Anda di halaman 1dari 25

http://insanimj.blogspot.com/2011/04/asuhan-pada-ibu-post-partum-di-rumah.

html
Sabtu, 23 April 2011

Asuhan pada Ibu Post Partum di Rumah


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi
terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 harisetelah lahir.
Bidan di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan
minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu
dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas
dapat mencegah beberapa kematian ibu.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Asuhan Ibu Post Partum Dirumah
• Jadwal Kunjungan Dirumah
• Manajemen Ibu Post Partum
• Post Partum Group
2. Asuhan Bayi baru Lahir dan Neonatus
• Jadwal Kunjungan
• Manajemen pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus

3. TUJUAN
1. Untuk memenui tugas Askeb komunitas.
2. Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas dirumah.
3. untuk mengetahui kunjungan pada ibu nifas dirumah.
4. untuk mengetahui majagement ibu post partum.
5. untuk mengetahui manfaat post partum group.
BAB II
PEMBAHASAN

1. ASUHAN IBU POST PARTUM DIRUMAH


A. JADWAL KUNJUNGAN
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
- Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut.
- Membenkan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri Pemberian ASI awal.
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir .
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
- Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.

b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)


Tujuan:
- Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
- Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda
penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
- Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
- Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda
penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)


Tujuan:
- Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.
- Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan


konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga
diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan
perawatan pada ibu dan bayi di rumah, pada pelaksanaannya bisa cukup unik,
sehingga bidan akan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian
berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pilihan kreatif perawatan bersama
keluarga.

Perencanaan Kunjungan Rumah


Dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah,
sebaiknya Bidan :
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah
kepulangan klien ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu
kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan perlengkapan yang
akan digunakan.
e. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan
hubungan yang baik dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam
memberikan asuhan kepada klien.
g. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.

Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat
melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan
klien. Bagaimanapun bidan harus tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat
meliputi :
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan di
sekitar lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi
masalah potensial yang kemungkinan akan muncul.
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada
rekan anda segera setelah kunjungan selesai.
d. Bawalah telepon selular dan yakinkan batere telepon selular anda telah diisi ulang.
e. Membawa cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari telepon umum jika
diperlukan.
f. Menyediakan senter khususnya untuk kunjungan malam hari.
g. Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan
nyaman, serta hindari memakai perhiasan yang mencolok.
h. Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama
kunjungan.
i. Tunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan.
j. Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
B. MANAJEMEN IBU POST PARTUM

a. Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran

b. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah
melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan
keadaan segera setelah melahirkan

c. Asuhan pada ibu nifas


1. Kersihan Diri
- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan ibu mengerti membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan kebelakang, baru kemudian memmbersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan
ibu untuk membersihkan diri selesai buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sessudah
membersihkan daerah kelaminnya.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
mrnghindari menyentuh daerah luka.

2. Istirahat
- Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan biasa perlahan-lahan, serta untuk
tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
- Kurang istirahat akan memmpengaruhi ibu dalam beberapa hal :
• Mengurangi jumlah ASI.
• Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
• Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan diri sendiri.

3. Senam nifas
- Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal
ibu akan merasa kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
- Menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu,
seperti :
• Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada, tahan satu hitungan sampai 5.
Rileks dan ulangi 10 kali.
- Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul
dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

- Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah
persalinan itu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

4. Gizi
Ibu menyusui harus :
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
- Pil zat besi harus dimnum untuk mendapatkan tambahan zat gizi selama 40 hari
pasca bersalin.
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
5. Perawatan Payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Menggunakan bra yang menyokong payudara.
- Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan mulai dari puting
yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapa diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Unuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
- Apabila payudara bengkak akibat pemberian ASI. Lakukan :
 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
 Urut payudara dari pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju puting.
 Keluar ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
 Susukan bayi 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengan tangan.
 Letakkan kain dingi pada payudara setelah menyusui.
 Payudara keringkan

6. Hubungan Seksual
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
- Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
trgantung pada pasangan yang bersangkutan.

7. Keluarga Berencana
- Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada meraka cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
- Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan
lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode amenorhe laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini
ialah 2% kehamilan.
- Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu
kepada ibu:
 Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
 Kelebihan/keuntungan.
 Kekurangannya.
 Efek samping.
 Bagaimana menggunakan metode ini .
 Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk waniKta pasca salin yang
menyusui.
- Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
denganya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/
pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.

C. POST PARTUM GROUP


Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya
adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum
lainnya.
Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan
Polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:
a. Kebersihan diri (personal hygiene).
 Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal 2
kali sehari.
 Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan sabun
dan air dari arah depan ke belakang.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3 kali sehari.
 Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan genitalia.
 Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk
tidak menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
 Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat
bayinya sedang tidur.
 Sarankan ibu agar mengerjakan pekerjaan rumah pertahan-lahan.

c. Gizi
- Nasi 200 gram (1 piring sedang).
- Lauk 1 potong sedang.
- Tahu/tempe 1 potong sedang.
- Sayuran 1 mangkuk sedang.
- Buah1 potong sedang.
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari).
- Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
- Minum kapsul vitamin A.

d. Menyusui
1) Tanda-tanda ASI cukup.
- Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam.
- Bayi sering BAB, berwama kekuningan “berbiji”.
- Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup.
- Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
- Payudara terasa kosong setiap kali selesai menyusui.
- Berat badan bayi bertambah.
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan tidur lebih
dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan
dengan baik setiap kali menyusui, maka "pesan hormonal" yang diterima otak ibu
adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
2) Meningkatkan suplai ASI
- Menyusui bayi setiap 2 Jam, lama ± 10-15 menit.
- Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya.
- Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana yang nyaman.
- Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
- Tingkatkan istirahat dan hidrasi.

3) Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Gunakan bra yang menyokong.
- Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali selesai
menyusui.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
- Payudara yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit.
- Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam.

e. Lochea
Pembagian lochea antara lain :
- Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan
darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
- Lochea sanguinolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan,
berisi darah dan vernik kaseosa.
- Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi
serum.
- Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.

f.. Involusi uterus


Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi
dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan
jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga
akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.

g. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti,
ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai
hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.

h. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB. Tapi
sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas. Tenaga kesehatan akan memberitahu
tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau efek samping dari alat kontrasepsi itu.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi aman
setelah ibu haid kembali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya.
Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a. Kunjungan pertama : 6-8 jam post partum
b. Kunjungan kedua : 6 hari post partum
c. Kunjungan ketiga : 2 minggu post partum
d. Kunjungan keempat : 6 minggu post partum
Dimana dalam kunjungan tersebut dilakukan asuhan mengenai : Kersihan Diri,
istirahat, latihan, gizi, perawatan payudara, hubungan perkawinan, serta Keluarga
Berencana (KB).
Dalam memberikan asuhan tersebut maka ibu post partum dikumpulkan dalam
satu komunitas yang disebut Post partum dan ibu diberi pengetahuan dan penyuluhan
mengenai asuhan pada masa nifas.

B. Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu
mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan pada masa nifas. Ibu post partum diberi
penyuluhan mengenai apa yang harus ibu lakukan pada masa nifas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina
Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim
Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal
Essensial. 2008.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan
dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-
rumah.html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena
membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam
lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang
ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar.
Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling
kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi
penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan
yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.

v Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal
sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
2. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah
kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan lembut, gunakan air bersih
dan kain steril.
Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk tidak
membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil
feses yang kasat mata bisa menyebabkan infeksi serius.
3. Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama
banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya
juga harus tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak
merah muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk,
bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul
tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal
berikut ini :
· Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah
plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1
atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit. Jika rahimnya terasa keras,
maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
· Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika
mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu berlebihan.
· Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya
tanda-tanda syok.
4. Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat
kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun
menuju bukaan vagina).
a. Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki
disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara
teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar
memakan makanan yang bergizi.
b. Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan
hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi
bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut
hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan
lunak.
Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat
besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama
30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok, segera
minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa
keluar.
c. Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar
rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks
biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa
mendorong rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar
lebih tinggi dari kepala.

d. Bantu Ibu Buang Air


Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila kandungan kemih
penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air
besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif peroral
atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.
e. Bantu Ibu Makan dan Minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk bisa
menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah sangat baik karena
akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera makan dan banyak minum pada
jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.
5. Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
Hal-hal yang harus dilakukan untuka membantu meningkatkan perasaan ibu
terhadap bayinya adalah sebagai berikut :
a. Berikan Dukungan Emosional
Sangat penting untuk memberikan ibu dukungan emosional. Kebiasaan dan ritual
menghormati ibu atau merayakan kelahiran adalah salah satu cara untuk mengakui
keberhasilan ibu dalam persalinan.Kebanyakan wanita merasakan emosi-emosi yang
kuat setelah melahirkan. Ini adalah hal yang normal. Beberapa wanita merasakan
sedih dan khawatir selama beberapa hari, minggu, atau bulan.
Ketika hal ini terjadi, bantulah dia dengan mendengarkan keluh kesahnya tentang
perasaannya itu, dan menjelaskan bahwa perasaan seperti seperti itu umum terjadi.
Jika perasaan sedih ini sangat kuat, hal ini disebut depresi. Dalam kondisi seperti ini,
bisa jadi sulit bagi wanita untuk merawat dirinya atau bayinya. Wanita yang
mengalami depresi pasca melahirkan memerlukan bantuan segera.
Dia memerlukan bantuan untuk merawat rumah dan keluarganya, dan
memerlukan bantuan untuk menghentikan perasaan-perasaan gundahnya. Wanita yang
memiliki perasaan seperti ini setelah melahirkan akan rentang untuk mengalaminya
lagi dalam persalinan berikutnya.
b. Ibu Tidak Tertarik Kepada Bayinya
Beberapa ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka. Ada beberapa alasan
yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat lelah, sakit, dan mengalami perdarahan
hebat. Bisa juga dia tidak menginginkan bayi itu, atau khawatir tidak bisa
merawatnya, sehingga mengalami depresi.
Maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
ü Periksa tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.
ü Membicarakan dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau mungkin lebih baik
meninggalkannya sendirian dan mengamatinya dari jauh sambil menunggu.
ü Jika ibu merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah persalinan dahulu, bicaralah
pada keluarganya untuk memberinya perhatian dan dukungan ekstra pada minggu-
minggu berikutnya.
ü Pastikan seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi tersebut.
6. Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu
Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi daripada suhu
normal, khususnya jika cuaca hari itu sangat panas. Namun, jika ibu merasa sakit,
terserang demam, atau denyut nadinya cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya
disentuh, bisa jadi dia terkena infeksi. Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika air
ketuban pecah lebih awal sebelum persalinan dimulai, atau jika persalinan terlalu
lama, atau dia merasa kelelahan saat merasa persalinan.
7. Bantu ibu menyusui
Menyusui adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu merasa kebingungan
apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia untuk mencoba menyusui hanya
untuk minggu-minggu atau bulan-bulan pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk
menyusui masih lebih baik daripada tidak sama sekali.
Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya, maka :
· Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
· Bayinya lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
· Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih mahal.
a. Perawatan Payudara (Mamae)
Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak
keras dan keringsebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktasi harus dihentikan dengan cara berikut ini.
1. Balut mamae sampai tertekan.
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.
b. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi(menyusui) sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamae berupa hal-hal berikut ini.
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2. Keluaran ciran susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna
kuning putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogeon dan progesteron hilang. Maka
timbul hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di
samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan miotel kelenjar susu berkontraksi,
sehingga air susu keluar. Produki akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
8. Berikan Waktu Berkumpul bagi Keluarga
Jika ibu dan bayinya sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk berduaan saja. Orang
tua baru memerlukan waktu satu sama lain dengan bayi mereka. Mungkin mereka
juga memerlukan sejumlah waktu pribadi sebentar untuk berbincang-bincang, tertawa,
menangis, berdoa, atau merayakannya dengan suatu cara tertentu.
ASUHAN POSTPARTUM DI RUMAH
Ditulis pada 25 Mei 2015 oleh Intan Murnika
ASUHAN POSTPARTUM DI RUMAH
A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu.
(Rustam Mochtar,1998)
Masa nifas adalah (puerperim) adalah masa yang dimulai setelah
plasentakeluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali sperti keadaan
semula(sebelum hami). (Ari Sulistyawati,2009).
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak
hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga
dan anggota masyarakat disekitaranya. ( Rita Yulifah dan Tri Yuswanto, 2009).
B. JADWAL KUNJUNGAN RUMAH
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan
reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu.
Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi
generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal
kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
a.Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b.Mendeteksi dan merawat penyebab pendaahan
c. Pemberi ASI awal
d. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
e. Membina hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
c. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
d. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
a. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda- tanda penyulit
c. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu hadapi
b. Memberikan konseling mengenai KB secara dini .
(Runjanti, 2010)
C. MANAJEMEN POST PARTUM
1. Pengkajian/ Pengumpulan data
Didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang
didapatkan langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang
berbicara. Sedangkan data Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan
bidan atau tenaga kesehatan.
a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan ibu.
b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.
c. Meninjau catatan/ record pasien, seperti :
1) Catatan perkembangan antepartum dan intra partum
2) Berapa lama (jam/ hari) pasien post partum
3) Keadaan suhu, nadi, respirasi dan Tekanan Darah postpartum
4) Pemeriksaan laboratorium & laporan pemeriksaan tambahan
5) Catatan obat-obat
6) Catatan bidan/ perawat
d. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu,seperti :
1) Mobilisasi
2) BAK dan BAB
3) Keadaan Nafsu makan
4) Ketidaknyamana/ rasa sakit
5) Kekhawatiran
6) Makanan bayi
7) Reaksi pada bayi
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi :
1). Tekanan Darah, Suhu, nadi
2). Kepala, wajah, mulut dan Tenggorokan, jika diperlukan
3). Payudara & putting susu
4). Auskultasi paru2, jika diperlukan
5). Abdomen yang di lihat adalah kandung kencing, keadaan uterus
(perkembangannya)
6). Lochea yang dilihat adalah warna, jumlah dan bau
7). Perineum : edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek, jahitan,
memar,hemorrhoid (wasir/ambeien).
8). Ekstremitas : varises, betis apakah lemah dan panas,edema, reflek.
2. Menginterpretasikan Data.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa
berdasarkan interpretasi yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa,
masalah dan kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan
antisipasi tindakan.
Contoh :
Diagnosa : Bendungan Payudara
Masalah potensial : Mastitis
Antisipasi Tindakan : kompres hangat payudara
4. Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
Contoh:
a. Ibu kejang, segera lakukan tindakan segera untuk mengatasi kejang dan segera
berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya.
b. Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan
keadaan pasien, misalnya : bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan
uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda2 sisa plasenta, segera kolaborasi dgn
dokter utk tindakan curettage.
5. Membuat Rencana Asuhan
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan dari langkah sebelumnya.
Contoh :
Manajemen asuhan awal postpartum :
a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi.
b. Mobilisasi/istirahat baring di tempat tidur
c. Gizi/ diet
d. Perawatan perineum
Asuhan lanjutan :
a. Tambahan vit atau zat besi atau keduanya jika diperlukan
b. Perawatan payudara
c. Pemeriksaan lab terhadap komplikasi jika diperlukan
d. Rencana KB
e. Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan
6. Implementasi Asuhan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman
daripada rencana asuhan tadi.
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum
terlaksana jika masih ada.
Bidan harus melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas. Evaluasi
secara terus menerus meliputi:
1. Meninjau ulang data
a. Catatan intrapartum dan antepartum
b. Jumlah jam atau hari PP
c. Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya
d. Catatan hasil lab.
e. Catatan suhu, nadi, pernapasan dan TD
f. Catatan pengobatan
2. Mengkaji riwayat
a. Ambulansi : apakah ibu melakukan ambulansi seberapa sering
b. Berkemih : bagaimana frekuensinya, jumlah, apakah ada nyeri/ disuria
c. Defekasi : bagaimana frekuensinya, jumlah dan konsistennya
3. Pemeriksaan fisik
a. Mengukur TD suhu, nadi dan pernapasan
b. Memeriksa payudara dan putting
c. Memeriksa abdomen
d. Memeriksa lokhea
e. Memeriksa perineum dan kaki
D. POST PARTUM GROUP
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya
adalah dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum
lainnya .
Kelompok post partum ini bertujuan agar ibu-ibu post partum bisa saling berbagi
pendapat dan saling menyemangati, sehingga bisa melalui masa postpartum dengan
baik. Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum atau posyandu
dan polindes. (Rita Yulifah dan Tri Yuswanto, 2009).

Sumber :
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi dan obstetri patologi.
Jakarta: EGC.
Runjati. 2010. Asuhan Kebdanan Komnitas. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
ANDI
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yulifah, Rita dan Yuswanto,Tri.2009.Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai