html
Sabtu, 23 April 2011
2. RUMUSAN MASALAH
1. Asuhan Ibu Post Partum Dirumah
• Jadwal Kunjungan Dirumah
• Manajemen Ibu Post Partum
• Post Partum Group
2. Asuhan Bayi baru Lahir dan Neonatus
• Jadwal Kunjungan
• Manajemen pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus
3. TUJUAN
1. Untuk memenui tugas Askeb komunitas.
2. Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas dirumah.
3. untuk mengetahui kunjungan pada ibu nifas dirumah.
4. untuk mengetahui majagement ibu post partum.
5. untuk mengetahui manfaat post partum group.
BAB II
PEMBAHASAN
Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat
melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan
klien. Bagaimanapun bidan harus tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat
meliputi :
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan di
sekitar lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi
masalah potensial yang kemungkinan akan muncul.
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada
rekan anda segera setelah kunjungan selesai.
d. Bawalah telepon selular dan yakinkan batere telepon selular anda telah diisi ulang.
e. Membawa cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari telepon umum jika
diperlukan.
f. Menyediakan senter khususnya untuk kunjungan malam hari.
g. Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan
nyaman, serta hindari memakai perhiasan yang mencolok.
h. Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama
kunjungan.
i. Tunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan.
j. Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
B. MANAJEMEN IBU POST PARTUM
a. Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran
b. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah
melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan
keadaan segera setelah melahirkan
2. Istirahat
- Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan biasa perlahan-lahan, serta untuk
tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
- Kurang istirahat akan memmpengaruhi ibu dalam beberapa hal :
• Mengurangi jumlah ASI.
• Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
• Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan diri sendiri.
3. Senam nifas
- Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal
ibu akan merasa kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
- Menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu,
seperti :
• Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada, tahan satu hitungan sampai 5.
Rileks dan ulangi 10 kali.
- Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul
dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
- Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah
persalinan itu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus :
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
- Pil zat besi harus dimnum untuk mendapatkan tambahan zat gizi selama 40 hari
pasca bersalin.
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
5. Perawatan Payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Menggunakan bra yang menyokong payudara.
- Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan mulai dari puting
yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapa diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Unuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
- Apabila payudara bengkak akibat pemberian ASI. Lakukan :
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
Urut payudara dari pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju puting.
Keluar ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
Susukan bayi 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengan tangan.
Letakkan kain dingi pada payudara setelah menyusui.
Payudara keringkan
6. Hubungan Seksual
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
- Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
trgantung pada pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
- Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada meraka cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
- Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan
lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode amenorhe laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini
ialah 2% kehamilan.
- Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu
kepada ibu:
Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
Kelebihan/keuntungan.
Kekurangannya.
Efek samping.
Bagaimana menggunakan metode ini .
Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk waniKta pasca salin yang
menyusui.
- Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
denganya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/
pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
c. Gizi
- Nasi 200 gram (1 piring sedang).
- Lauk 1 potong sedang.
- Tahu/tempe 1 potong sedang.
- Sayuran 1 mangkuk sedang.
- Buah1 potong sedang.
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
- Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup.
- Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari).
- Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
- Minum kapsul vitamin A.
d. Menyusui
1) Tanda-tanda ASI cukup.
- Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam.
- Bayi sering BAB, berwama kekuningan “berbiji”.
- Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup.
- Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.
- Payudara terasa kosong setiap kali selesai menyusui.
- Berat badan bayi bertambah.
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan tidur lebih
dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan
dengan baik setiap kali menyusui, maka "pesan hormonal" yang diterima otak ibu
adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
2) Meningkatkan suplai ASI
- Menyusui bayi setiap 2 Jam, lama ± 10-15 menit.
- Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya.
- Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana yang nyaman.
- Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
- Tingkatkan istirahat dan hidrasi.
3) Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Gunakan bra yang menyokong.
- Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali selesai
menyusui.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
- Payudara yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit.
- Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam.
e. Lochea
Pembagian lochea antara lain :
- Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan
darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
- Lochea sanguinolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan,
berisi darah dan vernik kaseosa.
- Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi
serum.
- Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.
g. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti,
ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai
hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
h. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB. Tapi
sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas. Tenaga kesehatan akan memberitahu
tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau efek samping dari alat kontrasepsi itu.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi aman
setelah ibu haid kembali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya.
Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a. Kunjungan pertama : 6-8 jam post partum
b. Kunjungan kedua : 6 hari post partum
c. Kunjungan ketiga : 2 minggu post partum
d. Kunjungan keempat : 6 minggu post partum
Dimana dalam kunjungan tersebut dilakukan asuhan mengenai : Kersihan Diri,
istirahat, latihan, gizi, perawatan payudara, hubungan perkawinan, serta Keluarga
Berencana (KB).
Dalam memberikan asuhan tersebut maka ibu post partum dikumpulkan dalam
satu komunitas yang disebut Post partum dan ibu diberi pengetahuan dan penyuluhan
mengenai asuhan pada masa nifas.
B. Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu
mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan pada masa nifas. Ibu post partum diberi
penyuluhan mengenai apa yang harus ibu lakukan pada masa nifas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina
Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim
Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal
Essensial. 2008.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan
dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-
rumah.html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena
membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam
lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang
ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar.
Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling
kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi
penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan
yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1. Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2. Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3. Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.
v Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1. Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal
sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
2. Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah
kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan lembut, gunakan air bersih
dan kain steril.
Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk tidak
membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil
feses yang kasat mata bisa menyebabkan infeksi serius.
3. Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama
banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya
juga harus tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak
merah muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk,
bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul
tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal
berikut ini :
· Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah
plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1
atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit. Jika rahimnya terasa keras,
maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
· Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika
mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu berlebihan.
· Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya
tanda-tanda syok.
4. Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat
kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun
menuju bukaan vagina).
a. Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki
disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara
teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar
memakan makanan yang bergizi.
b. Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan
hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi
bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut
hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan
lunak.
Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat
besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama
30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok, segera
minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa
keluar.
c. Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar
rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks
biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa
mendorong rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar
lebih tinggi dari kepala.
Sumber :
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi dan obstetri patologi.
Jakarta: EGC.
Runjati. 2010. Asuhan Kebdanan Komnitas. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
ANDI
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yulifah, Rita dan Yuswanto,Tri.2009.Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.