Anda di halaman 1dari 8

2.1.

Pengertian Advokasi
Advokasi secara harifah berarti pembelaan, sokongan, atau tambahan
terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-
mula diginakan dibidang hukum atau pengadilan. Advokasi dalam
kesehatan diartikan upaya untuk memperolah pembelaan, bantuan, atau
dukungan terhadap program kesehatan.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan.oleh karena itu yang menjadi sasaran
advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy
maker)atau pembuat keputusan (decision maker) baik di institusi pemerintah
ataupun swasta.

Advokasi terhadap kesehatan merupakan upaya yang dilakukan


orang-orang di lingkup kesehatan, utamanya promosi kesehatan sebagai
bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan
mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk mebuat peraturan-peraturan
yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat
terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007).

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting, sehingga


komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar
komunikasi efektif. Sehingga dapat dilakukan beberapa hal berikut:

1. Jelas (clear) : pesan yang akan disampaikan kepada sasaran


harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas, baik isi maupun bahasa
yang digunakan.
2. Benar (correct) : pasan yang disampaikan harus atas dasar
kebenaran.
3. Konkret (concrete) : dalam mengajukan usulan program untuk
mendapatkan dukungan dari pembuat kebijakan yang terkait, maka
petugas kesehatan yang mengajukan usulan tersebut harus
merumuskannya dalam bentuk yang konkrit (bukan kira-kira) atau
dalam bentuk operasinal.
4. Lengkap (complete) : pesan yang disampaikan harus lengkap untuk
menghindari adanya kesalah-pahaman.
5. Ringkas (concise) : pesan komunikasi harus lengkap namun ringkas
atau tidak bertele-tele.
6. Meyakinkan (convince) : agar komunikasi advokasi dapat diterima
oleh para pembuat kebijakan, maka penyampaiannya harus meyakinkan.
7. Konstektual (contextual) : pesan atau program yang di advokasikan
harus diletakkan atau diakaitkan dengan masalah pembangunan daerah
yang bersangkutan.
8. Berani (courage) : seorang petugas kesehatan yang akan melakukan
advokasi kepada pembuat kebijakan harus mempunyai keberanian
berargumentasi dan berdiskusi dengan para pejabat yang bersangkutan.
9. Hati-hati (coutious) : dalam berkomunikasi harus berhati-hati dan tidak
boleh keluar dari etikan berkomunikasi. Hindari sikap “menggurui”
kepada pihak yang bersangkutan.
10. Sopan (courteous) : advokator harus bersikap sopan, baik sopan dalam
tutur kata maupun penampilan fisik termasuk cara berpakaian.

2.2.Metode dan Teknik Advokasi


Dalam rangka melakukan sebuah advokasi terhadap pihak yang bersangkutan,
terdapat beberapa metode atau teknik yang dapat digunakan, antara lain:
1. Lobi politik (Political lobiying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat
untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan
yang dilaksankan.
2. Seminar atau Presentasi
Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program
pemecahannya dalam seminar yang dihadiri oleh para pejabat lintas
program dan lintas sektor. Agar diperoleh komitmen dan dukungan
terhadap program lyang akan dilaksanakan.
3. Media Advokasi
Media advokasi adalah tindakan melakukan kegiatan advokasi dengan
menggunakan media, khususnya media massa. Melalui media cetak
maupun media elektronik permasalahan kesehatan disajikan baik dalam
bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, peyampaian pendapat, dan
sebagainya.
4. Perkumpulan peminat (asosiasi)
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau
interes terhadap permasalahan tertentu atau perkumpulan profesi juga
merupakan bentuk advokasi.

Dalam melakukan advokasi terhadap Kepala Desa Maling Mati Kecamatan


Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro kami memilih menggunakan metode seminar
atau presentasi. Dimana dalam presentasi tersebut disajikan rencana-rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk promosi kesehatan yang akan dilakukan.

2.3. Unsur Dasar Advokasi


1. Penetapan tujuan advokasi
Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks karena
banyak faktor yang saling berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat
berhasil, tujuan advokasi perlu dibuat lebih spesifik.
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
Adanya data dan riset untuk pendukung sangat penting agar keputusan
dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan benar.
3. Identifikasi sasaran advokasi
Apabila isu, tujuan, dan upaya advokasi telah disusun, maka upaya
advokasi tersebut harus ditunjukan bagi kelompok yang dapat mebuat
keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam
pembuatan keputusan.
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
Sasaran advokasi berbeda atau bereaksi tidak sama atas pesan yang
berbeda. Seorang tokoh politik mungkin termotivasi jika mengetahui
banyak dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah
tertentu.
5. Membangun koalisi
Sering kali kekuatan sebuah advokasi dipengaruhi oleh jumlah orang atau
organisasi yang mendukung advokasi tersebut. hal ini sangat penting
dimana situasi di negara tertentu sedang membangun masyarakat
demokratis dan advokasi merupakan suatu hal yang relatif baru.
6. Membuat presentasi yang persuasif
Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran sering kali terbatas
akan waktu, sehingga pembuatan presentasi yang persuasif bisa
dilakukan.
7. Penganggaran dana untuk advokasi
Hal ini perlu dilakukan karena semua kegiatan dlaam advokasi
memerlukan dana.
8. Evaluasi upaya advokasi
Untuk menjadi advokator yang baik diperlukan umpan balik
berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.
2.4.Langkah Advokasi Dalam Promosi Kesehatan
Menurut Depkes (2007), terdapat lima langkah kegiatan advokasi, antara lain:
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta. Data
sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang
tepat dan benar. Data berdasarkan fakta sangat membantu menentukan
masalah, mengidentifikasi solusi, dan menentukan tujuan yang realistis.
Adanya data dan fakta yang valid seringkali menjadi argumen yang
persuasif.
Keterangan aplikasi:
Di desa Maling Mati, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro
menurut observasi kami di desa tersebut mengalami pengetahuan
kesehatan yang kurang. Hal itu dibuktikan dengan kondisi lingkungan
yang kurang sehat, seperti masih banyaknya warga yang BAB di sungai,
pembuangan limbah ternak sembarangan, dan masih banyak lagi.
Menurut pernyataan kepala desa, tidak pernah ada penyuluhan tentang
kesehatan dari Puskesmas setempat. Adapun penyuluhan hanya diadakan
6 bulan sekali dengan hasil yang kurang optimal.
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan pada para pembuat keputusan atau
pembuat kebijakan, baik di bidang kesehatan maupun diluar sektor
kesehatan yang berpengaruh terhadap publik. Tujuannya agar para
pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan, undang-undang, dan
isntruksi yang menguntungkan kesehatan. Perlu ditetapkan siapa saja
yang menjadi sasaran, mengapa perlu diadvokasi, apa kecenderungannya,
dan apa harapan kedepannya.
Keterangan aplikasi:
Jadi sasaran dari advokasi ini adalah kepala desa, camat, dan kepala
Puskesmas setempat, kemudian akan dilakukan pengajuan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bojonegoro.
3. Menyiapkan dan mengemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan mengambil keputusan jika
mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah kesehatan tertentu.
Oleh sebab itu, penting untuk diketahui pesan atau informasi apa yang
diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat keputusan yang
mewakili kepentingan advokator. Informasi yang disampaikan harus
akurat, tepat, dan menarik. Beberapa pertimbangan dalam menetapkan
bahan informasi ni meliputi:
a. Bahan infromasi memuat rumusan masalah yang dibahas, latar
belakang masalahnya, alternatif megatasinya, usulan peran atau
tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya. Bahan
informasi juga harus memuat 5W 1H tentang permasalahan yang
diangkat.
Keterangan aplikasi:
Bahan informasi yang akan disampaikan dimuat dalam bentuk diskusi
dengan tokoh masyarakat dan membawa berbagai permasalahan yang
ada di desa tersebut dengan media proposal.
b. Dikemas menarik, ringkas, jelas, dan mengesankan.
Keterangan aplikasi:
Bahan diskusi yang akan disampaikan dikemas secara menarik,
ringkas, dan jelas dengan media power point yang akan
dipresentasikan.
c. Menyertakan data pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
Keterangan aplikasi:
Data pendukung, ilustrasi bagaimana kondisi kesehatan yang ada di
desa itu dengan media gambar, sketsa, maupun video yang akan
ditampilkan di power point pada saat presentasi bahan diskusi.
4. Rencanakan teknik atau kegiatan operasional
Beberapa teknik atau kegiatan operasional advokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal/informal terhadap
para pembuat keputusan, negoisasi, dan seminar-seminar kesehatan.
Keterangan aplikasi:
Teknik yang digunakan untuk melakukan pendekatan terhadap para
pembuat keputusan dengan cara pembicaraan formal dengan kepala desa,
camat, dan kepala Puskesmas.
5. Laksanakan kegiatan pantau dan evaluasi serta tindak lanjut
Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai rencana
yang telah disusun, memantau dan mengevaluasi, serta melakukan tindak
lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian tujuan serta
menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk menjadi
advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan evaluasi
terhadap advokasi yang telah dilakukan. Meyakinkan para pembuat
kebijakan dan pembuat keputusan terhadap pentingnya program kesehatan
tidaklah mudah, memerlukan argumen dalam melakukan kegiatan
tersebut, anatara lain:
a. Credible, adalah suatu sifat pada seseorang atau institusi yang
menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya.
b. Layak (feasible), artinya program yang diajukan baik secara teknik,
politik, maupun ekonomi dimungkinkan atau layak.
c. Relevan (relevant), program yang diajukan tersebut paling tidak harus
mencakup dua kriteria, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.
d. Penting dan mendesak (urgent)¸artinya program yang diajukan harus
mempunyai urgensi yang tinggi, harus segera dilaksankan dan jika
tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
e. Prioritas yang tinggi (high priority), artinya program yang diajukan
tersebut harus mempunyai prioritas yang tinggi.

Keterangan aplikasi:

Kegiatan yang akan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatan derajat


kesehatan masyarakat yang ada di desa tersebut, dengan cara mendirikan
poskesdes. Karena dengan adanya poskesdes kita bisa memantau
kesehatan masyarakat tersebut dengan mudah. Selain untuk memantau
kesehatan masyarakat, poskesdes juga bermanfaat untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang sedang marak ditengah masyarakat
setempat. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mencapai kesahatan
yang optimal dan menjadi desa yang siaga.
DAFTAR PUSTAKA

Syahaceh. 2008. “ Advokasi Dalam Promkes”. (online),


(https://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/advokasi-dalam-promkes/, diakses
tanggal 27 September 2017 : pukul 20:44 WIB).

Gustin. 2012. “Advokasi Dalam Promosi Kesehatan”. (online),


(http://gustin74.blogspot.co.id/2012/10/advokasi-dalam-promosi-kesehatan.html,
diakses tanggal 27 Agustus 2017 : pukul 20:45 WIB).

Anda mungkin juga menyukai

  • Apa Itu Hipertensi
    Apa Itu Hipertensi
    Dokumen10 halaman
    Apa Itu Hipertensi
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    Wishnu Martil
    Belum ada peringkat
  • Sap Nutrisi Pada Anak
    Sap Nutrisi Pada Anak
    Dokumen11 halaman
    Sap Nutrisi Pada Anak
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • 6049 Prizila Gryntari
    6049 Prizila Gryntari
    Dokumen34 halaman
    6049 Prizila Gryntari
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DBD
    Leaflet DBD
    Dokumen3 halaman
    Leaflet DBD
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Hipertensi
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Patofis
    Patofis
    Dokumen6 halaman
    Patofis
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Sejarah
    Sejarah
    Dokumen1 halaman
    Sejarah
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Sap Demam Kejang
    Sap Demam Kejang
    Dokumen13 halaman
    Sap Demam Kejang
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Materi Asd VSD
    Materi Asd VSD
    Dokumen56 halaman
    Materi Asd VSD
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dokumentasi Kep
    Makalah Dokumentasi Kep
    Dokumen13 halaman
    Makalah Dokumentasi Kep
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psikologi
    Makalah Psikologi
    Dokumen19 halaman
    Makalah Psikologi
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Manajemen Bencana
    Makalah Manajemen Bencana
    Dokumen5 halaman
    Makalah Manajemen Bencana
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Anthropologi Kesehatan
    Makalah Anthropologi Kesehatan
    Dokumen3 halaman
    Makalah Anthropologi Kesehatan
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psikologi
    Makalah Psikologi
    Dokumen17 halaman
    Makalah Psikologi
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psikologi
    Makalah Psikologi
    Dokumen19 halaman
    Makalah Psikologi
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • INFEKSI NOSOKOMIAL
    INFEKSI NOSOKOMIAL
    Dokumen12 halaman
    INFEKSI NOSOKOMIAL
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Advokasi Promkes
    Advokasi Promkes
    Dokumen9 halaman
    Advokasi Promkes
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Advokasi Promkes
    Advokasi Promkes
    Dokumen9 halaman
    Advokasi Promkes
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • 11 Pola Gordon
    11 Pola Gordon
    Dokumen8 halaman
    11 Pola Gordon
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Infeksi Silang
    Bab 2 Infeksi Silang
    Dokumen10 halaman
    Bab 2 Infeksi Silang
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Infeksi Silang
    Bab 2 Infeksi Silang
    Dokumen10 halaman
    Bab 2 Infeksi Silang
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Obesitas
    Obesitas
    Dokumen15 halaman
    Obesitas
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia - Jantung
    Bahasa Indonesia - Jantung
    Dokumen11 halaman
    Bahasa Indonesia - Jantung
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat
  • INFEKSI NOSOKOMIAL
    INFEKSI NOSOKOMIAL
    Dokumen12 halaman
    INFEKSI NOSOKOMIAL
    PrizilaZila Gryntari
    Belum ada peringkat