Anda di halaman 1dari 72

MINI PROJECT

LAPORAN INTERVENSI KASUS DIARE DAN GATAL DI


PONDOK PESANTREN SIROJUTH THOLIBIN DAN
MAMBAUL HIKMAH SUTOJAYAN MENUJU SANTRI
YANG BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

dr. Afan Abdul Jabbar

Puskesmas Sutojayan
Kabupaten Blitar
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Diare adalah buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) lebih dari 3 kali sehari
• Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2016, penyakit diare masih merupakan penyakit
endemis di Indonesia
• Terjadi peningkatan kasus diare dari Februari
2018 hingga April 2018 di wilayah Puskesmas
Sutojayan
Latar Belakang
• Diare merupakan salah satu penyakit komunitas
yang sering muncul di dalam suatu lingkungan
dengan kepadatan penduduk tinggi 
penelusuran lebih lanjut di lingkungan pondok
pesantren di wilayah Puskesmas Sutojayan
• Menurut wawancara dengan pengurus pondok
pesantren, diare memang menjadi salah satu
permasalahan di lingkungan pondok pesantren
Sirojuth Tholibin dan Mambaul Hikmah
Latar Belakang

• Selain diare, gatal juga menjadi salah satu


keluhan yang sering dialami oleh santri.
Keluhan gatal seringkali menyebar dengan
cepat dari santri satu ke santri yang lain.
Deskripsi Masalah

• Masalah utama yang ditemukan di pondok


pesantren Sirojuth Tholibin dan Mambaul
Hikmah adalah diare dan gatal. Menurut teori
Blomm, terdapat empat faktor yang
mempengaruhi kejadian suatu penyakit dalam
masyarakat, yaitu perilaku, lingkungan,
biologis, dan pelayanan kesehatan.
Tujuan Kegiatan
• Untuk mengetahui desa/kelurahan dengan
kejadian diare tertinggi di wilayah puskesmas
Sutojayan periode Februari-April 2018
• Untuk mengetahui kasus yang sering
dikeluhkan di lingkungan pondok
pesantren di wilayah puskesmas Sutojayan
• Memberi intervensi kepada subyek/komunitas
untuk mengatasi permasalahan di
lingkungan pondok pesantren di wilayah
puskesmas Sutojayan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Diare

• Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari


frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi
lebih lunak
• Diare juga didefinisikan sebagai berak lembek
cair sampai cair >3 kali perhari
• Penyebab diare akut paling sering adalah karena
infeksi
Etiologi Diare

Faktor Faktor Faktor


Psikis Makanan Konstitusi

Faktor Faktor Faktor


Infeksi Lingkungan Genetik

Faktor
Perilaku
Pengelolaan Diare

Aspek Rehidrasi Aspek Dietetik

Aspek
Aspek Edukasi
Medikamentosa
Perilaku Kesehatan Santri di Ponpes
• Pondok pesantren berasal dari kata pe-santri-an
yang berarti tempat tinggal santri atau yang
dikenal sebagai murid
• Pesantren dikelompokkan menjadi dua tipe yang
didasarkan pada keterbukaannya terhadap
perubahan-perubahan sosial, yaitu pesantren salafi
dan pesantren khalafi
• Kebanyakan pondok pesantren di Indonesia
memiliki masalah yang begitu klasik yaitu tentang
kesehatan santri dan masalah terhadap
penyakit
Perilaku Kesehatan Santri di Ponpes
• Salah satu penyebab buruknya kualitas kehidupan santri
pondok pesantren di Indonesia karena beberapa pondok
pesantren memiliki perilaku yang sederhana sesuai
dengan tradisi dan kultur
• Kesederhanaan dan kesahajaan serta kurangnya
fasilitas dan sarana di pondok pesantren menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan santri di pondok pesantren
• Disamping itu terdapat pula faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku kesehatan santri di pondok
pesantren, antara lain, kurangnya promosi
kesehatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Pengumpulan Data

• Penelitian ini bersifat kualitatif dan


kuantitatif. Pengumpulan data awalnya
menggunakan data Laporan Kasus Diare
Puskesmas Sutojayan Tahun 2018 untuk
mengetahui jumlah kasus diare di Sutojayan dan
menggunakan teknik wawancara pada
pengurus pondok pesantren
Populasi dan Sampel

• Populasi target adalah santri pondok


pesantren yang berada di desa/kelurahan di
kecamatan Sutojayan dengan angka diare
tertinggi periode Februari-April 2018
Populasi dan Sampel
Kriteria Inklusi
• Populasi yang pernah terkena diare dalam 1
tahun terakhir
Kriteria Eksklusi
• Populasi yang tidak terkena diare dalam 1
tahun terakhir
• Santri yang tidak datang saat pengambilan
data di pondok pesantren
Waktu dan Pengumpulan Data
• Pengumpulan data sekunder berupa laporan
kasus diare Puskesmas Sutojayan periode
Februari-April 2018 dilakukan pada tanggal 8-
12 Mei 2018
• Pengumpulan data primer berupa wawancara
pengurus dan perwakilan santri pondok
pesantren serta data hasil pengisian kuesioner
yang dilakukan pada 19 Mei, 24 Mei, dan 25
Mei 2018
Instrumen Pengumpulan Data

• Instrumen pengumpulan data miniproject ini


adalah data softcopy laporan kasus diare di
wilayah Puskesmas Sutojayan periode Februari-
April 2018 dan lembar kuesioner
Cara Pengumpulan Data

Wawancara
Data pengurus
laporan dan santri
kasus pondok
diare pesantren

Data hasil
kuesioner Permasalahan
Perencanaan Hasil dan Pemilihan Intervensi

Permasalahan

Pertimbangan intervensi

Saran untuk mengatasi


permasalahan lain
BAB IV HASIL PENELITIAN
Laporan 15 Kasus Terbanyak Puskesmas Sutojayan
Periode Februari-April 2018

Februari 2018
Peringkat Penyakit Jumlah
1 Penyakit Darah Tinggi Primer 184
2 Common Cold 149
3 DM (NIDDM) 67
4 Gastritis Dan Duodenitis 54
5 Nyeri Kepala 45
6 TB Paru, BTA (+) 43
7 Gangguan Faal Lain Pada Alat Pencernaan 32
8 Maloklusi 29
9 Pharingitis 25
10 Demam Yang Tidak Diketahui Sebabnya 21
11 Penyakit Jantung Hipertensi 18
12 Furunkel,Karbunkel 18
13 Kebuataan Dan Penglihatan Kurang 15
14 Diare Dan Gastroenteritis Yg Kurang Jelas Batasannya 14
15 Scabies 8
Laporan 15 Kasus Terbanyak Puskesmas Sutojayan
Periode Februari-April 2018

Maret 2018
Peringkat Penyakit Jumlah
1 Penyakit Darah Tinggi Primer 168
2 Common Cold 151
3 DM (NIDDM) 81
4 TB Paru, Bta (+) 71
5 Gastritis Dan Duodenitis 49
6 Gangguan Faal Lain Pada Alat Pencernaan 35
7 Nyeri Kepala 33
8 Pharingitis 30
9 Demam Yang Tidak Diketahui Sebabnya 23
10 Penyakit Jantung Hipertensi 21
11 Diare Dan Gastroenteritis Yg Kurang Jelas Batasannya 15
12 Asma 12
13 Herpes Zoster 10
14 Konjungtivitis 9
15 Infeksi Telinga Tengah 9
Laporan 15 Kasus Terbanyak Puskesmas Sutojayan
Periode Februari-April 2018

April 2018
Peringkat Penyakit Jumlah
1 Penyakit Lain Dari Susunan Peredaran Darah 143
2 Penyakit Jantung Rematik Menahun 142
3 DM (IDDM) 79
4 Gastritis Dan Duodenitis 44
5 Demam Yang Tidak Diketahui Sebabnya 32
6 Diare Dan Gastroenteritis Yg Kurang Jelas Batasannya 30
7 Gangguan Kesadaran Lainnya 30
8 Ulkus Peptik 26
9 Diaper's Rash 23
10 Sinusitis 21
11 Penyakit Darah Tinggi Primer 19
12 Gangguan Kelenjar Air Mata 14
13 Impetigo 14
14 Kelainan Refraksi dan Akomodasi 13
15 Emphisema 12
Laporan 15 Kasus Terbanyak Puskesmas Sutojayan
Periode Februari-April 2018

Grafik Kenaikan Kasus Diare Periode


Februari-April 2018
35
30
25
20
15
10
5
0
Februari Maret April
Data Sebaran Kasus Diare Puskesmas Sutojayan
Periode Februari-April 2018

Desa /
Feb 2018 Mar 2018 Apr 2018 Jumlah
Kelurahan
Sutojayan 1 1 1 3
Kalipang 1 2 2 5
Kedungbunder 1 2 1 4
Pandanarum 1 0 1 2
Kembangarum 1 1 0 2
Jegu 1 0 0 1
Jingglong 0 3 1 4
Bacem 0 1 3 4
Luar Wilayah 7 3 1
Hasil Wawancara di Ponpes Sirojuth Tholibin Bacem

Pengurus pondok pesantren mengiyakan


bahwa santri sering menderita diare

Pengurus pondok pesantren mencurigai


bahwa penyebab diare dipicu oleh
kurangnya kebiasaan cuci tangan
dengan benar
Hasil Wawancara di Ponpes Sirojuth Tholibin Bacem

Selain diare, masalah yang sering timbul di


lingkungan Sirojuth Tholibin adalah gatal

Pengurus pondok pesantren dan para


santri menduga bahwa gatal yang dialami
mereka disebabkan oleh “gudiken”

Santri yang sering mengeluhkan gatal


sebagian besar tidak langsung
berobat ke tenaga kesehatan
Hasil Wawancara di Ponpes Mambaul Hikmah Jingglong

Pengurus pondok pesantren mengiyakan bahwa


santri di Mambaul Hikmah sering terkena
penyakit diare

Kurangnya kebiasaan mencuci


tangan dengan benar, terutama sebelum
makan, diduga sebagai salah satu
penyebab terjadinya diare
Hasil Wawancara di Ponpes Mambaul Hikmah Jingglong

Selain diare, masalah yang sering timbul di


lingkungan Mambaul Hikmah adalah gatal

Pengurus pondok pesantren dan para santri


menduga bahwa gatal yang dialami mereka
disebabkan oleh “gudiken”

Santri yang sering mengeluhkan gatal sebagian


besar tidak langsung berobat ke
tenaga kesehatan
Kesimpulan Permasalahan

Diare menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di pondok


pesantren Sirojuth Tholibin dan Mambaul Hikam

Masih rendahnya kesadaran para santri di kedua pondok


pesantren dalam mencuci tangan dengan benar sebelum makan

Gatal menjadi salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan


oleh pengurus dan santri di kedua pondok pesantren

Pengurus pondok pesantren berharap pihak Puskesmas


Sutojayan dapat membantu mengurangi kejadian diare dan
gatal di kedua pondok pesantren
BAB V DISKUSI DAN USULAN INTERVENSI
Rencana Intervensi Jangka Pendek (Dalam 1 Bulan)

Penyuluhan Penyakit yang Sering Muncul


akibat Buruknya Lingkungan

Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat di Lingkungan Pondok
Pesantren

Pembagian Sabun Hijau


1. Penyuluhan Penyakit yang Sering Muncul akibat
Buruknya Lingkungan

Intervensi berupa penyuluhan dilakukan kepada


para santri dan didampingi pengurus pondok
pesantren. Poin yang diberikan saat penyuluhan
adalah:
• Materi tentang 8 penyakit tersering yang muncul
di lingkungan pondok pesantren
• Materi tentang masalah kesehatan lingkungan
yang sering muncul di lingkungan pondok
pesantren
• Diskusi tanya jawab tentang permasalahan
kesehatan lingkungan di lingkungan pondok
pesantren
1. Penyuluhan Penyakit yang Sering Muncul akibat
Buruknya Lingkungan

Dari penyuluhan tersebut diharapkan:


• Para santri dan pengurus di pondok pesantren dapat
mengetahui masalah kesehatan lingkungan
dan penyakit komunitas yang sering terjadi di
pondok pesantren
• Para santri dapat mencegah timbulnya
penyakit komunitas di pondok pesantren akibat
buruknya lingkungan
• Pengurus pondok pesantren dapat melaporkan
masalah kesehatan lingkungan atau
mengantarkan santri yang memiliki masalah
penyakit komunitas kepada Puskesmas atau
penanggung jawab kesehatan lingkungan
2. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Lingkungan Pondok Pesantren

Intervensi berupa penyuluhan dilakukan kepada


para santri dan didampingi pengurus pondok
pesantren. Poin yang diberikan saat penyuluhan
adalah:
• Materi tentang indikator perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di lingkungan sekolah dan
pondok pesantren
• Materi tentang 6 langkah cuci tangan
2. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Lingkungan Pondok Pesantren

Dari penyuluhan tersebut diharapkan:


• Para santri dapat menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat di lingkungan
sekolah dan asrama (pondok pesantren)
• Para santri dapat menerapkan 6 langkah
cuci tangan dengan benar
• Kejadian diare di lingkungan pondok pesantren
dapat berkurang
3. Pembagian Sabun Hijau

• Intervensi berupa pemberian sabun hijau


dilakukan kepada santri dan pengurus pondok
pesantren yang memiliki keluhan gatal
• Pengurus pondok pesantren juga diminta untuk
menuliskan data santri yang mempunyai
keluhan gatal dan mendapatkan sabun hijau
3. Pembagian Sabun Hijau

• Dari intervensi tersebut diharapkan kejadian


gatal pada santri di lingkungan pondok
pesantren Sirojuth Tholibin dan Mambaul
Hikmah dapat menurun
• Evaluasi dilakukan 3 bulan setelah pemberian
sabun hijau dengan melihat apakah ada
perbaikan keluhan dari santri yang
mengalami keluhan gatal
Rencana Intervensi Jangka Menengah (1-12 Bulan)

Dilakukan setelah hasil kuesioner diterima dan


diolah oleh pelaksana
Hasil Kuesioner

Karakteristik Jumlah santri

Tabel 5.1 Karakteristik Subyek Usia (tahun)


12 5
13 20
14 11
15 6
16 3
17 5
18 3
19 2
20 1
21 1
22 2
23 1
Jenis kelamin
Laki-laki 36
Perempuan 24
Jenis santri
Mukim 36
Kalong 24
Hasil Kuesioner

Gambar 5.1. Grafik kejadian gatal santri dalam satu tahun


terakhir

Gatal dalam 1 Tahun Terakhir


Pernah gatal Tidak pernah gatal

37%

63%
Hasil Kuesioner

Tabel 5.2 Frekuensi gatal dalam satu tahun

Frekuensi gatal Jumlah santri


1 x/tahun 15
2-5 x/tahun 17
>5 x/tahun 6
Total 38
Hasil Kuesioner

Tabel 5.3 Tatalaksana yang dilakukan santri saat gatal

Tatalaksana Jumlah santri


Berobat 10
Tidak berobat 10
Diobati sendiri 18
Total 38
Hasil Kuesioner

Tabel 5.5 Frekuensi penggantian pakaian dalam

Frekuensi penggantian Jumlah santri


Setiap 1 kali sehari 44
Setiap 2 kali sehari 12
Setiap >3 kali sehari 4
Total 60
Hasil Kuesioner

Gambar 5.2. Grafik kejadian diare santri dalam satu tahun


terakhir

Diare dalam 1 Tahun Terakhir


Pernah diare Tidak pernah diare

32%

68%
Hasil Kuesioner

Tabel 5.8 Frekuensi diare dalam satu tahun

Frekuensi diare Jumlah santri


1 x/tahun 16
2-5 x/tahun 22
6-10 x/tahun 2
>10 x/tahun 1
Total 41
Hasil Kuesioner

Tabel 5.9 Tatalaksana yang dilakukan santri saat diare

Tatalaksana Jumlah santri


Berobat 9
Tidak berobat 15
Diobati sendiri 17
Total 41
Hasil Kuesioner

Tabel 5.10 Frekuensi cuci tangan santri sebelum makan

Frekuensi cuci tangan Jumlah santri


Tidak 1
Jarang 18
Sering 18
Selalu 23
Total 60
Hasil Kuesioner

Tabel 5.11 Cara cuci tangan santri

Cara cuci tangan Jumlah santri


Sabun + air mengalir 20
Hand sanitizer 0
Sabun tanpa air mengalir 3
Air saja 37
Total 60
Hasil Kuesioner

Tabel 5.12 Pengetahuan santri tentang 6 langkah cuci tangan

Pengetahuan tentang 6 langkah cuci


Jumlah santri
tangan
Tahu 23
Tidak 37
Total 60

Tabel 5.13 Penerapan santri terhadap 6 langkah cuci tangan sebelum makan

Penerapan 6 langkah cuci tangan Jumlah santri


Sudah 5
Belum 18
Total 23
Permasalahan Berdasarkan Hasil Kuesioner

Dari hasil kuesioner tersebut, didapatkan permasalahan bahwa:


• Sebagian besar santri mengobati sendiri bila ada keluhan
gatal (47,3%) dan hanya 26,3% santri yang berobat ke
tenaga kesehatan bila ada keluhan gatal
• Masih ada 6,6% santri yang mengganti pakaian dalam setiap
>3 hari sekali dan 5% santri yang mengganti pakaian luar
setiap >3 hari sekali
• Masih ada 8,3% santri yang membersihkan kamar tidur
setiap >7 hari sekali
• Sebagian besar santri mengobati sendiri bila ada keluhan
diare (41,5%) dan hanya 21,9% santri yang berobat ke
tenaga kesehatan bila ada keluhan diare
• Hanya 38,3% santri yang selalu mencuci tangan sebelum
makan, dan masih ada 1,6% santri yang tidak mencuci
tangan sebelum makan
Permasalahan Berdasarkan Hasil Kuesioner

• Hanya 33,3% santri yang mencuci tangan sebelum


makan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir, dan masih ada 61,6% yang mencuci
tangan sebelum makan dengan hanya menggunakan
air saja
• Masih ada 61,6% santri yang tidak mengetahui
6 langkah mencuci tangan dengan benar
• Hanya 8,3% santri yang mengetahui dan
menerapkan 6 langkah mencuci tangan sebelum
makan dengan benar
• Gatal dan diare menjadi permasalahan yang butuh
dilakukan intervensi
Rencana Intervensi Jangka Menengah (1-12 Bulan)

Regenerasi Kader Poskestren

Evaluasi Pondok Pesantren Bebas


Gatal

Santri Sutojayan Taat Cuci Tangan


1. Regenerasi Kader Poskestren

• Intervensi berupa regenerasi kader poskestren


rencananya akan dilakukan saat evaluasi
keluhan gatal 3 bulan setelah pemberian sabun
hijau
• Kader poskestren diambil dari perwakilan
santri yang dipilih oleh pengurus pondok
pesantren
• Intervensi kader poskestren di pondok pesantren
Sirojuth Tholibin berupa upgrading kader-
kader sebelumnya
• Kader poskestren di pondok pesantren Mambaul
Hikmah dimulai dari tahap pembentukan
pengurus karena masih belum terbentuk
poskestren
1. Regenerasi Kader Poskestren

Dari intervensi tersebut diharapkan:


• Santri memiliki tempat untuk terapi awal
sederhana di ruang lingkup pondok pesantren
• Dapat memberdayakan santri untuk dapat
berperan aktif dalam menjaga lingkungan
dan mencegah penyakit komunitas
• Puskesmas dapat menjangkau santri/warga
yang berada di lingkungan pondok pesantren
2. Evaluasi Pondok Pesantren Bebas Gatal

• Kegiatan ini rencananya lebih bersifat ke arah


evaluasi, yaitu pemantauan terhadap santri
yang pernah memiliki keluhan gatal dan
mendapat sabun hijau dari Puskesmas.
• Setelah mendapatkan hasil evaluasinya,
diharapkan ke depannya ada solusi untuk
dapat mengurangi kejadian gatal di pondok
pesantren, baik berupa intervensi langsung
ataupun berupa penyuluhan ulang.
3. Santri Sutojayan Taat Cuci Tangan

• Kegiatan ini rencananya lebih bersifat promosi


kepada santri di pondok pesantren. Promosi
kesehatan tersebut berupa penempalan
lembar 6 langkah cuci tangan dengan benar
di tempat-tempat yang strategis seperti di kamar
mandi atau wastafel.
• Dari kegiatan tersebut diharapkan santri dapat
benar-benar ingat cara mencuci tangan
dengan benar, sehingga timbul kebiasaan
yang bersih dan sehat di lingkungan pondok
pesantren.
BAB VI KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Peringkat Desa/Kelurahan dengan kasus diare
tertinggi di Puskesmas Sutojayan: 1. Desa
Kalipang, 2. Kelurahan Jingglong, 3. Desa
Bacem, 4. Kelurahan Kedung Bunder
2. Diare dan gatal menjadi masalah yang perlu
dilakukan intervensi di lingkungan pondok
pesantren Sirojuth Tholibin dan Mambaul
Hikmah
3. Kesadaran para santri di pondok pesantren
Sirojuth Tholibin dan Mambaul Hikmah dalam
mencuci tangan dengan benar sebelum
makan masih rendah
Kesimpulan
4. Intervensi berupa penyuluhan penyakit yang
sering muncul akibat buruknya lingkungan
di pondok pesantren dan perilaku hidup bersih
dan sehat dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran santri tentang pentingnya kesehatan
lingkungan
5. Pemberian sabun hijau kepada para santri
dilakukan untuk menurunkan keluhan gatal
di pondok pesantren Sirojuth Tholibin dan
Mambaul Hikmah
6. Regenerasi kader poskestren dapat dilakukan
untuk memberdayakan santri dalam menjaga
lingkungan dan mencegah penyakit komunitas
Kesimpulan
7. Perlunya kerja sama antara pihak pondok
pesantren dan puskesmas lebih lanjut
untuk menurunkan kejadian gatal dan diare
Daftar Pustaka
Adam, George L Boeis. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi
6. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta; 1994.
Adelman D, Solhung J. Patofisiologi Cairan Tubuh dan
Terapi Cairan. Dalam: Wahab S, editor. Nelson ilmu
kesehatan anak, edisi 15. Jakarta. EGC. 1999
Arief Mansjoer. Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan
Tenggorok. Dalam: Kapita selekta kedokteran. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. 1999
Bambang SS. Pelajaran Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorok. Semarang FK UNDIP. 1991.
Bass M. Rotavirus dan Agen-Agen Virus Gastroenteritis
Lain. Dalam: Wahab S, editor. Nelson ilmu kesehatan
anak. edisi 15. Jakarta. EGC. 1999.
Daftar Pustaka
Brooks G F, Butel J S, Ornston L N, Jawetz E, Melnick J L
dan Adelberg E A. Streptokokus. Dalam: Mikrobiologi
Kedokteran. Editor Indonesia: Setiawan I. Edisi 20.
EGC. Jakarta. 1996.
Buku Ajar Diare. Depkes RI Ditjen PPM dan PLP. Jakarta.
Depkes RI, 1999.
Guyton, Hall. Ginjal dan Cairan Tubuh. Dalam: Buku ajar
fisiologi kedokteran, edisi 9. Jakarta. EGC. 1999.
Hasan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Buku 1. Jakarta. Badan Penerbit FK UI. 1997.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2005. Apa yang Perlu
Diketahui dari Diare Pada Anak?. No.38. Tahun XXV.
Jakarta.
Daftar Pustaka
Ikhwanudin, Alim. 2013. Perilaku Kesehatan Santri :
(Studi Deskriptif Perilaku Pemeliharaan Kesehatan,
Pencarian Dan Penggunaan Sistem Kesehatan Dan
Perilaku Kesehatan Lingkungan Di Pondok Pesantren
Assalafi Al Fithrah, Surabaya)
Kandun I Nyoman, Upaya Pencegahan Diare Ditinjau Dari
Aspek Kesehatan Masyarakat. Kongres Nasional II
BKGAI. Bandung. Departemen Kesehatan RI. 2003.
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun
2016. Jakarta : Kemenkes RI.
Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta.
Balai Penerbit FK UI. 1991.
Partawihardja IS. Pengantar Diare Akut Anak Diare
Kronik. Semarang. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 1991
Daftar Pustaka
Pickering LK and Snyder JD. 2003. Gastroenteritis in
Nelson Textbook of Pediatric,17 Edition. Hal 1272-1276.
Riedel BD, Ghisan FK. Acute Diarrhea. In: Walker WA,
Durie PR, Hamilton JR, Smith JA, ed; Pediatric
Gastrointestinal disease, Vol. 1, 2nd ed. Missouri. Mosby.
1991.
Roy CC, Sylverman A. Pediatric Clinical Gastroenterology,
4th ed. Missouri: Mosby. 1995.
RSMH. 2006. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan
Anak. Palembang: RSMH
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Gastroenterologi. Dalam: Anak
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan I. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.
Daftar Pustaka
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1998.
Gastroenterologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. hal 283-293.
Sudigbia I, Budi Santoso, Hartantyo. Diare akut. Dalam:
Pedoman Pelayanan Medik Anak RSDK/FK UNDIP.
Semarang. 1989.
Suharyono. Gastroenteologi Anak Praktis. Jakarta. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1998.
Suroto. Buku Ajar Diare. Jakarta. Departemen Kesehatan
RI Ditjen PPN dan PLP. 1990.
Taketomo CK, Hodding JH, Kraus DM. Pediatric Dosage
Handbook 9th ed. Hudson. Lexi-comp’s Clinical Refence
Libery. 2002.
Daftar Pustaka
Todd J. Infeksi streptokokus. Dalam: Behrman R E,
Kliegman R, Arvin A M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak.
Editor Indonesia: Wahab A S. Volume 2. Edisi 15. EGC.
Jakarta. 2000.
WHO. 2017. Diarrhoreal Disease. Geneva : Fact Sheet
WHO Media Center.
Lampiran
Lampiran
^_^ TERIMA KASIH ^_^

Anda mungkin juga menyukai