Anda di halaman 1dari 10

Majas

Macam Macam Majas


Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda mati seakan-akan
bersifat seperti makhluk hidup. Majas ini membuat benda mati seakan-akan dapat
melakukan apa yang dilakukan oleh makhluk hidup atau manusia.
Contoh Majas Personifikasi :
1) Angin puting beliung datang mengancam sang Negeri
2) Lukisan itu menatap lembut kepadaku
3) Ombak laut itu melambai-lambai kepada sang pengunjung pantai
4) Bulan sedang bersedih di malam hari
5) Bunga mawar itu sedang merayuku untuk membelinnya
6) Awan itu menari-nari di siang yang cerah ini
7) Mendung seakan berbicara kalau hari ini akan terjadi hujan yang sangat deras
8) Pelangi mengatakan padaku bahwa hidup ini sungguh berwarna
9) Kasur itu selalu melambai-lambai ketika aku masih ngantuk
10) Ombak itu menyeretku sampai kembali ke pantai.
Majas Metafora
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan dua hal atau obyek
yang tidak sama menjadi paduan persamaan.
Contoh Majas Metafora
1) Hati seorang wanita memang selembut sutera
2) Rusa itu hilang dimangsa si raja hutan
3) Arman adalah buah hati pak Dias dan bu Sri
4) Membaca merupakan hobi yang menyenangkan bagi si kutu buku
5) Sampah masyarakat itu akhirnya masuk bui juga
6) Hati kecilku mengatakan kau adalah jodohku sampai kapanpun
7) Mata hatiku selalu bersua kalau kau memang baik hati
Majas Repetisi
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas repetisi adalah majas menggunakan pengulangan bahasa, frasa, klausa dan kata
yang dibuat sama dalam suatu kalimat yang berguna untuk memberi penegasan.
Contoh Majas Repetisi
1) Aku menyukaimu, aku merindukanmu, aku memujamu
2) Perjuangan itu sulit, perjuangan itu proses, perjuangan itu indah
3) Cinta itu indah, cinta itu gila, cinta itu buta
Majas Sinekdode
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas sinekdode adalah majas dengan penulisan bahasa yang yang mengungkapkan
bagian dari keseluruhan atau mengungkapkan keseluruhan untuk suatu bagian. Majas
ini terbagi menjadi 2 yaitu sinekdode pars pro toto dan sinekdode totem pro parte.
1) Majas sinekdode pars pro toto adalah majas yang menjelaskan suatu bagian yang
mewakili dari keseluruhan.
Contoh
a) Tiket nonton konser itu setiap orang dikenai Rp. 50.000
b) Sejak kemaren aku belum melihat batang hidung temanmu yang berkaca mata itu.
2) Majas sinokdade totem pro parte adalah majas yang menjelaskan keseluruhan yang
mewakili suatu bagian.
Contoh
a) Inggris selalu mendominasi pada pertandingan piada dunia
b) Bandung kemaren menjadi juara cabang olahraga voli di PON sepanjang tahun 2017
ini.
Majas Sarkasme
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas sarkasme adalah majas sindiran dengan kalimat yang kasar. Biasannya majas ini
disampaikan dalam keadaan sangat marah.
Contoh Majas Sarkasme
1) Melihat mukamu saja aku sudah jijik
2) Dasar babu gak berguna sama sekali
3) Pergi sana jadi gembel jalanan
4) Jangan bertingkah seperti orang kere
5) Mengerakan soal seperti ini saja tidak bisa, dasar bahlul
6) Biasakan hemat dasar tikus
7) Sepertinnya kau perlu berkaca
8) Kau memang karyawan yang tidak berguna, tidak becus mengerjaan proyek sekecil
ini
9) Melihatmu seperti kotoran anjing
10) Kau memang pantas jadi sampah jalanan
Majas Eufemisme
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas eufemisme adalah majas yang digunakan untuk menggantikan suatu ungkapan
kasar menjadi ungkapan yang lebig halus. Dengan ungkapan halus ini diharapkan yang
menengarkannya menjadi tidak tersinggung.
Contoh Majas Eufemisme
1) Seorang tuna netra menyebrang jalan ditemani oleh anaknya ( tuna netra = buta)
2) Saya baru tahu kalau Andi adalah tuna rungu ( tuna tungu : tuli )
3) Saya tidak mengerti dengan bahasa isyarat tuna wicara itu. ( tuna wicara : bisu)
4) Di kota itu banyak sekali tuna wisma berkeliaran ( tuna wisma = gelandangan)
5) Banyak orang antri ke beakang gara-gara kebanyakan makan pedas ( belakang = WC)
Majas Epifora
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas epifora yaitu majas pengulangan kata pada baris terakhir atau kalimat secara urut.
Contoh Majas Epifora
1) Orang hamil akhirnya melahirkan juga, bayi akhirnya tumbuh besar juga, orang
dewasa akhirnya tua juga.
2) Aku mencintai kamu, aku merindukan kamu, aku memuja kamu.
Majas Pleonasme
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas pleonasme adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang sudah
jelas tapi diberikan tambahan kata dengan tujuan untuk mempertegas maksud kalimat
tersebut.
Contoh Majas Pleonasme :
1) Naiklah ke atas untuk mendapat jatah uang saku untuk wisata besok
2) Turunlah ke bawah untuk mendapat jatah makan pagi agar hari-harimu selalu kuat
3) Mundurlah ke belakang sebelum dia menendangmu keluar dari rumah ini.
4) Ketika guru itu datang, mendadak kelas kami menjadi sunyi senyap
5) Aku melihat insiden kecelakaan maut itu dengan mata kepalaku sendiri
6) Aku senang sekali pergi ke pasar bunga melihat keanekaragaman jenis tanaman.
7) Hatiku begitu riang gembira mendapat hadiah darimu
8) Suaramu sungguh cetar membahana terdengar dari kamarku
9) Aku sudah ikhlas lahir batin dengan segala ujian ini
10) Senyummu begitu manis mempesona sehinngga membuat jantunggu berdegup
kencang.
Majas Paralelisme
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas paralelisme yaitu majas dengan perulangan yang digunakan untuk menegaskan
sebuah makna frasa dalam bahasa puisi.
Contoh Majas Paralelisme :
1) Sungguh aku membutuhkanmu
2) Sungguh aku memujamu
3) Sungguh aku membencimu
4) Jujur aku menyukaimu
5) Sungguh aku memikirkanmu selalu
Majas Hiperbola
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas hiperbola adalah majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding
aslinnya. Pembuatan kata yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik perhatian
pembaca.
Contoh Majas Pertentangan
1) Suaramu yang merdu itu dapat menggemparkan dunia
2) Perjalanmu dari Surabaya sampai disini secepat kilat
3) Dalamnya cintaku akan menenggelamkanmu ke samudra terdalam
4) Otak Marsha secemerlang berlian
5) Kecantikan miss world itu dapat mengalihkan hidupmu
Majas Paradoks
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas paradioks adalah majas pertentangan yang menjelaskan pertentangan antara
pernyataan dengan realita sesungguhnya. Majas ni sering dinyatakan pada tulisan novel.
Contoh Majas Paradoks
1) Di tengah keramaian kota metropolitan, kau tetap merasa kesepian.
2) Aku merasakan hangatnya suasana minum kopi ditengah malam yang dingin
menggigit
3) Walaupun banyak yang bilang masakanku sudah pas tetap saja ini kurang asin
menurutku.
4) Ditengah-tengan gaduhnya suasana konser pria itu tetap terlihat tenang.
5) Walaupun sudah tua, nenek itu tetap terlihat semangat bak kaum muda.
Majas Taotologi
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas tautologi yaitu majas dengan bahasa yang berulang-ulang pada suatu kalimat
dengan tujuan untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.
Contoh Majas Tautologi
1) Kau memutuskan segala sesuatu dengan luluh lantah tanpa merundingkanya terlebih
dahulu
2) Di malam yang dingin menggigit ini teasa sepi sunyi tanpamu disisiku
3) Aku akan tetap bersamamu dalam suka duka sepanjang hidupku mampai maut
menjemput
4) Melihat dirimu bersamannya membuat hatiku hancur lebur
5) Sedih tawamu adalah bagian dari kehidupanku
Majas Metonimia
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas metonimia adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan suatu kalimat atau
kata yang masih mempunyai hubungan dekat. Biasannya kata yang dipakai adalah merk
barang untuk menggantikan kata yang sudah umum.
Contoh Majas Metonimia
1) Jalan –jalan ke luar negri dengan pesawat Garuda terasa seperti melayang ke awan
2) Kalau kamu belum sepenuhnya sadar, sini aku kasih air aqua
3) Sekarang para remaja bahkan sampai orang tua setelah asyik berfoto selfie atau wifie
tak lupa untuk diupdate ke instagram
4) Dengan memakai kispray setrikaanku jadi lebih wangi dan rapi
5) Menggosok gigi dengan pepsodent membuat gigi lebih putih dan nafas lebih segar
6) Cucilah bajumu dengan bayclean agar lebih putih dan bersih
7) Minumlah baygon kalau kau ingin tamat segera
8) Makan Taro membuatku terasa lebih ringan dari sebelumnya
9) Dengan Natur E kulit wajah dan tubuhku menjadi lebih halus, lembut dan terasa
kencang seperti dulu
10) Sekarang adalah jamannya apapun bisa dicari dari smartphone kecil ini
Majas Ironi
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas ironi adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bertolak
belakang dengan aslinnya.
Contoh Majas Ironi
1) Senyummu manis sekali sampai ada cabe merah yang tertinggal
2) Pintar sekali kau ini mengerjakan soal kaya gini saja tidak bisa
3) Rapi sekali kamarmu sampai terlihat seperti kapal pecah
4) Beruntung sekali kau dikejar anjing melulu dari kemaren
5) Bajumu mewah sekali belinnya dipasar loak ya.
6) Rambutmu indah sekali sampai terlihat seperti ekor kuda belum disisir
7) Bedakmu lembut sekali seperti tepung beras yang biasa untuk membuat peyek.
8) Rajin sekali dirimu, tugas saja sampai setumpuk gunung begini
9) Aku terkesan dengan bajumu yang terlihat seperti baju nenekku dulu
10) Kulitmu mulus sekali sampai terasa seperti jalan belum diaspal
Majas Asosiasi
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua obyek yang berbeda tetapi
mempunyai kemiripan sifat. Ciri majas ini biasannya menggunakan kata penghubung
seperti laksana, bak, bagai, ibarat, juga.
Contoh Majas Asosiasi :
1) Hati orang itu memang keras ibarat batu
2) Senyumnya sangan menawan laksana bunga yang masih ranum
3) Binar matamu bagai bintang yang menerangi malam
4) Pikirannya encer bak santan kelapa
5) Semangatnya membara bagai api yang menyala-nyala
6) Kulitmu halus dan lembut sekali seperti kapas putih
7) Bibirmu merah merona bagai kelopak mawar yang baru mekar di pagi hari yag cerah
ini
8) Tubuhmu seksi sekali seperti gitar spanyol sehingga membuat para pria terpikat.
9) Kau pandai sekali seperti Albert Enstein
10) Tubuhmu tinggi sekali seperti pohon pinus yang tak pernah ditebang.
Majas Antitesis
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas antitesis adalah majas yang menyatakan dua kata yang memiliki arti berlawanan.
Kedua kata ditampilkan secara urut.
Contoh Majas Antitesis
1) Kaya miskin semuannya dapat masuk ke acara ulang tahunku
2) Banyak sedikit rezeki yang penting tidak melupakan untuk tetap bersedekah
3) Cantik atau jelek kita tetap harus bersyukur dengan segala pemberianNya
4) Kaya miskin bukanlah alasan untuk bermalas-malasan
5) Tinggi pendek mu sangat menentukan jika ingin masuk akademi militer.
6) Besar kecil pemberianku harus kamu terima dengan senang hari
7) Luas sempitnya tanah akan sangat menentukan harga jualnya di pasaran properti
8) Manis pahit cerita hidupku akan membuatku lebih memahami arti kehidupan
9) Asam manis kehidupan ini tergantung pada jalan pikiranmu sendiri
10) Kental atau encer santan itu tergantung banyak sedikitnya kelapa.
Majas Antonomasia
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas antonomasia adalah majas yang digunakan untuk menyebut suatu benda atau
objek bukan dengan nama aslinnya tetapi menggunakan sifat dari obyek tersebut.
Majas ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna memvariasikan kalimat
agar tidak terkesan monoton.
Contoh Antonomasia
1) Annisa membeli ‘’ si ratu bunga ‘’ untuk memperindah kebunnya. ( ratu bunga =
mawar)
2) Adikku senang sekali ketika melihat ‘’ merpati terbang ‘’ di angkasa. ( merpati terbang
= pesawat)
3) Siapa sangka karena ‘’ si manis diemut’’ itu gigi adikku bisa ompong. ( si manis
diemut = permen)
4) Gak disangka ‘’ si bau menyengat’’ itu enak dibuat lalapan makan bebek goreng. ( si
bau menyengat = pete )
5) Si suara emas itu memang cantik dan baik hati, pantas banyak yang suka. ( si suara
emas = penyanyi )
Majas Simile
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas simile adalah majas yang membandingkan dua kata atau objek yang jelas secara
eksplisit mempunyai kesamaan sifat. Ciri majas ini memakai kata penghubung layaknya,
ibarat, bagai, bak, umpamannya. Majas ini sedikit mirip dengan asosiasi tetapi tetap
terdapat perbedaan antara keduannya.
Contoh Majas Simile
1) Lelaki itu sangat baik dan dermawan ibarat malaikat yang turun dari langit
2) Kata-katamu sangat kasar ibarat pisau yang menusuk jantungku
3) Rio dan Vina ibarat air dan minyak yang tidak dapat dipersatukan
4) Penciuman Rudi sangat tajam ibarat anjing pelacak mayat
5) Es buah ini sangat segar menyembuhkan dahaga ibarat hujan yang membasahi
ladang pasir
Majas Litotes
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas litotes adalah majas yang menjelaskan suatu ungkapan yang direndahkan jika
dibandingkan dengan realita aslinnya. Majas ini mengungkapkan kepada pembacannya
tentang kerendah hatian penulis.
Contoh Majas Litotes
1) Saya hanyalah orang biasa tidak sepantasnya dilebih-lebihkan seperti itu.
2) Janganlah bertanya kepada orang bodoh seperti saya ini.
3) Makan nasi sambel teri saja sudah terasa lezat sekali bagi saya
4) Kakak akan membuat pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusanmu
5) Saya hanyalah orang yang sudah lanjut usia, tidak pantas rasannya memberikan
sambutan di acara itu.
6) Saya hanyalah seorang pedagang kue pinggir jalan
7) Kami bisa bertahan dengan usaha cendol yang sudah turun temurun dari nenek
moyang.
8) Ayahku hanyalah seorang nelayan penangkap ikan di laut
9) Ibuku hanyalah seorang tukang jahit seragam sekolah
10) Kami merasa cukup dengan uang saku seadannya.
Majas Alusio
Macam Macam Majas | Sumber : 500px.com
Majas alusio yaitu majas yang mempunyai gaya bahasa yang memakai kata-kata dimasa
lalu untuk menjelaskan suatu kejadian. Kata-kata masa lalu yang biasa dipakai pada
majas ini seperti berupa tokoh, legenda, kejadian, cerita.
Contoh Majas Alusio
1) Ceritamu dengan Santi mengingatkanku pada cerita bawang merah dan bawang
putih
2) Walaupun miskin jangan sampai kau seperti malin kundang pada ibunnya
3) Jika kau jatuh cinta ada orang salah nasibmu akan seperti cerita gunung tangkuban
perahu
4) Walaupun nilai rupiah semakin menurun, jangan sampai seperti kejadian tahun 90 an.
5) Semoga saja ini hanya getaran biasa tidak seperti tsunami di Aceh dulu

Pengertian dan Contoh Kalimat Ungkapan Lengkap


Pengertian dan Contoh Kalimat Ungkapan - Pernahkah Anda mendengar kata-kata seperti “panjang
tangan”, “kepala batu”, dan masih banyak lagi. Dalam ragam bahasa Indonesia kata – kata tersebut
merupakan ungkapan.

Ungkapan sendiri merupakan sebuah frasa idiomatic yang terbentuk dari gabungan kata yang
maknanya bukan ditafsirkan berdasarkan kata – kata pembentuknya, tetapi telah membentuk makna
baru.

Dikarenakan ungkapan terbentuk dari gabungan kata – kata yang berbeda, maka untuk
mengidentifikasi apakah gabungan kata tersebut merupakan ungkapan atau tidak, perlu dilihat ke
dalam konteks kalimat yang menyertainya. Hal ini dikarenakan gabungan kata tersebut bisa memiliki
dua makna yang berbeda yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna kiasan (konotasi).

Contoh:

Gulung tikar

Gabungan kata teresebut belum bisa dikatakan sebagai ungkapan jika belum disertakan ke dalam
kalimat karena maknaya belum jelas.

1. Andi diperintah oleh ibunya untuk gulung tikar yang ada di ruang tamu.
2. Akibat tidak ada yang membeli barang dagangannya, pengusaha itu gulung tikar.

Kalimat no dua merupakan kalimat ungkapan karena “gulung tikar” membentuk makna konotasi
yaitu bangkrut, sedangkan kalimat pertama bukan merupakan ungkapan karena “gulung tikar” yang
dimaksud adalah makna denotasi yaitu menggulung tikar.

Contoh – contoh ungkapan beserta kalimatnya

Buah bibir = Topik pembicaraan


Akibat kelakuan nakalnya, Budi menjadi buah bibir di masyarakat sekitar rumahnya.

Buah tangan = Oleh – oleh


Bibi membawa buah tangan dari kampung titipan nenekku.

Buah hati = Anak


Sudah lama pasangan itu menantikan buah hati, tetapi belum juga mendapatkannya.

Kepala dingin = Tenang


“Setiap masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin,” nasehat Pak Raden.

Keras kepala / Kepala batu = Bandel


Sudah berapa kali dia diingatkan, tetapi tetap saja dia keras kepala.

Kepala udang = Bodoh


“Dasar kepala udang!” bentaknya.

Panjang tangan = Suka mencuri


Di kelasku sering terjadi kehilangan barang, karena ada si panjang tangan diantara kami.

Ringan tangan = Suka menolong


Ani sangat disukai oleh teman-temannya karena dia ringan tangan.

Panjang akal = Orang yang cerdik


Penjahat itu dijuluki si panjang akal karena berhasil menipu korbannya beberapa kali.

Tangan kosong = Tak membawa apa – apa


Polisi itu melumpuhkan penjahat dengan tangan kosong.

Angat tangan = Menyerah


Setelah ditodong pistol oleh polisi, penjahat itu angkat tangan.

Omong kosong = Bualan


Aku sudah muak dengan omong kosong si Budi.

Tinggi hati = Sombong


Janganlah menjadi orang yang tinggi hati karena semua manusia sama di mata tuhan.

Setengah hati = Tak sungguh – sungguh


Dia bekerja dengan setengah hati, akibatnya pekerjaannya tidak maksimal.

Angkat kaki = Pergi


Aku memintanya untuk angkat kaki dari hadapanku segera.

Muka tembok = Orang yang tak tahu malu


Budi memang muka tembok, dia selalu saja mengganggu gadis – gadis di sekitarnya.

Hidung panjang = Orang yang suka berbohong


Jangan mempercayai si hidung panjang kalau tidak mau kecewa dibuatnya.

Gelap mata = Hilang kesabaran


Pak raden menjadi gelap mata sehingga dia membanting semua barang – barangnya.

Besar mulut = Orang yang suka membual


Aku tidak kuasa lagi mendengar si besar mulut itu berbicara.

Tulang punggung = Orang yang bertanggung jawab denga kehiduan seseorang


Joni sudah menjadi tulang punggung keluarga sejak dia tamat dari SMP.

Advertisement

Banting tulang = Kerja keras


Dia selalu banting tulang siang dan malam untuk menghidupi keluarganya.

Tulang rusuk = Pasangan hidup


Setelah lama sendiri, akhirnya aku menemukan tulang rusukku.

Berputih tulang = Mati


Lebih baik berputih tulang daripada hidup penuh kesengsaraan.

Naik darah = Marah


Karena bukunya hilang, Shinta naik darah di kelas.

Darah biru = Bangsawan


Tak ada yang mengetahui bahwa Agung adalah keturunan darah biru.

Bunga tidur = Mimipi


“Jangan takut semua itu hanya bunga tidur semata,’’ kata ibu.

Bunga desa = Gadis cantik


Semua pemuda merebutkan Ani yang merupakan bunga desa di kampung Jonggol.

Bunga bank = Uang deposito


Ayah mengahadiahi aku bunga bank di ualng tahunku yang ke 23.

Bunga bangsa = Pahlawan


Pejuang – pejuang yang gugur di medan pertempuran itu menjadi bunga bangsa kita.

Bintang lapangan = Pemain yang hebat


Ronaldo menajadi bintang lapangan di pertandingan semalam.

Naik daun = Sedang terkenal


Penyayi baru itu kini sedang naik daun.

Kambing hitam = Orang yang dipersalahkan


Budi suka mencari kambing hitam untuk menutupi perbuatannya.

Jago merah = Api


Bangunan di Pasar Rebo hangus dilalap si jago merah kemarin malam.

Meja hijau = Pengadilan


Akibat perbuatannya, dia diseret ke maja hijau.

Kutu buku = Orang yang suka membaca


Ani mengkoleksi ratusan buku dirumahnya karena dia adalah si kutu buku.

Asam garam = Pengalaman hidup


Kakek telah memakan asam garam yang sangat banyak jika dibandingan dengan diriku.

Naik pitam = Marah


Pak Sobri naik pitam ketika mendengar anaknya ditangkap polisi.

Hotel prodeo = Penjara


Penjahat itu mendekap di hotel prodeo

Sebatang kara = Hidup sendiri


Dirinya hanyalah sebatang kara tanpa orang tua dan sanak keluarga.

Kambing hitam = Orang yang dituduh bersalah


Dia dikambing hitamkan oleh teman – temannya.
Pengertian Peribahasa
Peribahasa atau pepatah adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan maksud, keadaan
seseorang ataupun hal yang mengungkapkan tentang, perbuatan, kelakuan atau hal tentang
seseorang.
Peribahasa dapat juga diartikan sebagai ungkapan yang tidak langsung, namun tersirat
menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami pembaca atau pendengar.
Pengertian lain, menurut kamus linguistik peribahasa adalah penggalan kalimat yang telah
membeku bentuk, makna dan fungsinya dalam masyarakat.
Ciri-Ciri Peribahasa
Kata-kata yang ada pada peribahasa memiliki struktur yang tetap, artinya kata kata dalam
peribahasa sudah pasti dan tidak dapat diubah.
Peribahasa biasanya digunakan dengan tujuan untuk menyindir ataujuga memperindah bahasa.
Kata-kata yang digunakan biasanya teratur, enak didengar serta memiliki makna.
Biasanya diciptakan atau dibentuk berdasarkan pandangan dan perbandingan yang sangat teliti
terhadap alam dan peristiwa yang terjadi dan berlaku dalam masyarakat.
Peribahasa dibentuk dengan ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga peribahasa akan
melekat dimulut masyarakat hingga turun temurun.
Jenis-Jenis Peribahasa
1. Bidal atau Pameo
Bidal adalah salah satu jenis peribahasa yang mengandung ungkapan baik itu sindiran, ejekan,
dan juga peringatnya. Contohnya: Hidup segan mati tak mau, malu bertanya sesat dijalan, dan
lain sebagainya.
2. Pepatah
Pepatah adalah salah satu jenis peribahasa yang mengandung ajaran atau nasehat dari orang-
orang tua dan biasanya peribahasa ini digunakan untuk mematahkan lawan bicara. Contohnya:
Bagai bumi dan langiit, bagai kejatuhan bulan, sedikit sedikit, lama-lama menjadi bukit, biar
lambat asal selamat dan lain sebagainya.
3. Perumpamaan
Perumpamaan adalah jenis pribahasa yang berisi kata-kata yang mengungkapkan keadaan atau
kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan biasanya diawali
dengan kata bagai, bak, seperti dan lain sebagainya. Contohnya: bagai pinang dibelah dua, bagai
harimau menyembunyikan kuku dan lain sebagainya.
4. Ungkapan
Ungkapan adalah kalimat kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang yang dinyatakan
dengan pepatah atau beberapa patah kata. Contoh: Kabar angin, besar kepala dan lain sebagainya
5. Tamsil atau Ibarat
Tamsil adalah kalimat kiasan yang sering menggunakan kata ibarat yang bertujuan untuk
membandingkan suatu hal atau perkara. Contohnya: Tua-tua keladi makin tua makin jadi, dan
lain sebagianya.
6. Semboyan
semboyan adalah kumpulan kata, kalimat atau frasa yang digunakan sebagai prinsip atau
pedoman. Contohnya: Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat dan lain
sebagainya.
Contoh Peribahasa
Tong kosong nyaring bunyinya
(Orang yang bodoh biasanya banyaknya cakapnya atau pembicaraannya)
Ada udang di balik batu
(Ada suatu maksud yang tersembunyi)
Ada gula ada semut
(Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang)
Anjing menggonggong, khafilah berlalu
(Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa)
Air beriak tanda tak dalam
(Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya)
Bagai Makan Buah Simalakama
(Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih)
Bagai air di daun talas
(Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya)
Bagai anak ayam kehilangan induk
(Bercerai berai karena kehilangan tumpuan)
Bagai duri dalam daging
(Selalu terasa tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran)
Bagai kacang lupa akan kulitnya
(Tidak tahu diri, lupa akan asalnya)
Belum bertaji hendak berkokok
(Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri)
Belum beranak sudah ditimang
(Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu)
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
(Bersama-sama dalam suka dan duka, baik dan buruk sama ditanggung)
Bergantung pada akar lapuk
(Mengaharap bantuan dari orang yang tidak mungkin memberi bantuan)
Bermain air basah, bermain api hangus
(Setiap pekerjaan atau usaha ada susahnya)
Besar pasak daripada tiang
(Besar pengeluaran daripada pendapatan)
Alu patah lesung hilang
(Orang yang tertimpa berbagai masalah)
Tak ada rotan akar pun jadi
(Apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik pun juga bisa dimanfaatkan)
Bagaikan api dalam sekam
(Perbuatan jahat yang tak tampak)
Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya
(Orang pendiam jangan disangka penakut atau mudah dipermainkan)
Tak ada gading yang tak retak
(Tak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya)

Anda mungkin juga menyukai