Anda di halaman 1dari 99

UJI HIPOTESIS

APA ITU HIPOTESIS ?

Hipotesis berasal dari kata hipo dan


thesis, hipo berarti lemah. sedangkan
tesis berarti pernyataan
Ciri-ciri hipotesis :

1. Menghubungkan dua atau lebih variabel.


2. Jawaban / dugaan sementara.
3. Terukur
Macam-macam hipotesis

1. Hipotesis mayor (hubungan antara konsep).

2. Hipotesis minor (hubungan antara variabel).

3. Hipotesis nol (praduga tak ada).

4. Hipotesis alternatif (praduga ada).

5. Hipotesis satu arah (lebih besar atau lebih kecil).

6. Hipotesis dua arah (perbedaan).


Dasar perumusan. Hipotesis

1. Berdasarkan teori.

2. Fakta empiris

3. Imajinasi peneliti
Kegunaan hipotesis

1. Memberikan batas, lingkup atau jangkauan penelitian.

2. Mensiagakan peneliti agar dapat memilih data apa yang harus


dikumpulkan dan yang tidak perlu.
Pengujian hipotesis

Hipotesis tidak dibuktikan salah benarnya, tetapi didukung


atau tidaknya oleh data empiris.
Contoh :
Supir mobil menghidupkan mesin mobilnya, ternyata kunci kontak di putar ke posisi
on, mesin tidak mau hidup. Maka timbul permasalahan bagi si supir, mengapa mesin
tidak mau hidup ?
Berdasarkan teori, mesin tidak mau hidup karena :
 Bensinnya habis
 Accunya. Lemah
 Sopirnya, belum mandi (dugaan yang tidak didukung oleh teori)
Pengujian hipotesis

Berdasarkan dugaan di atas dirancanglah eksperimen atau observasi untuk mencari


data agar dugaan tersebut dapat diterima, atau harus ditolak.

Misalnya untuk dugaan (hipotesis) bensinnya habis, dicari panel atau alat untuk
melihat atau mengukur seberapa jumlah bensin yang ada.

Jika ternyata data atau fakta. menunjukkan masih ada, dan jumlahnya cukup, maka
hipotesis harus ditolak. Artinya, tidak benar bahwa. mesin tidak mau hidup karena
kehabisan bensin.
Macam-macam kekeliruan

Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada, dua macan kekeliruan yang dapat terjadi,
dikenal dengan nama-nama :
 Kekeliruan macam I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
 Kekeliruan macam II : menerima hipotesis yang seharusnya ditolak

Peluang membuat kekeliruan macam I biasa dinyatakan dengan  dan peluang


membuat kekeliruan macam II dinyatakan dengan 
Langkah-langkah pengujian hipotesis

Adapun langkah-langkah dalam pengujian


hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan hipotesis nol (Ho)
2. Memilih tes statistik.
3. Tetapkan suatu tingkat signifikansi ()
4. Tentukan daerah penolakan
5. Keputusan
1. Menyatakan hipotesis nol (Ho)

1. Hipotesis mengandung pengertian sama, dalam hal ini pasangan H dan A adalah :

a. Ho :  = 0 ( tidak ada perbedaan …………………………….……………)


b. Ha :   0 ( ada perbedaan ………………………………………………)
2. Hipotesis mengandung pengertian maksimum

a. Ho :  < 0 ( lebih kecil sama ……………………………………………..)


b. Ha :  > 0 ( lebih besar …………………………………………………...)
3.. Hipotesis mengandung pengertian minimum

a. Ho :  > 0 ( lebih besar sama……………………………………………...)


b. Ha :  < 0 ( lebih kecil ……. ……………………………………………..)
2. Memilih tes statistik

a. Z (normal)

b. T (student)

c. X2 (Chi-Square)

d. F atau lainnya
3. Menetapkan tingkat signifikansi

a.  = 0,05 atau sering pula disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari tiap
100 kesimpulan bahwa akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Dengan kata lain kira-kira 95% yakni bahwa kita telah membuat kesimpulan yang
benar.

b.  = 0,01 atau sering pula disebut taraf nyata 1%, berarti kira-kira 1 dari tiap
100 kesimpulan bahwa akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Dengan kata lain kira-kira 99 % yakni bahwa kita telah membuat kesimpulan yang
benar.
4. Penetapan daerah penolakan

a. Daerah penolakan satu sisi


b.
5. Pengambilan keputusan

 Ho : Ditolak jika statistik yang dihitung jatuh pada daerah penolakan.


 Ho : Diterima jika statistik yang dihitung jatuh pada daerah penerimaan.
UJI Z
UJI Z

 Prinsip penggunaan uji z adalah untuk membuktikan


signifikan atau tidaknya dua nilai rata-rata

Syarat-syarat pengunaan uji Z :


1. Uji Z digunakan jika simpangan baku populasinya diketahui
2. Data mempunyai skala, pengukuran interval atau rasio
3. Data berdistribusi normal.
A. Uji Z satu sampel

Uji Z satu sampel yang tujuannya untuk membandingkan nilai rata-rata sampel dengan
nilai rata-rata populasi sebagai standarnya.
Rumus :
Ket :

x
= nilai rata-rata sampel

Z Hit =
x
= nilai rata-rata, populasi
n = simpangan baku populasi
n= besar sampel
A. Uji Z satu sampel

Kriteria penerimaan hipotesisnya adalah :


H0 diterima bila : Z Hit. < Z (1/2 - ) atau
Z Hit. > - Z (1/2 - ) …………………………. satu arah
- Z (1/2 - ) < z Hit. < Z (1/2 - ) ………………...dua arah

Bila menggunakan program komputer dengan mengambil  = 0,05


maka H0 ditolak jika. probabilitasnya (P < 0,05)
CONTOH 1
“UJI Z SATU SAMPEL”

 Peneliti tertarik untuk menentukan efek obat tertentu. Maka ia memberikan


sebanyak 200 mg kepada 25 orang laki-laki. Sesudah dua jam kemudian,
denyut nadi mereka dihitung dan diperoleh rata-rata denyut nadi 68 kali per
menit. Para ahli klinis berpendapat bahwa denyut nadi laki-laki normal adalah
72 kali per menit dengan simpangan baku 10 kali per menit. Dengan
menggunakan  = 0,05. Tentukan apakah ada perbedaan denyut nadi yang
makan obat dengan denyut nadi laki-laki normal (yang tidak makan obat).
LANJUTAN...

Jawab :
1. Menyusun formula hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Hi)
H0 = rata-rata denyut nadi laki-laki yang makan obat tidak berbeda dengan
denyut nadi laki-laki yang tidak makan obat.
Hi = rata-rata denyut nadi laki-laki yang makan obat berbeda dengan denyut
nadi laki-laki yang tidak makan obat.
Secara simbolis dapat ditulis :
H0 : µ = 72
Hi : µ ≠ 72
Maka, digunakan pengujian dua sisi
2. Karena pada soal telah tertera α = 0,05 maka disetiap sisi Ho = 0,025

3. Menentukan peraturan-peraturan pengujiannya /kriterianya:

- pengujian dua sisi, jadi kriterianya:

H0 diterima apabila

4. Mencari nilai Z;

dik : x = 68; µ = 72; σ = 10; dan n = 25

maka,

Karena  diketahui, maka dipergunakan rumus :


x  68  72
Z Hit. = = = -2
 10
n 25
LANJUTAN...

Penetuan daerah penolakan untuk α = 0,05, diperoleh nilai kritis

Z1/2(1-α) = Z1/2-1/2α
= Z1/2 – ½ (0,05)

= Z1/2 – 0,025

= Z0,5 – 0,025

= Z0,475
cari nilai Z pada tabel,
Cari nilai Z 0,0475 pada
tabel:

0,06

1,9 0,4750

Jadi, nilai kritis dari Z


adalah sebesar 1,96
KESIMPULAN. . .

Penentuan daerah penolakan untuk  = 0,05 diperoleh nilai kritis = 0, 475=


Z (1/2 - ) z
1,96. Karena nilai Z hitung tidak berada antara – 1,96 dan 1,96 ini berarti HO
ditolak.

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa. ada perbedaan denyut nadi laki-laki yang
makan obat dengan denyut nadi laki-laki yang tidak makan obat.
LATIHAN
“UJI Z SATU SAMPEL”

 Diketahui kadar kolesterol orang dewasa normal adalah 200


gr/dl, dengan standar deviasi sebesar 56 gr. Seorang peneliti
telah melakukan pengukuran kadar kolesterol sekelompok
pasien hipertensi sejumlah 49 orang. Didapatkan mean
kolesterol mereka adalah 220 gr/dl. Peneliti ingin menguji
apakah kadar kolesterol pasien hipertensi berbeda dengan
kadar kolesterol orang dewasa normal
LANJUTAN. . .

Jawab :
1. Menyusun formula hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Hi)
H0 = kadar kolesterol pasien hipertensi tidak berbeda dengan kadar
kolesterol orang dewasa normal
Hi = kadar kolesterol pasien hipertensi berbeda dengan kadar kolesterol
orang dewasa normal
Secara simbolis dapat ditulis :
H0 : µ = 200
Hi : µ ≠ 200
Maka, digunakan pengujian dua sisi
LANJUTAN...

2. Karena pada soal telah tertera α = 0,05 maka disetiap sisi Ho = 0,025
3. Menentukan peraturan-peraturan pengujiannya /kriterianya:
- pengujian dua sisi, jadi kriterianya:
H0 diterima apabila
4. Mencari nilai Z;
dik : x = 220; µ = 200; σ = 56; dan n = 49
maka,
Karena  diketahui, maka dipergunakan rumus :
x   220 200
Z Hit. =  = 56 = 2,50
n 49
LANJUTAN...

Penetuan daerah penolakan untuk α = 0,05, diperoleh


nilai kritis
Z1/2(1-α) = Z1/2-1/2α
= Z1/2 – ½ (0,05)
= Z1/2 – 0,025
= Z0,5 – 0,025
= Z0,475
cari nilai Z pada tabel,
Cari nilai Z 0,0475 pada
tabel:

0,06

1,9 0,4750

Jadi, nilai kritis dari Z


adalah sebesar 1,96
KESIMPULAN. . .

Penentuan daerah penolakan untuk  = 0,05 diperoleh nilai kritis = 0, 475 =


Z (1/2 - ) z
1,96. Karena nilai Z hitung tidak berada antara – 1,96 dan 1,96 ini berarti HO
ditolak.

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol pasien hipertensi berbeda
dengan kadar kolesterol orang dewasa normal.
Sebuah pabrik pembuat bola lampu pijar merek
A menyatakan bahwa produknya tahan dipakai
selama 800 jam, dengan standar deviasi 60 jam.
Untuk mengujinya, diambil sampel sebanyak 50
bola lampu, ternyata diperoleh bahwa rata-rata
ketahanan bola lampu pijar tersebut adalah 792
jam. Pertanyaannya, apakah kualitas bola lampu
tersebut sebaik yang dinyatakan pabriknya atau
sebaliknya
UJI Z Dua Sampel Bebas

Uji Z dua sampel bebas adalah uji yang digunakan


untuk membandingkan antara dua keadaan atau
tepatnya dua populasi. Misalnya perbandingan dua
metode mengajar, dua cara digunakan dasar
distribusi sampling mengenai selisih statistik, misalnya
selisih rata-rata atau proporsi
Syarat Uji Z Dua Sampel

• Uji Z digunakan jika simpangan baku


populasinya diketahui

• Data mempunyai skala pengukuran interval


atau rasio

• Data berdistribusi normal


RUMUS

x1  x2
Zhit 
1 1
 
n1 n2
Keterangan :

x1 = rata-rata sampel I n2 = besar sampel II

x2 = rata-rata sampel II  = simpangan baku populasi

n1 = besar sampel I
HIPOTESIS

Ho diterima apabila - z ≤Z≤ z1/ 2(1a)


1/ 2(1a )

Ho ditolak apabila Z > z1/ 2(1a)


CONTOH

Dalam suatu percobaan, untuk menetukan efek latihan terhadap kadar P tertentu dalam tubuh,
dipilih 200 orang laki-laki normal yang berumur 20-35 tahun. Sebanyak 100 orang dipilih secara
acak untuk dimasukkan ke dalam kelompok yang dilatih, dan 100 orang lainnya ke dalam
kelompok kontrol. Orang yang masuk kelompok yang dilatih, berlatih dengan alat selama 10

menit, istirahat 5 menit dan disambung lagi berlatih dan seterusnya. Pada akhir 60 menit,
latihan ini dihentikan, dan kadar bahan P diukur. Ternyata rata-rata kadar bahan P pada
kelompok yang dilatih Adalah 0.58mg/ml, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 0,53
mg/ml. kita asumsikan bahwa 1 = 2= 0,28. dengan mengambil  =0,05 buktikan
bahwa apakah ada perbedaan bahan P dalam tubuh kelompok yang mendapat latihan dan
kelompok kontrol ?
Penyelesaian

Hipotesis :
Ho : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2

Karena  diketahui, maka digunakan rumus :


x1  x2 0,58  0,53
Zhit    1,28
1 1 1 1
  0,28 
n1 n2 100 100
Penentuan daerah penolakan , untuk  = 0,05 nilai kritis
adalah Z0,475 = 1,96. karena Z hit berada antara -1,96 dan
1,96, berarti Ho diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan antara kadar bahan P dalam tubuh kelompok yang
dilatih dengan kelompok yang dilatih
LATIHAN
Dalam suatu percobaan, untuk menentukan efek latihan terhadap kadar P tertentu
dalam tubuh, maka dipilih 200 orang laki-laki normal. Sebanyak 100 orang
dipilih secara acak untuk dimasukkan ke dalam kelompok yang dilatih, dan 100
orang lainnya ke dalam kelompok kontrol. Orang yang masuk kelompok yang
dilatih diberi latihan selama 60 menit dan kadar bahan P diukur . Ternyata
rata-rata, kadar bahan P 0,58 mg/ml, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah
0,53 mg/ml. Kita asumsikan bahwa. 1 = 2 = 0,28. Dengan mengambil  =
0,05 buktikan bahwa apakah ada perbedaan kadar bahan P dalam tubuh
kelompok yang mendapat latihan dan kelompok kontrol (uji dua arah)
 Jawab
 Hipotesis :
 H0 : 1 = 2
 Ha : 1  2
 Karena,  diketahui, maka digunakm rumus :
Penentuan daerah penolakan, untuk  = 0,05 nilai kritis adalah Z0,475 = 1,96 .

Karena Z hit. Berada antara -1,96 dan 1,96, berarti Ho diterima. Ini dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan antara kadar bahan P dalam tubuh kelompok yang dilatih

dengan kelompok yang tidak dilatih.


LATIHAN
Dalam suatu percobaan, untuk menentukan efek pemberian penyuluhan maka
dipilih 150 orang laki-laki normal. Sebanyak 75 orang dipilih secara acak untuk
dimasukkan ke dalam kelompok yang diberi penyuluhan, dan 75 orang lainnya ke
dalam kelompok kontrol.. Ternyata rata-rata, pemberian intervensi pada nilai
kelompok dilatih sebanyak 60 sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 50.
Kita asumsikan bahwa. 1 = 2 = 0,25. Dengan mengambil  = 0,1 buktikan
bahwa apakah ada perbedaan pemberian penyuluhan dalam kelompok yang
mendapat intervensi dan kelompok kontrol
UJI t
1. Uji t Satu Sampel
2. Ujit t Dua Sampel
Berpasangan
3. Uji t Dua Sampel Bebas
UJI t

Student`s t test (Uji t) pertama kali ditemukan oleh W.S. Gosset pada

tahun 1908 dengan nama samaran Student. Prinsip pengunaan uji t

adalah untuk membuktikan signifikan atau tidaknya. dua nilai rata-rata.

Syarat-syarat penggunaan uji t :


1. Uji t digunakan jika simpangan baku populasinya. tidak diketahui
2. Data mempunyai skala pengukuran interval dan rasio
3. Data berdistribusi normal.
UJI t Satu Sampel

Uji t satu sampel yang bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata sampel dengan

nilai rata-rata populasi sebagai standarnya.

x
Rumus : t hit. =
s
n
 H0 diterima jika Thitung < Ttabel (nilai t dapat dilihat dari
tabel distribusi t). cara lain untuk melihat H0 diterima bisa
juga dari nilai probabilitas dimana nilai sig > 0.05.
 H0 ditolak jika Thitung > Ttabel (nilai t dapat dilihat dari
tabel distribusi t).Cara lain untuk melihat H0 ditolak bisa
juga dari nilai probabilitas dimana nilaisig < 0.05.

Bila menggunakan program komputer dengan mengambil  =

0.05, Ho di tolak jika probabilitasnya (p < 0,05).


Contoh soal

 Masyarakat mengeluh bahwa ada perbedaan kadar


nikotin rokok malboro dengan kadar standar yang di
tentukan ( kadar standarnya = 20 mg/batang). Untuk
membuktikan keluhan masyarakat ini di ambil sampel
random sebanyak 10 batang dan kadar nikotin per
batang. Kadar nikotin perbatangnya adalah 22, 21, 18, 18,
21, 22, 22, 21, 22, da 25. Alfa yang di gunakan adalah (α
= 0, 05). Tentukan apakah ada perbedaan kadar nikotin
rokok malboro dengan kadar standar yang di tentukan.
Penyelesaian

1. Menyusun formula hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Hi)

H0 = tidak ada perbedaan kadar nikotin rokok malboro dengan kadar


standar yang di tentukan

Hi = ada perbedaan kadar nikotin rokok malboro dengan kadar standar


yang di tentukan

Secara simbolis dapat ditulis :


Ho :   20mg
Ho :   20mg

Maka digunakan pengujian dua arah


TABEL UJI T
t t t t t t t t t t t
0,50 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 0,975 0,99 0,995 0,999 0,9995
1 0,000 1,000 1,376 1,963 3,078 6,314 12,71 31,82 63,66 318,31 636,62
2 0,000 0,816 1,061 1,386 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599
3 0,000 0,765 0,978 1,250 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924
4 0,000 0,741 0,941 1,190 1,533 2,132 2,776 3,743 4,604 7,173 8,610
5 0,000 0,727 0,920 1,156 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869
6 0,000 0,718 0,906 1,134 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 0,000 0,711 0,896 1,119 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408
8 0,000 0,706 0,889 1,108 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
9 0,000 0,703 0,883 1,100 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781
10 0,000 0,700 0,879 1,093 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 0,000 0,697 0,876 1,088 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
Daerah Penolakan
Daerah Penolakan

Daerah penerimaan

-2,26 2,26
Kesimpulan

 Karena t hit. Lebih kecil dari t tabel, maka Ho

diterima.

 Dari hasil ini dapat di ambil kesimpulan

‘tidak ada perbedaan kadar nikotin rokok malboro

dengan kadar standar yang di tentukan’


Soal

Dari 10 orang pegawai rumah sakit yang


melanjutkan pendidikan magister sambil
bekerja, dipilih secara acak, Indeks
Prestasinya (IP) adalah 2,75; 3,00; 2,96; 3,80;
3,10; 2,60; 3,04; 2,05; 2,70 dan 2,10. Apakah
data tersebut dapat dijadikan sebagai bukti
bahwa IP pegawai rumah sakit yang
melanjutkan pendidikan magister sambil
bekerja tidak kurang dari 3,00? Gunakan taraf
signifikansi 5%.
 Hipotesis :
 Ho : IP pegawai yang melanjutkan pendidikan magister sambil bekerja kurang dari
3,00
 Ha : IP pegawai yang melanjutkan pendidikan magister sambil bekerja tidak
kurang dari 3,00
Ho diterima. Artinya rata-rata IP pegawai yang
melanjutkan pendidikan magister sambil bekerja
kurang dari 3,00.
Uji t Dua Sampel Berpasangan

Uji t dua sampel berpasangan adalah

membandingkan dua pengukuran yang

dilakukan pada satu kelompok sampel (disain

pre-post = sebelum dan sesudah)


Syarat-syarat penggunaanya

 Uji t digunakan jika simpangan baku


populasinya tidak diketahui
 Data mempunyai skala pengukuran
interval dan rasio
 Data berdistribusi normal
KRITERIA PENERIMAAN HIPOTESIS
 Ho diterima bila :

- t(1- ½ α)(n-1) < t hit. < t(1- ½ α)(n-1)


(dua arah)
Contoh soal

Sebanyak 10 orang wanita peserta KB (Keluarga Berencana) dengan


menggunakan Depo Provera sebagai obat kontrasepsinya. Sebelum dan
sesudah 6 bulan kemudian diukur tekanan darah sistoliknya. Ingin
diketahui apakah terdapat perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan
sesudah ber KB tersebut . (diketahui α = 0.05).
wanita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah

Sebelum 128 130 133 127 124 134 139 128 132 131

Sesudah 131 129 132 130 126 129 133 130 128 130
Hipotesis

 Ho : µ1=µ2
 Ha : µ1≠µ2

ket : µ1 = sebelum µ2=sesudah


Penyelesaian

wanita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah

Sebelum 128 130 133 127 124 134 139 128 132 131
Sesudah 131 129 132 130 126 129 133 130 128 130
di -3 1 1 -3 -2 5 6 -2 4 1 8
9 1 1 9 4 25 36 4 16 1 106
di2
Lanjutan…..

 Penetuan daerah penolakan untuk


α = 0,05 diperoleh nilai kritis

t (1- ½ α) (n-1) = t (1-0,025)(10-1)

= t (0,975)(9)
= 2,26
v t 0.995 Tt 0.99 Tt Tt0.95 Tt0.90 Tt0.80
0.975
1 63.66 31.82 12.71 6.31 3.08 1.376
2 9.92 6.96 4.30 2.92 1.89 1.061
3 5.84 4.54 3.18 2.35 1.64 0.978
4 4.60 3.75 2.78 2.13 1.53 0.941
5 4.03 3.36 2.75 2.02 1.48 0.920
6 3.71 3.14 2.45 1.94 1.44 0.906
7 3.50 3.00 2.36 1.90 1.42 0.896
8 3.36 2.90 2.31 1.86 1.40 0.889

9 3.25 2.82
2.26 1.83 1.38 0.883

10 3.17 2.76 2.23 1.81 1.37 0.879


11 3.11 2.72 2.20 1.80 1.36 0.876
Penetapan daerah penolakan

-2.26 0.76 2.26

Daerah diterima

Daerah Daerah
penolakan penolakan
KESIMPULAN……

Hasil yang diperoleh t hitung berada


antara -2,26 dan 2,26 maka Ho
diterima berarti depo provera tidak
berpengaruh terhadap tekanan darah
sistolik
Uji T dua sampel bebas………?

 Uji t dua sampel bebas ialah salah satu uji statistik yang dipergunakan untuk
membuktikan signifikan atau tidaknya dua nilai rata-rata sampel.
 Uji T digunakan jika :
1. Simpangan bakunya tidak diketahui
2. Data mempunyai skala pengukuran interval atau rasio
3. Data berdistribusi normal (Stang,2005)
 Uji T ini dibedakan atas 2 kelompok, yakni:  Variansi homogen jika :
1. Uji T dengan variansi homogen F hit.<Fα (V1,V2)
2. Uji T dengan variansi heterogen  Variansi heterogen jika :
F hit.>Fα (V1,V2)
 Dimana :

S12
f hit.  2
S2

v1  n1  1 v2  n2  1

(Stang,2005)
Gunakan rumus perhitungan uji T jika terbukti (Stang,2005) :

Homogen : Heterogen :
x1  x 2
t hit  X1  X 2
s 1n1  1n2 t hit. 
2 2
S S
1
 2

s
n1  1S12  n2  1S 22 n1 n2
n1  n2  2
Homogen

 Ho diterima jika t hitung berada diantara –t tabel dan + t tabel atau dalam bahasa
matematis dituliskan sbb:

t hit.  t 1   n1  n2  2atau


t hit.  t 1   n1  n2  2atau
 
 t 1  1 2  n1  n2  2  t hit.  1  12  n1  n2  2
Pengujian pada variansi heterogen :

 Uji 2 arah :

T1 T 1  12  n1  1
T2 T 1  12  n2  1
 Uji 1 arah :

T1 T 1   n1  1
T2 T 1   n2  1
Heterogen

 Ho diterima jika t hitung berada diantara –t tabel dan + t tabel atau dalam bahasa
matematis dituliskan sbb:

w1T1  w2T2 w1T1  w2T2


 t hit. 
w1  w2 w1  w2

 Dengan, S 2 2
w1  S
w2 
1 2
n1 n2
contoh soal

 Terdapat dugaan dari para dokter bahwa mutu vitamin c


buatan pabrik B jauh lebih baik dibanding dengan vitamin c
buatan pabrik A. untuk membuktikan hipotesis ini, kedua
kelompok vitamin tersebut disuntikkan secara terpisah
kepada masing-masing 10 pasien secara intramuskuler
setiap minggu selama 4 bulan. Mutu vitamin ini ditentukan
oleh kadar Hb dihitung pada saat satu minggu setelah
suntikan terakhir dengan peralatan dan dengan cara yang
sama. Buktikan bahwa dugaan para dokter benar (α=0,05)
Kadar Hb 10 pasien

PASIEN PABRIK A PABRIK B


1 12,2 13,0
2 11,3 13,4
3 14,7 16.0
4 11,4 13,6
5 11,5 14,0
6 12,7 13,8
7 11,2 13,5
8 12,1 13,8
9 13,3 15,5
10 10,8 13,2
Tabel F

V1
V2 9 10 11 12 13 14 15

9 3,18 3,14 3,10 3,07 3,05 3,03 3,01


10 2,86
11 2,90 2,85 2,82 2,79 2,76 2,74 2,72
12
13
14 2,65 2,60 2,57 2,53 2,51 2,48 2,46
Tabel T

v t 0,99 t 0,975 t 0,95

10 2,76 2,23 1,81


12 2,68 2,18 1,78
14 2,62 2,14 1,76
18 2,55 2.10 1,73
Penyelesaian

 Pabrik A:

X 1  12,12 S1  1,18 S12  1,39 n1  10

 Pabrik B :
X 2  13,98 S2  0,97 S 22  0,97 n2  10
Keterangan :

X 1  rata  rata sampel kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik A


X 2  rata  rata sampel kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik B
S1  simpanganbaku sampel kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik A
S 2  simpanganbaku sampel kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik B
S12  var iansi kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik A
S 22  var iansi kadar Hb setelahdisuntikanvit.C pabrik B
n1  besar sampel yang disuntikkan vit.C pabrik A
n2  besar sampel yang disuntikkan vit.C pabrik B
 Uji homogen/heterogen?

S 2 v1  n1  1
f hit.  1
S 2
2
v 2  n2  2
f tabel  f v1 , v2 
1,39
f hit.  1,43  f 0,05 9,9  3,18
0,97
 Karena “f hit.<f tabel ;(1,43<3,18)”, maka ia termasuk dalam variansi homogen
Mencari T hitung

n1  1S12  n2  1S 22 91,39  90,97


s  s  1,09
n1  n2  2 18

x1  x 2
t hit  12,12  13,98
s 1n1  1n2  t hit.    3,82
1,09 110  110
Mencari T tabel (nilai kritis)

Hipotesis
Ho :  1   2 t 1   n1  n2  2
Ha:  1   2
t tabel  1  0,0510  10  2
t tabel  0,9518
t tabel  1,73
 menandakan 1 arah
Kesimpulan

 Oleh karena t hit. Berada di sebelah kiri


atau sebelum-t tabel ; (-3,82<-1,73),
maka Ho ditolak
 Hal ini berarti bahwa vitamin c buatan
pabrik B lebih baik daripada vitamin c
buatan pabrik A.
 -3,28 -1,73
Contoh soal 2

 Data berikut ini adalah pendapatan 15 karyawan PTS dan 11 orang karyawan PTN
(Rp 10.000). Buktikan apakah terdapat perbedaan pendapatan karyawan antara
kedua kelompok tersebut!
Data pendapatan kedua kelompok karyawan tersebut.

PTS PTN
35,3 32,5
35,9 34
37,2 34,4
33,0 31,6
31,9 35,0
33,7 34,6
36,0 34,6
35.0 33,5
33,3 31,5
33,6 33,8
37,9 33,6
35,6
29,0
Penyelesaian

 PTS:

X1  34,45 S1  2,22 S12  4,92 n1  14

 PTN:
n2  11
n1  14

X 2  33,55 S2  1,44 S 22  1,44


Keterangan :

X 1  rata  rata sampel pendapa tan karyawandi PTS


X 2  rata  rata sampel pendapa tan karyawandi PTN
S1  simpanganbaku sampel pendapa tan karyawandi PTS
S 2  simpanganbaku sampel pendapa tan karyawandi PTN
S12  var iansi sampel pendapa tan karyawandi PTS
S 22  var iansi sampel pendapa tan karyawandi PTN
n1  besar sampel yang diuji di PTS
n2  besar sampel yang diuji di PTN
 Uji homogen/heterogen :

f tabel  f v1 , v2   v1  n1  1
2
S  15  1  14
f hit.  1
2
S
2  v2  n2  1
4,92  11  1  10
  3,41  f 0,0514,10  2,86
1,44
 Karena f hit.>f tabel;(3,41>2,86) maka ia termasuk kedalam variansi heterogen.
Mencari T hitung

x1  x2 34,45  33,55
t hit.   t hit.   1,34
S12 S 22 4,92 1,44
 
n1 n2 15 11
Mencari T tabel (nilai kritis)
 Ho : µ₁ = µ ₂ menandakan 2 arah
 Ha : µ₁ ≠ µ ₂

T1  T1 1  n1  T10,02514


2

 T0,97514  2,14
T2  T1 1  n1  T10,02510
2

 T0,97510  2,23
S12 4.92
w1    0,328
n1 15
S 22 1,44
w2    0,13
n2 11

w1T1  w2T2 0,328  2,14  0,13  2,23



w1  w2 0,328  0,13
 2,16
Kesimpulan

 Karena t hit. Berada diantara –t tabel


dan positif t tabel, maka Ho diterima
 Hal ini berarti bahwa tidak ada
perbedaan pendapatan antara karyawan
PTS dan karyawan PTN

 -2,16 1,34 2,16


SPSS akan melakukan analisis Shapiro-Wilk jika kita hanya memiliki kurang dari 50
subjek atau kasus. Uji Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat ketika jumlah subjek yang
kita miliki kurang dari 50.

Anda mungkin juga menyukai