Dalam kegiatan bsisni, tujuan pelaku bisnis yaitu memperoleh keuntungan, namun tidak
dapat dikatakan bahwa hal tersebut satu-satunya tujuan. Dalam bisnis yang modern saat ini, pelaku
bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang yang profesional di bidangnya. Kinerja tidak hanya
berfokus pada aspek bisnis, manajerial, dan organisasi teknis murni, melainkan juga menyangkut
aspek etis. Kinerja yang menjadi prasyarat keberhasilan bisnis ini juga menyangkut komitmen
moral, integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral, pelayanan, dan sikap
mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan pihak-pihak terkait yang
berkepentingan (stakeholder), yang lama kelamaan akan berkembang menjadi sebuah etos bisnis
dalam sebuah perusahaan.
(2) Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis bahkan dalam
jangka panjang sekalipun. Sebagai contoh, bagaimana mengkampanyekan kerugian merokok,
sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri.
(3) Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung pada saat
bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama mungkin tidak memberikan
nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara eksistensi moral dan keuntungan sifatnya
terbatas dan insidental (situasional)
Dalam hal ini, etika bisnis menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diterapkan, sebab
dengan etika pertimbangan mengenai baik atau buruk dapat distandardisasi secara tepat dan benar.
Namun perlu juga dicatat bahwa etika bisnis tidak akan berfungsi jika praktik-praktik bisnis yang
curang dilegalkan. Maka, diperlukan dua perangkat utama yaitu moral dan legal politis.