BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana relief pulau kalimantan?
2. Bagaimana kondisi geologis kalimantan?
3. Bagaimana sejarah dan kerangka tektonik pulau kalimantan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui relief pulau kalimantan
2. Mengetahui sejarah dan kerangka tektonik pulau kalimantan
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2: Paleocene – Middle Eocene SE Asia tectonic reconstruction. SCS = South China Sea,
LS = Lupar Subduction, MS = Meratus Subduction, WSUL = West Sulawesi, I-AU = India
Australia Plate, PA = Pacific plate (Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
Gambar 3: Cross section reconstruction of North Kalimantan that show Lupar subduction in
Eocene
(Hutchison, 1989, op cit., Bachtiar 2006))
Mulainya collision antara India dan Asia pada Eosen tengah (50 Ma) dan mempengaruhi
perkembangan dan penyesuaian lempeng Asia. Adanya subsidence pada Eosen dan sedimentasi di
Kalimantan dan wilayah sekitarnya merupakan fenomena regional dan kemungkinan dihasilkan
dari penyesuaian lempeng, sebagai akibat pembukaan bagian back-arc Laut Celebes.
3. Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan Oligosen di sebagian Asia tenggara, termasuk Kalimantan dan
bagian utara lempeng benua Australia, diperkirakan sebagai readjusement dari lempeng pada
Oligosen. Di pulau New Guinea, pertengahan Oligosen ditandai oleh ketidakselarasan (Piagram et
al., 1990 op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992) yang dihubungkan dengan collision bagian utara
lempeng Australia (New Guinea) dengan sejumlah komplek busur. New Guinea di ubah dari batas
konvergen pasif menjadi oblique. Sistem sesar strike-slip berarah barat-timur yang menyebabkan
perpindahan fragmen benua Australia (Banggai Sula) ke bagian timur Indonesia berpegaruh pada
kondisi lempeng pada pertengahan Oligosen.
Gambar 4: Late Oligocene – Early Miocene SE Asia tectonic reconstruction. SCS = South China
Sea, LS = Lupar Subduction, MS = Mersing Subduction, WSUL = West Sulawesi, E SUL = East
Sulawesi I-AU = India Australia plate, PA = Pacific plate, INC = Indocina, RRF = Red River
Fault, IND = India; AU = Australia, NG = New Guinea, NP = North Palawan, RB = Reed Bank,
H = Hainan, SU = Sumba (Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar 2006)
Ketidakselarasan pada pertengahan Oligosen hadir di Laut China selatan (SCS) dan wilayah
sekitarnya (Adams dan Haak, 1961; Holloway, 1982; Hinz dan Schluter, 1985; Ru dan Pigott,
1986; Letouzey dan Sage, 1988; op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992). Ketidak selarasan ini
dihubungkan dengan pemekaran lantai samudera di SCS. Subduksi pada barat laut Kalimantan
terhenti secara progresif dari barat daya sampai timurlaut. Di bagian baratdaya, berhenti pada
pertengahan Oligosen; di bagian timur laut, berhenti pada akhir Miosen awal (Holloway, 1982, op
cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).
Gambar 5: NW – SE cross section schematic reconstruction (A) Oligocene – Middle Miocene, and
(B) Middle Miocene - Recent (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).
Gambar 6: Middle Miocene – Recent SE Asia tectonic reconstruction
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
4. Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awal-tengah terjadi perubahan yang Sangat penting.
Pemekaran lantai samudera di SCS berhenti, sebagai subduksi di Sabah dan Palawan; mulai
terjadinya pembukaan Laut Sulu (silver et al., 1989; Nichols, 1990; op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992); dan obduksi ofiolit di Sabah (Clennell, 1990, op cit., Van de Weerd dan Armin,
1992). Membukanya cekungan marginal Laut Andaman terjadi pada sebagian awal Miosen tengah
(Harland et al., 1989. op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).
Gambar 7: Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen tengah. Nuay, 1985, op cit., Oh,
1987.)
Secara regional wilayah kuasa pertambangan PT. Pertamina EP UBEP Tanjung termasuk ke dalam
Cekungan Barito (Kusuma dan Darin1985), Cekungan Barito ini meliputi daerah di Kalimantan
Tenggara, cekungan ini terletak diantara dua elemen yang berumur Mesozoikum (Paparan Sunda
di sebelah barat dan Pegunungan Meratus yang merupakan jalur melange tektonik di sebelah
timur).
Orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah Meratus bergerak ke arah
barat. Akibat dari pergerakan ini sedimen-sedimen dalam Cekungan Barito tertekan sehingga
terbentuk struktur perlipatan.
Cekungan Barito memperlihatkan bentuk cekungan asimetrik yang disebabkan oleh adanya gerak
naik dan gerak arah barat dari Pegunungan Meratus. Sedimen- sedimen Neogen diketemukan
paling tebal sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang kemudian menipis ke barat. Secara
keseluruhan sistem sedimentasi yang berlangsung pada cekungan ini melalui daur genang laut dan
susut laut yang tunggal, dengan hanya ada beberapa subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil.
Formasi Tanjung yang berumur Eosen menutupi batuan dasar yang relatif landai, sedimen-
sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang laut yang diendapkan pada lingkungan deltaik
air tawar sampai payau. Formasi ini terdiri dari batuan-batuan sedimen klastik berbutir kasar yang
berselang-seling dengan serpih dan kadangkala batubara. Pengaruh genang laut marine bertambah
selama Oligosen sampai Miosen Awal yang mengakibatkan terbentuknya endapan-endapan
batugamping dan napal (Formasi Berai). Pada Miosen Tengah-Miosen Akhir terjadi susut laut
yang mengendapkan Formasi Warukin. Pada Miosen Akhir ini terjadi pengangkatan yang
membentuk Tinggian Meratus, sehingga terpisahnya cekungan Barito, Sub Cekungan Pasir dan
Sub Cekungan Asam-Asam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Relief Pulau Kalimantan
Zone I : Kalimantan Selatan
Terdiri dari dataran alluvial, dataran banjir, tanggul alam dan back swamp.
Karakteristik
Dataran yang semula berupa basin diendapi material endapan dari pegunungan di sebelah utaranya
Zone II : Kalimantan Barat
Berupa pegunungan geantiklinal yang batuannya terdiri dari granit dan batuan berumur
Termocarbon. es mengalami genangan oleh air lautmaterialnya pasir kuarsa.
Zone ini disebut sebagi pegunungan massif karena terdapat di daerah tertutup ataupun tertentu
saja ( local ).
Zone III : Kalimantan Tengah
Merupakan geantiklinal yang dibeberapa tempat menunjukkan aktivitas vulkanis yang tidak
aktif lagi, misalnya : pegunungan Iran.
Dahulu sungai Kapuas pada zone ini terdapat endapan yang cukup tua dan disebut Formasi
Danau.
Zone IV : Kalimantan Timur
Terdiri dari pegunungan antiklinal Sumamuda dan geantiklinal Meratus.
2. Kondisi Geologis Kalimantan
Kompleks batuan dasar di Kalimantan di bagian barat dan bagian tengah Kalimantan (termasuk
pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar di Indonesia. Batuan dasar
adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan
ini biasanya mengalami metamorfosis bila terkena panas.
Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit (kerak samudera)
dan melange. Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat beberapa tempat didaratan
Kalimantan. Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan batuan beku yang padat gelap tipe basa
dan ultra basa dengan komponen granit.
Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari berbagai jenis dan ukuran
yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan adanya tekanan yang sangat
kuat. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan jalur penunjaman.
3. Sejarah tektonikBasement pre-Eosen
a. Basement pre-Eosen
b. Permulaan Cekungan Eosen
c. Tektonisme Oligosen
d. Tektonisme Miosen
4. Kerangka Tektonik Regional Kalimantan
Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari Lempeng mikro Sunda.
Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan sebagai fragmen dari lempeng
Eurasia yang melejit ke Tenggara sebagai akibat dari tumbukan kerak Benua India dengan kerak
Benua Asia, yang terjadi kira-kira 40 – 50 juta tahun yang lalu.
B. Saran
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, oleh sebab itu kita sebagai
penerus generasi muda di harapkan mampu menjaga dan melestarikan wilayah dan
mengembangkan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia serta perekonomian daerah
pulau Kalimantan.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, A., 2006, Slide Kuliah Geologi Indonesia, Prodi Teknik Geologi, FIKTM-ITB