SKRIPSI
Disusun Oleh :
Yuliana Nurochimah
131221086
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
HALAMAN MOTTO
ABSTRAK
YULIANA NUROCHIMAH
Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Untuk Menangani Halusinasi pada
Skizofrenia Di Panti Rehabilitasi Mental Dan Emosi Griya Trisna Jebres
Surakarta
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan
judul Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Untuk Menangani Skizofrenia Gejala
Halusinasi Di Panti Rehabilitasi Mental Dan Emosi Griya Trisna Jebres Surakarta
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sabagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Sosial, kepada Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Surakarta.
Pekedinulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
9. Semua perawat dan pasien yang berada di Panti Rehabilitasi Trisna yang
telah membantu melaksanakan penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan Ufi, Muna, Mbak Isna, Mbak Tevy, dan Una
yang telah menemani dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
11. Bunda Heni yang telah menularkan ilmunya dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi.
12. Rekan-rekan organisasiku tercinta UKM T-MAPS IAIN Surakarta Ratna,
Rani, Laili dan semua adik-adik tingkat yang telah membersamai selama
ini. .
Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu..
Terimakasih atas semua bantuannya dalam menyusun atau menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan untuk keikhlasan yang telah
diberikan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ........................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 10
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 11
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 13
A. Kajian Teori ............................................................................. 13
1. Skizofrenia dengan Gejala Halusinasi ...................................... 13
a. Sejarah Skizofrenia ......................................................... 13
b. Pengertian Skizofrenia .................................................... 15
c. Jenis Skizofrenia ............................................................. 17
d. Sebab-sebab Skizofrenia ................................................. 18
e. Gejala-gejala Skizofrenia ................................................ 20
f. Halusinasi ........................................................................ 22
12
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Guideline Penelitian
F. Curriculum Vitae
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia ada yang dapat mengatasi permasalahannya sendiri maupun ada yang
diatasi dan hanya ditahan tidak diungkapkan kepada orang lain, akan
menimbulkan rasa tertekan yang berujung pada gangguan jiwa ringan atau
terjadi dan tidak dapat mencegah stressor (tekanan) yang dialami maka
dan lainnya. Permasalahan yang berkaitan dengan bidang sosial dan kesehatan
adalah gangguan jiwa. Berdasarkan data dari Kemenkes RI, 2012, seseorang
yang signifikan, termasuk Indonesia sendiri. Menurut data WHO (2016) dalam
berita online, menunjukan sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena Skizofrenia, dan 47,5 juta terkena dimensia.
sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan
untuk jumlah gangguan jiwa berat, seperti Skizophrenia berjumlah 1,7 per 1000
penduduk atau sekitar 400.000 orang. Dari jumlah tersebut, ternyata 14,3%
pada penduduk Indonesia 1,7 per mil serta 14,3% proporsi rumah tangga yang
gangguan jiwa yang nampak adalah gangguan jiwa berat. Paling banyak warga
dengan dipasung. Hal tersebut sebagai salah satu solusi warga di desa untuk
Gangguan jiwa semakin bertambah dari tahun ke tahun didukung juga oleh
Dengan gangguan jiwa ringan hingga berat mencapai 465.975 orang, naik
signifikan dari 2012 sebesar 296.941 orang (Tren Penderita Gangguan Jiwa Terus
Meningkat, 2015). Berdampingan dengan hal itu apabila kita lihat penderita
gangguan jiwa berat di Jawa Tengah menduduki peringkat ke-5 yaitu 2,3%
(2013)
sebab psikologi karena kebiasaan buruk dan salah (Kartono, 2009, 167). Dalam
kebiasaan yang buruk seperti bullying. Kasus ini sebagaimana yang terjadi di
RS Jiwa Prof. Dr. V.L. Ratumbusyang Manado, anak muda yang berusia antara
hal itu juga mengangkat tema Living with Skizophrenia. “Tujuan dari
Schizoprenia (ODS) agar dapat kembali aktif dan produktif.” Dalam peringatan
Psikologi Indonesia, dan perwakilan dari mitra swasta. (Kemenkes RI, 2016)
macam cara. Berita online menyebutkan apabila dilihat dari data ahli yang
menangani, saat ini penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa baru memiliki
451 psikolog klinis (0,15 per 100.000 penduduk), 773 psikiater (0,32 per
100.000 orang), dan perawat jiwa 6.500 orang (2 per 100.000 orang).
dengan melihat pertimbangan jumlah penduduk adalah 1:30 ribu orang atau
yang dijelaskan oleh Lina Mngawe Kasubdit Keswa Anak dan Remaja
yang memiliki RSJ. Rincian RSJ yang dimiliki yaitu 1 (satu) Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO), 33 RSJ milik pemerintah dan 14 RSJ RSJ milik
swansta. Provinsi yang belum memiliki RSJ yaitu Banten, Kepulauan Riau,
Gorontalo, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Maluku
perhatian dari keluarganya. Tidak jarang dari mereka yang tidak diurusi di
mengalami hal tersebut dan adanya perubahan (kemunduran) dari keadaan jiwa
(melihat benda atau mendengar suara yang tidak ada), waham (pikiran-pikiran
dari penyakit tersebut adalah keturunan dari anggota keluarga. Sehingga kita
itu murni yang disebabkan oleh penderitanya. Bisa jadi Skizofrenia itu,
22
rehabilitasi. Salah satu panti yang digunakan untuk menangani gangguan jiwa
adalah Panti Rehabilitasi Mental dan Emosi Griya Trisna. Kebanyakan pasien
yang berada di sana yaitu seseorang yang mengalami Skizofrenia dengan gejala
Menurut penjelasan salah satu dari perawat di sana, pasien yang dirawat
dirawat di panti rehabilitasi ini sekalipun mereka juga masih diberikan obat,
mereka akan diberikan terapi. Kelebihan yang ada di sana berbeda dari tempat
lain yaitu pemberian terapi kepada pasien. Dari pengalaman yang sudah ada,
sampai saat ini, ada pasien yang sudah bisa pulih dan sekarang malah
membantu memasak dan mengurus pasien yang lain. Selain itu ada yang
lele.
23
masa lalunya. Seperti halnya karena masalah percintaan, pasien ditinggal oleh
yang dicintainya masih berada di sampingnya. Selain itu pasien merasa ada
orang yang senantiasa membisiki telinganya, padahal tidak ada orang yang
berada didekatkan. Selain itu masih ada beberapa kejadian yang dialami pasien
halusinasi yang berada di panti rehabilitasi Trisna. Dari beberapa kasus yang
pasien.
halnya: terapi musik, terapi asertif, terapi emosi, terapi perilaku, logoterapi, ,
terapi kerja, rehabilitasi, terapi obat, terapi komplementer dan terapi aktivitas
mengontrol halusinasi yang dia alami. Selain itu terapi aktivitas kelompok
dapat membantu bersosialisasi antara orang satu dengan yang lain. Dari
B. Identifikasi Masalah
Skizofrenia.
masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
gejala halusinasi.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
mengalami halusinasi.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Pasien
gejala halusinasi.
d. Bagi Perawat
aktivitas kelompok.
kejiwaan.
halusinasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Sejarah Skizofrenia
1) Emil Kraepelin
yang aneh.
2) Eugen Bleuler
3) Kurt Scheider
b. Pengertian Skizofrenia
yang artinya retak atau pecah, “frenia” yang artinya jiwa. Pendapat lain
pada satu dunia tetapi jiwanya berada pada dunia lain yang
menyebabkan penderita cenderung dianggap “gila” (Ardani, 2013:
166).
pada umumnya. Simtom ini lebih halus dan tidak kelihatan jelas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengertian
yang logis antara tubuh dan jiwa yang ditandai dengan beberapa
c. Jenis Skizofrenia
sinyal penghantar saraf sel-sel saraf dalam susunan saraf pusat (otak),
halusinasi yaitu berpikir atau menganggap hal yang tidak ada terjadi,
dkk, 2005: 110-114). Hal serupa juga dijelaskan oleh Halgin, dkk, yang
d. Sebab-sebab Skizofrenia
syaraf sentral.
Skizofrenia.
berikut:
س ِفي ِ ا ْل َخنَّا.س
ْ س الَّ ِرى يُ َو
ُ س ِو ِ س َوا َ ِمن. إِ ٰل ِه النَّاس.س
ْ ش ِّس ا ْل َو ِ َم ِل ِك النَّا.قُ ْل أَعُو ُذ ِب َس ِّب النَّاس
Artinya:
1) Halusinasi
tidak ada.
2) Delusi
bisa jadi melompat dari topik satu ke topik yang lain dan tidak
berhubungan.
1) Affective flattening
emosioanalnya.
2) Alogia
3) Avoilition
padahal tidak ada sumber dari suara tersebut. Dengan demikian yang
terjadi.
halusinasi seperti:
tidak ada.
dan penglihatan.
g. Fase Halusinasi
mengasyikkan.
realitas.
h. Penanganan Skizofrenia
dibantu secara medis diberi obat-obatan. Selain itu ada beberapa rumah
secara berkelanjutan.
Dengan begini, klien harus memahami mana yang nyata dan yang
dapat terkontrol.
hambatan yang serius. Dalam hal ini terapi konseling sesuai dengan
salah satu jenis terapi yang diterapkan pada sekelompok pasien yang
adaptif.
b. Tujuan Terapi
kelompok dalam terapi ini harus ideal agar dalam pelaksanaan dapat
d. Waktu Pelaksanaan
berupa terminasi.
yaitu:
yang diberikan.
sebagai berikut:
diri sendiri, orang lain yang ada di sekeliling klien atau orang
berikut:
1) Tahap Persiapan
halusinasi.
disepakati sebelumnya.
2) Tahap Orientasi
3) Tahap Kerja
4) Tahap Terminasi
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muh Imam Hanafi Hudaya, dkk
orang tua yang tidak mendapatkan SFT. SFT berpengaruh dan efektif
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok dengan nilai Sig (2-
dengan pendekatan kualitatif juga namun belum ada terapi yang biasa
konseling.
C. Kerangka berpikir
Pasien
Skizofrenia Panti Terapi
Pasien Pasien
dengan Rehabilitas Aktivitas
Skizofrenia Sembuh
Gejala i Kelompok
Halusinasi
mengalami gangguan jiwa Skizofrenia dapat mengalami gejala. Salah satu gejala
Skizofrenia yang alami pasien seperti gejala halusinasi. Pasien dibawa ke panti
bertahap. Dengan mengikuti terapi aktivitas kelompok secara rutin, maka pasien
digunakan. Selain itu setting penelitian dan tahap-tahap penelitian juga akan
dibahas pada bab ini. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing sub
pembahasan:
A. Setting Penelitian
halnya:
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian dalam skripsi ini adalah Panti
Rehabilitasi Mental dan Emosi Griya Trisna yang berada di Jl. Jaya
54
55
obatan.
2. Waktu Penelitian
2017.
B. Pendekatan Penelitian
diharapkan. Tujuan yang dimaksud dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat apa yang kita lihat itu secara sistematis, faktual dan akurat
2002: 18).
C. Subjek Penelitian
Feriyanto, Amd. Kep (bapak Alif). Subjek penelitian ini adalah perawat dan
diikuti oleh 5 orang pasien. Jumlah pasien yang mengikuti TAK tergantung
56
kesediaan pasien yang ada di sana. Pelaksanaan TAK tidak diharuskan hanya
untuk pasien halusinasi, tetapi semua pasien boleh mengikuti TAK. Subjek
penelitian ini melibatkan pasien dengan dibantu oleh perawat. Pasien yang
c. N3 (pasien halusinasi)
d. N4 (pasien halusinasi)
e. N5 (pasien halusinasi)
f. N6 (pasien halusinasi)
g. N7 (pasien halusinai)
1. Observasi
dilakukan oleh perawat dan petugas di sana akan dilakukan pada proses
2. Wawancara
awal Januari kepada perawat dan petugas yang ada di sana. Untuk bisa
halusinasi, terapi yang selama ini dilakukan oleh petugas, dan jumlah
akan penulis lakukan pada waktu penelitian pada bulan Juli. Wawancara
E. Keabsahan Data
paradigma sendiri.
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
berkaitan.
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja.
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
3. Penyajian Data
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Deskripsi Tempat
Emosi Griya, Jl. Jaya Wijaya No. 234 Rt. 03/Rw 27, Kelurahan
jiwa di Indonesia cukup tinggi dan tidak terurus. Bahkan banyak dari
pasien yaitu secara holistic (Bio, Psikologis, Sosial, dan Spiritual) dengan
kebutuhan pasien yang sedang dirawat. Dalam satu kamar ada yang berisi
1 bedcaver dan ada juga kamar yang terdiri dari 2 bedcaver. Selain itu
tersedia juga 1 ruang untuk kantor para perawat, 1 dapur, 2 kamar mandi,
1 ruang makan dan 1 kamar tamu. Di belakang panti juga tersedia kolam
ikan lele.
61
62
nyaman.
perawatnya.
a. Visi
psikologis, social budaya dan spiritual dan sebagai ciptaan Tuhan yang
bermartabat.
b. Misi
dalam komunitasnya.
Indonesia.
kehidupan manusia secara utuh baik sehat tubuh, psikologis, social budaya
64
4. Sasaran Pelayanan
5. Jumlah Tenaga
ada yang senantiasa berada di panti dan juga ada yang bekerjasama dengan
d. Sekertaris : 1 orang
e. Bendahara : 1 orang
h. Perawat : 2 orang
6. Jumlah pasien
a. Menginap : 9 orang
c. Laki-laki : 6 orang
d. Perempuan : 6 orang
7. Terapi Penunjang
a. Terapi asertif
b. Terapi emosi
c. Terapi perilaku
d. Terapi kerja
e. Terapi komplementer
g. Rehabilitasi
h. Terapi obat
sarapan, menyapu, minum obat dan memberi makan lele. Dalam urus
diri ini, pasien ada yang sudah tertib melakukan kegiatan yang
dilakukan ada yang masih diingatkan oleh petugas yang ada di sana.
yang diterapkan yakni pasien dipanggili satu per satu dan duduk di
67
tidak.
untuk kesembuhan pasien. Selain terapi untuk pasien, pada pukul 10.00
d. 12.00-15.00: Istirahat
Kegiatan yang dilakukan siang hari ini adalah makan siang dan tidur
siang. Biasanya pada saat itu pasien rutin melaksnakan tidur siang.
69
Kegiatan urus diri sore ini yaitu pasien mengurus pribadi masing-
B. Temuan Penelitian
masing-masing seperti:
a. Sering bengong.
percakapan berikut:
Pasien yang sering melamun dapat dilihat pada saat peneliti melakukan
sering melamun. Selain itu apabila pasien diajak bicara dia hanya
melamun. .
Pasien yang diajak bicara tidak nyambung karena dia sering melamun.
Masih terbawa apa yang dibayangkan. Ada juga pasien yang diajak
e. Marah-marah sendiri
arahan dari bisikan yang ada. Keadaan ini dirasakan oleh pasien N3,
(06/A6/23-07-17/3)
a. Halusinasi pendengaran
Jenis halusinasi yang dialami pasien dapat dilihat pada saat pasien
yang terjadi antara perawat dan pasien yang ditanya tentang bisikan
roti. (F1.N1/19-07-2017/82-83)
P: “Jare bisikane koe ora isoh mari, ora isoh mari ngono kae?”
N5: “Ho.o”
P: “Ha, berarti enek tho.. saiki isih ora?”
N5: “Isih.”
P: “Saiki detik iki isih ora?”
N5: “Ijik.”.(F1.N1/19-07-2017/238-244)
P: “Bisikane opo?”
N6: “Bisikane nek duwe unek-unek ki kandakno, nyanyi.”
P: “Nek duwe unek-unek nyanyi. Pernah dilihati bayang-
bayangan ora? Sing ngakon-ngakon koe. E cah kae anunen.
disuruh-suruh gitu.”
N6: “Enek, neng ora tak gagas. Tak inggati.” .” (F1.N1/19-07-
2017/159-163)
tidak akan sembuh dan bisikan disuruh menyanyi. Hal itu dirasakan
72
b. Halusinasi Penglihatan
apa yang dilihat pasien sedangkan orang lain tidak melihatnya. Pada
c. Halusinasi Perabaan
Halusinasi perabaan dirasakan pula oleh pasien N3. Pada saat peneliti
TAK dipimpin oleh seorang perawat yaitu bapak Alif. Dalam pelaksanaan
TAK tidak ada waktu khusus yang diatur di sana. Hal yang terpenting
semua pihak dalam TAK ini bersedia, maka pelaksanaan TAK dapat
siang dan sore hari dengan tidak mengganggu jadwal yang sudah
tahap kerja, tahap terminasi, tahap akhir atau evaluasi. Tahap awal
anggota kelompok yang terlibat tidak diharus hanya untuk pasien yang
TAK, setelah itu dimulai dari tahap permulaan, tahap orientasi dan
diakhiri dengan tahap terminasi atau tahap akhir. Setiap pelaksaan TAK,
sebelumnya.
pada saat tahap kerja dilakukan. Tahap ini disebut dengan tahap orientasi.
Tahapan setelah orientasi adalah tahap kerja. Tahap kerja yang dimaksud
selanjutnya.
sampai terminasi atau akhir tidak harus sama. Pelaksaan TAK selanjutnya
bisa jadi mengulang tahap kerja yang sudah dilakukan sebelumnya dan
yang lain.
a. Tahap Permulaan
dan tujuan berkumpul. Pasien ditanya satu per satu tujuan berkumpul
itu. Pada tahap permulaan ini pasien duduk di kursi dengan posisi
pasien satu dengan yang lain maka pasien diberikan kesempatan untuk
76
perkenalan satu per satu. Di tahap permulaan ini dijelaskan hal-hal apa
b. Tahap Orientasi
Meskipun antara satu pasien dengan pasien yang lain sudah saling
kembali. Pada tahap ini pasien satu per satu ditanya tentang halusinasi
yang dirasakan dan cara mengatasi saat halusinasi datang. Pada tahap
c. Tahap Kerja
berhenti maka bola juga ikut berhenti. Tepat disitulah maka seseorang
menghilangkannya.
78
itu pasien yang sudah lama berada di griya Trisna, sudah diajarkan
perintah yang diberikan perawat atau tidak. Pada tahap kerja ini dapat
pasien dapat dilihat dari jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh
perawat.
halusinasi yaitu:
pasien.
d. Tahap Akhir
TAK. Pada tahap akhir ini perawat akan mengakhiri TAK yang sudah
tersebut.
dan melingkar, maka pada sesi akhir ini pasien diperkenankan duduk
di kursi kembali. Pada sesi ini pasien dapat duduk dengan santai
Di sini perawat menanyakan satu per satu apa yang sudah dilakukan
tadi. Selain itu pasien juga ditanya tentang perasaan yang dirasakan
setelah TAK.
salam penutup.
81
memutus halusinasi yang terjadi. Sebagaimana yang hal itu sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Keliat, et al (2012, 113) terdapat beberapa cara untuk
dan frekuensinya, perasaan saat terjadi halusinasi, dan respon pasien saat
halusinasi terjadi.
juga paham cara memutus halusinasi dengan berbicara dengan orang lain.
pasien yaitu dengan minum obat secara rutin. Seseorang yang mengalami
halusinasi tidak bisa dijauhkan dari obat. Obat ini bertujuan untuk dapat
mengontrol halusinasi pasien sesuai dengan perintah dari dokter. Ada juga
yang ada di Griya Trisna secara rutin terjadwal. Dari kegiatan rutin yang
82
dilakukan setiap hari oleh pasien dapat mengurangi pasien merasa kesepian
Pelaksanaan TAK ini dipimpin oleh seorang perawat dengan jumlah anggota
kelompok 5-7 orang. Hal itu sesuai dengan pendapat Keliat dan Akemat
dari 5-12 orang. Yang mana inti dari jumlah kelompok ini harus ideal agar
pendapatnya.
menit tergantung dari situasi dan kondisi pasien saat itu. Apabila pasien dapat
pendapat Susana dan Hendarsih, (2012: 113) yang menyatakan TAK stimulus
penyelesaiaanya.
TAK yaitu menggunakan bola plastik dan diiringi dengan musik. Dari
83
permainan tersebut maka pelaksanaan TAK akan lebih menarik dan pasien
Keliat, at al (2011, 168-169). Pada tahap pertama yang dilakukan yaitu tahap
plastic dan tape untuk mengiringi musik. Tempat pelaksanaan TAK di aula
alamat, perasaan saat itu dan gangguan yang dialami. Setelah itu dijelaskan
Setelah pasien perkenalkan diri satu per satu, maka tahap selanjutnya
yaitu tahap kerja. Penjelasan pada tahap kerja ini adalah sudah diberikan pada
tahap sebelunnya. Pada tahap ini saatnya pasien satu per satu mempraktikan
apa yang telah dipraktikan sebelumnya. Ada dari pasien yang langsung
paham dan mempraktekannya. Namun ada pula dari pasien kurang paham
akan permainannya.
Setalah itu dapat dilihat bagaimana perilaku pasien sesudah mengikuti terapi
aktivitas kelompok.
lxxxv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Orientasi
Agar dalam pelaksanaan pasien mengenal satu dengan yang lain dan
pasien dapat mengenalkan lebih jauh tentang kondisi dirinya dan yang
dialaminya.
3. Tahap Kerja
setelah musik berhenti maka pasien itu yang mendapatkan giliran. Hal
4. Tahap Terminasi
B. Keterbatasan Penelitian
C. Saran
yang diberikan.
diajarkan.
lxxxviii
DAFTAR PUSTAKA
Anzi Matta, “Kesehatan Mental di Indonesia Hari Ini,” Artikel, terdapat dilaman
https://tirto.id/kesehatan-mental-di-indonesia-hari-ini-b9tw diakses tanggal
26 Januari 2017.
Ardani, Tritiadi Ardi. (2013). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Bandung: CV
Karya Putra Darwati.
Arif, Iman Setiadi. (2006). Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Ariqa Ayni A. Subagiyo, Fatimah Gadi, Ana Ahmilu T, Islahiani R, Lebda
Katodhia, dan Sertiana D.W. (2017). “Psikoedukasi sebagai Upaya
Peningkatan Kesadaran Mayarakat tentang Gangguan Jiwa dan Penanganan
Orang dengan Gangguan Jiwa,” Makalah Publikasi, Universitas Airlangga:
Fakultas Psikologi.
Ellina, Agusta Dian. “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi
Persepsi Sessi 1-3 terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi Pada
Pasien Skizofrenia Hebefrenik.” terdapat dilaman http://www.Pengaruh-
Terapi-Aktivitas-Kelompok.pdf diakses pada tanggal 27 Januari 2017.
Fakultas Kedokteran UGM. (2017) “Tema Hari Kesehatan Dunia 2017: Depresi,”
Terdapat pada laman http:// http://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/tema-hari-
kesehatan-dunia-2017-depresi/ diakses pada tanggal 23 Mei 2017.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xcii
diam/menyendiri?
lain?
e. Penang Psikoterapi & -Melatih 42) Kegiatan apa saja (25) Mengamati
anan Psikoanalisis yang dilakukan di sini kegiatan sehari-hari
Halusi -Bimbingan untuk pasien yang pasien
nasi mengalami halusinasi?
-Konseling
(menemani,
menyelesaikan
masalah)
-Pemberian
nasehat
-Pengubahan
perilaku
-Pemberian obat-
obatan
-Terapi
Pemberian
keterampilan
2. Terapi Pengertian TAK -Dilakukan 43) Kegiatan apa saja (26) Mengamati
Aktivitas secara yang dilakukan secara kegiatan pasien yang
Kelompok berkelompok berkelompok? dilakukan dengan
(TAK) berkelompok
-Berjumlah 5-12 44) Berjumlah berapa
orang orang saat melakukan
TAK?
-Mengubah (27) Mengamati
perilaku 45) Bagaimana perilaku jumlah orang dalam
maladaptive pasien setelah satu kelompok
menjadi adaptif mengikuti TAk?
Macam-
macam TAK:
48) Alat apa saja yang (29) Mengamati
Stimulus digunakan untuk benda apa saja yang
-Menggunakan menunjang TAK?
xcvii
Cara memutus
halusinasi:
-Mengungkapkan 56) Apakah pasien (34) Mengamati
Mengenda isi halusinasi dapat mengungkapkan apakah pasien dapat
likan isi halusinasi? mengungkapkan isi
-Dapat halusinasi
mengungkapkan 57) Bagaimana
perasaan pasien saat
xcviii
Proses TAK
Persiapan
a) Mengid -Sehat fisik 64) Bagaimana kondisi (41) Mengamati
entifika fisik pasien saat kondisi fisik pasien
si -Komunikasi melakukan TAK? saat akan TAK
pasien Baik
65) Apakah pasien (42) Mengamati
-Tidak dapat berkomunikasi pembicaraan perawat
terpengaruh obat dengan baik? dengan pasien
yang menganggu
konsentrasi
xcix
c) Mempe -Bola 67) Alat apa saja yang (43) Mengamati alat
rsiapka basket/plastic, digunakan saat TAK? apa saja yang
n alat kaset digunakan saat TAK
dan
bahan
Koding Observasi
Jam : 15.30
Suasana : Mendung
Jenis : Observasi
Kode : 01/IA
No Pernyataan Tema
Jam : 14-30-selesai
Suasana : Cerah
ciii
Jenis : Observasi
Kode : 02/IIA
No Pernyataan Tema
Jam : 11.00
cv
Suasana : Cerah
Jenis : Observasi
Kode : 03/IIIA
No Pernyataan Tema
Jam : 09-00-14.00
Suasana : Cerah
Jenis : Observasi
cvii
Kode : 04/11A
No Pernyataan Tema
Jam : 13.30-14.45
Jenis : Observasi
Kode : 05/VA
No Pernyataan Tema
Jam : 16.30-17.45
Suasana : Cerah
Jenis : Observasi
Kode : 06/VIA
No Pernyataan Tema
pada gilirannya.
1 P Maaf mas, hari ini jenengan di sini sampai sore mboten Pembukaan
nggih?
N Egak itu mbak, sore ini mau pulang. Lha gimana?
P Ini mas, mau tanya-tanya sama jenengan.
5 N Oh ya udah, sekarang aja.
P Nggih (sambil mendekat di kursi depan perawat). Untuk
mengawali jumlah kamar untuk menginap di sini berapa
nggih mas?
N Ini kantornya mau pindah depan, Insya allah klo sudah
10 direnovasi kantornya mau pindah depan. Trus ini nanti Keadaan
rencana ini mau untuk rawat inap semua. Rencana ini ruangan, kamar,
nanti mau di pisah jadi dua, cowok cewek, mau dijebol, aula, kantor
cewek sini cowok sini. TVnya mau pindah sini. Ini untuk
aula, untuk kegiatan, kalau setiap istirahat pada di sini.
15 P Emmt, berarti rencana mau renovasi juga?
N Iya..insya allah mau renovasi.
P Kalau untuk jumlah pasien itu dari mana aja mas? Jumlah pasien
Maksudnya kan itu jumlahnya kan 12, itu datang kesini
sendiri atau datang dari mana-mana?
20 N Beda-beda. Seperti yang saya jelaskan tadi, kita Kerjasama
bekerjasama dengan dinas social, ada sebagian pasien yayasan dg
yang kita dapat dinas social, ada timbal baliknya, dari lembaga lain
dinas social pasien dari luar, gelandanganlah, tanpa ada
keluarga, yang tidak ada keluarganya diangkut dibawa
25 sini, dititipkan, kita nanti ngerawat, nanti kita kontrolkan
ke RSJ pakai rekomendasi dari dinas social, itu dulu,
Sekarang peraturan pemerintah kan sudah diubah. Jadi
yang gelandangan sekarang berhak mandapatkan KIS
(Kartu Indonesia Sehat) Jadi dari pihak PDUKCAPIL ke
cxviii
620
cxxix
Interviewee : Tito
Jabatan : Perawat 2
P : Peneliti
N : Narasumber
(W2, N1)
Interviewee : Mas Alif
Jabatan : Perawat 1
P : Peneliti
N : Narasumber
N diteruskan lagi.”
P “Oh, berarti yang dulu itu sama jenengan
N waktu observasi awal itu juga perawat?”
P “Yang mana mbk?”
35 N “Yang itu lho mas, kalau egak salah itu dari
P jauh bukan asli sini.”
N ”Ya itu masnya dari Florest, tapi sudah
keluar.”
“Kembali ke tempat asalnya ya mas?”
40 P “iya.” (sambil mengeluarkan hp dan
membukanya)
N “Lha tadi ada bapak-bapak dan masnya Bapak yang
tadi?” sering main di
“Yang mana mbk?, yang gemuk tadi?” panti dan mantan
45 P “Iya, sama mas-masnya tadi.” pasien
“Oh itu bapak yang jualan di depan panti, ya
memang sering di situ main-main aja, ya
kalau tidur di situ juga. Kalau mas-masnya
N tadi itu mantan pasien.”
50 Herman “Hah. Mantan pasien?” (sambil kaget saya
melihat ms. Alif) Pasien tanya no
“Iya mbk, itu dulunya juga pasien. Tapi antrian
P sekarang sudah baik. Waktunya lama mbk,
N untuk bisa menjadi baik.”
55 P “Oh, begitu.” (seketika suasana menjadi
N kening, ms. Alif kemudian bermain hp lagi. Selain TAK
Tidak lama kemudian pasien mendekati
duduk di samping mas alif.)
Sebentar ya pak, masih mengantri.”
60 “No piro?” kata pasien
P “Antrian no 107, iki lagi no 78.” (pasien
kemudian diam sejenak, kemudian pindah Kesibukan bu
N tempat duduk kembali ke belakang dan ms Endang
P alif bermain hp lagi).
65 N “Kalau untuk mbk Wulan terapinya apa ya
mas?”
“Asertif.”
“Oh, asertif. ”
70 “iya, kemarin itu sudah ketemu bu endang
N tanya-tanya tapi baru beberapa menit beliau
pergi lagi.” (kemudian ada perempuan yang
duduk di samping ms. Alif kemudian beliau
agak bergeser kearah tempat duduk saya). Dialog mas Alif
75 “Emm, kalau untuk kesibukan bu endang itu dg Pasien
apa tho ms.”
“Dia dosen dan ini lagi ngerjain apa gitu, di
cxxxiv
Moerwadi.”
“Oh..” (Kemudian mas Alif dipanggil ms
80 N Tito yang berada di kursi belakang dan
berbincang-bincang menghadap ke Dialog mas Alif
Daniel belakang, kemudian ms. Alif menyusul ms. dg Pasien
Tito duduk di kursi belakang. Disela-sela
mereka berbincang, mereka mengamati
85 pasien.
“Ngantuk pak?” (sambil melihat pasien)
N (pasien kemudian membuka mata). Setelah
lama kemudian akhirnya, antrian tiba, ms Dialog mas Alif
Tito membawa pasien satu per satu untuk dg Pasien
90 masuk ke ruang perawat. Di sana pasien
pertama-tama harus ditimbang berat
Doni badannya, kemudian pasien di tensi tekanan
darahnya. Setelah pasien satu per satu sudah
Ibu diperiksa pasien duduk kembali ke tempat Pasien menyapa
95 Rita duduknya. Dan menunggu bertemu dokter orang lain dan
untuk diperiksa. mengenalnya
“lho nak resik tho, makane nek adus
dikosoki. Nak uwis ora gatal-gatal tho?”
Doni (sambil menunduk melihat-lihat tangannya. Pasien dapat
100 Di sampingnya pasien yang lain juga mengenalka ke
P melihat-lihat tangannya, kaadaan tangannya Peneliti
gatal-gatal. Pasien P1 sesekali mengangkat
kedua tangannya dan diletakan di atas
kepalanya).
105 ”Pusing pk? Abot pak?” (kata ms alif
kepada pasien lain, itu pasien P1 yang
P dudduk di kursi sampingnya agak jauh dari
ms. Alif. P1 itu yang tadi bertanya kepada
ms. Alif masih lama atau tidak)
110 N ”Bentar ya pak, sebentar lagi.” Pasien setelah
“Ee, buk.” Dengan nada sedikit kurang jelas dari RSJ makan
menyapa ibu-ibu. sisa sampah yang
“Eh, iya-iya.” Jawab ibu tadi sambil habis dibakar
tersenyum.
Sampai di luar kami disuruh duduk lagi di
kursi tunggu pendaftaran tadi. Sambil
menunggu taksi yang sedang ditelponkan
oleh mas Alif. Di situ saya duduk di kursi
agak depan.
“Bu, Ita, ketemu bu Ita” kata salah satu
pasien kepada saya.
“Bu Ita, kenal aku.” (kurang lebih seperti itu
perkataan yang diucapkan oleh pasien tadi,
cxxxv
(F1, N1)
Interviewee : Mas Alif
Jabatan : Perawat 1
P RT/RW ne?
187 Lupa?
Eki Bengawan Solo
189 P Kog Bengawan Solo pie? RT.ne
Eki berapa? RW.ne berapa?
191 P RT 2 RW 3.
Eki Terus perasaanmu hari ini pie?
193 P Seneng.
Senenge karena apa?
195 Ditenangke.
Eki Senange ditenangke. Senangke karena
197 P apa? Ada hal yang membuat kamu
Eki senang?
199 P Lucu.
Sing lucu opo?
201 Eki Bale lucu.
P Bale lucu ki? Bale lucu ki pie.. enek
203 sing bisiki koe ora?
Eki Mboten enten.
205 P Enek sing bayang-bayangi koe? Khon
Eki nyuruh-nyuruh koe?
207 P Ora tangi-tangi.
Eki Disuruh ngopo ngono ora?
209 P Ho.o. pernah.
Eki Disuruh ngopo?
211 P Khon metili Lombok.
Metili Lombok. Ng endi?
213 Eki Neng kene.
P Bayang-bayangan ngono? Enek opo
215 Eki ora?
Ora isoh, bawang putih ora isoh,
217 P Isohne Lombok?
Daniel Isohe Lombok. Bawang merah ora Perkenalan
219 isoh. Daniel, kurang
Dah, Mas Daniel lanjute. hafal alamat
221 P Perkenalkan nama saya Daniel rumah membaca
Setiawan. Alamat Ngemplak (sambil papan nama,
223 Daniel melihat di papan nama). perasaan senang
P Ora etuk moco, mosok ora apal omahe dapat berkumpul,
225 Daniel dewe. dibisiki
cxlii
P kelingan ora?
487 Sri Panca indera.
P Enek piro?
489 Sri Ada mata,
P Satu.
491 Telinga
Bu Sri Dua
493 Hidung
P Tiga
495 Daniel Mulut
P Terus
497 Kepala,
Eki Kok kepala, itu anggota badan. Bu Sri
499 P tahu?
Eki Panca indera ada 5, mata, hidung,
501 P kuping, mulut, perasaan. Macam-macam
Perasaan? Ya gak papa. Daniel opo? halusinasi ada
503 Mata, hidung, telinga. halusinasi
Terus? Eki-eki, mau kan niroke pak pendengaran,
505 Herson. penglihatan,
Mata, hidung, mulut, telinga. perasaan kepada
507 Trus satune? pasien.
Kaki.
509 Ya itu ya. Terus untuk macam-macam
halusinasi. Di sini ada halusinasi, satu
511 halusinasi dengar, halusinasi
penglihatan dan halusinasi perasaan.
513 Perasaan bisa diartikan kayak
perabaan. Seumpamaan, kalian kayak
515 kog ada yang nyolek aku ya, padahal
egak ada. itu halusinasi ada 3 macam.
517 Yang sering di sini halusinasi
pendengaran. Seperti pak Herson, tadi
519 dibisiki, seperti disuruh. Itu halusinasi
pendengaran. Halusinasi penglihatan
521 yang jelas seperti bu Sri. Kayak
pernah dilihatin suatu bayangan.
523 Terus ada orang yang menyuruh, terus
kog aku tidur di sampingku ada orang
525 ya..itu halusinasi penglihatan. Ada
cxlvii
palsu.”
687 Itu dilakukan pada waktu?
Halusinasi
689 Kalau ada halusinasi atau? Halusinasi
Daniel ki opo?
691 Bayangan,
P Ho.o terus opo?
693 Pikirane terganggu.
Pikirane terganggu terus selain
695 Sri bayangan opo? Yang kamu alami
opo?
697 P Yang kamu alami, bisikan-bisikan. Menanyakan
Kan tadi ada 3 macam sing tak jelaske kembali macam
699 mau. Inget ora? Opo? halusinasi.
Sri (Daniel diam dan berpikir, kemudian
701 P kembali ke tempatnya)
Sri Diinget-inget neh, sing inget sopo,
703 P sing inget? Mbak Sri? Tiga macam
Sri halusinasi tadi.
705 P Mengusir halusinasi. Satu
berkomunikasi dengan teman.
707 Daniel Egak. Maksude macame. Halusinasi
ada berapa? Tak kasih contoh koyo
709 P pendengaran, kedua
Daniel Penglihatan,
711 P Ho.o terus ketiga?
Anggota badan.
713 Nah, pintar, koyo? Perasaan
Perasaan
715 Niel, opo sing disebutke, 3 macam ki Bu Sri mendapat
Ibu Sri opo? bola dan
717 P Perasaan (maju di tengah lingkaran memperkenalkan
lagi) diri. Perasaan ibu
719 Ibu sri Terus Sri seneng. Dapat
P Penglihatan, pendengaran. menghardik
721 Ibu Sri 3 macam, dieling-eling lho dengan tutup
yo..(Daniel kembali ke lingkaran lagi, telinga. Dia
723 P dan music kembali dinyalakan dan bingung saat
bola muter sampai di ibu Sri) ditanya.
725 Hayo bu Sri. Perkenalkan
clii
P Egak tahu.
887 Tahu menghardik tahu? Mbak Ana
Tahu memperkenalkan
889 Opo, cara menghardik pie? diri dengan suara
Hardik. Angel. pelan dan
891 Kayak teman-teman tadi lho. Tutup? senyum-senyum.
Tutup telinga. Pergi-pergi kamu palsu.
893 Kamu…
Terus? Menjelaskan
895 Aku tidak mau? kembali fase ke 2
Aku tidak mau mendengar, suara
897 kamu palsu. (kembali ke barisan lagi)
Gitu ya, di sini yang belum jelas
899 siapa? Makanya kalau ada temene
yang menjelasin diperhatiin.
901 Mbak Ana belum. (mbak Sri)
Egak papa, mbak ana tahu
903 menghardik egak? (Mbak Ana ini
menarik diri og) malu egak sama
905 temn-teman, kog omonge rindik-
rindik. Udah mandi belum? Udah
907 makan? (mbk ana diam) Games
Itu tadi ya, halusinasi itu apa sudah kekompakan tapi
909 saya jelaskan. Terus macamnya apa gagal.
saja. Gimana cara menghilangkan
911 suara-suara, itu timbul kamu harus
ngapain? Kalian harus ngapain. Itu
913 nanti ada fase-fase berikutnya. Untuk
menjadwalkan kegiatan. Seperti yang
915 dibicarakan mbak Sri tadi.
Berbincang-bincang dengan teman.
917 Terus melakukan aktivitas, kayak
menyapu, kayak pak herson. Pak
919 Herson, ngapa pak Herson, sering
dibisiki ya? Setelah itu pak Herson Menanyakan
921 Sri melakukan kegiatan, seperti menyapu. kembali perasaan
P Itu salah satu untuk mengalihkan pasien
923 perhatian dari suara-suara tadi.
Daniel (kemudian mas Alif memberikan
925 P permainan dengan kedua tangan
clvii
Dokumentasi
Curriculum Vitae
Nama : Yuliana Nurochimah
Alamat :Sekulan RT 16/RW 07, Lemahireng, Pedan, Klaten
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 08 Juli 1995
No Hp : 085867663770
Email : yulianachimah@gmail.com
Hoby : Outbond
Motto Hidup : Jadilah mata air disetiap kehidupan
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Lemahireng : 2001
2. SMP N 1 Pedan : 2007
3. SMA N 1 Cawas : 2010
4. IAIN Surakarta : 2013
Riwayat Organisasi
1. Seketaris UKM T-MAPS IAIN Surakarta
2. LDK IAIN Surakarta
3. Tim Bela LAZIS Jateng Soloraya
4. Asisten BKPT IAIN Surakarta
5. Trainer Trans Cemerlang