Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda dari infeksi
traktus genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur utama infeksi adalah hematogen
dan virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering. Infeksi
diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis bacterial piogenik, atau orkitis
9
granulomatosa.
Sering terjadi pada pada laki-laki berumur diantara pra pubertas 1 . Virus
adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang
sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-
anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral
pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa
biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferous dengan resiko resiko
infertilitas dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang
mengakibatkan hipoginadisme defisiensi testosteron. Orkitis jarang terjadi pada
pria prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna
tanpa disfungsi testiskular sesudahnya. 9
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran
klinis yang sama adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik
disebabkan oleh bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis, skistosomasis,
amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis. 9
Tanda dan gejala ketidaknyamanan ringan pada testiskular dan edeme
hingga nyeri testicular parah 9. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,
seperti demam, frekuensi, urgensi, hematuria, dan disuria, mungkin ada. Gejala-

1
gejala ini umum dengan epididimitis dan orchitis tetapi jarang terjadi dengan
testis torsi. 5
Dilakukan biakan urine dan darah , serta biakan langsung dari testis
yang terinfeksi untuk mengidentifikasikan organisme penyebab. Pengobatan
untuk infeksi ini adalah antibiotik spesifik untuk organisme penyebab infeksi
tersebut. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring,
penyangga skrotum , kantong es , dan analgesik dapat dilakukan. 9

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda dari infeksi
traktus genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur utama infeksi adalah
9
hematogen dan virus adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering.
Selama tahap akut, gambaran klinis yang dominan adalah onset mendadak
respon inflamasi parah testis, terkait dengan peningkatan temperature ( 36-40
C ) dan derajat yang bervariasi dari keluhan umum. Usia yang lebih tua pada
infeksi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi tertentu komplikasi, terutama
orchitis. Yung et al. melaporkan bahwa di antara kasus gondok, gondok
sebelumnya campak rubella (MMR) vaksinasi perlindungan yang cukup
ditawarkan terhadap orchitis, meningitis, dan rawat inap.2

2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang untuk 1 di 144
kunjungan rawat jalan (0,69 persen) pada laki-laki 18-50 tahun Ada sekitar
600.000 kasus epididimitis per tahun di Amerika Serikat, yang sebagian besar
terjadi pada pria antara 18 dan 35 tahun .Dalam salah satu penelitian terhadap
prajurit Angkatan Darat AS, kejadian tertinggi pada pria antara 20 dan 29 tahun.
Dalam review dari 121 pasien dengan epididimitis dalam pengaturan rawat
jalan, distribusi bimodal dicatat dengan kejadian puncak yang terjadi pada pria
16 sampai 30 tahun dan 51 hingga 70 tahun.Epididimitis lebih umum daripada
orchitis. Dalam sebuah penelitian rawat jalan, orchitis terjadi pada 58 persen
pria yang didiagnosis dengan epididymitis. Terisolasi orchitis jarang dan
umumnya berhubungan dengan gondok infeksi pada anak laki-laki prepubertal
(13 tahun atau muda). 5

3
Secara nasional gondok wabah di Inggris dan Wales pada tahun 2004-
2005 Efeknya terkait penyakit itu cukup, dengan > 43.000 dilaporkan kasus dan
>2.600 rawat inap. Dibandingkan dengan era prevaccine, usia rata-rata infeksi
adalah lebih tinggi, dengan infeksi yang terjadi terutama pada remaja yang lebih
tua dan muda dewasa . Usia yang lebih tua pada infeksi dikaitkan dengan risiko
yang lebih tinggi komplikasi terutama orchitis. 2
Insiden gondok orchitis telah menurun secara dramatis sejak
diperkenalkannya program vaksinasi anak . Selama beberapa tahun terakhir
gondok orchitis memiliki jarang terlihat di lembaga kami: Namun, baru-baru
ini, 11 pasien dengan penyakit gondok orchitis dirawat di unit kami antara bulan
Maret dan September 2005. Peningkatan tajam ini juga melihat tempat lain di
Inggris; 25 kasus gondok orchitis dilaporkan oleh Urologi Departemen Royal
Liverpool University antara September 2004 dan April 2005. 7

2.3 Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah
infeksi virus yang sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah
parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga
tiga puluh persen kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan
dengan orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. 9
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran
klinis yang sama adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik
disebabkan oleh bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis,
skistosomasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan
dari epididimis. 9

Etiologi orchitis akut

4
1. Viral: gondok orchitis paling umum. Coxsackievirus A, varisela dan
echoviral infeksi langka.
2. Bakteri dan infeksi piogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus dan spesies Streptococcus tidak biasa.
3. Granulomatous: sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit
jamur jarang terjadi. 12

2.4 Faktor prediposisi


Infeksi diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis bacterial piogenik,
atau orkitis granulomatosa. 9

2.4.1 Orkitis viral


Virus merupakan penyebab tersering pada orkitis. Orkitis parotiditis
adalah infeksi virus yang paling sering terlihat. Virus lain yang dapat
menyebabkan orkitis dan gambaran klinis yang sama adalah virus coxsakie ,
varisella , dan mononucleosis. 9
Virus Mumps merupakan virus ribonucleic acid (RNA) rantai tunggal
yang termasuk dalam genus paramyxovirus, dan merupakan salah satu virus
parainfluenza dengan manusia sebagai satu-satunya inang. Virus mumps
mudah menular melalui droplet, kontak langsung, air liur, dan urin. 1

2.4.2 Orkitis bakterial piogenik


Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa. 9
Terinfeksi kuman Brucella dapat mengalami abortus, retensi plasenta,
orchitis dan epididimitis serta dapat niengekskresikan kuman ke dalam uterus.
Penularan penyakit ke manusia terjadi melalui konsumsi susu dan produk susu

5
yang tidak dipasteurisasi atau melalui membrana mukosa dan kulit yang luka,
Berat ringan penyakit tergantung strain Brucella yang menginfeksi. 8

2.4.3 Orkitis granulomatosa


Dapat disebabkan oleh sifilis ,penyakit mikobakterial , penyakit
jamur , dan mycobacterium tuberculosis. 9 Disebabkan sifilis pada stadium IV
yang merupakan guma di organ ini sering terdapat di testis ,tetapi setelah
penemuan antibiotik ,sifilis sangat jarang di temukan 6 . Tuberculosis genital
yang menyebar dengan hematogen biasanya dimulai secara unilateral pada
bagian bawah epididimis. Infeksi dapat menyebar melalui funikulus
spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya melibatkan epididimis dan
testis, kandung kemih , dan ginjal. 9

2.5 Patofisiologi
2.5.1 Orkitis viral infection
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung, droplet , atau
terkontaminasi fomites dan memasuki host melalui udara. Penyebaran
melalui darah adalah utama rute infeksi testis terisolasi Ini menyebar dengan
cepat dan rentan ,orang yang tinggal di dekat proximity. Kemudian di akhir
masa inkubasi menyebabkan penyebaran virus ke organ, sehingga infeksi
sistemik ditandai dengan parotitis klasik atau manifestasi klinis organ
lain..Meskipun kelenjar parotis adalah yang paling umum organ yang terkena,
parotitis bukan langkah utama atau diperlukan untuk infeksi gondok. Sistem
saraf pusat, saluran kemih, dan organ genital juga bisa menjadi awalnya efek
terjadinya orkitis. 9

6
2.5.2 Orkitis bakterial piogenik
Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.dan infeksi parasitik ( malaria ,
filariasis , skistomisis , amebiasis ) atau kadang – kadang infeksi riketsia yang
di tularkan dari epididimis. Penyakit sistemik seperti difteri , demam tifoid ,
demam paratifoid , dan demam scarlet ditularkan melalui aliran darah. 9

2.5.3 Orkitis granulomatosa


Menyebar dengan hematogen biasanya dimulai secara unilateral
pada bagian bawah epididimis. Infeksi dapat menyebar melalui funikulus
spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya melibatkan epididimis
dan testis, kandung kemih , dan ginjal. 9

2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesa
1. Demam tinggi
2. Tackikardy
3. Mual dan muntah
4. Myalgia
5. Sakit kepala
6. Penderita merasakan tidak nyaman duduk
7. Kadang penderita mengeluh sakit gondongan sebelumnya
8. Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
9. Edema hingga nyeri di daerah testiskular
9,1
10. Terbentuk edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari.
11. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,Biasanya juga di
dapatkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah seperti
frekuensi, urgensi, hematuria, dan disuria. 5

7
2.6.2 Pemeriksaan fisik :
 Pembesaran testis dan skrotum.
 Skrotum eritematus
 Terasa hangat
 Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan kenyal seperti karet
dan mungkin terdapat hubungan dengan kulit depan yang akhirnya
membentuk fistel kulit. 6

2.7 Diagnosis banding

Kondisi Subyektif Obyektif USG


Epididimitis Nyeri,kadang Epididmis lokal Pembesaran
Menyebar teraba lunak dan dan
Sampai bengkak juga penebalan
abdomen terjadi pada testis, epididimis.
bawah, reflek kremaster
normal, nyeri
berkurang saat
dilakukan Prehn’s
sign
Orkitis Nyeri tiba-tiba Bengkak pada Testikular
pada testis. testis,reflek masa dan
kremaster normal. bengkak,
Torsio testis Nyeri bersifat Testis teraba Gambaran
akut, biasanya melintang, Reflek tetis normal.
nyeri hebat kremaster
mengalami
abnormalitas,

8
phren’s sign
masih terasa
nyeri.

2.7.1 Epididymitis
Merupakan infeksi asendens saluran kemih. Infeksi dimulai dari
kauda epididimis dan biasanya meluas ke korpus dan hulu epididimis.
Kemudian dapat menjadi orchitis melalui peradangan kontralateral. 6
Gambaran klinis berupa gejala tanda lokal serta gejala sistemik
infeksi akut. Epididimis membengkak , sangat nyeri yang mungkin
beralih kedaerah perut atau daerah ginjal , disertai demam tinggi. Tanda
infeksi saluran kemih atau prostatitis merupakan pegangan kuat untuk
menegakkan diagnosis epididymitis.6
Pada pemeriksaan ditemukan epididimis bengkak dipermukaan
dorsal testis nyeri. Setelah beberapa hari epididimis dan testis tidak dapat
dibedakan. Kulit skrotum ikut menjadi proses radang menjadi panas ,
merah , bengkak karena oedema dan infiltrate.6
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan tanda-tanda radang
sistemik ,kelainan kemih , dan endapan urin ,sedangkan biakan urin akan
memastikan bakteri kausalnya.6
2.7.2 Torsio testis
Torsio testis terjadi pada anak dengan dengan inersi tunika vaginalis
tinggi di funikulus spermatikus sehingga funikulus dengan tests terpuntir
di dalam tunika vaginalis , akibat puntiran tangkai , terjadi gangguan
perdarahan testis mulai dari bendungan vena sampai iskemi yang
menyebabkan gangrene. Keadaan inersi tinggi tunika vaginalis di
funikulus biasanya gambarkan sebagai lonceng dengan bandul yang
memutar yang mengalami nekrosis dan gangrene. 6

9
Biasanya nyeri testis hebat timbul dengan tiba-tiba yang sering
disertai nyeri perut dalam serta mual atau muntah.nyeri perut selalu ada
karena berdasarkan perdarahan dan persyarafannya,testis tetap
merupakan organ perut. Pada permulaan testis teraba agak bengkak
dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di skrotum dengan funikulus
yang juga bengkak. Akhirnya kulit skrotum tampak udem dan menjadi
merah sehingga menyulitkan palpasi ,dan kelainan ini sukar dibedakan
dengan epididimis akut.6
Diagnosis banding adalah semua keadaan darurat dan akut dalam
skrotum seperti hernia inkarserata , oerkitis akut , dan torsio hidatid
morgagni.6

2.8 Penatalaksaan

1. Dilakukan pembiakan urine dan darah


2. Biakan langsung dari testis yang terinfeksi untuk
mengidentifikasikan organisme penyebab
3. Pengobatan untuk infeksi adalah antibiotik spesifik untuk
organisme penyebab infeksi
4. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring ,
penyangga skrotum , kantong es , dan analgesik juga di
perlukan. 9

Pengobatan harus dimulai berdasarkan kemungkinan patogen, sebelum


pengujian laboratorium selesai. Pengobatan berfokus pada menyembuhkan
infeksi,meningkatkan gejala, mencegah penularan, dan mengurangi komplikasi
masa depan. 5

10
Penelitian laboratorium, yang dilakukan termasuk uretra noda Gram,
urinalisis dan kultur, dan uji polymerase chain reaction untuk C. trachomatis
dan N. gonorrhoeae, membantu memandu terapi. Terapi rawat jalan awal
empiris dan menargetkan patogen yang paling umum. Ketika C. trachomatis
dan N. gonorrhoeae diduga, pengobatan menggunakan ceftriaxone dan
doksisiklin direkomendasikan. Ketika bakteri coliform dianjurkan pengobatan
ofloksasin atau levofloxacin. 5

Jika gonore atau klamidia Infeksi kemungkinan (pasien 14-35


tahun),pengobatan harus terdiri dari ceftriaxone (Rocephin), tunggal 250-mg
dosis intramuskular, dan doxycycline (Vibramycin), 100 mg secara oral dua
5
kali sehari selama 10 hari.Azitromisin (Zithromax), tunggal 1-g dosis oral.
Jika organisme enterik, seperti bakteri, kemungkinan (pasien lebih
muda dari 14 tahun atau lebih tua dari 35 tahun) atau pasien alergi terhadap
sefalosporin atau tetrasiklin, pengobatan harus mencakup ofloksasin 300 mg
secara oral dua kali sehari selama 10 hari, atau levofloxacin (Levaquin), 500
mg per oral sekali sehari selama 10 hari. 5
Pasien yang immunocompromised (Misalnya, orang-orang dengan
HIV) harus menerima perlakuan yang sama sebagai orang-orang yang
imunokompeten. 5
Selain pengobatan antibiotik, analgesik, skrotum elevasi, pembatasan
kegiatan, dan penggunaan kemasan dingin membantu dalam pengobatan .
Pasien harus dianjurkan kemungkinan komplikasi, termasuk sepsis, abses,
infertilitas, dan perpanjangan infeksi. 5
Orchitis biasanya dapat dirawat di pengaturan rawat jalan .Tindak rawat
inap dianjurkan untuk nyeri terselesaikan, muntah (karena ketidak mampuan
untuk mengambil antibiotik oral), kecurigaan abses, kegagalan rawat jalan, atau
tanda-tanda sepsis. Obat antibakteri tidak diindikasikan untuk pengobatan
orchitis virus. 5

11
2.8.1 Self-Care at Home
1. Perawatan di rumah bersama dengan perawatan medis yang
tepat dapat membantu memperbaiki gejala Anda.
2. Over-the-counter obat anti-inflamasi nonsteroid seperti
ibuprofen (Advil atau Motrin, misalnya) atau naproxen (Aleve)
dan acetaminophen (Tylenol) dapat membantu dengan rasa
sakit.
3. Mengangkat skrotum Anda dengan pas-pas celana atau
pendukung atletik dapat meningkatkan kenyamanan.
4. Terapkan kompres es.
5. Es tidak boleh langsung diaplikasikan pada kulit karena hal ini
dapat menyebabkan luka bakar dari pembekuan. Sebaliknya, es
harus dibungkus dengan kain dan kemudian diterapkan pada
skrotum.
6. Paket es dapat diterapkan selama 10-15 menit pada suatu waktu,
beberapa kali sehari selama 1-2 hari pertama. Ini akan
membantu menjaga pembengkakan dan sakit turun. 13

2.8.2 Perawatan Medis

1. Pendertita orchitis memerlukan antibiotik. Terapi


antibiotik diperlukan untuk mengobati infeksi.
2. Kebanyakan pria dapat diobati dengan antibiotik di
rumah selama 10 hari. Kursus yang lama diperlukan jika
prostat juga terlibat.
3. Demam tinggi, mual, muntah, atau sangat sakit,
memerlukan masuk ke rumah sakit untuk antibiotik
intravena.

12
4. Gondok orchitis akan menjernihkan selama 1-3 minggu.
Hanya mengobati gejala dengan teknik perawatan di
rumah.
5. Muda, pria yang aktif secara seksual harus memastikan
semua mitra seksual mereka diperlakukan. Anda harus
menggunakan pengaman atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai semua mitra telah
menyelesaikan kursus penuh antibiotik dan bebas
gejala13

2.9 Komplikasi
1. Atrofi testis. Orkitis akhirnya dapat menyebabkan testis yang terkena
menyusut.
2. Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi mengisi dengan nanah.
3. Berulang epididimitis. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang
epididimitis. Infertilitas. Dalam sejumlah kecil kasus, orchitis dapat
menyebabkan infertilitas; Namun, jika orchitis hanya mempengaruhi
satu testis, infertilitas kurang mungkin. 12

2.10 Prognosis
Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara spontan
dalam 3 – 10 hari. Dengan pemberian antibiotic yang sesuai , sebagian besar
kasus orkitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.

13
BAB III
LAPORAN KASUS

Identifikasi
 Nama : Sdr. A
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Umur : 17 tahun
 No RM : 0149xxx
 Tanggal Pemeriksaan : 4 November 2018

Keluhan Utama
Nyeri pada buah zakar

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan sejak 2
hari ini, riwayat terjadi setelah bangun tidur siang. Mual (-) muntah (-). BAB dan
BAK dalam batas normal. Terasa demam sudah 2 hari ini.

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak pernah mengalami penyakit seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien

Riwayat Sosial
Riwayat seks bebas (-)

14
PRIMARY SURVEY
Airway : patent
Breathing : spontan, simetris, retraksi (-),
RR 24x/menit,
Circulation : akral hangat, N=93x/menit kuat angkat, regular. TD = 127/71
Disability : GCS 456
Environment : jejas trauma (-), lateralisasi (-), Tax = 38,1

Working Diagnosis
Orchitis dd Epididimitis dd Torsio Testis

Planning Treatment
IVFD NS 20tpm
IV Ranitidin 2x50mg
IV Antrain 3x1

Planning Diagnosis
DL, UL, USG Doppler

Pemeriksaan Fisik
 KU: tampak sakit sedang
 GCS: 4-5-6
 Tekanan darah: 127/71 mmHg
 Nadi: 93x/ menit, reguler, kuat angkat
 Frekuensi nafas: 24x/ menit
 Suhu aksila: 38,1oC
SpO2: 98 %

15
Kepala & leher:
• an (-/-), ict (-/-), pupil isokor 3mm l 3mm,
• Pembesaran KGB (-),
 Thoraks:
• Jantung:
 Inspeksi: IC tidak terlihat
 Palpasi: IC tidak teraba
 Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)

 PARU  Aspectus frontalis

 Inspeksi  Bentuk dada normal


 Retraksi sub costa (-)
 Gerak napas simestris

 Palpasi  Nyeri tekan (-)


 Sela iga normal

 Perkusi  Sonor l Sonor


 Sonor l Sonor
 Sonor l Sonor

16
 Auskultasi  Suara dasar :
 vlv
 vlv
 vlv
 Suara tambahan:
 Wh : Rh :
 -l- -l-
 -l- -l-
 -l- -l-

 Abdomen:
 Inspeksi : Flat
 Auskultasi: bising usus (+) normal
 Perkusi: timpani
 Palpasi : nyeri tekan (-), Soefl
 Ekstremitas:
 Akral hangat CRT <2” ; Edema: Ekstremitas Bawah (-/-)
 Status Lokalis :
 Swelling (+), Tenderness (+), Rubor (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

17
Urine Lengkap
Warna : Kuning agak keruh
Albumin : negative
Reduksi : negative
Urobiline : Normal
Bilirubin : Negative
pH : 6.0
BJ : 1.020
Keton : Negative
Leukosit : Tak terhitung / lpb
Eritrosit : 1-3 / lpb
Epitel : 2-5 /lpb

DIAGNOSIS KERJA :
1. Orchitis dd Epididimitis
2. susp. Torsio testis

Jawaban Konsultasi Bedah:


 PTx:
 Iv Metronidazole 3x500mg
 Iv Ciprofloxacin 2x400mg

18
BAB IV
KESIMPULAN

Orkitis adalah peradangan pada testis. Orkitis berbeda dari infeksi traktus
genitalia lain dalam dua hal, yaitu : jalur utama infeksi adalah hematogen dan virus
adalah organisme penyebab orkitis yang paling sering.

Infeksi diklasifikasikan sebagai orkitis viral , orkitis bacterial piogenik, atau


orkitis granulomatosa.Virus penyebab tersering pada orchitis adalah virus gondong
atau Mumps. Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran
klinis yang sama adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik
disebabkan oleh bakteri (Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis, skistosomasis,
amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.

Gejala klinis demam tinggi, tackikardy , mual dan muntah , myalgia , sakit
kepala, penderita merasakan tidak nyaman duduk , kadang penderita mengeluh sakit
gondongan sebelumnya , ketidaknyamanan ringan pada testiskular ,edema hingga nyeri
di daerah testiskular, gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,Biasanya juga di
dapatkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah seperti frekuensi, urgensi,
hematuria, dan disuria. ( epididymis and orchitis )

Pada pemeriksaan didapatkan : Pembesaran testis dan skrotum., Skrotum


eritematus , terasa hangat , Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan kenyal
seperti karet dan mungkin terdapat hubungan dengan kulit depan yang akhirnya
membentuk fistel kulit.

Penatalaksaan :

19
1. Dilakukan pembiakan urine dan darah
2. Biakan langsung dari testis yang terinfeksi untuk mengidentifikasikan
organisme penyebab
3. Pengobatan untuk infeksi adalah antibiotik spesifik untuk organisme
penyebab infeksi
4. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring ,
penyangga skrotum , kantong es , dan analgesik juga di perlukan.

Komplikasi : Atrofi testis , abses skrotum ( jaringan yang terinfeksi mengisi


dengan nanah ) , berulang epididymitis , dapat menyebabkan infertilitas.

Prognosis sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara


spontan dalam 3 – 10 hari. Dengan pemberian antibiotic yang sesuai , sebagian besar
kasus orkitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Tae bum , Hum Byeong , Kim jae , dkk . 2012. Clinical Features of Mumps
Orchitis in Vaccinated Postpubertal , Males: A Single-Center Series of 62
Patients. 2012 . clinical featured “Department of Urology, Korea University
School of Medicine, Seoul, Korea “ : diunduh tanggal 15 juni 2014 .
www.kjurology.org . http://dx.doi.org/10.4111/kju.2012.53.12.865
2. Yung et al. 2012 . Mumps vaccine effectiveness againt orchitis. “ Emerging
Infectious Diseases “ Vol. 18, No. 1, diunduh tanggal 15 juni 2014.
www.cdc.gov/eid
3. Guilermo Hugo , Boronat Mauro , Ojeda Antonio , dkk.2010. Mumps Orchitis
in the Post-Vaccine Era (1967-2009) A Single-Center Series of 67 Patients and
Review of Clinical Outcome and Trends : Volume 89, Number 2 . www.md-
journal.com.
4. Tania, Marisa Stephanie. 2009. Orkitis pada Infeksi Parotitis Epidemika. FK
UI : Jakarta.
5. Trojian, Thomas H. dkk. 2009. Epididymitis and Orchitis : An Overview.
Diunduh pada 17 juni 2014 dari : www.aafp.org.
6. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997
7. Masarani M , wazait H , dkk. 2006 . Mumps orchitis . “ Journal of the royal
society of medicine “ : V o l u m e 9 9 . diunduh tanggal 15 juni 2014 .
http://jrs.sagepub.com/content/99/11/573
8. Maphilindawati, Susan Noor . 2006. Brucellosis di Indonesia.
www.litbang.com . diunduh tanggal 16 juni 2014.
9. Prince, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.
Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta : Media
Aesculapius

21
10. Itoh M , Yano A. , iwahashi . 1997. Essential pathogenic role for endogenous
interferon – gamma during onset phase of murine experimental autoimmune
orchitis. “ clinical and experimental immunology”. Diunduh tanggal 15 juni
2014
11. Adamopoulos,Laurence, dkk. 1987. Pituitary-testicular interrelationships in
mumps orchitis and other viral infections.” British medical journal “di unduh
tanggal 15 juni 2014. www.british
12. Patient.co.uk Epidydimo – orchitis. Diunduh tanggal 15 juni 2015
www.patient.co.uk/doctor/epididymo-orchitis-pro.
13. eMedicine healt. Orchitis treatment. Diunduh tanggal 15 juni 2015.
www.eMedicineHealth.com

22

Anda mungkin juga menyukai