Anda di halaman 1dari 3

REVIEW FILM

“ THE BILLIONAIRE “

The Billonaire adalah sebuah film yang bercerita tentang seorang anak
bernama “Tao Kae Noi” (TOP). Di film ini diceritakan TOP adalah seorang anak
yang kecanduan bermain game online, suatu hari ia ditawari oleh sesame gamers
lain agar TOP mau menjual senjata milik TOP padanya. Awalnya TOP menolak
tetapi ternyata pria yang menawari TOP berani membayar TOP sebanyak 30 baht,
sehingga akhirnya TOP menjualnya. Dari situlah TOP mulai ketagihan berbisnis.

Namun, hal itu tidak didukung oleh kedua orang tuanya terlebih lagi ketika
TOP tidak diterima di Universitas Negeri yang dikarenakan dia terlalu sibuk
berambisi menjadi seorang pengusaha, meskipun demikian hal itu tidak
mempengaruhi niat TOP untuk tetap berbisnis.

Namun usahanya tak semudah yang ia bayangkan, berkali-kali ia


mengalami kegagalan dalam bisnisnya. Mulai dari uang modal bisnis yang
semakin menipis, rumah TOP yang disita karena Ayahnya terlilit utang sebesar 40
juta baht (kira-kira 12 Milyar rupiah) yang membuat orang tuanya memutuskan
untuk pindah ke Cina. Saat itu kedua orang tuanya mengajaknya untuk ikut
pindah namun ia menolak dengan alasan bahwa ia ingin bersekolah namun yang
sebenarnya ia ingin tetap menjalankan bisnisnya di Thaliand.

Kegagalan yang dialaminya serta persoalan utang ayahnya membuat dia


menjadi bimbang akan masa depan bisnisnya, hingga suatu hari pacarnya
membawa oleh-oleh cemilan rumput laut untuk ia. Berkat cemilan inilah suatu ide
untuk mengolah rumput laut sebagai peluang bisnis. TOP pun berusaha untuk
mengolah rumput laut yang enak. TOP tidak memiliki keterampilan dasar tentang
cemilan rumput laut, hal ini membuat TOP mencar segala informasi yang
dibutuhkan untuk mengolah rumput laut yang enak. Namun usahanya masih
mengalami kegagalan, rumput laut yang dia masak dengan pamannya selalu terasa
pahit.
Hingga suatu hari saat hujan deras, TOP mendapati pamannya tergeletak
dilantai bersimouh darah. TOP kemudian membawah pamannya ke Rumah Sakit,
beruntung nyawa pamannya masih dapat tertolong. Tidak berputus asa akhirnya ia
tetap berusaha sendiri mengolah rumput laut namun tetap saja rumput laut yang ia
olah masih terasa pahit, hingga TOP menemukan bahan rumput laut mentah yang
terakhir tercecer dilantai dan basah karena kehujanan. Tapi apa yang terjadi,
bahan rumput laut yang kehujanan itu justru ketika dimasak rasanya enak dan
gurih. TOP pun menunjukkan kepada pamanya rumput laut yang diolahnya,
“gurih” adalah kata pertama yang diucapkan oleh pamannya.

Akhirnya TOP mendapatkan rahasia memasak rumput lauy yang enak,


saat itu terlintas ide di benak TOP, berbekal ilmu marketing dari kuliahnya yang
dulu terhenti TOP ingin memasarkan rumput lautnya lewat perusahaan swalayan
7-Eleven. Hambatan lagi-lagi mendatangi TOP, produk rumput lautnya ditolaj
oleh 7-Eleven dengan berbagai alasan yaitu kemasannya kurang menarik dan
harganya terlalu mahal, namun hal itu tidak membuat TOP menyerah. Ia pun
mendatangi toko percertakan untuk membuat label kemasan rumput lautnya.

Keesokannya harinya TOP kembali mendatangi 7-Eleven, namun karena


ia terlalu lama menunggu untu bertemu dengan manager 7-Eleven ia akhirnya
meninggalkan produk rumput lautnya didepan lift. Produk rumput yang
ditinggalkan oleh TOP kemudian didapat oleh karyawan 7-Eleven, para karyawan
tersebut mengira bahwa produk rumput laut TOP adalah cemilan gratis sehingga
mereka mengambilnya dan memakannya. Mereka pun sangat menikmati rasa
yang enak dan gurih dari rumput laut buatan TOP.

Alhasil, 7-Eleven pun bekerjasama dengan TOP untuk memasarkan


produk rumput lautnya dengan persyaratan yang sangat berat dimana TOP harus
memiliki pabrik dengan standar GMP (Good Manufacturing Product), TOP yang
sudah kehabisan modal kebingungan mendapatkan modal untuk membuat pabrik
dengan standar GMP. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjual mobil
sedan kesayangannya dan membangun pabrik kecil di kios milik orang tuanya
dulu. Keesokan harunya pihak 7-Eleven dating kepabrik TOP untuk memeriksa
apaka pabriknya berstandar GMP. Setelah lama menunggu akhirnya pabrik
rumput laut TOP di approve oleh pihak 7-Eleven.

Dari saat itu, TOP langsung memproduksi rumput laut dalam jumlah yang
cukup besar untuk di distribusikan ke berbagai wilayah di Thaliland. Karena
merasa usaha yang dikembangkannya berhasil ia pun menelpon kedua orang
tuanya dan meminta mereka untuk kembali ke Thailand. 2 tahun kemudian TOP
berhasil melunasi utang kedua orang tuanya serta berhasil mendapatkan kembali
rumhanya yang di sita. Hingga akhirnya TOP memiliki 2500 karyawan dan
mengirim produk rumput launta ke 6000 cabang 7-Eleven dan mengekspor
produknya ke 27 negara di dunia serta TOP memiliki perkebunan rumput laut di
Kore Selatan, dan oada akhirnya saat usia TOP 26 tahun pendapatannya mencapai
450 Milyar/tahun.

Anda mungkin juga menyukai