Anda di halaman 1dari 7

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan
kasihNya, penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah tentang “Penyuluhan
Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Penyluhan Kesehatan dari Ibu Mega Marindrawati R, SKM.,M.Kes
sebagai dosen pembimbing.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum


sempurna, oleh karena itu penyusun mohon maaf, serta kritik dan saran yang sifatnya
membangun yang penyusun harapkan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah-masalah yang ada
di rumah sakit untuk pengembangan ilmu dari mata kuliah tersebut.

Makassar, 24 Oktober 2018

Kelompok 3

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa lalu sistem kesehatan hanya berorientasi pada penyakit,
apabilatelah sakit, barulah dilakukan pengobatan. Mereka yang sakit akan
dirawat dirumah sakit, setelah dinyatakan sembuh dipulangkan kembali, dan
jika merkakembali diterpa oleh penyakit yang sama, mereka akan dirawat
kembali. Halini berlangsung secara terus menerus, hingga akhirnya
masyarakat sadarbahwa diperlukan suatu rangkaian usaha untuk memelihara
kesehatan mereka,di mana perawatan dan pengobatan di rumah sakit hanyalah
bagian kecil dariragkaian usaha tersebut.
Efektivnya suatu pengobatan juga dipenggaruhi oleh pola
pelayanankesehatan yang ada, serta sikap dan keterampilan para
pelaksananya, jugadipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan
keluarganya. Selanitu juga dibutuhkan kerjasama yang positif antara tenaga
pelaksana dengankeluarga pasien. Jika pasien dan keluarganya memiliki
pengetahuan danpartisipasi yang baik dalam upaya pencegaha dan pengobatan yang
baik, tentunya hal ini akan membantu dalam upaya peningkatan derajat
kesehatanmasyarakat.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha
untuk mengembangkan pengertian pasien, keluarga dan para pengunjung
rumah sakit tentang upaya pencegahan dan pengobatan penyakitnya. Selain
itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga
dan pengunjung rumah sakituntuk berperan aktif dalam usaha penyembuhan dan
pencegahan penyakit. Hal ini membuktikan bahwa, PKRS merupakan program
yang tak dapat dipisahkan dari sebuah pelayanan rumah sakit
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Promosi kesehatan ?
2. Bagaimana promosi kesehatan bagi pasien rawat inap?
3. Bagaimana strategi kemitraan dalam promosi kesehatan di bagian
rawat inap ?
4. Bagaimana strategi bina suasana dalam promosi kesehatan di bagian
rawat inap ?
5. Bagaimana strategi advokasi dalam promosi kesehatan di bagian rawat
inap ?
6. Bagaimana pemberdayaannya dalam promosi kesehatan di bagian
rawat inap ?
7. Contoh kasus promosi kesehatan dibagian pasien rawat inap ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui Bagaimana promosi kesehatan bagi pasien rawat
inap
3. Untuk mengetahui Bagaimana strategi kemitraan dalam promosi
kesehatan di bagian rawat inap
4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi bina suasana dalam promosi
kesehatan di bagian rawat inap
5. Untuk mengetahui Bagaimana strategi advokasi dalam promosi
kesehatan di bagian rawat inap
6. Untuk mengetahui Bagaimana pemberdayaannya dalam promosi
kesehatan di bagian rawat inap
7. Untuk mengetahui Contoh kasus promosi kesehatan dibagian pasien
rawat inap
BAB II

PEMBAHASAN
A. Promosi Kesehatan
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah


masalah kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya,
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara
menanganinya secara efektif serta efisien. Dengan kata lain, masyarakat
mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial
(mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).

Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-
kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok - kelompok masyarakat
dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah
kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial
budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Promosi kesehatan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
program pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit. Rumah sakit
merupakan instansi pelayanan kesehatan yang memiliki hubungan secara
langsung dengan pasien sehingga rumah sakit harus memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, tidak diskriminatif dan efektif sebagai hal
utama. Hal tersebut merupakan program dari kegiatan PKRS. PKRS juga
menjadi salah satu syarat dalam penilaian akreditasi 2012 sehingga dalam
pelaksanaan kegiatannya diatur dan dipantau agar tujuan PKRS terwujud
seperti yang diamanatkan oleh Permenkes Nomor 004 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan. (Larasanti, Promosi, Perilaku,
Masyarakat, & Airlangga, 2012)

B. Promosi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap


Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya
pasien sangat ingin mengetahui seluk-beluk tentang penyakitnya. Walaupun
ada juga pasien yang acuh tak acuh. Terhadap mereka yang antusias,
pemberian informasi dapat segera dilakukan. Tetapi bagi mereka yang acuh
tak acuh, proses pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu dari fase
meyakinkan adanya masalah.

Sementara itu, pasien dengan penyakit kronis dapat menunjukkan


reaksi yang berbeda-beda, seperti misalnya apatis, agresif, atau menarik diri.
Hal ini dikarenakan penyakit kronis umumnya memberikan pengaruh fisik
dan kejiwaan serta dampak sosial kepada penderitanya. Kepada pasien yang
seperti ini, kesabaran dari petugas rumah sakit sungguh sangat diharapkan,
khususnya dalam pelaksanaan pemberdayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai