Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan pengrajin kayu Kalimantan ini dimulai dari industri kecil, yang

pada saat itu bernama UD. Wijaya Pratama didirikan oleh Bapak Sudarsono

Chandrawidjaja pada tahun 1993. Dan perusahaan ini sekarang terletak di Jl. Raya

Semarang – Purwodadi Km 16,5. Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

Pada masa itu, UD.Wijaya Pratama memegang izin berbisnis dalam bidang

Industri pengolahan kayu, dengan luas usaha + 2.000 M3 setiap tahunnya. Dengan

infrastruktur yang masih terbatas, berbekal 3 unit bandsaw UD.Wijaya Pratama

mengolah kayu untuk menjadi bahan bangunan, seperti reng kayu, papan, usuk

dan reng. Bahan mentah yang dihasilkan oleh UD.Wijaya Pratama berasal dari

kayu pohon meranti dan campuran jenis pohon lainnya yang berasal dari

Kalimantan. Semua bahan mentah pilihan, di seleksi langsung oleh Bapak

Hartono Chandra Widjaja.

Seiring dengan waktu UD.Wijaya Pratama berkembang sangat cepat.

Sehingga pada tahun 1998. UD. Wijaya Pratama berganti nama menjadi PT.Cipta

Wijaya Mandiri. Dengan bergantinya nama PT.Cipta Wijaya Mandiri mulai

menambahkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan indutrinya, menjadi

perusahaan penebangan pohon serta pengolahaan kayu. Dan langkah selanjutnya

PT.Cipta Wijaya Mandiri membagi sahamnya dengan PT.Daya Cipta Karya


2

Sempurna pada tahun 2003, PT.Daya Cipta Karya Sempurna memproduksi

decking untuk pasaran Internasional.

Setelah berjalan selama 20 tahun di dunia Perkayuan. Sekarang PT.Cipta

Wijaya Mandiri semakin berkembang besar, dan mulai memproduksi plywood,

veneer, decking, dan kayu gergajian. Dengan nama produk Ciptana.

Dengan didukung oleh teknologi yang modern, serta pengalaman para

karyawan yang bisa diandalkan. Ciptana optimis untuk menjadi Merk nomor satu

di industri pengolahan kayu. Untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri

maupun pasar Internasional. Standard dan


1 kualitas produk olahan kayu yang baik

juga merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan untuk menjadi merk

nomer satu.

Gambar 1.1: PT Cipta Wijaya Mandiri

B. Filosofi logo PT Cipta Wijaya Mandiri


3

Gambar 1.2 Logo PT Cipta Wijaya Mandiri

Gambar 1.3 Keterangan Filosofi Logo CIPTANA

C. Visi dan Misi Perusahaan

VISI

Menjadi salah satu perusahaan yang terdepan dan berkelanjutan didalam

Bisnis Perkayuan
4

MISI

Penyedia kayu berkualitas tinggi, Memberikan palayanan yang tidak

lekang oleh waktu, dan Memperluas jaringan bisnis.

D. Lokasi Perusahaan

Lokasi dari PT Cipta Wijaya Mandiri berada di Jl. Raya Semarang –

Purwodadi km 16,5 No 349 Mranggen , Demak, Jawa Tengah dengan kode pos

59567

Gambar 1.3. Lokasi Perusahaan PT Cipta Wijaya Mandiri

Di era globalisasi kini teknologi sudah sangat berkembang, banyak

perusahaan yang melakukan produksi secara besar – besaran. Dalam

perkembangan teknologi ini perusahaan dituntut untuk bias memenuhi suatu

pasar. Dalam hal memindahkan barang dengan jumlah yang sangat banyak

perusahaan menggunakan sebuah alat bantu berupa forklift. Forklift atau yang

juga sering disebut sebagai Lift Truck adalah salah satu material handling yang

paling banyak digunakan di dunia logistic. Tujuan utama forklift adalah untuk

transportasi dan mengangkat. Sejarah forklift pertama kali diawali pada tahun

1906. Pennsylvania Railroad memperkenalkan sebuah baterai platform truck


5

untuk memindahkan barang. Forklift juga sangat membatu dan mempercepat

produksi didalam perusahaan.

Melihat mobilitas forklift yang tinggi kondisi ini membuat forklift kadang

mengalami trouble atau kerusakan pada bagian power steering. Power steering

merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem

kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa

membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bermaksud untuk

melakukan studi kasus terhadap kerusakan yang biasa terjadi pada mesin Forklift

7 Ton beserta metode perbaikan berdasar pengalaman Praktek Kerja Lapangan di

PT. CMW. Hal tersebut akan dibahas di dalam tugas akhir ini dengan judul

“STUDI KASUS KERUSAKAN POWER STEERING PADA FORKLIFT

TCM 7 TON DI PT. CIPTA WIJAYA MANDIRI”.

E. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini telah ditetapkan masalah yang akan diteliti, diantaranya :

1. Bagaimana cara kerja Power Steering pada Forklift?


2. Apasaja kerusakan yang sering terjadi pada Power Stering?
3. Bagaimana cara memperbaiki kerusakan pada Power Steering?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Dapat mengetahui cara kerja Power Steering pada Forklift.


2. Dapat mengetahui kerusakan yang sering terjadi pada Power Stering.
3. Dapat mengetahui cara memperbaiki kerusakan pada Power Steering.

G. BatasanMasalah
6

Untuk mempermudah pembahasan diperlukan batasan – batasan masalah

agar materi yang dibahas dapat lebih jelas dan rinci. Hal ini mengingat

permasalahan yang dihadapi di lapangan sangat komplek. Guna menghindari

penyimpangan pembahasan dari topik yang dipilih, maka penulis menyajikan

laporan mengenai “Studi Kasus Kerusakan Power Steering Pada Forklift Tcm 7

Ton di PT. CWM ”ditetapkan pada masalah :

1. Kerusakan yang sering terjadi pada Power Stering.


2. Cara memperbaiki kerusakan pada Power Steering.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Forklift
1. Pengertian Forklift
7

Forklift adalah mesin yang menggunakan dua garpu untuk mengangkat

dan menempatkan beban ke posisi yang biasanya sulit dijangkau. Forklift

umumnya terbagi dalam dua kategori yaitu untuk medan industri dan kasar.
Forklift umum digunakan dalam gudang rumah dan di sekitar dermaga

truk dan kereta. Mereka memiliki ban kecil yang dirancang untuk berjalan

pada permukaan aspal dan biasanya didukung oleh sebuah mesin

pembakaran internal yang berbahan bakar bensin, solar, atau bahan bakar

propana. Alat ini memiliki besar, ban pneumatik dan biasanya didukung

oleh sebuah mesin pembakaran internal yang berjalan pada bensin, solar,

atau bahan bakar propana. Forklift medan kasar dapat memiliki sebuah

menara vertikal, yang mengangkat beban lurus ke atas, atau ledakan

teleskopis, yang mengangkat beban dan keluar dari dasar mesin.

Gambar 2.1 Forklift


Sumber: [lit.1, 2015]
Forklift juga merupakan kendaraan yang difungsikan sebagai alat

angkut dalam pemindahan barang berkapasitas besar baik indoor maupun

outdoor, termasuk dalam kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan,

pabrik, gudang, ekspedisi, supermarket, dll. Dioperasikan secara electric

untuk dapat menaik turunkan beban serta bermanuver dengan jarak yang

cukup jauh. Operator dapat dengan mudah mengoperasikan alat ini dengan

duduk diatas cab operator yang telah disediakan dengan beragam fitur,
8

diantaranya layar LCD digital multi fungsi, tombol kendali kecepatan,

alarm, rem otomatis, sabuk pengaman, dll.

2. Jenis – Jenis Forklift

Menurut sumber energi yang digunakan, ada 2 macam jenis forklift

yang saat ini populer digunakan :

a. Forklift Diesel
Forklift ini menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Secara

otomatis, forklift ini berbahan bakar solar dan biasanya memiliki jenis

ban yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan pada umumnya.
b. Forklift Electric
Forklif ini menggunakan tenaga batery sebagai sumber energinya.

Batery ini mempunyai lifetime sehingga diperlukan sebuah alat untuk

merrecharge sehingga batery dapat berfungsi kembali.

3. Bagian Utama Forklift

Gambar 2.4 Komponen Forklift


9

(Sumber: [lit.2, 2014]

Pada umumnya Forklift tersusun atas:

1. Fork
Adalah bagian utama dari sebuah forklift yang berfungsi sebagai

penopang untuk membawa dan mengangkat barang. Fork berbentuk

dua buah besi lurus dengan panjang rata-rata 2.5 m. Posisi peletakan

barang di atas pallet masuk ke dalam fork juga menentukan beban

maksimal yang dapat diangkat oleh sebuah forklift.


2. Carriage
Carriage merupakan bagian dari forklift yang berfungsi sebagai

penghubung antara mast dan fork. Ditempat inilah fork melekat.

Carriage juga berfungsi sebagai sandaran dan pengaman bagi barang-

barang dalam pallet untuk transportasi atau pengangkatan.


3. Mast
Mast adalah bagian utama terkait dengan fungsi kerja sebuah fork

dalam forklift. Mast adalah satu bagian yang berupa dua buah besi tebal

yang terkait dengan hydrolic system dari sebuah forklift. Mast ini

berfungsi untuk lifting dan tilting.


4. Overhead Guard
Overhead guard merupakan pelindung bagi seorang forklift driver.

Fungsi pelindungan ini terkait dengan safety user dari kemungkinan

terjadinya barang yang jatuh saat diangkat atau diturunkan, juga sebagai

pelindung dari panas dan hujan.


5. Counterweight
Counterweight merupakan bagian penyeimbang beban dari sebuah

forklift. Letaknya berlawanan dengan posisi fork.

4. Prinsip Kerja Forklift Secara Umun


10

Pada forklift terdapat suatu alat yang disebut dengan fork. Fungsi fork

ini adalah sebagai pemegang landasan beban yang mana fork ini terpasang

pada kerangka (backrest) sebagai pembawa garpu dan tiang penyokong

mast. Fork assembly diikatkan ke salah satu ujung rantai dan yang lainnya

terikat pada beam tiang penyokong. Rantai ini bergerak sepanjang puli

(wheel) yang melekat pada ujung atas dari batang torak pada lift silinder.

Berputarnya puli ini akibat dari tekanan fluida di dalam lift silinder

yang mengakibatkan tertariknya salah satu ujung yang terikat pada beam

tiang penyokong (outer mast). Karena rantai terikat, maka pulilah yang

berputar sekaligus naik turun oleh gaya tarik yang timbul pada rantai,

sedangkan ujung rantai yang lainnya akan bergerak mengangkat backrest

dan fork-nya sampai ketinggian maksimum yaitu 3 m.

5. Prinsip Kerja Proses Lifting dan Travel pada Rancang Bangun Forklift

Gambar 2.5 Diagram alir proses lifting forklift

B. Power Steering

1. Pengertian Forklift
11

Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk

meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan

putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk

mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan

menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.

Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi,

apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar. Pada

power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di pakai

untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang menggunakan

motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya sama – sama

bertujuan untuk membangkitkan tekanan hidraulis yang dipakai untuk

menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan tambahan

tenaga pada pinion dan rack.

Syarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian

dimana pada saat kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah

(ringan) dan semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka usaha yang

diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk memperoleh

gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan

peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear housing.

Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear

housing merupakan tipe power steering dengan sensor kecepatan kendaraan,

dimana kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensor dan tekanan

fluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah berdasarkan sensor
12

kecepatan. Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada

vane pump merupakan tipe pwer steering dengan sensor putaran mesin

(RPM). Pada tipe pengindera rpm mesin, di atas kecepatan tertentu volume

aliran fluida diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan

berkurang.

2. Keuntungan Power Steering

a. Mengurangi steering effort

b. Kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian

c. Mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di

salurkan pada steering wheel.

3. Cara kerja Power Steering ;

a. Pada saat netral


Alirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila katup pengontrol

berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup

pengontrol ke saluran pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa.

Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama,

torak tidak bergerak.


b. Pada saat belok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu

arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran

minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan

volume aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi
13

torak akan terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi

yang bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan

tersebut akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.


4. Jenis Power Steering
a. Elektronik Power Steering.
Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya

komponen yang sama seperti pada sistem power steering konvensional.

Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering

gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di

panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box,

disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control

module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
b. Hydraulic Power Steering
Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan

integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve

yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol tekanan

untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang diperlukan

untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk

oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan

torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung melenceng.

Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah

diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat

pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang

pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi langkah

usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan didesak

ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort


14

berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari

torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda

depan kembali ke posisi lurus ke depan.

BAB III

ALAT DAN BAHAN

A. Forklift TCM 7 Ton

Gambar 3.1 Forklift TCM 7 Ton


Forklift tcm 7 ton adalah suatu alat/kendaraan yang menggunakan

garpu atau clamp yang dipasang pada mast untuk mengangkat,

menurunkan, dan memindahkan suatu benda dari suatu tempat ke tempat

lain dengan kapasitas . Karakteristik forklift tcm 7 ton : merupakan jenis

forklift yang penggeraknya berupa mesin diesel, transmisinya berupa

transmisi otomatis, sistem pengangkat adalah gabungan dari dua batang


15

rail vertikal sebagai penuntun disebut mast, garpu (media pengangkat lain)

bergerak naik/turun pada mast dan sistem hydraulic yang

menggerakkannya. Mast dihubungkan ke badan forklift oleh hydraulic

silinder yang menggerakkan mast kedepan dan ke belakang.


Forklift mempunyai beberapa komponen, diantaranya : tenaga

penggerak (dengan mesin, kopling, transmisi dan gardan) axle depan dan

belakang, rem, chassis, dan power steering.

B. Power Steering

Gambar 3.2 Power Steering


(sumber : borghiassali.it)

power steering adalah sebuah alat yang berfungsi untuk meringankan

sistem kemudi forklift sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa

membutuhkan tenaga yang besar.


16

C. Tool Kit

Gambar 3.3. Tool Kit Set


(Sumber : amazon.com)
Tool kit merupakan satu box yang didalamnya terdapat set alat-alat tool

yang terdiri dari obeng set, kunci ratchet, kunci t, kunci ring pas, obeng,

kunci l, kunci shok, tang kombinasi, tang skun, palu, dan terminalis. Tool

kit ini merupakan alat yang akan digunakan untuk membantu proses

pembongkaran sistem power steering.


D. Kunci Inggris

Gambar 3.4 Kunci Inggris


Kunci inggris digunakan sebagai alat bantu untuk mengencangkan atau

melonggarkan komponen power steering pada saat proses pembongkaran

dan perakitan kembali power steering.


E. Dongkrak forklift 7.5 ton
17

Gambar 3.5 dongkrak forklift 7.5 ton


(sumber : forkliftjacks.mintonlift.com)
Dongkrak merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkat badan forklift

pada saat pemasanagn jack stand (bantalan) sehingga mempermudah

pembongkaran power steering dan proses perbaikannya. Dongkrak yang

digunakan merupakan jenis dongkrak hidrolik 7.5 ton model 14730.

Anda mungkin juga menyukai