Derivative Securities
Perusahaan rentan terhadap perbedaan jenis dari risiko pasar. Risiko ini muncul karena
profitabilitas dari operasi bisnis yang sensitif terhadap fluktuasi dalam beberapa area misalkan
harga komoditas, tingkat pertukaran mata uang asing dan tingkat bunga. Untuk mengurangi
risiko pasar, perusahaan melakukan transaksi lindung nilai (hedging).
Lindung nilai adalah kontrak yang menghindarkan perusahaan dari risiko pasar. lindung
nilai ini mirip dengan konsep kebijakan asuransi, dimana perusahaan mengikuti kontrak yang
memastikan memberikan bayaran tertentu terlepas dari tekanan pasar. Instrumen keuangan
seperti future, option, dan swaps adalah alat yang biasanya digunakan untuk lindung nilai.
Instrumen keuangan tadi disebut sebagai derivative financial. Derivative (turunan) adalah
instrumen keuangan yang nilainya merupakan turunan dari aset lain, variabel ekonomi seperti
saham, obligasi, harga komuditas, tingkat bunga, atau tingkat pertukaran valuta asing. Namun
kontrak turunan sebagai lindung nilai dapat menunjukan risiko yang mungkin dihadapi
perusahaan.
V. Analisis Derivatif
a) Tujuan untuk Menggunakan Derivatif
Mengidentifikasi tujuan perusahaan untuk penggunaan derivatif penting karena risiko yang
terkait dengan derivatif jauh lebih tinggi untuk spekulasi daripada untuk lindung nilai. Dalam hal
lindung nilai, risiko tidak muncul melalui pilihan strategis. Sebaliknya itu muncul dari masalah
dengan instrumen lindung nilai, baik karena lindung nilai tidak sempurna atau karena peristiwa
yang tidak terduga. Dalam hal spekulasi, sebuah perusahaan membuat pilihan strategis untuk
menanggung risiko pergerakan pasar. Beberapa perusahaan mengambil risiko seperti itu karena
mereka berada dalam posisi untuk mendiversifikasi risiko (dengan cara yang mirip dengan
perusahaan asuransi).
Jika perusahaan lebih banyak memakai input dari tingkat 1, maka keandalan dari
pengukuran nilai wajar akan tinggi. Begitu pula jika perusahaan menggunakan input tingkat
3, maka keandalannya bisa jadi lebih rendah.
Jika perubahan aset bersih terjadi karena transaksi non-operasi, perusahaan harus
mengidentifikasi nilai tukar untuk translasi transaksi tersebut. Penyesuaian ini kemudian
dimasukkan dalam perhitungan keuntungan dan kerugian translasi dengan cara yang sama seperti
di atas.
Pendapatan investasi permanen = ROI yang diinginkan x (Nilai wajar investasi awal + Nilai
wajar investasi akhir) / 2.
Untuk tujuan analisis, kita menginginkan semua sekuritas investasi dilaporkan sebesar
nilai wajar pada neraca. Oleh karena itu, kita akan menyesuaikan sekuritas yang dimiliki hingga
jatuh tempo ke dalam nilai wajarnya.