
e) Intervensi:
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
3) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada Anak Prasekolah.
a) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
pada anak umur 36 bulan ke atas.
b) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini GPPH
c) Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
(1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini
GPPH. Jelaskan pada orangtua/pengasuh anak untuk tidak
ragu-ragu atau takut menjawab.
(2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH.
(3) Keadaan yang ditanyakan/ diamati pada anak dimanapun
anak berada.
(4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
d) Interpretasi:
(1) Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
“bobot nilai” berikut ini dan jumlahkan nilai masing-
masing jawaban menjadi nilai total.
(a) Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada
anak.
(b) Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak
15
1) Bila ada skor menolak pada satu aitem tes atau lebih total di
sebelah kiri garis umur atau menolak pada lebih dari satu aitem tes
yang ditembus garis umur pada daerah 75%-90%
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
Namun ada juga teori lain yang digunakan untuk menilai tumbuh kembang
anak, antara lain sebagai berikut:
1. Ukuran Antropometik
Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok :
a. Tergantung umur
1) BB terhadap umur
2) TB terhadap umur
3) Lingkar kepala terhadap umur
4) Lila terhadap umur
b. Tidak tergantung umur
1) BB terhadap TB
2) Lila terhadap TB
Lain-lain : LILA dibandingkan dengan standar/baku, lipatan kulit,
pada trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku,
kemudian hasil pengukuran antropometrik dengan suatu baku tertentu
misalnya baku Harvard, NCHS atau baku nasional (Soetjiningsih, 2012
: 37 – 38)
2. Berat badan (BB)
Indikator BB dimanfaatkan untuk :
a. Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis
tumbuh kembang dan kesehatan.
b. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.
c. Dasar penghitung dosis obat dan makan yang perlu diberikan
(Soetjiningsih, 2012: 38)
Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus diikuti oleh
Behrman, 1992 yaitu :
Perkiraan BB dalam kg
20
a. Lahir : 3,25 kg
umur (bulan) 9
b. 3 – 12 bulan :
2
c. 1 – 6 bulan : umur (tahun) x 2 + 8
d. 6 – 12 tahun : umur (tahun) x 7 - 5
3. Tinggi badan (TB)
Merupakan ukuran antrompmetri kedua yang terpenting, keistimewaannya
adalah pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal
dicapai. Kenaikan TB berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa
bayi, kemudian melambat pesat kembali (Adolesen) melambat lagi dan
berhenti umur 18 – 20 tahun.
Tinggi rata-rata pada waktu lahir = 50 cm
Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
a. 1 tahun : 1,5 x TB lahir
b. 4 tahun : 2 x TB lahir
c. 6 tahun : 1,5 x TB lahir
d. 13 tahun : 3 x TB lahir
e. Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
Perkiraan tinggi badan dalam centimeter
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 – 12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77 (Soetjiningsih, 2012: 21)
4. Lingkar kepala
a. Lingkar kepala saat lahir ± 34 cm
b. Pada umur 6 bulan ± 44 cm
c. Pada umur 1 tahun 47 cm
d. Pada umur 2 tahun 49 cm
e. Dewasa 54 cm
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti perkembangan otak, demikian pula
sebaliknya. Pada bayi baru lahir berat otaknya ¼ berat otak dewasa, tapi
21
Gizi ibu yang jelek sebelum hamil maupun saat hamil lebih sering
mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR) atau lahir mati, tapi jarang
menyebabkan kelainan bawaan. Selain itu, dapat juga mnyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, BBLR
mudah mendapat infeksi, abortus dan sebagainya. Anak yang lahir dari ibu
kurang gizi pula dan anak mudak mendapat infeksi. Jika bayi tersebut
wanita, akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tingginya kurang
pula (Ngastiyah, 2005 : 3-4).
1) Riwayat Perinatal
Trauma kepala akibat pesalinan akan berpengaruh besar dan dapat
meninggalkan cacat permanen. BBLR yang disertai asfiksia berat dapat
terjadi paralisis serebralis, hiperbilirubinemia disertai kernikterus, IRDS
(idiophatic respiratory distress syndrome) asidosis metabolik, dan
meningitis atau ensefalitis (Ngastiyah, 2005 : 4).
2) Riwayat Postnatal
Pemberian ASI sedini mungkin segera bayi setelah lahir merupakan
stimulus dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan bagi bayi
selain nilai gizi yang tinggi ASI juga mengandung zat anti yang
melindungi bayi dari berbagai macam infeksi. Di samping itu, bayi juga
merasakan sentuhan, kata-kata, dan tatapan kasih sayang dari ibunya
serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbang bayi.
Keuntungan bagi ibu, juga adanya sekresi hormon oksitosin yang
mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan, dan prolaktin
akan mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai efek menarangkan
kehamilan. Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak.
Kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa karena makanan
diperlukan juga untuk prtumbuhan. Dalam hal ini, diperlukan
kecukupan tersedianya makanan dan keamanan pangan (food safety)
ialah terbebasnya makanan dari berbagai racun fisika, kimia, dan
biologis yang dapat mengancam kesehatan anak. Untuk
25
g. Riwayat imunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun sudah mendapat
imunisasi lengkap. (Soetjiningsih, 2012: 7)
Tabel 1.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Sesuai Usia Bayi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 1
1 bulan BCG
2 bulan HB2, DPT1, polio 1
3 bulan HB3, DPT2, polio 2
4 bulan DPT3, polio 3
9 bulan Campak, polio 4
Sumber : (Depkes RI, 1997:27)
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya, seperti : protein, lemak, karbohidrat dan
mineral serta vitamin.
(depkes.RI.1992)
1) Kebutuhan
Kebutuhan energi
1000 + (100 x 2,25) =1225 kalori
Kebutuhan protein
10 % x 1225 = 122,5 kal
Kebutuhan lemak
20 % x 1225 = 245 kal
2) Kualitas / komposisi
a). Karbohidrat : nasi, roti, ubi.
b). Protein : hewani, meliputi: ayam, telur, daging, ikan. Dan
nabati, meliputi: tempe, tahu.
28
Keterangan
Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-
1oC, masih dalam batas normal (Depkes RI, 1993 : 8).
b). Nadi
(1) Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis bagi
anak umur lebih 1 tahun, sedangkan pada bayi
menggunakan stetoskop pada apex jantung. Nadi dihitung
dengan waktu satu menit, dan kemungkinan iramanya
kurang teratur.
(2) Nilai nadi pada anak (denyut permenit)
Tabel 1.5 Nilai Nadi Pada Anak
Usia Waktu bangun Tidur Demam
Bayi baru lahir 100-180 80-160 > 220
1 minggu 3 bln 100-220 80-200 > 220
3 bln-2 tahun 80-150 70-120 > 200
2-10 tahun 70-110 60-90 > 200
10 thn-dewasa 50-90 50-90 >200
Sumber : Depkes RI, 1993 : 9
c). Pernafasan
Pernafasan anak dihitung sama dengan pada orang dewasa,
kecuali pada bayi dhitung dari gerakan diafragma, atau gerakan
abdominal, pernafasan tersebut dihitung dalam waktu 1 menit
Tabel 1.6 Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur :
Umur Nilai pernafasan/menit
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
31
10-12 tahun 19
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16-18
Sumber : Depkes RI, 1993 : 9
3. Analisa Data
Menurut Depkes (2001) data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan
metode sebagai berikut :
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya.
b. Untuk mencari hubungan sebab akibat
c. Menentukan masalah yang terjadi
d. Menentukan penyebab utamanya
e. Menentukan tingkat masalah
B. Diagnosa Kebidanan
Anak sehat, umur tahun, jenis kelamin, status gizi ..., fase tumbuh kembang
sesuai umur, keadaan umum baik,.
Dengan kemungkinan masalah :
1. Terlambatnya perkembangan motorik sehubungan dengan kurangnya
kesempatan anak belajar.
2. Resiko sakit sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
3. Potensial cidera sehubungan dengan tumbuh kembang anak
C. Perencanaan
1. Diagnosa : Anak sehat, umur……, jenis kelamin…….., status gizi………,
pertumbuhan……., perkembangan……..
Tujuan : Tumbuh kembang anak optimal
Kriteria : Tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya
Intervensi
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
R/ ibu merasa dihargai dan bangga karena mampu mengasuh anaknya.
b. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan
tahap perkembangan anak
R/ mengetahui tumbuh kembang anak sesuai umurnya
c. Anjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak
R/ ibu memantau secara dini tumbuh kembang anak sesuai umurnya
34
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
Tempat Pengkajian : BPM Bidan Sulastri, S.ST
Tanggal Pengkajian : 20 Februari 2017 Jam 10.30 WIB
1. Pengumpulan Data
a. Data Subyektif
1) Biodata Anak
Nama : An. “A”
Umur : 69bulan
TTL : 23 Mei 2011
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke : 3 dari 4 bersaudara
Biodata Orang tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. “D” Tn “N”
Umur : 35 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : IRT SWASTA
Penghasilan : - -
Alamat : Cepoko, Magetan.
2) Keluhan Utama
Anak dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai keluhan apapun.
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dulu
37
38
LK : 50 cm interpretasi normal
3. Analisa data
LK : 50 cm interpretasi normal
B. Diagnosa Kebidanan
Anak sehat, usia 69 bulan, laki-laki, status gizi normal, pertumbuhan dan
perkembangan normal, tidak ada gangguan mental emosional pada anak,
keadaan umum baik, prognosa baik.
C. Perencanaan
Tanggal 13 Februari 2017, pukul 10.40 WIB
1. Diagnosa :
Anak sehat, usia 69 bulan, laki-laki, status gizi normal, pertumbuhan
dan perkembangan normal, tidak ada gangguan mental emosional pada
anak, keadaan umum baik, prognosa baik.
Tujuan : Tumbuh kembang anak optimal dan sesuai
Kriteria : Tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya
Intervensi:
a. Jelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
R/ Ibu menjadi tidak khawatir lagi jika anak mengalami kegagalan
saat dites, tapi sebaiknya diberi rangsangan atau stimulasi.
b. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
R/ ibu merasa dihargai dan bangga karena mampu mengasuh anaknya.
c. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan
tahap perkembangan anak
R/ mengetahui tumbuh kembang anak sesuai umurnya
d. Anjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak
R/ ibu memantau secara dini tumbuh kembang anak sesuai umurnya
46
D. Pelaksanaan
Tanggal 13 Februari 2017, pukul 10.45 WIB.
Diagnosa :
Anak sehat, usia 69 bulan, perempuan, status gizi normal, pertumbuhan dan
perkembangan normal, tidak ada gangguan mental emosional pada anak,
keadaan umum baik, prognosa baik.
Implementasi:
1. Melakukan pendekatan kepada orangtua dan anak
2. Menjelaskan pada ibu tentang tujuan dari dilakukannya DDST untuk
mengetahui tingkat perkembangan anak.
3. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa
perkembangan anak sesuai
4. Memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan
baik
4. Menganjurkan ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan
tahap perkembangan anak
5. Menganjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap
saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak seperti
:
Gerak Kasar :
Dorong anak main bola, permainan menjaga keseimbangan tubuh,
berlari, lompat dengan satu kaki, lompat jauh.
Gerak halus :
Bantu anak mengurutkan kegiatan, membuat sesuatu dengan tanah liat,
bantu anak bertukang memakai palu, gergaji, dan paku, bantu
47
E. Evaluasi
Tanggal 20 februari 2017, pukul 11.00 WIB.
Diagnosa :
Anak sehat, usia 69 bulan, Laki-laki, status gizi normal, pertumbuhan dan
perkembangan normal, tidak ada gangguan mental emosional pada anak,
keadaan umum baik, prognosa baik.
S :
1. Ibu mengatakan mengerti tentang tujuan pengkajian tumbuh
kembang anaknya.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
50
LAMPIRAN
50