Anda di halaman 1dari 21

Nama Kelompok

 Andi Surya Abdi


Emirentia Bue
Nuryani Abdullah
Sartika
Desi Manapa
 Secara umum, yang melatarbelakangi munculnya UU
No.36 Tahun 2009 adalah karena adanya 5 dasar
pertimbangan perlunya dibentuk undang-undang
kesehatan.
1. Pertama: kesehatan adalah hak asasi dan salah satu unsur
kesejahteraan
2. Kedua: prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif,
partisipatif dan berkelanjutan.
3. Ketiga: kesehatan adalah investasi.
4. Keempat: pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat, dan yang
5. Kelima: adalah bahwa undang-undang kesehatan no 23 tahun
1992 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan dan
kebutuhan hukum dalam masyarakat.
 Latar belakang yang kedua adalah di pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa Indonesia
yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia.
 Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
 Hal ini menandakan bahwa adanya niat ingin melakukan
perubahan paradigma, upaya pembangunan kesehatan yaitu
dari paradigma sakit yang begitu kental pada Undang-Undang
Kesehatan sebelumnya (no 23 tahun 1992) bergeser menjadi
paradigma sehat.
 Terjadinya perubahan paradigma upaya pembangunan
kesehatan yaitu dari paradigma sakit yang begitu kental pada
Undang-Undang Kesehatan sebelumnya (no 23 tahun 1992)
bergeser menjadi paradigma sehat.
 Undang-Undang tersebut memuat ketentuan yang menyatakan
bahwa bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada
daerah masing-masing yang setiap daerah diberi kewenangan
untuk mengelola dan menyelenggarakan seluruh aspek
kesehatan.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Ketentuan lebih lanjut mengenai  Penyelenggaraan pendidikan dan/ atau
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada
pelatihan tenaga kesehatan di tetapkan ayat (1) menjadi tanggung jawab
sesuai dengan peraturan perundang- Pemerintah dan pemerintah daerah.(25)
undangan yang berlaku. Sedangkan (51)  Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan
 Penentuan ada tidaknya kesalahan atau profesinya, kelalaian tersebut harus
kalalaian sebagaimana dimaksud dalam diselesaikan terlebih dahulu melalui
ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin mediasi (29)
Tenaga Kesehatan. (pasal 54 ayat 2)
 Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
 Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban mengembangkan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki (pasal 27 ayat
standar profesi dan menghormati hak 2)
pasien. (pasal 53 ayat 2)
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Penyelenggaraan upaya kesehatan  Sumber pembiayaan kesehatan
dibiayai oleh pemerintah dan atau berasal dari Pemerintah,
masyarakat.(65) pemerintah daerah, masyarakat,
swasta dan sumber lain. (170)
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Ketentuan mengenai  Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengawasan sebagaimana pengawasan diatu rdengan
dimaksud dalam Pasal 76 Peraturan Menteri. (178)
ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah. (78) sedangkan  Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembinaan diatur dengan
 Ketentuan mengenai pembinaan Peraturan Menteri.(181)
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 73 dan Pasal 74
ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah (75).Sedangkan
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Ketentuan mengenai perbekalan  Ketentuan mengenai perbekalan
kesehatan ditetapkan dengan kesehatan ditetapkandengan
Peraturan Pemerintah. (pasal Peraturan Menteri. (pasal 39)
64)
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 56 ayat (2) Sarana kesehatan  Pasal 30 ayat (3) Fasilitas pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam ayata kesehatan sebagaimana dimaksud
(1) dapat diselenggarakan oleh pada ayat (1) dilaksanakan oleh
pemerintah dan atau masyarakat. pihak Pemerintah, pemerintah
daerah, dan swasta.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 61 ayat (2) Pengelolaan  Pasal 37 ayat (2) Pengelolaan
perbekalan kesehatan yang perbekalan kesehatan yang
berupa sediaan farmasi dan alat berupa obat esensial dan alat
kesehatan dasar tertentu kesehatan dasar tertentu
dilaksanakan dengan
memperhatikan pemenuhan dilaksanakan dengan
kebutuhan, kemanfaatan, memperhatikan kemanfaatan,
harga, dan factor yang harga, dan factor yang berkaitan
berkaitan dengan pemerataan. dengan pemerataan.

 Pasal 64 Ketentuan mengenai  Pasal 39 Ketentuan mengenai


perbekalan kesehatan ditetapkan perbekalan kesehatan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Menteri.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 48 ayat (3) Ketentuan  Pasal 97 ayat (4) Ketentuan
mengenai kesehatan matra mengenai kesehatan matra
sebagaimana dimaksud dalam ayat sebagaimana dimaksud dalam pasal
(1) dan ayat (2) ditetapkan dengan ini diatur denganPeraturan Menteri.
Peraturan Pemerintah.  Pasal 64 ayat (1) Penyembuhan
 Pasal 33 ayat (1) Dalam penyakit dan pemulihan kesehatan
penyembuhan penyakit dan dapat dilakukan melalui transplantasi
pemulihan kesehatan dapat organ dan/atau jaringan tubuh,
dilakukan transplantasi organ implan obat dan/atau alat kesehatan,
dan/atau jaringan tubuh, transfuse bedah plastik dan rekonstruksi,
darah, implan obat dan/atau alat serta penggunaan sel punca.
kesehatan, bedah plastik dan
rekonstruksi.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 64 ayat (1) Penyembuhan  Pasal 178 Pemerintah dan
penyakit dan pemulihan kesehatan pemerintah daerah melakukan
dapat dilakukan melalui transplantasi pembinaan terhadap masyarakat
organ dan/atau jaringan tubuh,
dan terhadap setiap
implan obat dan/atau alat kesehatan,
penyelenggara kegiatan yang
bedah plastik dan rekonstruksi,
serta penggunaan sel punca. berhubungan dengan sumber
daya kesehatan di bidang
 Pasal 75 Ketentuan mengenai kesehatan dan upaya kesehatan.
pembinaan sebagaimana dimaksud  Pasal 181 Ketentuan lebih lanjut
dalam Pasal 73 dan Pasal 74 mengenai pembinan diatur
ditetapkan dengan Peraturan dengan Peraturan Menteri.
Pemerintah.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 76 Pemerintah melakukan  Pasal 182 ayat (1)
pengawasan terhadap semua Menteri melakukan pengawasan
kegiatan yang berkaitan dengan terhadap masyarakat dan setiap
penyelenggaraan upaya kesehatan penyelenggara kegiatan yang
baik yang dilakukan oleh berhubungan dengan sumber
pemerintah maupun masyarakat. daya di bidang kesehatan dan
upaya kesehatan.
 Pasal 78 Ketetntuan mengenai
pengawasan sebagaimana  Pasal 187 Ketentuan lebih lanjut
dimaksud dalam Pasal 76 tentang pengawasan diatur
ditentukan dengan Peraturan dengan Peraturan Menteri.
Pemerintah
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Barangsiapa dengan sengaja melakukan  Setiap orang yang dengan sengaja
perbuatan dengan tujuan komersial dalam memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau dengan dalihapa pun sebagaimana dimaksud
jaringan tubuh atau transfuse darah sebagai dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana
manadimaksuddalamPasal 33 ayat (2) dipidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
belas) tahun dan pidana denda paling banyak miliar rupiah). (192)
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) (80).  Pasal 189 ayat (1) Selain penyidik polisi negara
Sedangkan Republik Indonesia, kepada pejabat pegawai
 Pasal 79 ayat (1) Selain penyidik pejabat polisi negeri sipil tertentu di lingkungan
negara Republik Indonesia juga kepada pejabat pemerintahan yang menyelenggarakan
pegawai negeri sipil tertentu diDepartemen urusan di bidang kesehatan juga diberi
Kesehatan diberi wewenang khusus sebagai wewenang khusus sebagai penyidik
penyidik sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Hukum Acara Pidana untuk melakukan Pidana untuk melakukan penyidikan tindak
penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur pidana di bidang kesehatan.
dalam undang-undang ini.
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 81 ayat (1C) Barang siapa yang tanpa  Pasal 193 Setiap orang yang dengan sengaja
kehlian dan kewenangan dengan sengaja melakukan bedah plastic dan rekonstruksi
melakukan bedah plastic dan rekonstruksi
untuk tujuan mengubah identitas seseorang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) diancam dengan pidana penjara paling lama
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
(tujuh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
banyak Rp.140.000.000,00 (seratus empat rupiah).
puluh juta rupiah).  Pasal 196 Setiap orang yang dengan sengaja
 Pasal 181 ayat (2b) Barang siapa dengan
memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
sengaja memproduksi dan atau mengedarkan memenuhi standar dan/atau persyaratan
alat kesehatan yang tidak memenuhi standardan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
Pasal 40 ayat (2) dipidana dengan pidana ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
pidana denda paling
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
banyak Rp.140.000.000,00 (seratus empat
puluh juta rupiah).
UU KESEHATAN NO 23 TAHUN UU KESEHATAN NO 36 TAHUN
1992 2009
 Pasal 81 ayat (2C) Barang siapa  Pasal 197 Setiap orang yang
dengan sengaja mengedarkan dengan sengaja memproduksi
sediaan farmasi dan/atau alat atau mengedarkan sediaan
kesehatan tanpa izin edar farmasi dan/atau alat kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam yang tidak memiliki izin edar
Pasal 41 ayat (1) dipidana dengan sebagaimana dimaksud dalam
pidana penjara paling lama 7 Pasal 106 ayat (1) dipidana
(tahun) tahun dan atau pidana dengan pidana penjara paling
denda paling banyak lama 15 (lima belas) tahun dan
Rp.140.000.000,00 (seratus denda paling banyak
empat puluh juta rupiah). Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai