Anda di halaman 1dari 5

KUSTA / LEPRA

No.Dokumen : 800/SOP/PKM.SWW-TGH / / 1/2018


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :1–3

Puskesmas Abid Ihsan,SKM


NIP.198511202011011001
Suwawa Tengah

Kusta adalah infeksi kronik akibat Mycobacterium leprae yang memiliki


1.Pengertian
manifestasi pada kulit dana tau saraf tepi.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani Kusta di


2. Tujuan
puskesmas Suwawa Tengah
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Suwawa Tengah No : 800/SK/PKM-
3. Kebijakan
SWW.TGH/ / /2018 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas
Suwawa Tengah.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1) Petugas melakukan anamnesa:
5. Prosedur
• Keluhan utama : Rasa baal,adanya bercak putih,bercak merah infiltrat
(bercak tebal)
• Keluhan tambahan : Demam,nyeri sendi dll
• Riwayat perjalanan penyakit : berapa lama ?
• Pengobatan yang didapat, reaksi bentol-bentol merah dll.
• Riwayat kontak dengan penderita kusta (keluarga)
• Penyakit lain yang diderita pada saat ini.
• Riwayat penyakit dulu terutama penyakit yang berat.
2. Petugas melakukan Pemeriksaan fisik
 Harus dilakukan di ruangan yang cukup terang, paling baik cahaya
sinar matahari tidak langsung.
 Diperiksa pada seluruh permukaan kulit (dari depan atas sampai bawah
dan dari belakang atas sampai bawah)
 Pertama-tama pasien diberitahu kemudian pemeriksa melihat kelainan
kulit dari jarak jauh kemudian dari dekat.
 Setelah ditemukan adanya kelainan kulit,maka kelainan kulit ditest ada
tidaknya anestesi (test raba menggunakan kapas yang diruncingkan)
KUSTA / LEPRA

Puskesmas No.Dokumen : 800/SOP/PKM.SWW-TGH/ /1/ 2018 Abid Ihsan,SKM


Suwawa Tengah No. Revisi : NIP.198511202011011001

SOP
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :2–3

 Pemeriksaan kelainan syaraf tepi


a. Saraf auricularis magnus
 Pasien disuruh menengok kekiri kemudian pemeriksa meraba
adanya Penebalan syaraf atau tidak demikian sebaliknya.
b. Saraf ulnaris
 Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah
penderita dengan posisi siku sedikit ditekuk sehingga lengan
penderita dalam keadaan relax.
 Dengan jari telunjuk tengah kiri pemeriksaan mencari nervus
ulnaris disulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan
tulang siku dan tonjolan kecil dibagian medial.
 Dengan memberi tekanan ringan N. Ulnais digulirkan halus
dirasakan dan ada tidaknya penebalan saraf, demikian juga pada
lengan kiri penderita.

Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1- 5 Jumlah > 5
Penebalan saraf tepi disertai
gangguan fungsi (mati rasa dana Hanya 1 saraf Lebih dari 1
tau kelemahan otot, di daerah saraf
yang dipersarafi saraf yang
bersankutan)
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif

3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang


Petugas memberikan rujukan ke fasilitas lebih lengkap (Rumah Sakit)
untuk pemeriksaan BTA dari jaringan kulit pasien.
4. Petugas melakukan penatalaksanaan:
 Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
 Petugas medis dan paramedis pemegang program P2M kusta harus
kerja sama dalam penanganan pasien kusta
KUSTA / LEPRA

Puskesmas No.Dokumen : 800/SOP/PKM.SWW-TGH/ /1/ 2018 Abid Ihsan,SKM


Suwawa Tengah No. Revisi : NIP.198511202011011001

SOP
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :2–3

 Pengobatan :
1) Pasien Pausibasiler
Dewasa
 Hari pertama : 2 cap. Rifampisin 30mg ( 600mg) +1 tab
Dapson 100 mg.
 Hari 2-28 hari: 1 tab. Dapson 100 mg
Satu blister hijau untuk 1 bulan, lama pengobatan 6-9 bulan.
Anak ( 10 – 14 tahun )
 Hari pertama : 2 cap. Rifampisin 150mg + 300mg (450mg) +
1 tab. Dapson 50 mg. Satu blister biru untuk 1 bulan, lama
pengobatan 6-9 bulan.
2) Pasien Multibasiler
Dewasa
 Hari pertama : 2 cap. Rifampisin 300 mg ( 600mg) + 1 tab.
Dapson 100mg + 3 tab. Lampren 100 mg (300mg)
 Hari 2-28 hari : 1 tab. Dapson 50mg + 1 tab Lampren 50 mg.
Satu blister orange untuk 1 bulan, lama pengobatan 12-18
bulan.
5. Petugas medis memberikan rujukan ke rumah sakit, kriteria:
1) Untuk rujukan laboratorium,
2) Terdapat efek samping obat yang serius,
3) Reaksi kusta dengan kondisi :
 ENL melepuh, pecah (ulserasi), suhu tubuh tinggi, neuritis.
 Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis.
 Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat,
misalnya hepatitis, DM, hipertensi dan tukak lambung berat.
6. Petugas mencatat semua hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan pengobatan dalam rekam medis
LEPRA/KUSTA
No.Dokumen : 800/SOP/PKM.SWW-TGH / /1/2018
Puskesmas No. Revisi : Abid Ihsan,SKM
Suwawa Tengah SOP NIP.198511202011011001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :3–3

6. Bagan Alir PASIEN

Anamnesa, pemeriksaan fisik,

Kerjasama dengan petugas TB

Pemeriksaan penunjang :
dilakukan rujukan ke rumah
sakit untuk Laboratorium BTA
dari jaringan kulit, karena tidak
bisa dilakukan di puskesmas Pengobatan

DIRUJUK : untuk rujukan laboratorium, terdapat efek samping


obat yang serius, terdapat reaksi kusta yang serius dan terdapat
komplikasi.
KUSTA / LEPRA
No.Dokumen : 800/SOP/PKM.SWW-TGH / / 1/2018
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :1–3

Puskesmas Abid Ihsan,SKM


NIP.198511202011011001
Suwawa Tengah

7. Unit Terkait 1. Poliklinik umum

Anda mungkin juga menyukai