PENDAHULUAN
1
budaya, secara fungsional saling berkaitan, 4) pengobatan primitif paling
baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi budaya, dan 5)
manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan
pengobatan gaib.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sehat dan sakit ?
2. Bagaimana pandangan sehat sakit di masyarakat ?
3. Bagaimana cara pandang dan pengobatan penyakit yang terjadi pada
masyarakat daerah ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
d) Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat menguasai keadaan
lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan dan tekanan serta tidak
menimbulkan ketidak seimbangan pada dirinya.
2.1.2 Rentang Sakit
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat
sekali dan sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, social, dan spiritual. Batasan sehat itu
sendiri dapat diartikan bahwa sutu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947) Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah : Pertama, memiliki
kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;
Kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks
lingkungan, bak secara internal maupun eksternal; dan Ketiga,
memiliki hidup yang kreatif dan produktif.
1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor perkembangan yang
mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat
ditentukan oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari
usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon
terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Dan pemahaman
itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
2. Social Dan Cultural
Social dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan
status kesehatan seseorang. Karena akan mempengaruhi pemikiran
atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam
perilaku kesehatan.
5
3. Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan, hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan
yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
4. Harapan Seseorang Terhadap Dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal.
5. Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan
seseorang, mengingat potensi perubahan status kesehatan telah
dimiliki melalui factor genetic, walaupun tidak terlalu besar tetapi
akan mempengaruhi respon terhadap beberapa penyakit.
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, seperti
sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah
atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan
kesehatan. Sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat
yang dapat merubah status kesehatan.
7. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem
pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
6
c) Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam – macam
hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi itu sendiri
maupun fungsi keseluruhan.
Dari batasan – batasan tentang sehat – sakit, dapat disimpulkan
bahwa keadaan sehat – sakit pada dasarnya adalah :
1) Produk interaksi seseorang dengan lingkungannya
2) Sebagai manifestasi keberhasilan atau kegagalan seseorang
dalam mengadaptasikan diri dengan lingkungannya.
3) Gangguan kesehatan disebabkan terjadinya ketidak seimbangan
antara faktor – faktor :
a. Penyebab penyakit ( agent )
b. Tuan rumah ( Hospes ) – Keadaan manusia atau individu
c. Lingkungan ( Environment )
2.1.4 Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit
kronis, dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan
terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungi tubuh
secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan
dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi social
(Parsons, 1972). Selain itu sakit juga dapat dikatakan sebagai hasil
dari interaksi antara seseorang dengan lingkungan, dimana terjadinya
kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga
menimbulkan ketidakseimbangan antara factor host, agen dan
lingkungan.
7
Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari
berbagai aspek. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melihat sehat dari berbagai
aspek. Definisi sehat menurt WHO (1981), Health is a state of complete
physical, mental, and social well-being, and not merely the absence of
disease of infirmity. Sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,
rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas mana seseorang
dapat dianggap sempurna jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan, antropologi
kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan social budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Sakit
menurut Perkin’s merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang, sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktivitas
sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, maupun social. Jadi, sakit berarti
suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit secara
subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan
untuk mengembalikan keadaan sehat. Keadaan sakit sering dipakai untuk
menilai tingkat kesehatan suatu masyarakat. Untuk mengetahui tingkat
kesehatan tersebut dapat dilakukan melalui pengukuran-pengukuran nilai
unsur tubuh antara lain berat badan, tekanan darah, frekuensi pernapasan,
pemeriksaan cairan tubuh, dan lainnya. Keadaan sakit merupakan akibat
dari kesalahan adaptasi terhadap lingkungan (mladaptation) dan reaksi
antara manusia dengan sumber-sumber penyakit. Kesakitan adalah reaksi
personal, interpersonal, kultural atau perasaan kurang nyaman akibat dari
adanya penyakit. Penyakit itu sendiri di tentukan oleh budaya. Hal ini
karena penyakit merupakan pengakuan social bahwa seseorang tidak dapat
menjalankan peran normalnya secara wajar.
8
dahulu sering mengucilkan individu yang terserang penyakit, dan individu
tersebut tidak pernah tau apa penyakit yang diderita olehnya. Namun
masyarakat zaman dulu masih sedikit yang menderita penyakit kanker ,
seiring perkembangan zaman kebudayaan masyarakat mulai berkembang
dan pola berfikir mereka pun semakin berkembang. Misalkan mengenai pola
makan masyarakat zaman dulu cenderung mengkonsumsi makanan yang
sederhana didalam makanan tidak terdapat bahan zat kimia bahan yang
digunakan berasal langsung dari alam. Sedangkan masyarakat sekarang
lebih menyukai makanan cepat saji karena mereka menganggap jika lebih
mudah dan lebih praktis. Sedangkan mengenai lingkungan dulu lingkungan
masih sehat dan bersih belum tercemari oleh radikal bebas dan sebagainya
karena banyak industri yang berdiri tanpa memikirkan limbah yang dibuang
dan dampak apa yang terjadi terhadap lingkungan. Serta masyarakat zaman
dulu belum mengenal teknologi sebenarnya tanpa disadari mereka sudah
rutin berolah raga karena masih terbatasnya motor dan mobil mereka
memilih kemana – mana jalan kaki atau naik sepeda, sedangkan masyarakat
modern lebih menyukai kemana – mana menggunakan kendaraan hal itu
yang menyebabkan masyarakat modern lebih malas berolah raga. Semua hal
tersebut merupakan kebudayaan masyarakat itu sendiri cenderung
mengabaikan kesehatannya. Masyarakat berfikir jika apa yang dikerjakan
lebih mudah dan praktis lebih menguntungkan.
9
gejala yang dirasakannya. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang
normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai sebagai suatu keadaan badan yang
kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga
menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari
seperti halnya orang yang sehat.
10
Pada penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan di Provinsi
Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (1990), hasil diskusi kelompok
di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika
menangis terus, badan berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel,
kurus kering. Sedangkan bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit jika
sudah tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, tidak enak badan, panas dingin,
pusing, lemas, kurang darah, batuk-batuk, mual, dan diare. Menurut hasil
diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit
dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya, yaitu jika
menunjukkan gejala misalnya panas, batuk, pilek, diare, muntah-muntah,
gatal, luka, gusi bengkak, badan kuning, kaki, dan perut bengkak. Seorang
pengobat tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran modern,
mempunyai pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit-sehat.
Baginya, arti sakit adalah ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti
panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur
terganggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja.
Pada penyakit batin tidak ada tanda-tanda di badannya, tetapi bisa diketahui
degan menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya
lincah, kuat bekerja, suhu badan normal, makan dan tidur normal,
penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak mengeluh lesu, lemah atau sakit-
sakit badan. Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif mengenai
persepsi masyarakat pada beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan
penyakit. Masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu
yang mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidk
nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering
menangis, dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu,
tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau “kantong kering” (tidak
punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke
dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
11
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain).
12
2.3 Perilaku Sakit
13
mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut
mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara
menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
b. Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta
mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka
klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program
terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6
bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi
yang ada.
2. Faktor Eksternal
a. Gejala yang Dapat Dilihat
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra
Tubuh dan Perilaku Sakit. Misalnya: orang yang mengalami bibir
kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan
dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar
orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
b. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit,
atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya:
Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang
berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan
adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI.
Kemudian mereka mendiskusikannya dengan temannya masing-
masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan
untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman
Ny.B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak
perlu diperiksakan ke dokter.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana
menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan
14
demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang
dimiliki klien.
d. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan
segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada
kesehatannya.
e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis
lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem
pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari
pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk
mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang
rumit.
f. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan
yang bersifat peningkatan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
Sehat berarti keadaan yang sempurna dari fisik, mental dan sosial,
tidak hanya bebas dari penyakit atau cacad. Sedangkan Sakit adalah suatu
keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
Sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani,
maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas mana seseorang dapat
dianggap sempurna jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan, antropologi
kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan social budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan/A. Aziz Alimul Hidayat-Jakarta;
Salemba Medika, 2009
2. Antropologi kesehatan/ george M. Foster, Barbara GallatinAnderson;
penerjemah, Priyanti Pakan Suryadarma, Meutia F. Hattta Swasono-
Cet.1- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1986
3.
17