1 OVERVIEW
Dalam bab ini, dibahas teori agensi, cabang dari game theory, yang mempelajari desain
kontrak antara prinsipal dan agen yang memotivasi agen untuk bekerja demi kepentingan utama
prinsipal. Kontrak yang efisien bagi principal adalah kontrak dengan biaya yang paling rendah.
Ada banyak hubungan principal-agent di masyarakat, seperti pasien-dokter, klien-
pengacara, pemilik-pemain hoki. Dalam setiap kasus, prinsipal menginginkan agen bekerja keras
demi kepentingannya. Namun, terdapat konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, dimana
hal tersebut terjadi karena bekerja keras membutuhkan usaha, dan prinsipal mungkin
menginginkan lebih banyak upaya daripada yang mau dilakukan oleh agen tersebut. Dalam
banyak kasus, sifat usaha agen terlalu rumit bagi prinsipal untuk mengamati secara langsung
sepeti sulit bagi pasien untuk mengamati upaya dokter. Ini menciptakan masalah moral hazard,
dan agen mungkin tidak bekerja keras kecuali dia cukup termotivasi. Meskipun reputasi dan
etika profesional berkontribusi pada motivasi, sering kali untuk memotivasi kerja keras lebih
jauh dengan mendasarkan kompensasi pada beberapa ukuran kinerja agen yang dapat
diobservasi. Dengan demikian kompensasi pemain hoki dapat sebagian besar tergantung pada
gol yang dicetak.
Dua hubungan agensi yang menjadi perhatian dalam konten ini. Hal tersebut adalah
kontrak kerja (employement contacts) antara perusahaan (mewakili pemilik perusahaan) dan
manajernya, dan kontrak pinjaman (lending contracts) antara perusahaan dan pemberi
pinjamannya. Teori agensi relevan dengan akuntansi karena kedua jenis kontrak sering
bergantung pada laba yang dilaporkan perusahaan. Employement contacts sering mendasarkan
bonus manajerial pada pendapatan bersih, dan, seperti disebutkan dalam bab sebelumnya,
lending contracts biasanya berisi perlindungan bagi pemberi pinjaman dalam bentuk perjanjian
yang, misalnya, mengikat perusahaan untuk tidak pergi di bawah rasio suku bunga yang
dinyatakan, atau tidak membayar dividen jika modal kerja turun di bawah tingkat yang
ditentukan.
Akibatnya, kebijakan akuntansi penting bagi manajer, karena kompensasi mereka, dan
kemampuan untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang, dipengaruhi oleh kebijakan-
kebijakan ini. Konsekuensi ekonomi diciptakan ketika standar akuntansi berubah selama masa
kompensasi dan kontrak utang. Akibatnya, manajer memiliki minat yang sah dalam desain
standar akuntansi baru.
Laba bersih yang dilaporkan memiliki peran yang berbeda dalam konteks kontrak
manajerial daripada dalam pelaporan kepada investor. Perannya adalah untuk memprediksi hasil
akhir dari kegiatan manajer saat ini. Dengan demikian, ia memonitor dan memotivasi kinerja
manajer. Untuk ini, laba bersih perlu peka terhadap upaya manajer dan tepat dalam memprediksi
hasil dari upaya itu. Karakteristik yang diperlukan untuk memenuhi peran ini tidak selalu sama
dengan karakteristik yang memberikan informasi yang paling bermanfaat bagi investor, yang
mengarah ke masalah mendasar.
Akhirnya, peran berbasis kontrak untuk laporan keuangan yang muncul dari teori agensi
membantu kita untuk melihat bagaimana teori pasar sekuritas efisien tidak harus konsisten
dengan konsekuensi ekonomi. Pasar sekuritas dapat menjadi efisien dan kebijakan akuntansi
dapat memiliki konsekuensi ekonomi setelah implikasi konflik untuk pelaporan keuangan
dipahami.
Gambar 1
Organization of this chapter
1.2.1 Introduction
Dalam beberapa bagian berikut, terdapat dua jenis kontrak penting yang memiliki
implikasi untuk teori akuntansi keuangan: kontrak kerja (employement contacts) antara
manajemen perusahaan dan manajer puncak dan kontrak peminjaman (lending contracts) antara
manajer perusahaan dan pemberi pinjaman. Dalam kontrak ini, kita dapat menganggap salah satu
pihak sebagai prinsipal dan lainnya agen. Misalnya, dalam kontrak kerja, pemilik perusahaan
adalah atasan dan manajer puncak adalah agen yang disewa untuk menjalankan perusahaan atas
nama pemilik. Teori agensi adalah cabang dari teori permainan yang mempelajari desain kontrak
untuk memotivasi agen rasional untuk bertindak atas nama prinsipal ketika kepentingan agen
sebaliknya akan bertentangan dengan prinsipal.
Kontrak teori agensi memiliki karakteristik baik permainan kooperatif maupun
nonkooperatif. Mereka tidak kooperatif karena kedua pihak memilih tindakan mereka tidak
kooperatif. Kedua pihak tidak secara khusus setuju untuk mengambil tindakan tertentu;
sebaliknya, tindakan dimotivasi oleh kontrak itu sendiri. Namun demikian, setiap pihak harus
dapat berkomitmen pada kontrak yaitu, mengikat dirinya sendiri untuk bekerja sama, atau untuk
“bermain sesuai aturan”. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa manajer dalam kontrak kerja tidak
akan merebut total laba perusahaan dan menuju yurisdiksi asing. Komitmen tersebut dapat
diberlakukan oleh sistem hukum, dengan menggunakan pengaturan ikatan atau escrow, dan oleh
perilaku etis dan reputasi pihak-pihak yang berkontrak.