- Membina hubungan saling percaya - Klien tidak mau menjawab nama dan asal.
- Mendiskusikan tentang penyebab marah - Klien mengatakan jika kesal/jengkel, jantungnya berdebar-debar,
- Mengidentifikasi tanda dan gejala marah kepalanya pusing, muka merah, mata melotot
Jam 12.30 WIB - Klien mengatakan capek, pusing, malas ngobrol dan ingin ke
- Mendiskusikan akibat marah - Klien mengatakan jika marah yang dilakukan teriak-teriak
(nafas dalam) - Kontak mata tidak bisa dipertahankan, Tatapan mata tajam
- Membimbing klien menuliskan kegiatan - Bicara cepat, bicara kacau dan nada keras.
- Tangan mengepal
perawat
Jam 12.30 WIB
- Tangan mengepal
A:
baik,
P:
Perawat :
Klien :
1 Rabu, S:
Jam 09.00 WIB - Klien mengatakan perasaanya hari ini jengkel. Keinginan harus
- Membina hubungan saling percaya - Klien mengatakan nama saya Tn.R dan asal semarang.
- Mendiskusikan tentang penyebab marah - Klien mengatakan jika kesal/jengkel, jantungnya berdebar-debar,
- Mengidentifikasi tanda dan gejala marah kepalanya pusing, muka merah, mata melotot
- Memvalidasi perasaan dan masalah klien - Klien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan mau melanjutkan
- Mendiskusikan akibat marah - Klien mengatakan jika marah yang dilakukan teriak-teriak,
- Mengajarkan cara mengontrol marah memarahi semua orang, mengancam, mengumpat dengan kata-kata
ke dalam jadwal kegiatan harian - Klien mengatakan mau mencoba cara mengontrol marah fisik 1
(nafas dalam)
O:
- Tangan mengepal
perawat
A:
baik,
P:
Perawat :
asertif
Klien :
1 Kamis, S:
- Menanyakan perasaan klien - Klien mengatakan sudah berlatih mengontrol marah dengan cara
- Memvalidasi masalah dan latihan nafas dalam dan memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian
sebelumnya - Klien mengatakan mau berlatih cara mengontrol marah yang lain,
- Melatih cara mengontrol marah fisik 2 yaitu pukul bantal dan memasukkan kedalam jadwal kegiatan
jadwal kegiatan harian - Klien mengatakan jika jengkel akan tarik nafas dalam dan pukul
Jam 12.30 bantal, dan tidak akan marah-marah agar tidak dikurung dan di
- Menjelaskan cara mengontrol marah cara tarik nafas dalam pukul bantal
dengan minum obat (prinsip 5 benar - Klien mengatakan minum obat harus teratur agar cepat sembuh
Membimbing klien memasukan kedalam - Klien mengatakan akan memasukan ke jadwal kegiatan harian
A:
perkembangan.
P:
Perawat :
maupun psikomotor
perilaku kekerasan
Klien :
- Ulang kembali apa yang telah didiskusikan dan diajarkan
Jumat, S:
Jam 09.00 WIB - Klien mengatakan jika marah/jengkel klien tarik nafas dalam dan
- Melatih klien cara mengontrol marah - Klien mengatakan mau berlatih cara mengontrol marah dengan
secara verbal (meminta, menolak dan cara verbal (meminta, menolak, dan mengungkapkan secara baik)
stimulasi persepsi pencegahan perilaku - Klien mengatakan mau diajarkan cara mengontrol marah dengan
Jam 11.50 WIB - Klien mengatakan akan memasukan kedalam jadwal kegiatan
- Melatih pasien cara mengontrol marah harian
- Membimbing klien memasukan ke dalam - Klien tampak mengungkapkan apa yang telah diajarkan
A:
dan afektif.
P:
Perawat :
No.
Catatan Perkembangan TTD
Dx
1 Sabtu, 14 Maret 2015
S:
O:
- Klien tampak tenang,
A:
P:
Perawat :
klien
Klien :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang di ekspresikan dengan melakukan ancaman mencederai orang lain, dan
atau merusak lingkungan. Respon tersebut biasanya muncul akibat adanya stressor.Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan.Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan
perlu di lakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga professional.
Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang dimana melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,
baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol. Dengan tanda dan gejala meliputi :
Muka merah dan tegang, pandangan tajam, mengatupkan rahang dengan kuat, menegepalkan tangan , jalan mondar-mandir, bicara kasar, suara
tinggi, menjerit atau berteriak, mengancam secara verbal atau fisik, melempar atau memukul benda/ orang lain, merusak barang atau benda,
tidak memiliki kemampuan mencegah/ mengendalikan perilaku kekerasan.
B. Saran
1. Hindarkan klien dari faktor predisposisi maupun presipitasi yang bisa menyebabkan perilaku kekerasan
2. Beritahu keluarga untuk membantu klien selama masa penyembuhan
3.Rencana tindakan keperawatan/intervensi
Perencanaan tindakan keperawatan adalah merupakan suatu pedoman bagi perawat dalam melakukan intervensi yang tepat.
Pada karya tulis ini akan diuraikan rencana tindakan keperawatan pada diagnosa :
3.1Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri / orang lain / lingkungan.
Tujuan khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2.Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
3.Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
4.Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
5.Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
6.Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
7.Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
8.Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
9.Klien dapat menggunakan obat yang benar.
Tindakan keperawatan :
1.1Bina hubungan saling percaya.
Salam terapeutik, perkenalan diri, beritahu tujuan interaksi, kontrak waktu yang tepat, ciptakan lingkungan yang aman dan tenang, observasi
respon verbal dan non verbal, bersikap empati.
Rasional : Hubungan saling percaya memungkinkan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.
2.1Beri kesempatan pada klien untuk mengugkapkan perasaannya.
Rasional : Informasi dari klien penting bagi perawat untuk membantu kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif.
4.2Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional : mengetahui bagaimana cara klien melakukannya.
4.3Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.
Rasional : membantu dalam memberikan motivasi untuk menyelesaikan masalahnya.
5.1Bicarakan akibat / kerugian dan perilaku kekerasan yang dilakukan klien.
Rasional : mencari metode koping yang tepat dan konstruktif.
5.2Bersama klien menyimpulkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
Rasional : mengerti cara yang benar dalam mengalihkan perasaan marah.
6.1Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.
Rasional : menambah pengetahuan klien tentang koping yang konstruktif.
6.2Berikan pujian jika klien mengetahui cara yang sehat.
Rasional : mendorong pengulangan perilaku yang positif, meningkatkan harga diri klien.
6.3Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
a.Secara fisik : tarik nafas dalam / memukul botol / kasur atau olahraga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga.
b.Secara verbal : katakan bahwa anda sering jengkel / kesal.
c.Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan.
d.Secara spiritual : anjurkan klien berdua, sembahyang, meminta pada Tuhan agar diberi kesabaran.
Rasional : dengan cara sehat dapat dengan mudah mengontrol kemarahan klien.
7.1Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
Rasional : memotivasi klien dalam mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
7.2Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang telah dipilih.
Rasional : mengetahui respon klien terhadap cara yang diberikan.
7.3Bantu klien untuk menstimulasikan cara tersebut.
Rasional : mengetahui kemampuan klien melakukan cara yang sehat.
Tindakan keperawatan :
1.1Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
Rasional : hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya.
2.1Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Rasional : mengidentifikasi hal-hal positif yang masih dimiliki klien.
2.2Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.
Rasional : pemberian penilaian negatif dapat menurunkan semangat klien dalam hidupnya.
2.3Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.
Rasional : meningkatkan harga diri klien.
3.1Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
Rasional : mengidentifikasi kemampuan yang masih dapat digunakan.
3.2Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya di rumah sakit.
Rasional : mengidentifikasi kemampuan yang masih dapat dilanjutkan.
3.3Berikan pujian.
Rasional : meningkatkan harga diri dan merasa diperhatikan.
4.1Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit.
Rasional : agar klien dapat melakukan kegiatan yang realistis sesuai kemampuan yang dimiliki.
4.2Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
Rasional : menuntun klien dalam melakukan kegiatan.
4.3Beri pujian atas keberhasilan klien.
Rasional : meningkatkan motivasi untuk berbuat lebih baik.
Sumber:
1.Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI; Jakarta.
2.Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan,
Jakarta.
3.Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
4.Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta.
5.Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran EGC ; Jakarta.
6.Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.
7.Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga, Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.
8.Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit : Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
9.Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC ; Jakarta.
10.WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.