net/publication/320583463
Hubungan antara Depresi dengan Kualitas Hidup pada Ibu Hamil Berisiko
Tinggi
CITATION READS
1 2,423
2 authors, including:
Endang Fourianalistyawati
University of Wisconsin–Madison
53 PUBLICATIONS 17 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Endang Fourianalistyawati on 24 October 2017.
206
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
207
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
kematian yang mengancam untuk ibu dan hidup didefinisikan sebagai persepsi
juga janin. World Health Organization individu mengenai posisi individu, yang
(WHO) mengatakan tahun 2010 Angka hidup dalam konteks budaya dan sistem
Kematian Ibu (AKI) di Amerika Serikat nilai dimana individu hidup, dan
yaitu 17 per 100.000 kelahiran hidup, hubungannya terkait dengan tujuan,
Afrika Utara 92 per 100.000, Asia Barat 68 harapan, standar yang ditetapkan dan
per 100.000. Hasil penelitian Khan et al., menjadi perhatian seseorang. Kualitas
(2006) dari lembaga WHO (World Health hidup ibu hamil risti dapat dilihat dari
Organization) menyampaikan bahwa berbagai hal misalnya kesehatan fisik,
selain memilki kondisi penyulit saat hamil, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial
kehamilan dengan risiko tinggi dan lingkugan (Elvina,2011)
menyumbang angka kematian yang besar Menurut hasil penelitian, wanita
di berbagai negara, baik di Afrika, yang memiliki riwayat kehamilan berisiko,
Amerika Latin, Karibia dan negara-negara (seperti mengalami keguguran berulang
Asia. lebih dari tiga kali, kelahiran premature,
Kondisi-kondisi yang dialami ibu kematian pada bayi yang baru lahir)
hamil risti dan ancaman kematian yang memiliki kualitas hidup yang buruk
membayangi, berdampak pada kualitas dibandingkan dengan yang tidak memiliki
hidup selama proses kehamilan yang riwayat kehamilan berisiko. Selain kualitas
disertai risiko (Akhyar, 2010). Dalam hal hidup yang buruk, wanita yang memiliki
fisik, kehamilan risti memiliki penyulit riwayat berisiko menunjukkan gejala
pada masa kehamilan sehingga kesehatan kecemasan, depresi dalam kehamilan
ibu dan janin menjadi terancam. Begitu berikutnya (Cauto, et al, 2009). Menurut
pula dengan kondisi psikologis, ibu hamil hasil penelitian Fourianalistyawati &
risti memiliki tingkat kekhawatiran yang Caninsti, (2014), terdapat 55 subjek degan
lebih tinggi dikarenakan kondisi penyulit kriteria hamil risiko tinggi di Jakarta, yang
yang dialami. memiliki nilai kualitas hidup yang rendah
Selain berdampak pada fisik dan sebanyak 21,8 %, kategori sedang
psikologis kehamilan risti berdampak pada sebanyak 63,6% dan kategori tinggi
hubungan sosial ibu, salah satunya adalah sebanyak 14,5 %. Hal ini menunjukkan
mereka memiliki keterbatasan berinteraksi bahwa ibu hamil risiko tinggi yang
secara langsung dengan orang lain memiliki kualitas hidup rendah lebih besar
dikarenakan kondisi risti yang jumlahnya dari pada ibu hamil risti yang
mengharuskan ibu lebih banyak memiliki nilai kualitas hidup yang tinggi.
meluangkan waktu untuk bed rest. Penelitian di negara maju terus
Kehamilan risti juga berdampak pada dilakukan untuk pengembangan
lingkungan dimana ibu tinggal, salah pengetahuan sebagai upaya peningkatan
satunya adalah kelayakan tempat tinggal kesejahteraan pada ibu hamil. Salah satu
yang mendukung agar kondisi ibu yang penelitian yang dilakukan di negara
berisiko tidak semakin parah (Cauto et al., Spanyol. Nicholson et al., (2006)
2009). melakukan penelitian mengenai hubungan
Menurut The World Health depresi dan kualitas hidup sehat pada
Organization Quality of Life (WHOQOL) kehamilan berisiko tinggi, dan didapatkan
Group (Morrison & Bennet, 2006) kualitas hasil yang signifikan. Wanita yang
208
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
209
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
Depresi merupakan salah satu seorang ibu hamil harus berjuang melawan
diantara bentuk gangguan keseimbangan risiko yang dialami dan bertahan atas
mood (suasana perasaan). Mood adalah keterbatasan yang dimiliki. Penderitaan
kondisi perasaan yang terus ada yang kehamilan yang berisiko dapat
mewarnai kehidupan psikologis individu. menimbulkan rasa putus asa bahkan
Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal depresi. Apabila ibu hamil berisiko
yang abnormal dalam konteks peristiwa memiliki kondisi psikologis yang kurang
atau situasi yang penuh tekanan. Namun baik atau mengalami depresi, maka akan
orang dengan gangguan mood yang luar berdampak pada kemampuan mereka
biasa parah atau berlangsung lama akan untuk berfungsi secara normal. Jika
mengganggu kemampuan mereka untuk kondisi tersebut terus berlangsung maka
berfungsi secara normal (Semiun, 2006). hal ini sangat berbahaya untuk
Perasaan-perasaan khawatir, cemas keberlangsungan hidup ibu dan bayi.
dan sedih bisa terjadi pada individu yang Beberapa kondisi yang dialami oleh ibu
mengalami kehamilan dengan risiko tinggi. hamil berisiko akan berdampak pada pola
Menurut Azwar (2008), kehamilan dengan kehidupannya. Hal tersebut dapat menjadi
risiko tinggi ialah kehamilan yang penentu kualitas hidup ibu hamil berisiko.
memiliki risiko lebih besar dari biasanya Kualitas hidup sendiri menjadi ukuran
(baik bagi ibu maupun bayinya), dapat standar kesehatan terutama untuk beberapa
menyebabkan terjadinya penyakit atau orang dengan penyakit kronis, fungsional,
kecacatan bahkan kematian sebelum psikologis dan penyakit yang tidak bisa
maupun sesudah persalinan. disembuhkan (Preedy & Watson, 2010).
Keadaan semacam itu akan
Kualitas Hidup mempengaruhi kualitas hidup ibu hamil
Menurut WHOQOL Group (dalam berisiko tinggi. Dalam penelitian ini ada
Morrison & Bennet, 2006) kualitas hidup empat aspek kualitas hidup ibu hamil
didefinisikan sebagai persepsi individu bersiko tinggi seperti yang dipaparkan oleh
mengenai posisi individu, yang hidup (Morrison & Bennet, 2006) yaitu aspek
dalam konteks budaya dan sistem nilai kesehatan fisik, aspek kesejahteraan
dimana individu hidup, dan hubungannya psikologis, aspek hubungan sosial, dan
terkait dengan tujuan, harapan, standar aspek hubungan dengan lingkungan.
yang ditetapkan dan menjadi perhatian
seseorang. METODE PENELITIAN
Berdasarkan definisi kualitas hidup Penelitian ini menggunakan desain
yang dikemukakan oleh WHOQOL Group penelitian korelasional, karena bertujuan
dalam (Morrison & Bennet, 2006), untuk mengetahui sejauh mana satu
penilaian ataupun persepsi individu variabel berkaitan dengan satu atau lebih
terhadap kualitas hidup ditentukan oleh variabel yang lain (Azwar, 2012). Fokus
berbagai hal yaitu gender & jenis kelamin, dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
usia, pendidikan, pekerjaan, status hubungan depresi dengan kualitas hidup
pernikahan, penhgasilan, hubungan dengan pada ibu hamil risiko tinggi.
orang lain, dan budaya. Variabel bebas dalam penelitian ini
Mengalami kehamilan yang adalah depresi, dimana dalam penelitian ini
berisiko merupakan suatu keadaan dimana skor resiliensi diperoleh menggunakan
210
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
skala skala adaptasi Center for hamil dengan usia anak terkecil diatas 5
Epidemiologic Studies Depression Scale tahun; (3) Tinggi badan kurang dari 145
(CESD-R) menurut Eaton et al. (2004). cm; (4) Pengalaman kehamilan di masa
Skor yang lebih tinggi mengindikasikan yang lalu dan saati ini yang dibedakan dari
adanya gejala depresi pada subjek. Begitu faktor kehamilan, kelahiran dan faktor
pula sebaliknya, semakin rendah skor yang janin)
diperoleh maka akan dapat dikatakan
bahwa subjek tidak terindikasi depresi. ANALISI DAN HASIL
Variabel terikat dalam penelitian Berdasarkan hasil uji coba
ini adalah kualitas hidup, skor kualitas normalitas, didapatkan skor normalitas
hidup ditunjukkan oleh skor dari setiap depresi sebesar 1.989 (p = 0.001 < 0.05)
dimensi kualitas hidup menggunakan skala dan kualitas hidup sebesar 0.864 (p =
adaptasi World Health Organization 0.252 > 0.05). Hal tersebut memiliki arti
Quality of Life-Bref (WHOQOL-BREF) bahwa variabel depresi tidak berdistribusi
menurut WHO. Skor setiap dimensi normal. Oleh karena itu, data penelitian ini
didapatkan dari respon individu dalam dapat dianalisa dengan menggunakan
mempersepsikan setiap aitem pada dimensi metode statistitik non parametrik,
tersebut (dalam Morrison & Bennet, 2006). Spearman Correlation.
Semakin tinggi skor pada tiap dimensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas hidup, maka semakin tinggi skor total depresi dengan skor setiap
kualitas hidup pada tiap dimensi. Semakin dimensi dari kualitas hidup WHOQOL-
rendah skor pada tiap dimensi kualitas BREF. Hasil penelititian ini sesuai dengan
hidup, maka semakin rendah kualitas hidup pendapat Semiun (2006) bahwa seseorang
pada setiap dimensi. yang mengalami depresi akan terganggu
Sampel yang digunakan dalam kemampuan mereka untuk berfungsi secara
penelitian ini adalah 105 partisipan yang normal sehingga kualitas hidup orang yang
mewakili para ibu risti yang menjadi mengalami depresi berada pada posisi yang
pasien di beberapa RSIA yang berlokasi di tidak seimbang. Hasil penelitian ini juga
wilayah Jakarta Timur. Sampel diperoleh sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dengan menggunakan teknik non dilakukan Nicholson, et al (2006), bahwa
probability sampling, dimana semua ibu hamil berisiko tinggi yang mengalami
anggota populasi tidak mempunyai depresi akan mempengaruhi kualitas hidup
kesempatan yang sama untuk menjadi selama masa kehamilan.
subjek penelitian. Adapun teknik Skor depresi juga memiliki korelasi
pengambilan sampel dengan menggunakan negatif yang signifikan dengan setiap
teknik purposive sampling. Karakteristik dimensi kualitas hidup WHOQOL-BREF
spesifik sampel penelitian adalah ibu hamil dengan penjabaran sebagai berikut:
yang termasuk dalam kehamilan risiko Depresi memiliki korelasi negatif yang
tinggi dan berdomisili di wilayah Jakarta signifikan dengan dimensi kesehatan
Timur. Karakteristik kehamilan risiko fisik kualitas hidup sebesar r = - 0.614
tinggi pada penelitian ini sesuai dengan (p = 0.00 < 0.01). Hal ini berarti
terdapat hubungan yang kuat antara
karakteristik yang dijelaskan oleh Rochjati
depresi dengan kualitas hidup,
(2007) yaitu, (1) Usia (Kurang dari 1 6 semakin tinggi tingkat depresi
tahun atau lebih dari 35 tahun); (2) Ibu individu maka akan semakin rendah
211
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
212
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
213
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
214