BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk menjaga kesehatan pada ibu pada saat nifas.
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak, yang
disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu
atau melalui peredaran darah. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut
juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Infeksi terjadi melalui luka pada puting
susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Kadang-kadang keadaan ini bisa
menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat.
Abses payudara, penggumpalan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi
berat dari mastitis. Macam-macam mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya serta
berdasarkan penyebab dan kondisinya.
Mastitis berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mammae
2.Mastitis di tengah-tengah mammae yang menyebabkan abses di tempat itu
3.Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses
antara mammae dan otot-otot di bawahnya.
Sedangkan pembagian mastitis menurut kondisinya dibagi pula menjadi 3, yaitu :
1. Mastitis periductal
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab
utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mammary duct
ectasia, yang berarti peleburan saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di
payudara.
2. Mastitis puerperalis/lactational
Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui.
Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi payudara ibu, yang
ditransmisi ke puting ibu melalui kontak langsung.
3. Mastitis supurativa
Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman
Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan
penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan
pengangkatan payudara/mastektomi.
Berdasarkan etiloginya:
- Mastitis karena stasis ASI/ non infeksiosa
- Mastitis infeksiosaà yang paling sering adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus.
Klasifikasi lain:
- Mastitis puerperalis epidemik
- Mastitis monensiosa
- Mastitis sublkinis
- Mastitis tuberkulosis
B. Penyebab
Pada umumnya yang dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah putting susu
yang luka atau lecet, dan kuman per kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan
sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stafilokokus aureus.
Mastitis terjadi akibat invasi jaringan payudara ( misalnya : glandular, jaringan ikat,
areolar, lemak ) oleh organisme infeksius atau adanya cidera payudara. Organisme yang
umum termasuk S. aureus, streptococci, dan H. parainfluenzae. Cidera payudara mungkin
disebabkan memar karena manipulasi yang kasar, pembesaran payudara, statis air susu
ibu dalam duktus, atau pecahnya atau fisura putting susu.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain untuk menunjang diagnosis tidak selalu
diperlukan. World Health Organization (WHO) menganjurkan pemeriksaan kultur dan uji
sensitivitas pada beberapa keadaan yaitu bila:
pengobatan dengan antibiotik tidak — memperlihatkan respons yang baik dalam 2
hari
terjadi mastitis berulang
mastitis terjadi di rumah sakit
penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat.
Bahan kultur diambil dari ASI pancar tengah hasil dari perahan tangan yang langsung
ditampung menggunakan penampung urin steril. Puting harus dibersihkan terlebih dulu
dan bibir penampung diusahakan tidak menyentuh puting untuk mengurangi kontaminasi
dari kuman yang terdapat di kulit yang dapat memberikan hasil positif palsu dari kultur.
Beberapa penelitian memperlihatkan beratnya gejala yang muncul berhubungan erat
dengan tingginya jumlah bakteri atau patogenitas bakteri.
H. Penatalaksanaan
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain
itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari
infeksi stapilococus. Bila ada kerak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu
dikeluarkan dengan pijatan.
1. Mastitis
a. Berikan antibiotika :
- Kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari
- atau Eritromisim 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
b. Bantulah agar Ibu :
- Tetap meneteki
- Kompres dingin selama 15-20 menit, 4 kali/hari sebelum meneteki untuk
mengurangi bengkak dan nyeri
c. Berikan paracetamol 500 mg per oral
d. Evaluasi 3 hari
2. Abses payudara
a. Berikan antibiotika :
- Kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari
- ATAU Eritromisim 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
b. Drain abses
- Anastesia umum di anjurkan
- Lakukan insisi radial dari batas putting ke lateral untuk menghindari cedera atau
duktus
- Gunakan sarung tangan steril
- Tampon longgar dengan kassa
- Lepaskan tampon 24 jam, ganti dengan tampon kecil
c. Jika masih banyak pus, tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
d. Yakinkan ibu untuk:
- Tetap meneteki meskipun masih keluar nanah
- Gunakan kutang
- Kompres dingin selama 15-20 menit, 4 kali/hari sebelum meneteki untuk
mengurangi bengkak dan nyeri
c. Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
d Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen
atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya
e. Evaluasi 3 hari
Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mamae yang sakit
dihentikan dan diberi antibiotika. Dengan tindakan ini terjadinya abses sering kali dapat
dicegah karena biasanya infeksi disebabkan oleh Stapilococus aureus. Penicilin dalam
dosis cukup tinggi dapat diberikan. Sebelum pemberian penicilin dapat diadakan
pembiakan air susu, supaya penyebab mastitis benar-benar diketahui. Bila ada abses dan
nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ke tengah abses agar nanah dapat keluar
terus. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan
jalannya duktus-duktus itu
a. Terapi suportif
- Bedrest
- Cairan yag cukup
- Nutrisi yang cukup
- Hindari stress
- Kompres air hangat dan lotion
- Laktasi tetap dianjurkan
- Cegah komplikasi
b. Medikamentosa
- Analgesik
- Antipiretik
- Antibiotik: dikloksasin, sefalosporin –> eritromisin/sulfa
e. Pencegahan
Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil
sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah
mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus
bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya bayi
jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan
dengan pijitan.
f. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan
pengobatan sebagai berikut :
Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Sangga payudara
Kompres dingin
Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada
abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa
keluar. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan
jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang
kemerahan :
Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau eritromisin
250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
Drain abses :
o Anestesi umum dianjurkan
o Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus
o Gunakan sarung tangan steril
o Tampon longgar dengan kasa
o Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
Evaluasi 3 hari
7. Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan
membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan
pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan
kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara
yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih
baik bentuk maupun fungsinya.
8. Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk
sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu
peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat
dimulai lagi.