Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN

UJIAN TENGAH SEMESTER: ARTICLE REVIEW

Study on Decision Making Model on Information Presentation by Client’s


Management: An Experimental Test on Halo and Recency Effect

OLEH:

Ni Putu Lissya Suryantari

1881611071

22C/22

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018

1
Article Review

Title: Study on Decision Making Model on Information Presentation by Client’s


Management: An Experimental Test on Halo and Recency Effect

Authors: Intiyas Utami and SutartoWijono


Journal: Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura Vol. 17, No. 2, August
2014, pages 293 – 302.

1. Research problem or question:


Adapun beberapa masalah atau pertanyaan penulis yang ingin dijawab melalui artikel ini
yaitu:
1) Apakah bukti empiris tentang keberadaan efek halo ketika auditor memiliki klien
yang meyakinkan daripada klien yang tidak meyakinkan?
2) Bagaimana hasil uji halo dan primacy effect ketika auditor memiliki klien yang
meyakinkan dan informasi disajikan secara bersamaan atau berurutan
3) Bagaimana hasil uji halo dan primacy effect ketika auditor memiliki klien yang
meyakinkan, informasi disajikan dengan urutan positif-negatif atau negatif-positif
dan informasinya panjang atau pendek?

2. Why is problem/question important?


Efek Halo adalah bentuk bias individu ketika seseorang menggeneralisasi penilaian satu
atribut tertentu terhadap atribut lain ketika menilai seseorang atau objek tertentu. Kesan
pada informasi itu yang diterima pertama kali memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penilaian berikutnya. Ketika auditor secara salah menilai risiko pernyataan material selama
fase perencanaan karena efek halo, kesalahan akan mempengaruhi pada program audit, tes
audit, tes audit, dan opini audit. Sehingga hasil akhir audit tidak mencerminkan keadaan
perusahaan/instansi yang diaudit secara sebenarnya/faktual.

2
3. Authors approach to solving problem
Peneliti menggunakan desain eksperimental. Riset eksperimental merupakan suatu
metode riset yang menguji hubungan sebab akibat kausalitas antarvariabel (Shadish, Cook,
dan Campbell 2002). Tipe riset eksperimental dapat dibedakan menjadi riset eksperimental
tulen dan riset eksperimental semu yang memiliki perbedaan dalam hal kekuasaan untuk
memanipulasi variabel, randomisasi, dan adanya grup kontrol (Nahartyo 2012). Peneliti
melakukan percobaan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Desain penelitian
kami adalah desain faktorial 2 x 2 x 2 desain campuran (antara-dalam subjek). Sampel
penelitian diberikan informasi sesuai penelitian. Sampel dimanipulasi sesuai dengan yang
peneliti inginkan. Rancangan penelitian eksperimental kami memanipulasi informasi
tentang klien (meyakinkan atau tidak meyakinkan), jenis penyajian informasi (langkah
demi langkah dan akhir urutan), urutan presentasi (positif-negatif, negatif-positif) dan
panjang informasi (panjang dan pendek).

4. Assumption about real world


Auditor yang menilai klien, apabila diawal mereka melihat secara fisik dan informasi
klien tersebut baik dan sesuai dengan aturan, maka otak mereka akan merespon untuk
menggeneralisasikan keputusan selanjutnya menjadi baik. Terkadang auditor juga
menganggap penilaian selanjutnya baik hanya karena agar pekerjaannya cepat selesai,
pengematan waktu dan tenaga. Rendahnya kewaspadaan dan kecenderungan secara
psikologi inilah yang memicu timbulnya bias halo dan berakhir pada kesalahan
pengambilan keputusan dan salah saji material oleh auditor.

5. Relevant theories
1) Teori Kognitif dan Efek Halo (Cognitive Theory and Halo Effect)
Teori kognitif atau psikologi kognitif dapat menjelaskan efek halo dalam penilaian
auditor terhadap risiko salah saji material. Teori psikologi kognitif menjelaskan
bagaimana orang memahami, belajar, mengingat, dan berpikir tentang sekumpulan
informasi tertentu (Stenberg 2006). Teori ini menerangi proses mental yang terdiri dari
perhatian, mengingat, memproduksi dan memahami bahasa, pemecahan masalah dan

3
pengambilan keputusan (Riegler dan Riegler 2009). Bowditch dan Buono (2001)
menyatakan bahwa persepsi individu tunduk pada distorsi dan ilusi. Individu selalu
melihat objek tertentu yang berbeda dari presentasi yang sebenarnya. Efek Halo
mendistorsikan persepsi dengan menerapkan penilaian karakteristik tertentu dari
individu atau kelompok terhadap karakteristik lain dari individu atau kelompok. Efek
Halo muncul karena evaluasi global pada tahap awal mempengaruhi penilaian rinci
pada tahap berikutnya (Slovic et al. 2002). Penilaian pada informasi holistik akan
mengurangi kemampuan analisis informasi untuk mendiagnosis atribut spesifik dari
objek (Balzer dan Slusky 1992) dan bahwa penilaian dilakukan dengan pendekatan top-
down dari struktur penugasan (Murphy et al. 1993). Tabel 1 menampilkan ringkasan
literatur sebelumnya tentang efek halo.

2) Belief Adjustment Model, Recency Effect, and Primacy Effect


Individu yang mempertimbangkan untuk membuat keputusan seringkali sudah
memiliki jangkar pada sekumpulan informasi tertentu yang dapat disesuaikan ketika
menerima informasi baru. Fenomena ini diberi label sebagai penyesuaian dan penahan
heuristik (Hogarth 1987). Selain itu, kemutakhiran (keutamaan) efek berkembang
ketika auditor cenderung lebih menekankan pada informasi (awal) terakhir. Teori yang
menjelaskan efek keutamaan dan kekambuhan diberi label teori penyesuaian keyakinan
yang dikembangkan oleh Hogarth an Einhorn (1992) yang mempertimbangkan efek
urutan untuk menguji interaksi antara karakteristik tugas dan strategi pemrosesan
informasi. Model penyesuaian keyakinan mempertimbangkan arah, kekuatan dan jenis
informasi yang diabaikan oleh Teorema Bayes yang hanya mempertimbangkan urutan
dan pola penyajian informasi dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan.
Menurut Grcic (2008), efek halo berkaitan erat dengan efek keutamaan karena individu
menggunakan jangkar sebagai penilaian pada informasi yang baru ditambahkan.
Individu tidak merevisi keyakinan mereka pada informasi yang baru ditambahkan
karena jangkar masih melekat dalam ingatan mereka. Dalam teori penyesuaian
keyakinan, efek halo dapat dijelaskan oleh efek keutamaan. Efek keutamaan
berkembang ketika informasi disajikan dengan pola akhir (simultan) dan serangkaian
bukti singkat atau ketika pola langkah demi langkah adalah disertai dengan serangkaian

4
bukti panjang. Jika informasi itu kompleks, efek keutamaan juga berkembang ketika
informasi itu panjang, terlepas apakah informasi itu disajikan menggunakan pendekatan
stepby-step atau end-of-sequence (Hogarth dan Einhorn 1992).

6. Hypotheses
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H1: Subjek yang memiliki informasi tentang meyakinkan klien akan memperkirakan
tingkat risiko salah saji material yang lebih rendah daripada subjek dengan informasi
tentang informasi yang tidak meyakinkan.
H2a: Subjek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil klien
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang diberikan bukti secara bersamaan dengan
urutan ++ -.
H2b: Subyek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil klien
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang diberikan bukti secara berurutan dengan
urutan ++ -.
H2c: Subyek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material lebih rendah daripada subjek dengan informasi tentang profil klien
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang diberikan bukti secara bersamaan dengan
urutan - ++.
H2d: Subyek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material lebih rendah dari subjek dengan informasi tentang profil klien yang
tidak meyakinkan untuk subjek yang bukti disajikan bersamaan dengan urutan - ++.
H3a: Subjek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil klien
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang diberikan bukti secara bersamaan dengan
urutan ++ ++ ----.
H3b: Subjek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil klien

5
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang kepadanya bukti disajikan secara berurutan
dengan quence ++++ ----.
H3c: Subyek dengan informasi tentang profil klien yang meyakinkan akan memperkirakan
risiko salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil
klien yang tidak meyakinkan untuk subjek yang diberikan bukti secara bersamaan
dengan urutan ---- ++++.
H3d: Subjek dengan informasi tentang meyakinkan profil klien akan memperkirakan risiko
salah saji material secara berbeda dari subjek dengan informasi tentang profil klien
yang tidak meyakinkan untuk subjek yang kepadanya bukti disajikan secara berurutan
dengan urutan ---- ++++.

7. Independent and Dependent variable


Independeny variable:
1) Profil klien Profil klien adalah deskripsi pada bisnis dan industri klien. Berdasarkan
tampilan fisik, ada dua jenis profil klien: profil klien yang meyakinkan dan tidak
meyakinkan.
2) Metode penyajian informasi adalah metode penyajian bukti audit, baik secara
berurutan (langkah demi langkah) atau secara bersamaan (akhir urutan).
3) Urutan informasi adalah urutan penyajian bukti audit, baik bukti positif yang diikuti
oleh bukti negatif atau bukti negatif yang diikuti oleh bukti positif.
4) Panjang informasi terdiri dari seri pendek dan rangkaian panjang informasi.

Dependent variables:
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah risiko salah saji material. Risiko salah
saji material adalah penilaian auditor dalam memperkirakan risiko salah saji material dari
akun penjualan dalam prosedur analitis dengan skor berkisar dari 1 (sangat rendah) hingga
7 (sangat tinggi).

8. Sample
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga yang telah mengikuti kursus audit. Peneliti memperoleh sampel sebanyak 80
mahasiswa sarjana dari Jurusan Akuntansi.

6
9. Statistical Test
Peneliti menggunakan oneway ANOVA untuk menguji efektivitas manipulasi acak
(profil klien, metode penyajian informasi, dan urutan informasi) dalam menghilangkan
perbedaan antar kelompok dalam karakteristik individu. Pengacakan dianggap efektif jika
nilai signifikansi uji ANOVA lebih tinggi dari 0,05. Untuk menguji hipotesis, peneliti
menggunakan t-test independent untuk membandingkan penilaian audit antara kelompok
manipulasi.

10. Result
1) Test of Hypotheses 1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa subjek dengan profil klien yang meyakinkan akan
memperkirakan risiko salah saji material lebih rendah dari subjek dengan profil
klien yang tidak meyakinkan. Hasil uji menunjukkan perbedaan signifikan dari skor
penilaian antara kedua kelompok, mendukung hipotesis pertama peneliti. Efek Halo
akan berdampak pada penilaian yang tidak akurat jika auditor memilikinya bukan
pengalaman yang baik dan tidak sensitif dengan profil klien yang meyakinkan.
2) Test of Hypotheses 2
Peneliti melakukan t-test independen untuk menyelidiki pengaruh penyajian profil
klien (meyakinkan vs tidak meyakinkan) dan metode penyajian informasi (secara
bersamaan atau berurutan) pada penilaian audit. Hasilnya uji menunjukkan efek
halo terdapat dalam formasi penilaian audit. Informasi meyakinkan yang disajikan
dalam langkah audit pendahuluan tidak dapat mempengaruhi efek halo karena
informasi negatif di akhir informasi yang disajikan lebih diingat dan individu
cenderung mempercayai informasi terbaru dengan mudah Ketika subjek awalnya
menerima informasi yang tidak meyakinkan dan kesan awal mereka negatif,
penilaian risiko salah saji material akan berkurang.
3) Test of Hypotheses 3
Hypothesis 3 menyatakan bahwa dalam kasus subjek secara bersamaan menerima
informasi dengan urutan ++++ ----, subjek dengan profil klien yang meyakinkan

7
akan memperkirakan risiko salah saji material berbeda dari subyek dengan profil
klien yang tidak meyakinkan. Dalam presentasi panjang informasi positif secara
bersamaan, individu yang mengaitkan informasi pertama yang meyakinkan akan
menentukan risiko materi lebih tinggi daripada individu dengan informasi yang
tidak meyakinkan. Secara keseluruhan, hasil peneliti menunjukkan bahwa
penugasan audit berpotensi menciptakan efek halo dan keterkinian efek.

11. Conclusion
Efek halo berkembang ketika individu memiliki klien dengan kondisi meyakinkan
daripada klien dengan kondisi yang tidak meyakinkan. Efek halo dan efek keutamaan
muncul ketika individu memiliki klien dengan kondisi yang meyakinkan dan informasi
disajikan secara bersamaan dan berurutan. Ketika individu memiliki klien dengan kondisi
yang meyakinkan dan (pendek atau panjang) informasi disajikan dengan urutan positif-
negatif atau negatif-positif, efek halo dan efek keutamaan muncul. Implikasi dari penelitian
ini berguna untuk akuntan yang menggunakan prosedur analitik dalam audit awal untuk
berhati-hati ketika mempelajari profil klien. Mereka harus meningkatkan skeptisisme
mereka dan harus aktif untuk mendiskusikan penilaian mereka dengan tim atau supervisor
mereka. Kantor akuntan publik harus mengadakan pelatihan untuk audit junior, senior dan
supervisor mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan kinerja mereka dalam penilaian
audit. Keterbatasan penelitian ini adalah pengaturan penelitian ini mengabaikan risiko
bisnis klien. Masa depan penelitian dapat dirancang dengan risiko bisnis tinggi / rendah dari
klien. Penelitian ini juga menggunakan keputusan individu, tetapi dalam prakteknya
keputusan audit menggunakan diskusi dengan supervisor dan tim audit mereka. Penelitian
masa depan bisa menggunakan diskusi sebagai metode untuk mengurangi efek halo dan
kemutakhiran.

12. Improvement/Extention
(di lembar berikutnya)

Anda mungkin juga menyukai