Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam
jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke
dalam jaringan organnya. Menurut WHO Obesitas adalah penumpukan lemak yang
berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan.Seseorang yang
dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh
mereka. kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk
usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan
mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun keinginan untuk pola hidup
lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit
terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan
berat badan

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertikan obesitas ?


2. Bagaimana kalsifikasinya ?
3. Apa tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh ?
4. Apa saja tipe kegemukan ?
5. Apa macam – macam diet ?
6. Bagaimana cara menghitung indeks massa tubuh ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertikan obesitas


2. Mengetahui kalsifikasinya
3. Mengetahui tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh
4. Mengetahui tipe kegemukan
5. Mengetahui macam – macam diet
6. Mengetahui cara menghitung indeks massa tubuh

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas

Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh


sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan.
Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan
buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko
sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang
mengikuti diet dan program penurunan berat badan.

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam
jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke
dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO Obesitas adalah
penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu
kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi
pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka.

Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi


dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat
badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).

B. Klasifikasi

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%


2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

C. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh

1. Obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity)

2
Kegemukan tipe ini ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di
bagian tubuh sebelah atas, yaitu di sekitar dada, pundak, leher, dan muka hingga
menyerupai buah apel. Kegemukan tipe ini lebih banyak terjadi pada pria dan
wanita yang sudah mengalami menopouse. Lemak jenuh yang mengandung sel-
sel besar banyak menumpuk pada tipe android. Keadaan ini sejalan dengan
penelitian Vague, peneliti dari Perancis, yang mengemukakan bahwa tipe android
ini potensial berisiko lebih tinggi terhadap serangan penyakit yang berhubungan
dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti penyakit gula, jantung koroner,
stroke, pendarahan otak, dan tekanan darah tinggi. Selain itu, kemungkinan untuk
terserang kanker payudara enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka
yang mempunyai berat tubuh normal. Namun, penderita kegemukan tipe ini
masih memiliki segi yang menguntungkan, yaitu lebih mudah menurunkan berat
tubuh dibanding tipe ginoid. Proses penurunan tersebut dapat terlihat nyata bila
diikuti dengan diet dan olahraga yang tepat. Melihat hal tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa seorang pria kurus dengan perut gendut lebih berisiko
dibandingkan dengan pria yang lebih gemuk dengan perut lebih kecil. Obesitas
abnominal (tubuh bagian atas) biasanya terjadi pada pria. Hal ini tampak dari
perut yang membuncit dan celana berada di bawah pinggang. Obesitas abnominal
sangat berbahaya karena di perut terletak organ-organ tubuh sehingga lemak ikut
dalam proses metabolisme.

2. Obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity)

Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut
“gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan
menstruasi pada wanita. Gemuk tipe ginoid ditandai dengan penimbunan lemak
di bagian tubuh sebelah bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat.
Kegemukan tipe ini banyak terjadi pada wanita. Lemak penyebab kegemukan ini
terdiri atas lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek. Lemak dinyatakan
tidak jenuh bila rantai karbon penyusun lemak tersebut mempunyai ikatan
rangkap. Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila dibandingkan dengan tipe
android karena risiko kemungkinan terkena penyakit degeneratif lebih kecil. Akan
tetapi, lebih sukar menurunkan kelebihan berat tubuh pada tipe ini karena lemak-
lemak tersebut lebih sukar mengalami proses metabolisme.

3
D. Tipe kegemukan :

a) Kegemukan menurut kondisi sel

Selain faktor distribusi lemak dalam tubuh, tipe kegemukan dapat dibedakan
berdasarkan kondisi sel pada setiap orang. Berdasarkan kondisi sel, kegemukan dapat
dibagi menjadi tiga tipe sebagai berikut.

1. Tipe hiperlastik

Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah sel lemak
lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal. Akan tetapi, ukuran sel lemak
tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal. Kegemukan tipe hiperlastik
biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan ke berat badan
normal. Bila terjadi penurunan berat tubuh sifatnya hanya sementara dan kondisi
tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.

2. Tipe hipertropik

Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang normal,
tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran normal. Kegemukan ini biasanya terjadi
pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat tubuh dibanding
tipe hiperlastik. Namun, kegemukan tipe ini mempunyai risiko lebih mudah
terserang penyakit gula dan tekanan darah tinggi.

3. Tipe hiperlastik-hipertropik

Pada kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada tubuh
seseorang melebihi ukuran normal. Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-
anak dan berlangsung terus hingga dewasa. Mereka yang mengalami kegemukan
tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh. Dengan demikian, seseorang
dengan tipe kegemukan seperti ini paling mudah terserang berbagai penyakit
degeneratif.

4
4. Kegemukan menurut umur

Kondisi gemuk tidak memandang umur seseorang, mulai dari bayi hingga tua
dapat mengalami kegemukan. Berdasarkan hal tersebut, penggolongan
kegemukan dapat dilakukan berdasarkan umur seseorang.

5. Kegemukan saat bayi

Kegemukan pada masa bayi disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua,


terutama tentang kebutuhan konsumsi makanan. Pihak orang tua harus paham
benar akan waktu dan menu yang tepat untuk memberi makan terhadap bayinya.
Seorang bayi yang menangis belum tentu merasa lapar, mungkin merasa sakit
pada bagian tubuh tertentu atau pakaiannya basah. Oleh karena itu, kurang tepat
bila setiap bayi menangis selalu diberi makan.

Kegemukan pada masa bayi perlu dihindari karena jumlah bayi yang menderita
kegemukan pada umur enam bulan pertama ternyata lebih dari sepertiganya
menjadi gemuk pada saat dewasa. Saat bayi berumur sampai dua tahun
merupakan saat paling mudah menimbun lemak. Namun, tidak berarti setelah
umur tersebut menjadi bebas dari kegemukan. Bayi gemuk belum tentu sehat,
bahkan dapat berakibat negatif dan membawa berbagai kesulitan seperti tingginya
risiko kejang.

6. Kegemukan saat anak-anak

Kegemukan pada masa anak-anak disebabkan oleh pola makan yang salah
disertai aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas fisik sangat diperlukan dalam proses
pembakaran kelebihan lemak dalam tubuh. Namun, dengan adanya acara televisi
yang memukau, kemudahan-kemudahan transportasi, dan perkembangan
teknologi membuat anak-anak enggan melakukan kegiatan yang banyak
mengeluarkan energi. Selain itu, siaran televisi dan media massa umumnya
memberikan informasi dalam bentuk iklan yang di antaranya menawarkan
produk-produk makanan yang berkadar kalori dan lemak tinggi. Iklan-iklan
tersebut sangat menarik sehingga banyak memengaruhi perilaku maupun pola
makan anak-anak.

5
7. Kegemukan saat dewasa

Kegemukan sering terjadi pada masa dewasa karena lemak tubuh mulai
menumpuk. Umur 30 tahun merupakan umur saat seseorang mulai mantap
dengan kariernya, ditandai dengan tanggung jawab makin besar, ambisi tinggi,
dan pekerjaan menumpuk. Pada kondisi seperti itu, seseorang menjadi sering
terlibat dalam pertemuan seperti makan siang, makan malam bersama, pesta, dan
rapat-rapat yang tidak luput dari soal makanan lezat. Kesibukan-kesibukan
tersebut menjadi penyebab kekurangan waktu untuk olahraga. Oleh karena itu,
bila kurang hati-hati dalam menjaga tubuh, perlahan-lahan kegemukan mulai
mengintai. Bila dibiarkan, pada umur 45-60 tahun sering menjadi kritis akibat
tubuh digerogoti penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan penyakit lainnya,
terutama pada orang-orang yang kegemukan.

b) Kegemukan menurut tindakan


Tingkat kegemukan yang diderita seseorang sangat bervariasi, tergantung kelebihan
berat dibanding berat normal. Berdasarkan hal tersebut pengelompokan kondisi
seseorang yang mengalami kegemukan adalah sebagai berikut.
1. Simple obesity (kegemukan ringan), merupakan kegemukan akibat kelebihan
berat tubuh sebanyak 20% dari berat ideal dan tanpa disertai penyakit diabetes
melitus, hipertensi, dan hiperlipidemia.
2. Mild obesity, merupakan kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara 20-
30% dari berat ideal yang belum disertai penyakit tertentu, tetapi sudah perlu
diwaspadai.
3. Moderat obesity, merupakan kegemukan akibat kelebihan berat tubuh antara
30-60% dihitung dari berat ideal. Pada tingkat ini penderita termasuk berisiko
tinggi untuk menderita penyakit yang berhubungan dengan obesitas.
4. Morbid obesity, merupakan kegemukan akibat kelebihan berat tubuh dari
berat ideal lebih dari 60% dengan risiko sangat tinggi terhadap penyakit
pernapasan, gagal jantung, dan kematian mendadak.
Namun pada intinya Kegemukan dibagi jadi :
1. Kegemukan dari gen (keturunan)
Ini terlihat dari orang tuanya gemuk genetik menurun ke anak dan dapat
dilihat dari sejak lahir.
2. Kegemukan dari kejadian

6
Ini terjadi karena seseorang mengalami sesuatu yang menyebabkan dia gemuk
missal Hamil, Cacat tidak permanen contoh patah tulang, dll.
3. Kegemukan dari perubahan gaya hidup
Ini terjadi pada mereka yang awalnya hidup pas-pasan menjadi kaya
4. Kegemukan dari tingkat stress
Ini terjadi pada orang yang stres dan mengalami tekanan hingga mereka lupa
jam makan, alias makan ketika lapar.
5. Kegemukan dari obat
Ini terjadi pada orang yang sedang dalam pengobatan penyakit tertentu dalam
jangka lama contoh obat untuk alergi.
6. Kegemukan dari Kemalasan
Ini terjadi karena oarang tersebut malas bekerja dan berpikir. Ini disebabkan
juga kehidupan keluarga yang telah mapam dan kecukupan hingga oarang
tersebut tidak harus bekerja dan berpikir.
7. Kegemukan karena Penyakit
Ini terjadi karena orang tersebut terkena sejenis penyakit yang menyebabkan
dia gemuk dan besar contoh tumor dan kanker.
E. Macam – macam diet :
1. Diet Rendah kalori tinggi protein
Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan
karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsi beras merah atau roti gandum. Asupan
protein dan lemak tetap diperhatikan, namun lemak tidak terlalu tinggi.
2. Diet berdasarkan Golongan Darah
Diet golongan darah ditemukan oleh Adamo & Whitney (2002) penulis “Eat
Right for Your Type”. Menurutnya reaksi kimia terjadi antara darah dan
makanan yang dimakan. Reaksi ini merupakan bagian dari warisan genetik.
Reaksi ini disebabkan oleh faktor yang disebut lectin. Lectin dan beragam
protein yang di temukan dalam makanan memiliki sifat aglutinasi yang
mempengaruhi darah. Jadi ketika makan makanan yang mengandung lectin
protein tidak cocok dengan tipe antigen darah, maka lectin mulai
mengaglutinasi sel-sel darah dan ini akan menyebabkan berbagai masalah
kesehatan, dari sinilah konsep diet golongan darah bermula. Dibawah ini
adalah tipe diet berdasarkan golongan darah :
A. Diet Golongan darah O
Golongan darah O merupakan golongan darah yang pertama kali muncul
pada manusia. Pemilik golongan darah O cenderung memiliki kadar asam
lambung yang tinggi hingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Oleh
karena itu, pemilik golongan darah O disarankan untuk menghindari semua
produk susu, seperti susu, keju dan yogurt. Sangat disarankan meminum teh

7
hijau secra teratur. Selain itu juga disarankan mengkonsumsi protein hewani
dan banyak berolahraga. Penting diketaui, golongan darah O adalah
pemakan daging. Kadar asam lambung yang tinggi mempermudah mencerna
daging (Rosmala, 2007).
Pantangan :
1) Gandum dan produk olahannya, seperti roti gadum dan bubur gandum.
2) Jagung dan produk olahannya, seperti minyak jagung,
3) corn flakes, dan kopi jagung.
4) Danging babi dan produk olahannya.
5) Angsa, telur ikan, gurita, avokado, kubis, kembang
6) kol, jamur sintake, kentang, cuka, mayones, vanila.
B. Diet golongan darah A
Secara biologis, golongan darah A rentan terhadap penyakit jantung, kangker
dan diabetes. Makanan yang alami, segar, murni dan organik sangat cocok
untuk golongan darah A. Jika daging baik untuk metabolisme golongan
darah O, maka untuk golongan darah A sebaliknya. Susu juga kurang dapat
dikonsumsi oleh pemilik golongan darah A, semua itu dikarenakan memiliki
kadar asam lambung yang rendah. Oleh karena itu golongan darah A
disarankan menjadi vegetarian (Rosmala, 2007).
Pantangan:
1) Daging (babi, sapi,kambing, angsa, kelinci, kerbau, domba, bebek)
2) Seafood( lobster, belut, kodok, halibut, ikan hering, udang, gurita,
segala kerang)
3) Sayuran dan Buah(kentang, jinten, kacang merah, acar, pisang, melon,
jeruk, mangga, kelapa, pepaya)
4) Makanan lain( mentega, keju parmesan, tepung gandum, roti tawar)
5) Minuman (segala minuman bersoda, susu murni dan skim,the hitam,
ice cream)

C. Diet golongan darah B


Jika pemilik golongan darah B mengikuti pola makan yang baik maka akan
terhindar dari penyakit, seperti diabetes dan penyakit jantung serta
dapat memperpanjang umur. Kunci utama diet golongan datah B adalah tidak
mengkonsumsi jagung, kacang, gandum, dan biji wijen. Dibandingkan dengan
golongan darah lainnya, golongan darah B dapat makan dan minum segala
produk susu karena tidak menyebabkan kegemukan.
Pantangan :
1) Daging (babi, ayam, burung puyuh, angsa, ayam hutan, bebek)
2) Seafood(siput, udang, gurita, segala kerang)

8
3) Sayuran dan Buah(minyak wijen, minyak jagung, mie jepang, tomat,
minyak kanola, kacang azuki, labu, kelapa, belimbing, tapioka,
kesemek)
4) Makanan lain(tempe,tahu, gandum hitam, gelatin, ice cream, selai kacang)
5) Minuman(minuman alkohol, soda)
D. Diet golongan darah AB
Seperti golongan darah B, golongan darah AB harus menghindari kacang
merah, jagung dan mie jepang yang bereaksi pada menurunnya kadar insulin.
Golongan darah AB bebas mengkonsumsi produk susu dan olahannya.
Sayuran segar dan tahu sangat penting untuk mencegah kanker dan penyakit
jantung. Oleh karena itu pastikan sayuran dan tahu selalu ada dalam menu makan.
Pantangan :
1) Daging (babi, kerbau, angsa, ayam, bebek, burung puyuh)
2) Seafood(lobster, udang, kodok, segala kerang)
3) Sayuran dan Buah(minyak wijen, minyak jagung, mie jepang, kuaci,
kacang merah, kacang azuki, avokado, kelapa, jambu, jeruk, pisang,
belimbing, mangga)
4) Makanan lain(american chese, blue chese, mentega, saus tomat, ice
cream)
5) Minuman(susu full cream, the hitam, liquor, soda)

F. Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)

BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–25.0 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan


dengan tinggi badan. Dengan Rumus:

Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2

9
Rumus :

BMI = b / t2

Keterangan :

1. b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram (kg)


2. t adalah tinggi badan dalam meter (m)

BAB III

KASUS

A. Contoh kasus

Nama : Nn A

Usia : 19 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Surabaya

Nn. A datang kerumah sakit ia mengeluh mengalami kesulitan saat duduk dan saat
berjalan, ia juga mengeluh juga jika berjalan jauh dadanya terasa sesak, hasil
pemeriksaan tidak menunjukkan adanya gangguan dalam tubuhnya, namun klien tersebut
mengalami obesitas tingkat berat.

10
B. Hasil Pemeriksaan :

TD : 130/80 mmHg

S : 37,5 derajat celcius

N : 89 kali/menit

RR : 23 kali/menit

TB : 160 cm

BB : 120 kg

C. Penghitungan data
IMT : BB (kg)
TB (Meter)

: 120 kg
(1,6 x 1,6)
: 120
2,56
: 46,87 ( Klien tersebut menunjukkan jika ia mengalami obesitas tingkat berat, karena
nilai normal IMT adalah ≤ 25)
BMR : 14,7 (BB) + 496
14,7 (120) + 496
1764 + 496
2260 kkal
Aktivitas ringan x BMR
= 1,55 x 2260
= 3503 kkal

14,7 (B) + 496


= 14,7 x 120 + 496
= 2260 kkal

11
3503- 2260
= 1243 x 1,95 (aktivitas ringan)
= 1926, 65
= 1927 kkal

D. Menu makanan :
Waktu Nama Bahan Berat E P L KH
masakan makanan
Pagi Nasi Nasi 100 g 175 4 - 40
06.30 Telur balado Telur ayam 55 g 75 7 5 -
Tomat 20 g 3,5 0,2 - 0,5
Tahu bacem Tahu 100 g 80 6 3 8
Gula aren 10 g 36,9 0,1 - 9,4
Tumis 5 0,5 - 2,5
kangkung Kangkung 50 g 45 - 5 -
Buah pisang Minyak 5g
Pisang 50 g 50 - - 12
Snack Pisang Pisang kepok 75 g 86,9 0,6 0,2 23,4
10.00 panggang Margarin
Susu kental 5g 45 - 5 -
manis 5g 16 0,4 0,4 2,7
Keju
20 g 7,2 0,7 0,02 1,02
Siang Nasi Nasi 200 g 350 8 - 80
13.00 Semur ayam Daging ayam 40 g 50 7 2 -
tnpa kulit
kecap
Tahu pepes tahu 5g 3 0,5 - 3
Tumis sayur Wortel 100 g 80 6 3 8
Buncis 25 g 6,5 0,2 0,1 1,2
Minyak 25 g 6,5 0,2 0,1 1,2
Buah 5g 45 - 5 -
pepaya Pepaya 100 g 40 - - -

Snack Jus mangga Mangga 90 g 50 - - 12


16.00 Gula 13 g 50 - - 12
Malam Nasi Nasi 100 g 175 4 - 40
19.00 Pepes ikan Ikan patin 50 g 66 8,5 3,3 0,55
Tempe Tempe 50 g 80 6 3 8
goreng Minyak 10 g 90 - 25 -
4,2 0,2 - 0,9
Lalapan Kacang 12 g 4,2 0,1 1
panjang
Terong 15 g 50 - - 12
Buah pisang Pisang 50 g
JUMLAH 1775,9 60,2 60,12 289,37

12
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obesitas di definisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh, sehingga berat
badan seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi. Faktor –
faktor yang mempengaruhi obesitas adalah faktor gizi, ekonomi genetis,sosial budaya
dan pola makan. Obesitas juga menimbulkan berbagai penyakit. Obesitas dapat
ditaggulangi dengan cara melakukan diet rendah kalori, olahraga, farmakoterapi,
perubahangaya hidup, dan pengenalan metabolisme tubuh.
B. Saran
Dalam melakukan diet hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil penyesuaian
gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat.
Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan
saluran cerna) dan haruskan melakukan diet, sehingga nantinya dietakan lebih
maksimal memberikan hasil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Googleweblight.com/02019/06/diet-bagi-penderita-obesitas.html
http://ichirajagukguk.blogspot.co.id/2014/06/kasus-obesitas-dewasa.html?m=1
https://www.deherba.com/menu-makanan-sehat-bagi-penderita-obesitas-dan-kiat-kiat..html
http://googleweblight.com/?litteurl
http://sitiasniar.blogspot.com/2014?03?makalah-obesitas.html

15

Anda mungkin juga menyukai